Anda di halaman 1dari 2

Nama : Eti Widiya Lestari

NPM : F1D018032
Tugas Biogeografi (Review Jurnal)

Keragaman Jenis Kodok Pegunungan Mekongga, Sulawesi Tenggara,


Indonesia, dan Catatan Suara Sebagai Pembeda Jenis
(Frogs Diversity of the Mekongga Mountains, Southeast Sulawesi, Indonesia, and
Notes on Vocally Distinct Species)

Secara umum, Sulawesi merupakan daratan dengan tingkat endemisitas


tinggi, setiap lengannya terdapat taksa yang spesifik endemik, seperti terlihat pada
beberapa bagian burung yang terdapat di lengan Sulawesi tenggara (Berryman &
Eaton 2020) dan yang lebih luas lagi endemisitas taksa kodok yang dipublikasi
oleh Evans et al.

Habitat makro yang terdapat di sepanjang jalan setapak pegunungan mulai


dari elevasi 0 m dari permukaan laut (dpl) sampai ke puncak Mekongga di elevasi
2800 m dpl cukup beragam, sedangkan di ketingian 300-600 m dpl adalah kebun
kakao dan hutan sekunder yang terfragmentasi; kemudian pada ketinggian 700-
1000 m dpl terhampar habitat hutan sekunder yang kembali tumbuh setelah
dilakukan tebang pilih pada kayu-kayu yang layak ekonomi pada 20 tahun lalu;
lalu pada ketinggian 1500-2000 m dpl, habitat hutan sekunder dataran tinggi
mendominasi kawasan yang ditandai dengan rendahnya tegaknya pohon kayu
yang ditumbuhi lumut; kemudian pada areal puncak pada elevasi di atas 2000 m
dpl merupakan hutan pegunungan.

Eksplorasi Keragaman kodok di Pegunungan Mekongga dilakukan dalam


tiga kali perjalanan, yaitu bulan Juli 2010 pada elevasi 400-700 m dpl, kemudian
bulan Desember 2010 pada elevasi 700-1000 m dpl, lalu bulan Juli 2011 pada
elevasi 1500-2500 m dpl. Keragaman jenis kodok cukup tinggi pada ketinggian
400 m sampai 2500 m dpl dan juga suaranya dapat dipakai sebagai pembeda jenis
selama perjalanan eksplorasi. Beberapa jenis kodok yang mengeluarkan suara di
Pegunungan Mekongga telah dideskripsi dan dipublikasi karakter suaranya, yaitu
Polypedates leucomystax (=iskandari) (Kurniati 2011) dan Rhacophorus
edentulus (Kurniati 2015).

Kondisi mikrohabitat sepanjang jalur pendakian di mana ditemukan kodok


adalah rawa berumput, kebun kakao, hutan sekunder, sungai berarus deras, sungai
berarus lambat, kolam permanen, kolam tidak permanen, serasah hutan dan
vegetasi rendah. B. Perekaman suara kodok Suara dari kodok yang ditemukan
dengan menggunakan mikrofon Audio Technica AT875R dengan respons
frekuensi linier antara 90 Hz (Hertz) sampai 23 kHz (kiloHertz), dan alat rekaman
Fostex FR 2LE yang menyimpan suara kodok rekaman dalam format WAV pada
frekuensi 88, 2 kHz dan bit rate 24 bit. C. Identifikasi Jenis Identifikasi jenis
kodok yang dijumpai menggunakan Wanger et al.

Sumber :
Kurniati, H & Wahyu, T.L. 2021. Keragaman Jenis Kodok Pegunungan
Mekongga, Sulawesi Tenggara, Indonesia, dan Catatan Suara Sebagai Pembeda
Jenis. Jurnal Biologi Indonesia. 17(1): 27-38.

Anda mungkin juga menyukai