Anda di halaman 1dari 12

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Pelabuhan Yos Sudarso yang berlokasi di

Pusat Kota Ambon, Jl. Yos sudarso, Kel. Honipupu, Sirimau, Kota

Ambon, .Pelabuhan yos sudarso merupakan pelabuhan yang menjadi arus

pelayaran kapal barang dan penumpang. Hampir seluruh arus barang keluar

dan masuk di Indonesia timur melalui pelabuhan ini, karena iti pelabuhan yos

sudarso menjadi salasatu barometer perekonomian di Indonesia timur.

1. Keadaan Geografi

Secara geografi, pelabuhan ambon dermaga yos sudarso di batasi oleh:

1) Utara :Berbatasan Dengan Laut Seram


2) Timur :Berbatasan Dengan Pulau Irian
3) Barat :Berbatasan Dengan Pulau Sulawesi
4) Selatan :Berbatasan Dengan Laut Indonesia

Informasi umum:

1) Nama pelabuhan :Pelabuhan Ambon


2) Alamat pelabuhan :Jl. Yos Sudarso No 1
3) Jenis pelabuhan/klas :Pelabuhan Umum/1 (Satu)
4) Panjang :8 mil
5) Lebar :1.000 Meter
6) Jumlah Dermaga :13 Buah
7) Gudang :5 Buah
8) Sarana pemanduan :kapal tunda dan kapal pandu 1unit tenaga
pandu 3 orang.
2. Keadaan Demografi

Data mengenai buruh di pelauban yos sudarso ambon berjumlah

789 buruh yang didalamnya terdapat 400 buruh pikul kapal putih dan 389

buruh bongkar muat kontoner. yang dimana 400 buruh pikul kapal putih

bekerja secara perorangan, Sedangkan 389 buruh bongkar muat kontener

dibagi menjadi 21 kelompok dimana masing-masing kelompok memiliki 1

mandor yang bertugas untuk memandu anggotanya.

5.2 Karakteristik Responden

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan umur

Valid Cumulative

Frequency Percent Percent Percent

Valid < 21 tahun 12 28.6 28.6 28.6

21-35 tahun 10 23.8 23.8 52.4

> 35 tahun 20 47.6 47.6 100.0

Total 42 100.0 100.0

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh deskripsi umur responden <21 tahun

sebanyak 12 orang atau 28,6%, yang berumur 21-35 tahun sebanyak 10 orang

atau 23,8%, dan yang berumur > 35 tahun sebanyak 20 orang atau 47,6%
5.2 Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan

Valid Cumulative

Frequency Percent Percent Percent

Valid SD 18 42.9 42.9 42.9

SMP 16 38.1 38.1 81.0

SMA 6 14.3 14.3 95.2

PT 2 4.8 4.8 100.0

Total 42 100.0 100.0

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh deskripsi pendidikan responden SD

sebanyak 18 responden (42,9%) sedangkan pendidikan SMP sebanyak 16

responden (38,1%). Untuk SMA sebanyak 6 responden (14,3%) sedangkan

PT sebanyak 2 responden (4,8%)

5.3 Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Perekuensi Angkut

Pengukuran frekuensi angkat pada buruh angkut dilakukan di pelabuhan Yos

Sudarso Kota Ambon. Hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Valid Cumulative

Frequency Percent Percent Percent

Valid < 10 kali 10 23.8 23.8 23.8

> 10 kali 32 76.2 76.2 100.0

Total 42 100.0 100.0


Distribusi fekuensi angkat yang diangkut oleh buruh angkut yang

mengangkat beban dengan frekuensi < 10 kali dalam satu hari yaitu sebanyak

10 orang (23,8%), sedangkan frekuensi > 10 kali sebanyak 32 orang (76.2%),

5.4 Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Lama Kerja

Valid Cumulative

Frequency Percent Percent Percent

Valid < 6-8 jam 12 28.6 28.6 28.6

> 6-8 jam 30 71.4 71.4 100.0

Total 42 100.0 100.0

Berdasarkan hasil penelitian total lama kerja 42 responden < 6-8 sebanyak

12 orang (28,6%) Sedangkan pada >6-8 jam sebanyak 30 orang (71,4%)

5.5 Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja


Valid Cumulative

Frequency Percent Percent Percent

Valid < 10 tahun 10 23.8 23.8 23.8

10-30 tahun 11 26.2 26.2 50.0

> 30 tahun 21 50.0 50.0 100.0

Total 42 100.0 100.0

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh deskripsi masa kerja responden < 10

tahun sebanyak 10 orang atau 23,8%, yang memiliki masa kerja 10-30 tahun

sebanyak 11 orang atau 26,2%, dan yang memiliki masa kerja >30 tahun

sebanyak 21 orang atau 50,0% .

5.6 Tabel Distribusi Responden Berdasarkan riwayat nyeri pinggang

Valid Cumulative

Frequency Percent Percent Percent

Valid Ada 35 83.3 83.3 83.3

tidak ada 7 16.7 16.7 100.0

Total 42 100.0 100.0

Berdasarkan hasil penelitian total responden sebanyak 42 orang, sebanyak 35

responden atau 83,3% memiliki riwayat nyeri pada pinggang .sedangkan yang

tidak punya riwayat nyeri pada pingang sebanyak 7 responden atau16,7%.


5.3 Analisis bivariat

Analisa Bivariat dilakukan dengan menggunakan tabel silang dan uji

Chi-Square dengan tujuan mengetahui hubungan variabel bebas (frekuensi

angkat dan masa kerja) dengan variabel terikat (nyeri pinggang). Dan hasil

analisisnya adalah :

5.3.1 Hasil Analisis Hubungan

1. Frekuensi Angkat

Frekuensi Angkut * Riwayat Nyeri Pinggang Crosstabulation


Riwayat Nyeri
Pinggang

ada tidak ada Total


Frekuensi < 10 kali Count 7 3 10
Angkut
% within Frekuensi
70.0% 30.0% 100.0%
Angkut
% within Riwayat Nyeri
20.0% 42.9% 23.8%
Pinggang
% of Total 16.7% 7.1% 23.8%
> 10 kali Count 28 4 32
% within Frekuensi
87.5% 12.5% 100.0%
Angkut
% within Riwayat Nyeri
80.0% 57.1% 76.2%
Pinggang
% of Total 66.7% 9.5% 76.2%
Total Count 35 7 42
% within Frekuensi
83.3% 16.7% 100.0%
Angkut
% within Riwayat Nyeri
100.0% 100.0% 100.0%
Pinggang
% of Total 83.3% 16.7% 100.0%

Berdasarkan hasil penelitian antara beban angkat dengan keluhan

nyeri punggung yang dilakukan terhadap 42 buruh angkut menunjukkan

bahwa sebanyak 7 kali pekerja buruh angkut yang frekuensi angkat <10

kali yang mengalami keluhan nyeri punggung dengan prosentase sebesar

20,0%, dan 28 pekerja buruh angkut yang frekuensi angkat >10 kali yang
mengalami keluhan nyeri punggung dengan prosentase 80,0%, Dari hasil

uji Chi-Square diperoleh nilai signifikansi, p value0,001 < α 0.05, yang

artinya hubungan yang segnifikansi antara frekuensi beban dengan

keluhan nyeri punggung. Sedangkan nilai koefisien kontingensi (CC)

variabel frekuensi angkat dengan keluhan nyeri punggung yang dialami

pekerja buruh angkut adalah 0,499 yang menunjukkan ada keeratan

hubungan yangsedang antara frekuensi berat dengan keluhan nyeri

punggung yang dialami pekerja buruh angkut.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui dari 42 responden yang

menjadi sampel dalam penelitian ini yang melakukan aktivitas angkat <10

kali per jamselama >6-8 jam setiap harinya sebanyak 12 dan yang

melakukan aktivitas angkat >10 kali per jam selama >6-8 jam setiap

harinya sebanyak 30. Tingginya frekuensi angkat dan dilakukan secara

terus menerus dapat menyebabkan kondisi fisik menurun. Salah satunya

adalah keluhan nyeri punggung yang dirasakan para pekerja buruh

angkut. Secara teori bahwa frekuensi angkat yang dilakukan pekerja

buruh angkut telah melebihi batas psikofisik yang ditentukan yaitu untuk

beban diatas 50 kg hanya dapat dilakukan pekerja buruh angkut telah

melampui batasan yaitu 15 kali dalam 15 menit. Dari hasil penelitian juga

menunjukkan bahwa pekerja buruh angkut bekerja selama 12 jam/hari,

hal ini telah melebihi batas ambang yang ditetapkan.


2. Lama Kerja

Lama Kerja * Riwayat Nyeri Pinggang Crosstabulation


Riwayat Nyeri
Pinggang

ada tidak ada Total


Lama Kerja < 6-8 jam Count 10 2 12
% within Lama Kerja 83.3% 16.7% 100.0%
% within Riwayat Nyeri
28.6% 28.6% 28.6%
Pinggang
% of Total 23.8% 4.8% 28.6%
> 6-8 jam Count 25 5 30
% within Lama Kerja 83.3% 16.7% 100.0%
% within Riwayat Nyeri
71.4% 71.4% 71.4%
Pinggang
% of Total 59.5% 11.9% 71.4%
Total Count 35 7 42
% within Lama Kerja 83.3% 16.7% 100.0%
% within Riwayat Nyeri
100.0% 100.0% 100.0%
Pinggang
% of Total 83.3% 16.7% 100.0%

Berdasarkan hasil penelitian diketahui dari 42 responden yang

menjadi sampel pada penelitian iniyang melakukan aktivitasdari lamanya

kerja < 6-8 jam setiap harinya sebanyak 12 dan yangmelakukan

aktivitasdari lamanya kerja > 6-8 jam setiap harinya sebanyak 30.

Diketahui lamanya aktivitas kerjasecara terus menerus dapat

menyebabkan fisik bagi para pekerja buruhterganggu.Salah satunya

adalah keluhan nyeri pinggang yang dirasakan para pekerja buruh angkut.

Secara teori semakin lama kerja yang dimiliki oleh pekerja, makasemakin

tinggi resiko gangguan kesehatan yang diterima oleh pekerja. Dari hasil

penelitian menunjukkan bahwa pekerja buruh bekerjaselama 12jam/hari,

hal ini dapat menyebakan tingginya resiko gangguan kesehatan pada para

pekerja buruh.
3. Masa Kerja

Masa Kerja * Riwayat Nyeri Pinggang Crosstabulation


Riwayat Nyeri
Pinggang

ada tidak ada Total


Masa < 8,5 Count 11 4 15
Kerja tahun
% within Masa Kerja 73.3% 26.7% 100.0%
% within Riwayat Nyeri
31.4% 57.1% 35.7%
Pinggang
% of Total 26.2% 9.5% 35.7%
> 8,5 Count 24 3 27
tahun
% within Masa Kerja 88.9% 11.1% 100.0%
% within Riwayat Nyeri
68.6% 42.9% 64.3%
Pinggang
% of Total 57.1% 7.1% 64.3%
Total Count 35 7 42
% within Masa Kerja 83.3% 16.7% 100.0%
% within Riwayat Nyeri
100.0% 100.0% 100.0%
Pinggang
% of Total 83.3% 16.7% 100.0%

Berdasarkan hasil penelitian diketahui dari 42 responden yang

menjadi sampel pada penelitian ini menjelaskan bahwa aktivitas darimasa

kerja < 8,5 tahun sebanyak 15 dan untuk masa kerja > 8,5 tahun sebanyak

27. Diketahui semakin lamanya masa kerja maka semakin tinggitingkat

resiko untuk menderita nyeri pinggang. Dalam teori pun menjelaskan

semakin lamanya masa kerja seseorangsemakin berpengalamandalam

melaksanakan tugasnya, sebaliknya dapat juga memberikan pengaruh

negatif apabila dengan semakin lamanya masa kerja akan timbul

gangguan kesehatan bagi para pekerja. Dari hasil penelitian menjukkan

bahwa tingginya masa kerja pada pekerja buruh > 8,5 tahun hal inidapat

menyebakan para pekerja buruh terkena nyeri pinggang.

5.5 Keluhan yeri pinggang


Berdasarkan hasil penelitian diketahui dari 42 responden yang

menjadi sampel dalam penelitian ini yang mengalami keluhan nyeri

punggung sebanyak 35 responden, sedangkan 7 responden tidak mengalami

keluhan nyeri punggung. Dari 35 responden yang mengalami keluhan nyeri

punggung disebabkan dalam bekerja sebagian besar responden memaksakan

tetap bekerja agar mendapat upah atau gaji jadi mereka tidak menghiraukan

dengan kesehatan dan keselamatan dalam bekerja. Responden merasakan

nyeri punggung menjadi suatu masalah yang dapat mengganggu

pekerjaannya walaupun nyeri punggung yang dirasakan hilang dalam satu

hari, setelah beristirahat. Keluhan pada punggung atau keluhan

muskulosketal adalah pembebanan yang berlebihan pada otot skeletal dengan

durasi pembebanan yang panjang danberulang-ulang mengakibatkan sirkulasi

darah ke otot berkurang, suplai oksigen menurun, proses metabolisme

terhambat dan terjadi timbunan asam laktat sehingga menimbulkan nyeri atau

sakit pada otot sekeletal (I Ketut Gede Suarbawa, 2004:18). Pada pekerjaan

mengangkat dan mengangkut beban yang berat, cara mengangkat yang salah

dengan pembebanan yang tiba-tiba dapat menyebabkan robeknya bagian luar

lempeng. Keadaan ini akan mengakibatkan bagian dalam dari lempeng

menonjol keluar serta menekan saraf-saraf yang berada di sekitarnya. Hal

tersebut merupakan penyebab keluhan sakit Punggung bagian bawah dan

kelumpuhan (Anies, 2005:17).

4. Keterbatasan Penelitian

1. Keterbatasan waktu untuk buruh angkut karena dikhawatirkan akan

mengganggu produktivitas.
2. Sulitnya mengumpulkan buruh angkut karena waktu bongkar muat

BAB VI
PENUTUP

6.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti

terhadap 42 orang pekerja angkut di pelabuhan yos sudarso ambon, dapat

diambil beberapa kesimpulan bahwa yang mengalami keluhan nyeri pinggang

sebanyak 35 responden, sedangkan 7 responden tidak mengalami keluhan

nyeri punggung. Dari hasil penelitian ini ada hubungan yang signifikan antara

masa kerja dan frekuensi angkat dengan keluhan nyari punggung terhadap

pekerja buruh di pelabuhan Yos Sudarso Kota Ambon.

6.2 SARAN

1. Kepada Pekerja

Tidak memaksakan diri untuk mengangkat beban yang berat melebihi

batas kemampuannya, dan hendaknya menyediakan waktu untuk beristirahat

di sela-sela jam kerja sehingga pekerjaan monoton yang dikerjakan tidak

berdampak pada penurunan produktifitas pekerja.

2. Kepada Pemerintah Kota Ambon

Di harapkan supya keseluruhan buru angkat barang pada pelabuhan

Yos Sudarso Kota Ambon agar mendapatkan jaminan Kesehatan berupa BPJS

dari Pemerintah Kota Ambon.

Anda mungkin juga menyukai