Anda di halaman 1dari 5

Kelompok 2 :

1. Achmad Sa’du Fajar


2. Agus Mitrano
3. Apip Fauzi Abdul Rosyid
4. Dea Nursehan .M
5. Lenny Indriany
6. Risma Agistya
7. Silviyana Putri Amelia
8. Sri Wahyuni

Mata kuliah : Pancasila

Fakultas : Manajemen

UNIVERSITAS DIAN NUSANTARA

CIBUBUR

2022/2023

 Filsafat Negara Indonesia :


 
 Filsafat Pancasila adalah penggunaan nilai-nilai pancasila sebagai dasar negara dan
pandangan hidup bernegara. Pancasila sebagai filsafat juga bahwa pancasila
mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi
pembentukan ideologi Pancasila.
Secara filosofis, Pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat memiliki dasar
ontologis, dasar epistemologis dan dasar aksiologis sendiri yang berbeda dengan
sistem filsafat yang lainnya misalnya materialisme, liberalisme, pragmatisme,
komunisme, idealisme dan lain-lain paham filsafat di dunia.
Pancasila dikatakan sebagai Sistem Filsafat, karena di dalamnya terdapat nilai-nilai
Ketuhanan (theologi), nilai manusia (antropologi), nilai kesatuan (metafisika, yang
berhubungan dengan pengertian hakekat satu), kerakyatan (hakekat demokrasi) dan
keadilan (hakekat keadilan).
Pancasila sebagai satu kesatuan sistem filsafat yang tidak hanya menyangkut sila sila
saja melainkan juga meliputi hakikat dasar dari sila sila pancasila yang meliputi hakikat
sila sila tersebut (ontologis), ilmu pengetahuan (epistemologis), dan nilai (aksiologis)
 Perbandingan filsafat pancasila dengan filsafat lainnya di Dunia 
Dilihat dari perbedaannya, filsafat yang ada di Indonesia ternyata memiliki banyak
perbedaan dengan filsafat yang ada pada Negara Negara lain di dunia, seperti berikut
ini :
 Komunisme
Sebenarnya komunisme bukan lah arti tuhan sebab komunisme adalah menitikberatkan
pada politiknya bukan agamanya. Komunisme menitik beratkan pada hak Negara atau
hak bersama dengan kata lain bahwa hak individu di hilangkan sebagaimana yang
dijelaskan pada filsafat pancasila.
 Liberalisme
Secara umum liberalisme mencita citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh
kebebasan berpikir bagi para individu paham liberalisme menolak adanya pembatasan,
khususnya dari pemerintah dan agama
 Materialisme
Materialisme adalah paham dalam filsafat yang menyatakan bahwa hal yang dapat
dikatakan benar benar ada adalah materi. Pada dasarnya semua hal terdiri atas materi
dan semua fenomena adalah hasil interaksi material
 Sosialisme
Sistem sosial dan ekonomi yang ditandai dengan kepemilikan social dari alat alat
produksi dan manajemen koperasi ekonomi serta teori politik dan gerakan yang
mengarah pada pembentukan sistem tersebut. “kepemilikan social” bisa merujuk ke
koperasi, kepemilikan umum, kepemilikan Negara, kepemilikan warga ekuitas, atau
kombinasi dari semuanya.
 Kapitalisme
Filsafat yang berpedoman pada nilai materi dan hamper sama seperti materialisme
yang tidak peduli akan agama bahkan menolaknya. Kapitalisme menekan persaingan
antar individu dengan menghalalkan segala cara (kecuali melanggar peraturan Negara)
agar dapat memperkaya diri masing-masing tanpa memikirkan individu yang lain.
  Idealisme
Idealisme lebih mementingkan akal daripada material, idealisme
adalah tentang realitas dan pengetahuan yang menjelaskan tentang kesadaran, atau
pemikiran yang bukan bersifat kebendaan dan mempunyai fungsi utama dalam aturan
dunia.
 Utilitarianisme
Utilitarianisme berasal dari kata Latin, utilis yang berarti “bermanfaat”. Menurut teori ini
suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat tersebut harus
menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan.
Jadi, utilitarianisme berdasar pada hasil atau konsekuensi dari suatu kegiatan atau
tindakan yang dilakukan (a consequently approach)
 Religi
Religi berasal dari kata religie (bahasa Belanda) atau religion (bahasa Inggris), masuk
dalam perbendaharaan bahasa Indonesia dibawa oleh orang-orang Barat yang
menjajah bangsa Indonesia. Sedangkan isme dapat diartikan sebagai paham.
Religiusisme mempunyai pengertian sebagai paham atau keyakinan akan adanya
kekuatan gaib yang suci, menentukan jalan hidup dan mempengaruhi kehidupan
manusia yang dihadapi secara hati-hati dan diikuti jalan dan aturan serta norma-
normanya dengan ketat agar tidak sampai menyimpang atau lepas dari kehendak jalan
yang telah ditetapkan oleh kekuatan gaib suci tersebut.

 Filsafat Negara Amerika Serikat :

Membahas filsafat amerika berarti membahas filsafat di negara yang maju, di negara
yang kuat yang selalu diperhitungkan negara-negara lain di dunia. Parameter kemajuan
Amerika terletak pada perekonomian, kesehatan, pendidikan, penguasaan informasi
dan kecanggihan peralatan perang yang semuanya berbasisi sekuler.
Filsafat sebagai bentuk kegiatan berpikir, berpikir secara mendalam dan komprehensif
secara kritis sistematis akan menjadi energi intelektual yang dapat memperbaiki kondisi
kehidupan umat manusia. Suatu negara berkembang sesuai dengan filsafat yang
diterapkan di negara tersebut. Sejalan dengan pendahuluan di atas layak kiranya untuk
dibahas lebih dalam tentang filsafat Amerika. 

 Filsafat Amerika adalah filsafat (Pragmatisme) yaitu memprioritaskan tindakan


daripada ajaran. Pragmatisme berasal dari bahasa Yunani 'pragmatikos' yang berarti
pengalaman dalam urusan hukum perkara negara.
 Pragmatisme di Amerika Serikat adalah aliran filsafat yang digagas oleh filsuf Charles
Sanders Peirce. Pragmatisme berkelindan dengan sosialisme, humanisme, positivisme,
rasionalisme, materialisme, dan berbagai aliran filsafat lainnya. Puncak pragmatisme di
Amerika ada pada William James (1842–1910). Pragmatisme mempunyai sebutan
tersendiri dalam logika James. Dia menyebut pikirannya ini dengan “empirisme radikal”.
Dikatakan radikal karena kebenaran yang sifatnya empiris itu tidak hanya sekedar ide,
tetapi haruslah dialami.
 Kemunculan pragmatis sebagai aliran filsafat dalam kehidupan kontemporer,
khususnya di Amerika Serikat, telah membawa kemajuan-kemajuan yang pesat bagi
ilmu pengetahuan maupun teknologi. Pragmatisme telah berhasil membumikan filsafat
dari corak sifat yang Tender Minded yang cenderung berpikir metafisis, idealis, abstrak,
intelektualis, dan cenderung berpikir hal-hal yang memikirkan atas kenyataan,
materialis, dan atas kebutuhan-kebutuhan dunia, bukan nanti di akhirat. Dengan
demikian, filsafat pragmatisme mengarahkan aktivitas manusia untuk hanya sekedar
mempercayai (belief) pada hal yang sifatnya riil, indrawi, dan yang manfaatnya bisa
dinikmati secara praktis-pragmatis dalam kehidupan sehari-hari.
 Pragmatisme telah berhasil mendorong berpikir yang liberal, bebas dan selalu
menyangsikan segala yang ada. Barangkali dari sikap skeptis tersebut, pragmatisme
telah mampu mendorong dan memberi semangat pada seseorang untuk berlomba-
lomba membuktikan suatu konsep lewat penelitian-penelitian, pembuktian-pembuktian
dan eksperimen-eksperimen sehingga muncullah temuan-temuan baru dalam dunia
ilmu pengetahuan yang mampu mendorong secara dahsyat terhadap kemajuan di
bidang sosial dan ekonomi.
Sesuai dengan coraknya yang sekuler, pragmatisme tidak mudah percaya pada
“kepercayaan yang mapan”. Suatu kepercayaan yang diterima apabila terbukti
kebenarannya lewat pembuktian yang praktis sehingga pragmatisme tidak mengakui
adanya sesuatu yang sakral dan mitos, Dengan coraknya yang terbuka, kebanyakan
kelompok pragmatisme merupakan pendukung terciptanya demokratisasi, kebebasan
manusia dan gerakan-gerakan progresif dalam masyarakat modern.

 Amerika Serikat merupakan negara Liberalisme, yang artinya adalah sebuah


pandangan filsafat politik dan moral yang didasarkan pada kebebasan, persetujuan dari
yang diperintah dan persamaan di hadapan hukum. Amerika memiliki kebebasan
sedangkan di Indonesia diatur oleh UU. di negara Amerika Serikat dikenal karena
kebebasannya yang luar biasa. Dengan kebebasan ini, Amerika Serikat terlihat sangat
progresif dan dikenal sebagai negara adikuasa. Proklamasi liberalisme di negara ini
dinyatakan sebagai proklamasi liberalisme murni. Arti paling murni adalah bahwa
kebebasan individu dijamin.
Alasan munculnya filsafat Amerika adalah kekecewaan masyarakat Amerika terhadap
keadaan hidup sehingga mereka ingin mengekspresikan diri.

 Tinjauan Filsafat Amerika Serikat


Filsafat pada dasarnya merupakan pernyataan secara sengaja tentang suatu
kebudayaan tertentu, kekhususan pada adat-istiadat, pola tingkah laku, ide-ide,
maupun sistem nilai. Filsafat juga bisa berarti sebagai suatu ekspresi atau interpretasi
secara objektif tentang watak nasional suatu bangsa. Amerika merupakan suatu negara
yang dibentuk dari bangsa-bangsa asing yang mendiaminya. Mereka secara sadar
memilih menjadi warga negara Amerika. 
Kondisi tersebut berbeda dengan bangsa-bangsa lain di dunia, karena pada umumnya
suatu negara dibentuk dari penduduk-penduduk asli bangsanya. Perbedaan tersebut
memicu berkembangnya 2 aliran filsafat yang berlainan, yaitu Transendentalisme dan
Pragmatisme.
 Transendentalisme mengekspresikan hal-hal yang berkenaan dengan
kebudayaan. 
 Pragmatisme merupakan suatu pemikiran yang berusaha membentuk Amerika
yang hidup, dinamis, dan progresif.
 Kedua aliran filsafat tersebut saling tidak bersesuaian sehingga belum ada
kesepakatan tentang filsafat nasional Amerika. Meskipun demikian, kegiatan
pendidikan di Amerika tetap berpijak pada landasan kependidikan yang berupa
pemikiran kefilsafatan/keilmuan/wawasan-wawasan lain.
Ada seperangkat nilai yang merupakan sumber perilaku dan sikap orang Amerika yaitu:
1) berorientasi pada prestasi kerja individual;
2) bekerja atau melakukan kegiatan sebagai nilai kesusilaan;
3) berorientasi pada efisiensi, nilai praktis, dan kegunaan;
4) berorientasi pada masa yang akan datang sebagai suatu kemajuan, oleh karenanya harus bekerja
keras;
5) percaya bahwa dengan rasionalitas dan ilmu pengetahuan orang akan dapat
menguasai lingkungan;
6) berorientasi pada keuntungan material;
7) berorientasi pada nilai kesamaan derajat di bidang kesempatan pada berbagai
bidang kehidupan; berorientasi pada kemerdekaan; dan
9) berorientasi pada nilai kemanusiaan,dalam arti membantu yang lemah.

 Kesimpulan filsafat negara Amerika Serikat :


Sejarah perkembangan filsafat di Amerika, munculnya filsafat pragmatis yang mulai
berkembang pada tahun 1842-1910 yang dibawa oleh William James. Sedang filsafat
komunikasi justru sudah mulai berkembang pada tahun 1700 yang ditandai dengan
berkembangnya jurnalisme sebagai seni penelitian.
Aliran filsafat Amerika yang  sangat menonjol yakni aliran pragmatisme dan aliran
interaksi simbolik yang berkembang menjadi filsafat komunikasi.
Adapun tokoh-tokoh dan pemikir filsafat amerika antara lain William James yang
berpandangan bahwa kebenaran adalah segala sesuatu yang bermanfaat secara
praktis. John Dewey berpandangan bahwa tugas filsafat memberikan pengarahan bagi
perbuatan dalam kenyataan hidup.
Selaras dengan sikap hidup Amerika yang pragmatis. Sikap individualistis merupakan
manivestasi dari kebebasan yang diterapkan pada individu dan terbentuklah
masyarakat kapitalis. Sikap kapitalis merupakan landasan perekonomian Amerika yang
mereka yakini telah mengantar negara sebagai negara besar.

Anda mungkin juga menyukai