Anda di halaman 1dari 1

Deskripsi masalah

Suasana pandemi covid-19 masih terus menjadi pembahasan hangat, diantaranya protokol
pemulasaraan mayyit ( Tajhiz al-mayyit ). Di salah satu desa di Kejayan belum lama ini muncul kejadian
yang menjadikan warga geger. karena salah satu keluarga disana ada yang divonis positif covid-19 dan
tidak lama setelah itu, ia meninggal. Sesuai Protokol pemerintah, yang mana jika ada pasien positif
meninggal dunia, maka, pemulasaraannya diserahkan sepenuhnya kepada tim medis ( data ada di
footnote(1) ). Yang salah satunya adalah mengharuskan menggunakan peti untuk mengubur mayyit.
Entah karena apa, salah satu pihak keluarga pasien ragu akan pemulasaraan yang dilakukan oleh
petugas. Diantara keraguan yang membuat ia menjadi was-was adalah menghadap kiblatnya mayyit.
Setelah ia berunding dengan keluarga yang lain dan kemudian memutuskan untuk menyuarakan apa
yang telah ia ragukan kepada pihak medis, dengan semakin memanasnya suasana . akhirnya dari pihak
medis membuka peti, dan benarlah. sesuai dengan apa yang telah pihak keluarga ragukan. Mayyit tidak
menghadap kekiblat , akan tetapi tengkurap.

1. Bagaimankah hukum mengubur mayyit yang positif covid-19 dengan menggunakan peti?
2. Dalam posisi “ragu” , bagaimanakah seharusnya tindakan yang dilakukan oleh seseorang
keluarga mayyit tentang menghadap kiblatnya mayyit?

1)
Data seseorang yang diperbolehkan untuk mengurus mayyit :
a. Memandikan jenazah pasien virus corona.
Perlu digarisbawahi, pengurusan jenazah pasien Covid-19 harus dilakukan oleh petugas kesehatan pihak rumah
sakit, sesuai agama si korban, dan telah ditunjuk oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Jadi, tidak sembarang
orang boleh mengurus proses pemakamannya.
Data keharusan meggunakan peti dan tidak diperbolehkan membuka peti, plastik, dan kafan :
6. Pedoman menguburkan jenazah yang terpapar Covid-19 dilakukan sebagai berikut:
 Dilakukan sesuai dengan ketentuan syariah dan protokol medis.
 Dilakukan dengan cara memasukkan jenazah bersama petinya ke dalam liang kubur tanpa harus
membuka peti, plastik, dan kafan.
 Penguburan beberapa jenazah dalam satu liang kubur dibolehkan karena darurat (al-dlarurah al-
syar'iyyah) sebagaimana diatur dalam ketentuan Fatwa MUI Nomor 34 Tahun 2004 tentang Pengurusan
Jenazah (Tajhiz al-Jana'iz) Dalam Keadaan Darurat.
Sumber : https://indonesia.go.id/layanan/kependudukan/ekonomi/tata-cara-pengurusan-dan-penguburan-
jenazah-pasien-covid-19#.X2HEb7CLlKM.whatsapp

Anda mungkin juga menyukai