Anda di halaman 1dari 2

Nama : Fetty Tasya Prastiwi

NIM : 071911133057

Tugas Sistem Hukum Indonesia

Bagaimana pendapat saudara terkait dengan penolakan jenazah Covid-19? Berilah analisis dari
kasus tersebut

Pendapat saya:

Awal tahun 2020 menjadi sebuah ujian bagi umat manusia pasalnya awal tahun yang
seharusnya menjadi suka cita untuk menyambut hari esok lebih baik mesti berubah menjadi
sebuah cobaan lantaran dunia sedang dilanda oleh wabah virus covid 19. Virus ini menjadi
sangat serius dikarenakan penularannya yang terbilang sangat cepat ke seluruh dunia. WHO
sendiri telah menetapkan bahwa virus ini sudah menjadi pandemic untuk seluruh dunia.
Penularan virus terjadi lewat droplets atau percikan-percikan yang keluar dari hidung atau mulut
dan masuk ke dalam mata, hidung maupun mulut manusia. Hal tersebutlah yang menjadikan
virus ini sangat cepat untuk menularkan ke sesama manusia. Di sisi lain, pemerintah juga telah
menghimbau masyarakat untuk melakukan social distancing dalam melakukan aktivitas sehari-
hari.

Banyak korban-korban yang meninggal akibat terkena virus ini. Dan yang menjadi
masalah di negara ini adalah warga yang kerap kali menolak jenazah covid 19 untuk dikuburkan
di pemakaman sekitar wilayahnya. Warga menolak pemakaman jenazah tersebut dikarenakan
takut menularkan virus covid 19 kepada para warga di area sekitar makam. Seperti kasus
penolakan jenazah yang terjadi di Mimika. Diketahui, sekelompok warga telah memblokade
jalan menuju tempat di mana jenazah covid 19 akan dimakamkan. Karena aksi tersebut, kepala
polsek Mimika pun langsung turun tangan untuk membubarkan kerumunan warga. Padahal
pemerintah juga telah melarang masyarakat untuk melakukan pengumpulan massa seperti ini.
Jelas tindakan para warga telah melanggar aturan yang telah ditetapkan pemerintah pada situasi
yang seperti ini.

Selain itu, terdapat pula kasus serupa yang terjadi di Kabupaten Semarang. Diketahui
jenazah covid 19 tersebut merupakan seorang perawat RSUP Kariadi yang telah berjasa dan
menjadi garda terdepan dalam melawan virus covid 19 ini. Naasnya, warga pun menolak jenazah
dimakamkan di lokasi tersebut. Namun, tiga tersangka yang diduga sebagai provokator telah
diproses hukum oleh polisi dengan tuntutan pasal 212 dan 214 KUHP.

Menurut saya tindakan para warga yang menolak pemakaman jenazah covid 19
merupakan tindakan yang tidak berperikemanusiaan. Tindakan tersebut termasuk kategori
diskriminasi kepada korban covid 19 dan kepada keluarga almarhum. Tidak heran lagi nanti
apabila pasien covid 19 yang telah dinyatakan sembuh akan dikucilkan oleh masyarakat kita. Hal
ini membuktikan bahwa masyarakat kita masih sering memberi stigma buruk terhadap pasien
covid 19 bahkan kepada jenazah yang telah terindikasi virus ini. Padahal pada kenyataannya
sistem perawatan jenazah covid 19 telah dilakukan sesuai dengan standar SOPnya, yang mana
sebelum dimakamkan, jenazah harus dibalut menggunakan plastic dan dimasukkan ke dalam peti
agar virus tidak mudah menyebar kepada orang yang masih sehat. Namun tetap saja hal tersebut
membuat masyarakat tetap bertindak sedemikian rupa.

Terkait dengan sanksi yang diberikan, menurut saya seharusnya tidak perlu pihak
kepolisian memidanakan sang pelaku terkait kasus penolakan jenazah tersebut. Alangkah
baiknya permasalahan tersebut dapat diselesaikan melalui jalur musyawarah, dan tidak dengan
hukum pidana. Harusnya pemerintah juga dapat mengedukasi warganya terkait dengan situasi
seperti saat ini. Segala kepanikan tersebut akan menjadikan keadaan semakin runyam dan kacau.
Oleh karena itu, pemerintah harus bekerja sama dengan dokter dan kepolisian dalam rangka
mengedukasi dan menyosialisasikan kepada masyarakat terkait standar operasional prosedur dari
pemakaman jenazah yang terindikasi covid 19. Dengan begitu maka kita bersama-sama akan
dapat menghilangkan stigma negatif kepada jenazah yang terindikasi virus tersebut.

Referensi

https://www.antaranews.com/berita/1430804/melihat-sisi-hukum-penolakan-jenazah-covid-19

Anda mungkin juga menyukai