Anda di halaman 1dari 3

Material Coating

1. Sulfur
Sulfur adalah salah satu bahan yang menarik untuk melapisi urea karena beberapa
keunggulannya. Belerang berperan sebagai pemberi nutrisi tanaman sekunder dan fungisida.
Selain itu bersifat asam yang dapat menetralisir alkalinitas tanah, relatif murah dan dapat
mengurangi kecenderungan caking. Namun, kristal sulfur cenderung rapuh dan memiliki sifat
wettability dan adhesi yang rendah dengan urea. Oleh karena itu pelapisan urea dengan
belerang tidak begitu efektif serta dalam penerapannya membutuhkan pengkondisi tambahan
karena jumlah sulfur yang berlebihan di tanah dapat menumpuk dan bereaksi dengan air
sehingga tanah menjadi asam.

2. Polimer
material polimer secara luas digunakan untuk melapisi urea karena pelapis sulfur mudah
terganggu oleh mikroorganisme sedangkan pelapis polimer tidak. Pelepasan nutrisi dari lapisan
polimer dipengaruhi oleh difusi sebagai fungsi tebal dan suhu tanah.
Bahan polimer menawarkan sejumlah keunggulan bila digunakan sebagai bahan pelapis untuk
pelepasan urea terkontrol karena secara biologis inert terhadap serangan mikroba dan
menyediakan pasokan nutrisi yang konsisten dengan kebutuhan metabolisme tanaman dalam
jangka waktu yang lebih lama. Selain itu bahan polier juga mampu mempertahankan mikro dan
makronutrien dalam matriks rantai polimer. Bahan polimer juga memiliki keterbatasan antara
lain proses pelapisan cukup rumit dan melibatkan sejumlah bahan kimia. Selain itu memerlukan
biaya tinggi karena sebagian besar bahan polimer memerlukan penggunaan pelarut organik
dan juga menimbulkan dampak lingkungan yang merugikan dalam hal emisi yang dihasilkan.
Contoh material coating polimer
 Polivinil Alkohol (PVA)
Polivinil alcohol (disingkat PVA) merupakan suatu polimer sintetik yang larut dalam air,
yang diproduksi dari proses polimerisasi dan alholisasi vinil asetat. PVA memiliki bentuk
film yang sangat bagus, bersifat emulsifier dan adisif. Tahan terhadap minyak, lemak
dan pelarut, tidak berbau dan tidak beracun. PVA sangat mudah terdegradasi dan cepat
larut. Titik lelehnya 230 oC dan 180-190 oC untuk bisa terhidrolisa sempurna.
 PEG-6000 (Poly Ethylene Glycol-6000)
PEG (Poly Ethylene Glycol)-6000 yang digunakan menerangkan bahwa bahan kimia
PEG tersebut mempunyai berat molekul rata-rata 6000. PEG-6000 adalah bahan kimia
yang berwarna putih seperti lilin, parrafin, sebagai benda padat pada suhu kamar, tidak
beracun, tidak berkarat, tidak berbau, inert, tidak mudah terhidrolisis, tidak membantu
pertumbuhan jamur dan dapat dikombinasikan berdasarkan bobot molekulnya. PEG
merupakan produk polimerasi dari etilen oksida atau produk kondensasi dari etilen
glikol. Pembuatan PEG berlangsung melalui polimerasi etilen oksida dengan adanya
kondensator asam atau basa (SnCl2.CaO). Salah satu fungsi polyethylene glycol (PEG)
adalah dapat dipakai untuk membentuk dan mengontrol ukuran dan struktur pori partikel
yang dilapisi. Dalam hal ini PEG dapat berfungsi sebagai template, dan juga
pembungkus partikel urea sehingga tidak terbentuk agregat, hal ini dikarenakan PEG
terjebak pada permukaan partikel dan menutupi ion negatif pada urea, dan pada
akhirnyaakan diperoleh hasil partikel dengan bentuk bulatan yang seragam. Akan tetapi,
jumlah PEG yang ditambahkan jumlahnya cukup besar agar bisa bekerja sesuai dengan
fungsinya.
3. Pati
Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih,
tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk
menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka panjang. Hewan dan
manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang penting. Amilum tersusun dari dua
macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin, dalam komposisi yang berbeda-beda. Amilosa
memberikan sifat keras sedangkan amilopektin menyebabkan sifat lengket. Amilum dapat
digunakan sebagai bahan pelapis pupuk namun agar dapat dimanfaatkan secara efektif perlu
dikombinasi dengan bahan lain karena amilum bersifat hidrofilik.
4. Zeolit
Zeolit mempunyai kelebihan strukturnya stabil
di dalam tanah sehingga dapat memberikan
pengaruh dalam jangka waktu yang panjang
tetapi harganya masih relatif mahal.

Disamping itu telah diketahui mineral zeolit


dapat meningkatkan efisiensi pupuk nitrogen.
Zeolit merupakan bahan alam yang memiliki Kapasitas Tukar Kation tinggi

Pemberian zeolit pada tanah yang mempunyai KTK rendah seperti tanah Oxisol, Ultisol, dan sebagian
Inceptisol dapat meningkatkan KTK tanah. Zeolit yang diberikan pada tanah, karena zeolit mempunyai
kapasitas penyerapan hara terutama K dan NH4 yang tinggi, maka kemampuan tanah dalam mengikat
unsurunsur tersebut dapat meningkat.

zeolit hanya berfungsi sebagai karier dalam mengatur pelepasan hara dan air untuk tanaman.

Sifat terpenting zeolite adalah memiliki kapasitas tukar kation (KTK) yang tinggi,
mempunyai kemampuan untuk menyerap ion ammonium
dan memiliki struktur berpori yang unik. Karakteristik
zeolit tersebut dapat digunakan untuk berbagai kegunaan
bagi pertanian seperti bahan pembenah tanah, pupuk lepas
lambat nitrogen, dan media pertumbuhan bagi tanaman
perkebunan.
Aplikasi

Anda mungkin juga menyukai