Pada penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penambahan abu sekam padi
terhadap pengujian kimia dan fisika semen. Abu sekam padi yang dihasilkan dijadikan
bahan addivite semen lalu semen campuran dengan penambahan abu sekam padi pada
komposisi yang berbeda di uji sifat kimia dan fisikanya. Sekam padi merupakan produk
samping yang melimpah dari hasil penggilingan padi dan selama ini hanya digunakan
sebagai bahan bakar untuk pembakaran batu merah, pembakaran untuk memasak atau
dibuang begitu saja. Abu sekam padi juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan tambahan
pozzolan.Penambahan bahan ketiga seperti pozzolan pada semen perlu dilakukan untuk
menambah kualitas produk semen yang dihasilkan. Sejauh ini, kajian pemanfaatan abu
sekam padi sebagai sumber silika pada pembuatan semen belum banyak dilakukan
meskipun memiliki keuntungan seperti bahan terbaharukan dan tidak merusak
lingkungan. Oleh karena kandungan silika yang tinggi dan kadar besi yang rendah
diharapkan abu sekam padi dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan semen.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Mengetahui komposisi ideal semen dengan
penambahan abu sekam padi dari berbagai komposisi semen 2) Mengetahui pengaruh
komponen kimia terhadap sifat fisika semen dengan adanya penambahan dari abu sekam
padi dari berbagai komposisi semen.
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh
komponen kimia terhadap sifat fisika semen dengan penambahan abu sekam padi pada
semen dengan berbagai komposisi dan bagaimana mengetahui komposisi ideal pada
semen. Semen Portland didefinisikan sebagai produk yang didapatkan dari penggilingan
halus klinker yang terdiri terutama dari kalsium silikat hidraulik dan mengandung satu
atau dua bentuk kalsium silikat sebagai tambahan antar giling. Oleh karena itu, pada
proses pembuatan semen, bahan baku utama tersebut biasanya ditambah bahan lain
sebagai koreksi bahan kimia yang kurang, yaitu berupa pasir besi dan pasir silika.
Senyawa kimia yang terdapat dalam bahan baku dan yang diperlukan adalah Oksida
Kalsium (CaO), Oksida Silika (SiO2), Oksida Aluminium (Al2O3) dan Oksida Besi
(Fe2O3).Oksida silikat diperoleh dari penguraian dan dekomposisi mineral-mineral
montmorilnit, kaolinit, ataupun ilit yang berasal dari tanah liat. Oksida besi juga bersifat
menurunkan titik leleh dan juga menentukan tingkat fase cair dalam klinkerisasi dengan
nilainya berbanding lurus. e) Oksida Magnesium (MgO) Oksida magnesium tidak
berperan.
4. Pemanfaatan Limbah Cair Cpo Sebagai Perekat Pada Pembuatan
Briket Dari Arang Tandan Kosong Kelapa Sawit
Daftar pusataka :
1. Naomi, P., Gaol, A. M., & Toha, M. Y. (2013). Pembuatan sabun lunak dari minyak
goreng bekas ditinjau dari kinetika reaksi kimia. Jurnal Teknik Kimia, 19(2), 42-48.
2. Santi, S. S. (2008). Kajian pemanfaatan limbah nilam untuk pupuk cair organik dengan
proses fermentasi. Jurnal Teknik Kimia, 2(2), 170-175.
3. Ningsih, T., Chairunnisa, R., & Miskah, S. (2012). Pemanfaatan Bahan Additive Abu
Sekam Padi Pada Cement Portland PT Semen Baturaja (Persero). Jurnal Teknik
Kimia, 18(4), 59-67.
4. Purnama, R. R., Chumaidi, A., & Saleh, A. (2012). Pemanfaatan limbah cair CPO
sebagai perekat pada pembuatan briket dari arang tandan kosong kelapa sawit. Sumber, 1,
1.
5. Fachry, A. R., Ferila, B., & Farhan, M. (2013). Ekstraksi senyawa kurkuminoid dari
kunyit (curcuma longa linn) sebagai zat pewarna kuning pada proses pembuatan
cat. Jurnal Teknik Kimia, 19(3), 10-19.