Anda di halaman 1dari 5

1.

PEMBUATAN SABUN LUNAK DARI MINYAK GORENG BEKAS


DITINJAU DARI KINETIKA REAKSI KIMIA
Konsumsi minyak goreng bekas sangat berbahaya karena dapat menyebabkan berbagai
macam penyakit dan juga limbah yang dapat mencemari lingkungan, maka dilakukan
pemanfaatan minyak goreng bekas dengan cara mengolahnya kembali untuk pembuatan sabun
lunak. Sabun lunak adalah reaksi antara lemak dengan KOH yang menghasilkan garam kalium.
Sabun lunak dihasilkan dari proses saponifikasi, yaitu hidrolisis lemak menjadi asam lemak dan
gliserol dalam KOH sampai terhidrolisis sempurna. Konsumen minyak goreng terbesar adalah
industri makanan, restoran, dan hotel. Setelah digunakan berulangulang selanjutnya minyak
goreng tersebut menjadi minyak goreng bekas. Sebenarnya minyak goreng bekas tersebut masih
dapat dimanfaatkan kembali setelah dilakukan proses pemurnian ulang (reprosesing), namun
karena keamanan pangan mengkonsumsi minyak goreng hasil reprosesing masih menjadi
perdebatan sengit akibat adanya dugaan senyawa akrolein yang bisa menyebabkan keracunan
bagi manusia, maka alternatif lainnya adalah dengan memanfaatkannya sebagai bahan baku
industri non pangan seperti sabun lunak. Lemak minyak yang digunakan dapat berupa lemak
hewani, minyak nabati, lilin, ataupun minyak ikan laut. Sabun dengan jenis dan bentuk yang
bervariasi dapat diperoleh dengan mudah dipasaran seperti sabun mandi, sabun cuci baik untuk
pakaian maupun untuk perkakas rumah tangga, hingga sabun yang digunakan dalam industri.
Larutan alkali yang biasa yang digunakan pada sabun keras adalah Natrium Hidroksida (NaOH)
dan alkali yang biasa digunakan pada sabun lunak adalah Kalium Hidroksida (KOH). Minyak
Goreng Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau hewan yang
dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu kamar dan biasanya digunakan untuk menggoreng
makanan.
Minyak goreng dari tumbuhan biasanya dihasilkan dari tanaman seperti kelapa, biji-
bijian, kacang-kacangan, jagung, kedelai, dan kanola. Minyak goreng umumnya berasal dari
minyak kelapa sawit.Minyak kelapa dapat digunakan untuk menggoreng karena struktur
minyaknya yang memiliki ikatan rangkap sehingga minyaknya termasuk lemak tak jenuh yang
sifatnya stabil.Selain itu pada minyak kelapa terdapat asam lemak esensial yang tidak dapat
disintesis oleh tubuh.Asam lemak tersebut adalah asam palmitat, stearat, oleat, dan linoleat.
Minyak Goreng Bekas Minyak goreng bekas atau yang biasa disebut dengan minyak jelantah
adalah minyak limbah yang bisa berasal dari jenis-jenis minyak goreng seperti halnya minyak
jagung, minyak sayur, minyak samin dan sebagainya, minyak ini merupakan minyak bekas
pemakaian kebutuhan rumah tangga umumnya. Sehubungan dengan banyaknya minyak goreng
bekas dari sisa industri maupun rumah tangga dalam jumlah tinggi dan menyadari adanya bahaya
konsumsi minyak goreng bekas, maka perlu dilakukan upaya-upaya untuk memanfaatkan
minyak goreng bekas tersebut agar tidak terbuang dan mencemari lingkungan. Pemurnian
Minyak Goreng Bekas Pemurnian merupakan tahap pertama dari proses pemanfaatan minyak
goreng bekas, yang hasilnya dapat digunakan sebagai minyak goreng kembali atau sebagai bahan
baku produk untuk pembuatan sabun cair. Sifat ini disebabkan proses kimia koloid, sabun
(garam natrium dari asam lemak) digunakan untuk mencuci kotoran yang bersifat polar maupun
non polar, karena sabun mempunyai gugus polar dan non polar. Produknya, sabun yang terdiri
dari garam asam-asam lemak.
2. KAJIAN PEMANFAATAN LIMBAH NILAM UNTUK PUPUK
CAIR ORGANIK DENGAN PROSES FERMENTASI
pogestemon cablin, fermentation, ,liquid organic fertilizer, nitrogen,kalium, phospor
Abstrak Limbah hasil penyulingan daun nilam masih mempunyai kadar hara yang tinggi dan
berpotensi sebagai bahan baku pupuk organik yang baik.Tingginya hara yang terangkut
bersama hasil pemanenan, menyebabkan sangat diperlukannya upaya pemupukan yang
berkesinambungan baik pupuk buatan maupun organik, terutama untuk mempertahankan
tingkat kesuburan lahan dan produktivitas tanaman nilam. Tanaman nilam banyak
mengangkut unsur hara dari dalam tanah Limbah hasil penyulingan daun masih mempunyai
kadar hara yang tinggi dan berpotensi sebagai bahan baku pupuk organik yang baik.
Berdasarkan kondisi tersebut diatas dilakukan penelitian ini yang bertujuan untuk
mempelajari pengaruh waktu fermentasi dan volume bakteri untuk mendapatkan kadar N, P,
dan K yang terbanyak pada proses fermentasi limbah ekstraksi nilam dengan penambahan
daun kacang tanah dalam pembuatan pupuk cair organik (Wahyuaskari,2006) dengan adanya
penelitian ini diharapkan penggunaan pupuk anorganik oleh petani dapat berkurang karena
penggunaan pupuk anorganik yang berlebihan justru tidak baik untuk kesuburan tanah dan
dapat menurunkan mutu produk, selain itu diharapkan dengan pupuk organik cair ini bisa
menggantikan pemakaian pestisida kimia, karena selain dapat menyuburkan tanaman dan
sebagai pembenah tanah, ampas nilam ini juga memiliki senyawa yang berguna sebagai
pestisida alami.
Dilihat dari segi ekonomi, penurunan konsumsi pupuk dan pestisida kimiawi ini akan
menguntungkan petani karena apabila penggunaan pupuk kimia ditekan dan diganti dengan
pupuk organik maka biaya produksi akan menurun dan mutu produk yang dihasilkan akan
meningkat karena kondisi tanah semakin subur. Berdasarkan zat zat makanan yang
dikandung dibedakan menjadi pupuk yang mengandung zat N, pupuk yang mengandung zat
P, pupuk yang mengandung zat K. Pupuk dalam arti luas pupuk mencakup semua bahan yang
ditambahkan ke tanah untuk memberikan unsur tertentu yang penting bagi pertumbuhan
tanaman.. Pupuk organik berasal dari limbah atau kotoran hewan, dan kompos yang dapat
diubah dalam tanah menjadi bahan - bahan organik tanah. Pupuk organik mempunyai
kelarutan unsur hara yang rendah di dalam tanah. Biasanya pengunaan pupuk ini ditujukan
untuk memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah contoh pupuk organik antara lain pupuk
kandang , pupuk kompos dan pupuk hijau. Untuk memudahkan unsur hara dapat diserap
tanah dan tanaman bahan organik dapat dibuat menjadi pupuk cair terlebih dahulu. Pupuk
cair tersebut dapat diproduksi salah satunya dengan proses fermentasi yang menghasilkan
hara yang dibutuhkan oleh tanah. Pupuk cair mengandung unsur-unsur hara yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan, perkembangan, kesehatan tanaman.
3. Pemanfaatan Bahan Additive Abu Sekam Padi Pada Cement Portland
PT Semen Baturaja (Persero)

Pada penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penambahan abu sekam padi
terhadap pengujian kimia dan fisika semen. Abu sekam padi yang dihasilkan dijadikan
bahan addivite semen lalu semen campuran dengan penambahan abu sekam padi pada
komposisi yang berbeda di uji sifat kimia dan fisikanya. Sekam padi merupakan produk
samping yang melimpah dari hasil penggilingan padi dan selama ini hanya digunakan
sebagai bahan bakar untuk pembakaran batu merah, pembakaran untuk memasak atau
dibuang begitu saja. Abu sekam padi juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan tambahan
pozzolan.Penambahan bahan ketiga seperti pozzolan pada semen perlu dilakukan untuk
menambah kualitas produk semen yang dihasilkan. Sejauh ini, kajian pemanfaatan abu
sekam padi sebagai sumber silika pada pembuatan semen belum banyak dilakukan
meskipun memiliki keuntungan seperti bahan terbaharukan dan tidak merusak
lingkungan. Oleh karena kandungan silika yang tinggi dan kadar besi yang rendah
diharapkan abu sekam padi dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan semen.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Mengetahui komposisi ideal semen dengan
penambahan abu sekam padi dari berbagai komposisi semen 2) Mengetahui pengaruh
komponen kimia terhadap sifat fisika semen dengan adanya penambahan dari abu sekam
padi dari berbagai komposisi semen.
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh
komponen kimia terhadap sifat fisika semen dengan penambahan abu sekam padi pada
semen dengan berbagai komposisi dan bagaimana mengetahui komposisi ideal pada
semen. Semen Portland didefinisikan sebagai produk yang didapatkan dari penggilingan
halus klinker yang terdiri terutama dari kalsium silikat hidraulik dan mengandung satu
atau dua bentuk kalsium silikat sebagai tambahan antar giling. Oleh karena itu, pada
proses pembuatan semen, bahan baku utama tersebut biasanya ditambah bahan lain
sebagai koreksi bahan kimia yang kurang, yaitu berupa pasir besi dan pasir silika.
Senyawa kimia yang terdapat dalam bahan baku dan yang diperlukan adalah Oksida
Kalsium (CaO), Oksida Silika (SiO2), Oksida Aluminium (Al2O3) dan Oksida Besi
(Fe2O3).Oksida silikat diperoleh dari penguraian dan dekomposisi mineral-mineral
montmorilnit, kaolinit, ataupun ilit yang berasal dari tanah liat. Oksida besi juga bersifat
menurunkan titik leleh dan juga menentukan tingkat fase cair dalam klinkerisasi dengan
nilainya berbanding lurus. e) Oksida Magnesium (MgO) Oksida magnesium tidak
berperan.
4. Pemanfaatan Limbah Cair Cpo Sebagai Perekat Pada Pembuatan
Briket Dari Arang Tandan Kosong Kelapa Sawit

BRIKET ARANG TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DAN SEKAM PADI


DENGAN PER. aris ramadhan Pirolisis Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit Menjadi
Biomassa Sebagai Bahan Bakar Yang Aplikatif Seminar Nasional Teknik Lingkungan
ULM Uji Komposisi Bahan Pembuatan Briket Bioarang Cangkang dan Tandan Kosong
Hasil Pengolahan Kelapa. Selain dapat memberikan dampak yang positif bagi
lingkungan, pemanfaatan TKKS dan limbah cair CPO ini juga dapat digunakan sebagai
alternatif bahan bakar minyak (BBM).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
konsentrasi yang tepat dari penggunaan limbah cair CPO dan arang tandan kosong kelapa
sawit dalam pembuatan briket..Komposisi optimal antara limbah cair CPO dan arang
tandan kosong kelapa sawit yaitu 30% : 70%.Secara umum, penambahan konsentrasi
limbah cair CPO ke dalam Arang Tandan Kosong Kelapa Sawit akan menurunkan nilai
kalor bakar dan kadar zat mudah menguap, serta menaikkan nilai kadar air lembab dan
kadar abu briket arang yang dihasilkan.Saat ini telah dilakukan pemanfaatan limbah
Tandan Kosong Sawit (TKS) yang ketersediaanya melimpah sepanjang
tahun.Pengendalian dan pemanfaatan limbah cair Crude Palm Oil (CPO) dari pabrik
minyak kelapa sawit masih mengalami kendala dan keterbatasan.Hal ini terjadi karena
laju produksi limbah yang tinggi, minimnya pemanfaatan, harga limbah cair yang relatif
murah, dan konsumen yang terbatas.Dalam penelitiannya yang memanfaatkan limbah
cair CPO untuk merekatkan pakan ternak, telah terbukti bahwa limbah cair CPO tersebut
dapat digunakan sebagai bahan perekat.Atas dasar perlu dikembangkannya bahan
alternatif pengganti minyak tanah, pengendalian dan pemanfaatan limbah cair CPO dan
beberapa permasalahan diatas, maka untuk itu kami tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan judul "Pemanfaatan Limbah Cair CPO Sebagai Perekat pada Pembuatan Briket
dari Arang Tandan Kosong Kelapa Sawit".
Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS)
merupakan biomassa dengan kandungan terbesar berupa selulosa, disamping
hemiselulosa dan lignin dalam jumlah yang lebih kecil.Sifat fisika dan kimia dari Tandan
Kosong Kelapa Sawit (TKKS) dapat dilihat pada Tabel 2 dan 3. Tabel 2. Komposisi
Kimia Tandan Kosong Kelapa Sawit .Limbah dari industri kelapa sawit meliputi padatan,
cair dan gas.Pada proses pengolahan kelapa sawit menjadi CPO, selain menghasilkan
minyak sawit tetapi juga menghasilkan limbah cair, dimana air limbah tersebut berasal
dari : Hasil kondensasi uap air pada unit pelumatan ( digester) dan unit pengempaan
(pressure).
5. EKSTRAKSI SENYAWA KURKUMINOID DARI KUNYIT
(CURCUMA LONGA LINN) SEBAGAI ZAT PEWARNA KUNING
PADA PROSES PEMBUATAN CAT
Khasiat atau manfaat dari tanaman kunyit selain sebagai pelengkap bumbu juga dapat
dimanfaatkan sebagai zat pewarna.Proses pembuatan cat ialah dengan cara mencampurkan
seluruh bahan dari pigmen,perekat,pelarut dan bahan tambahan lainnya sampai homogen
kemudian dilakukan analisa kualitatif dan kuantitatif.Berdasarkan hal tersebut diatas, maka
dilakukan penelitian untuk mengolah senyawa kurkumin pada kunyit yang akan dijadikan zat
warna untuk pembuatan cat sehingga menambah nilai jual pada kunyit dan menjadi bahan yang
lebih berguna.Banyak makanan tradisional yang menggunakan tapioka sebagai bahan bakunya,
seperti pembuatan bakso, bahan pengental kuah dan campuran pembuatan makanan dan
minuman..Dalam proses pembuatan cat semen ini berfungsi sebagai pelapis antara cat dengan
media tembok yang akan di cat.Polivinil asetat juga sering dijadikan kopolimer bersama akrilat
(yang lebih mahal), digunakan pada kertas dan cat.Proses Ekstraksi Ekstraksi adalah suatu proses
pemisahan dari bahan padat maupun bahan cair dengan bantuan pelarut.

Daftar pusataka :
1. Naomi, P., Gaol, A. M., & Toha, M. Y. (2013). Pembuatan sabun lunak dari minyak
goreng bekas ditinjau dari kinetika reaksi kimia. Jurnal Teknik Kimia, 19(2), 42-48.
2. Santi, S. S. (2008). Kajian pemanfaatan limbah nilam untuk pupuk cair organik dengan
proses fermentasi. Jurnal Teknik Kimia, 2(2), 170-175.
3. Ningsih, T., Chairunnisa, R., & Miskah, S. (2012). Pemanfaatan Bahan Additive Abu
Sekam Padi Pada Cement Portland PT Semen Baturaja (Persero). Jurnal Teknik
Kimia, 18(4), 59-67.
4. Purnama, R. R., Chumaidi, A., & Saleh, A. (2012). Pemanfaatan limbah cair CPO
sebagai perekat pada pembuatan briket dari arang tandan kosong kelapa sawit. Sumber, 1,
1.
5. Fachry, A. R., Ferila, B., & Farhan, M. (2013). Ekstraksi senyawa kurkuminoid dari
kunyit (curcuma longa linn) sebagai zat pewarna kuning pada proses pembuatan
cat. Jurnal Teknik Kimia, 19(3), 10-19.

Anda mungkin juga menyukai