Anda di halaman 1dari 19

ETANOL GEL

I. TUJUAN
Mahasiswa dapat memahami dan melakukan proses pembuatan etanol gel sebagai bahan
bakar padat.
II. DASAR TEORI
● Ethanol Gel
Ethanol gel memiliki beberapa kelebihan dibanding bahan bakar  padat paraffin
yaitu terbaharukan, selama pembakaran tidak berasap ,tidak menimbulkan jelaga, tidak
menghasilkan gas berbahaya, bersifat non karsinogenik dan non korosif. Bentuknya gel
memudahkan dalam pengemasan dan pendistribusian. Bioetanol gel sangat cocok
digunakan digunakan untuk pemanas pada saat pesta, pada saat berkemah, dan untuk
keperluan tentara. Untuk pengental jenis carbopol dibutuhkan air untuk membentuk
struktur gel yang diinginkan. Pada carbopol, pH sangat berpengaruh dalam
pembentukan gel, carbopol terbentuk gel dengan kisaran pH 5-7 dan pH dapat diatur
pada nilai yang netral, sifat gel dapat dirusak dengan nilai pH yang berlebih yaitu
menggunakan basa sederhana anorganik, seperti sodium, ammonium, atau  potassium
hidroksida atau garam basa seperti sodium carbonat.
Ethanol gel adalah ethanol dengan bentuk fisik berupa gel. Keunggulan dari
etanol gel dibandingkan fase cairnya yaitu praktis dan aman. Praktis karena berbentuk
gel sehingga bisa disimpan di dalam botol serta tidak mudah tumpah. Dalam bentuk gel
faktor keamanan dalam penggunaan ethanol dalam rumah tangga pun terjamin karena
produk ethanol gel tidak mudah menguap (volatile) dan tidak mudah terbakar.
Seandainya pun ethanol yang tumpah dalam keadaan masih terbakar kekentalannya
tidak akan membuatnya cepat mengalir seperti halnya ethanol dalam bentuk cair. Untuk
membentuk ethanol gel ini diperlukan bahan pengental ethanol. Bahan yang digunakan
dalam hal ini berupa carbopol yang menggunakan polimer asam akrilik. Carbopol
dicampurkan ke dalam ethanol dan di homogenisasi.
Variabel  –   variabel variabel proses saat pembuatan pembuatan ethanol yang
mungkin berpengaruh terhadap karakteristik gel yang dihasilkan antara lain: kadar
ethanol, jumlah penambahan carbopol, pH campuran dan  pengadukan.  pengadukan.
Karena ethanol bersifat bersifat asam dan carbopol efektif pada rentang pH 5-7 maka
pH campuran dikendalikan dengan penambahan  NaOH., Etanol, disebut disebut juga
etil alkohol, alkohol murni, alkohol, absolut, atau alkohol saja. Merupakan sejenis
cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan merupakan alkohol
yang paling sering digunakan dalamkehidupan sehari-hari.
Dalam sejarahnya etanol telah lama digunakan sebagai bahan  bakar.  bakar.
Etanol adalah salah satu bahan bakar alternatif alternatif (yang dapat diperbaharui) yang
ramah lingkungan yang menghasilkan gas emisi karbon yang lebih rendah dibandingkan
dengan bensin atau sejenisnya. Etanol jelas lebih menguntungkan karena lebih ramah
lingkungan dan  bahan bakar alternatif yang satu ini dapat diperbaharui (renewable).
Sifat-sifat fisis etanol :
1. Rumus molekul : C2H5OH
2. Berat molekul : 46,07 gram / mol
3. Titik didih pada 1 atm : 78.4°C
4. Titik beku : -112°C
5. Bentuk dan warna : cair tidak berwarna
6. Spesifik gravity : 0,786 pada 20°C
Sifat-sifat kimia etanol :
1. Bersifat hidrofobik
2. Rantai karbon cukup panjang
3. Untuk minuman diperoleh dari peragian karbohidrat

● Gel
Gel adalah sistem padat atau setengah padat dari paling sedikit dua konstituen
yang terdiri dari massa seperti agar yang rapat dan diisi oleh cairan. Gel terdiri dari dua
fase kontinyu yang saling berpenetrasi. Fase yang satu berupa padatan tersusun dari
partikel-partikel yang sangat tidak simetris dengan luas permukaan besar sedang yang
lain adalah cairan.
● Pembentukan Gel
Terjadi ikatan silang pada polimer- polimer yang terdiri dari molekul rantai
panjang dalam jumlah yang cukup maka akan terbentuk bangunan tiga dimensi yang
kontinu sehingga molekul pelarut akan terjebak diantaranya terjadi imobilisasi molekul
pelarut dan terbentuk struktur yang kaku dan tegar yang tahan terhadap gaya maupun
tekanan tertentu.
Ada tiga teori yang dapat digunakan untuk menjelaskan pembentukan gel yaitu :
1) Teori Adsorpsi Pelarut
Teori ini menyatakan bahwa gel terjadi sebagai akibat adsorpsi molekul pelarut oleh
partikel terlarut selama pendinginan yaitu dalam bentuk pembesaran molekul akibat
pelapisan zat terlarut oleh molekul-molekul pelarut. Pembesaran partikel terjadi terus-
menerus sehingga molekul zat terlarut yang telah membesar bersinggungan dan
tumpang tindih melingkari satu sama lain sehingga seluruh sistem menjadi tetap dan
kaku adsorpsi zat pelarut akan meningkat dengan makin rendahnya suhu.
2) Teori Jaringan Tiga Dimensi
Teori ini menyatakan bahwa kemampuan senyawa-senyawa untuk mengadakan gelasi
disebabkan oleh terbentuknya struktur berserat atau terjadinya reaksi dalam molekul itu
sendiri dan membentuk serat. Selama pendinginan serat tersebut membentuk jaringan
tiga dimensi. Ikatan yang membentuk dalam jaringan tiga dimensi kemungkinan
merupakan ikatan primer dari gugus fungsional dan ikatan sekunder yang terdiri dari
ikatan hidrogen atau dapat juga terjadi antara gugus alkil. Tipe ikatan yang terdapat
dalam jaringan tiga dimensi akan menentukan tipe gel yang dihasilkan.

3) Teori Orientasi Partikel


Teori ini menyatakan bahwa pada sisi tertentu terdapat kecenderungan bagi partikel
terlarut dan solven untuk berorientasi dalam konfigurasi yang tertentu melalui pengaruh
gaya dengan jangkauan yang panjang seperti yang terjadi pada kristal. Mekanisme
pembentukan gel dapat berbeda-beda tergantung pada jenis bahan pembentuknya.
Diantaranya yang paling berbeda dalam hal jenis dan sifat-sifatnya adalah gel yang
dibentuk oleh gelatin, suatu jenis protein, dan gel yang dibentuk oleh polisakarida.
● Gelling Agent
Carbopol 940 (Carboksipolimetilen)
Nama lain Carbopol adalah acritamer, acrylic acid polymer, carbomer. Dengan
rumus molekul (C3H4O2)n untuk jenis Carbopol 940 mempunyai berat molekul
monomer sekitar 72 gr/mol dan carbopol ini terdiri dari 1450 monomer. Carbopol
merupakan salah satu jenis gelling agent digunakan sebagian besar di dalam cairan atau
sediaan formulasi semisolid berkenaan dengan farmasi sebagai agent pensuspensi atau
agent penambah kekentalan. Carbopol digunakan pada formulasi krim, gel, dan salep
dan kemungkinan digunakan dalam sediaan obat mata dan sediaan topikal lain. Rumus
bangun dari carbopol dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1 Rumus Bangun Monomer Carbopol


Carbopol berwarna putih, berbentuk serbuk halus, bersifat asam hidroskopik
dengan sedikit karakteristik bau. Carbopol dapat larut di dalam air, di dalam etanol
(95%), dan gliserin dapat terdispersi di dalam air untuk membentuk larutan koloid
bersifat asam, sifat merekatnya rendah. Carbopol bersifat stabil dan higroskopik,
penambahan temperatur berlebih dapat mengakibatkan kekentalan menurun sehingga
mengurangi/ stabilitas.
Carbopol mempunyai viskositas antara 40.000- 60.000 cP digunakan sebagai bahan
pengental yang baik, memiliki viscositas yang tinggi menghasilkan yang gel yang
bening. Karbopol digunakan untuk bahan pengemulsi pada konsentrasi 0,1 - 0,5%B,
bahan pembentuk gel pada konsentrasi 0,5- 2,0% B, bahan pensuspensi pada
konsentrasi 0,5-1,0%, dan bahan perekat sediaan tablet pada konsentrasi 5-10%.
Dalam medium berair polimer seperti carbopol 940 ini yang dipasarkan dalam
bentuk asam bebas, mula-mula terdispersi secara seragam. Setelah tidak ada udara yang
terjebak gel dinetralkan dengan basa yang cocok. Muatan negative pada sepanjang
rantai polimer menyebabkan polimer tersebut menjadi terurai dan mengembang. Dalam
sistem berair, basa sederhana anorganik, seperti sodium, amonium, atau potasium
hidroksida atau garam basa seperti sodium karbonat dapat digunakan. pH dapat diatur
pada nilai yang netral, sifat gel dapat dirusak oleh netralisasi yang tidak cukup atau nilai
ph yang berlebih. Amina tertentu seperti TEA biasanya digunakan dalam produk
kosmetik, Carbopol 940 akan mengembang jika didispersikan dalam air dengan adanya
zat-zat alkali seperti TEA (trietanolamin) atau di isopropilamin untuk membentuk suatu
sediaan semipadat.
● Karagenan
Istilah Carrageenan (karagenan) yang pada mulanya digunakan untuk
menamakan ekstrak dari Chondrus crispus diambil dari nama desa yang bernama
Carraghen yang terletak di pantai selatan Irlandia, flan (kuepastry) dibuat dengan
memasak irish moss (spesies alga merah, Chondrus crispus) dengan susu. Saat ini
pemanfaatan karagenan tidak hanya terbatas pada industri makanan saja, tetapi juga
pada industri-industri lain seperti farmasi, kosmetik, bioteknologi, tekstil danlain
sebagainya. Terdapat beberapa definisi karagenan yang umum dipakai
karagenan dapat didefinisikan sebagai campuran polisakarida yang mengandung
sulfat yang diekstrak dari alga merah.
Karagenan adalah nama umum dari golongan polisakarida pembentuk
gel dan pengental yang diperoleh secara komersial melalui proses ekstraksi dari
spesies alga merah (Rhodophyceae) tertentu. Karagenan diberi nama berdasarkan
persentase kandungan ester sulfatnya, Kappa:25%, Iota: 32% dan Lambda: 35%.
Karagenan dapat membentuk gel dengan baik,sehingga banyak digunakan sebagai
gelling agent dan pengental.

III. ALAT DAN BAHAN


● Alat yang digunakan :
 Gelas kimia
 Gelas ukur
 Kaca arloji
 Pipet ukur
 Bola karet
 Magnetic stirrer
 Hot plate
 Spatula
 Pengaduk
 Botol Aquadest
 Bahan yang digunakan :
 Ethanol 60% dan 70%
 n- Propanol
 NaOH
 Kalsium Asetat

IV. PROSEDUR PERCOBAAN


1. Memasukkan etanol 70% sebanyak 50 ml ke dalam gelas kimia
2. Mengaduk etanol 70% dalam gelas kimia dengan kecepatan 100 rpm sambil
menambahkan CMC 1,8 gram secara perlahan-lahan
3. Menutup gelas berisi campuran etanol 70% dan CMC dan lanjutkan pengadukan selama
45 menit
4. Menambahkan NaOH 1 M sebanyak 5 ml sehingga terbentuk etanol gel
5. Mengulangi langkah diatas untuk jumlah CMC yang berbeda
6. Mengulangi percobaan diatas dengan etanol 60% dan gelling agent berupa kalsium
asetat.
Analisa Hasil:
a. Analisa kualitatif (analisa warna nyala)
- Mengambil etanol gel sebanyak 5 gram dimasukkan ke dalam cawan porselen
- Membakar etanol gel tersebut
- Mengamati nyala api dari hasil pembakaran etanol gel

b. Analisa kuantitatif (lama waktu penyalaan)


- Mengambil etanol sebanyak 5 gram dimasukkan ke dalam cawan porselen
- Bakar etanol gel tersebut bersamaan dengan menghidupkan stopwatch
- Mematikan stopwatch apabila etanol gel sudah habis terbakar.
V. DATA PENGAMATAN

N Kadar Volum Jenis Gram Volume Suh Pengaduka Berat


o Etano e Pengenta Pengenta Aqua u n
l Etanol l l Pengenta
l
Tidak
Magnetic Berbentu
1 Etano 50 ml Kalsium 1,5 gr 16 ml 27 Stirrer k Gel
l 70% Asetat ℃ Tidak
Manual Berbentu
k Gel
Tidak
Magnetic Berbentu
2 Etano 50 ml Kalsium 2gr 16 ml 27 Stirrer k Gel
l 70% Asetat ℃ Tidak
Manual Berbentu
k Gel
Tidak
Magnetic Berbentu
3 Etano 50 ml Kalsium 3gr 16 ml 27 Stirrer k Gel
l 70% Asetat ℃ Tidak
Manual Berbentu
k gel

Magnetic 62,8 gr
4 Etano 50 ml Kalsium 4 gr 16 ml 27 Stirrer
l 70% Asetat ℃
Tidak
Manual Berbentu
k Gel

Magnetic 54,3 gr
5 Etano 50 ml Kalsium 5gr 16 ml 27 Stirrer
l 70% Asetat ℃

Manual 54,3 gr

Tidak
Magnetic Berbentu
6 Etano 50 ml Kalsium 6gr 16 ml 27 Stirrer k Gel
l 70% Asetat ℃ Tidak
Manual Berbentu
k Gel

Pembuatan Ethanol Gel


Uji Bakar (Kalsium Asetat)
Berat Kalsium Lama Waktu Lama Waktu Stabilitas Lama Nyala
Asetat ( gr / 50 Nyala (m/5 gr Penyalaan Nyala
ml Etanol) gel) (detik)
1,5 gr Tidak Berbentuk Gel
2 gr Tidak Berbentuk Gel
3 gr Tidak Berbentuk Gel
4 gr 8,18 <1 stabil Biru - Kuning
5 gr 3,22 <1 stabil Biru - Kuning
6 gr Tidak Berbentuk Gel
Kelompok 1
Data Kelompok 2 (CMC)

Pembuatan Ethanol Gel

No Kadar Volume Jenis Gram Volume Suhu Pengadukan Berat


Etanol Etanol Pengental Pengental Aqua
Pengenta
l
Magic Tidak
Stirrer Berbentuk
1. Etanol 50 ml CMC 1,5 gr 19 ml 55 Gel
60% ℃ Tidak
Manual Berbentuk
Gel
Magic Tidak
Stirrer Berbentuk
2. Etanol 50 ml CMC 2 gr 19 ml 55 Gel
60% ℃ Tidak
Manual Berbentuk
Gel
Magic Tidak
Stirrer Berbentuk
3. Etanol 25 ml CMC 3,5 gr 9 ml 55 Gel
60% ℃ Tidak
Manual Berbentuk
Gel
Magic
Stirrer 8 gr
4. Etanol 25 ml CMC 5 gr 9 ml 55
60% ℃
Manual 8 gr
Uji Bakar Kelompok 2 (CMC)
Berat Kalsium Lama Waktu Lama Waktu Stabilitas Nyala Lama Nyala
Asetat ( gr/ 50 ml Nyala (m/5 gr Penyalaan
Etanol) gel) (detik)
1,5 gr Tidak Berbentuk Gel
2 gr Tidak Berbentuk Gel

3,5 gr Tidak Berbentuk Gel


5 gr 1,46 <1 Tidak stabil Biru
VI. DATA PERHITUNGAN
● Pengenceran etanol 96% menjadi 70% 100 ml
Vp x %n = Ve x %n
Vp x 96% = 100 ml x 70%
Vp = 72,9 ml → Volume Etanol 96% yang harus di pipet
● Pengenceran Etanol 96% menjadi 60% 100 ml
Vp x %n = Ve x % n
Vp x 96% = 100 ml x 60 %
Vp = 62,5 ml → Volume Etanol 96% yang harus dipipet
● Perhitungan Rendemen Etanol Gel
-Etanol gel data ke 4 ( 50 ml etanol 70% + 4 gr Ca ( CH3COO)2 / 16 ml H2O
→ Volume Etanol Murni = 50 ml x 70% = 35 ml ( 15 ml H2O)
→ρ etanol = 0,7893 gr / ml
gr Etanol = 0,7893 gr/ml x 35 ml = 27,6255 gr
→ ρ H2O =1 gr /ml
gr H2O total = 1 gr / ml ( 16 ml + 10 ml) = 31 gr
→gr bahan = 27,6266 gr + 31 gr + 4 gr = 62,6255 gr
gr hasil
→Rendemen = x 100%
gr bahan
62,8 gr
= x 100%
62,6255 gr
= 100 ,28 % => Menunjukkan bahwa terkandung zat pengotor
→Zat Pengotor = 62,8 gr – 62 ,6255 gr = 0,1745 gr
-Etanol gel data ke 5 ( 50 ml Etanol 70% + 5 gr Ca ( CH3COO)2 / 16 ml H2O
→Etanol murni = 50 ml x 70 % = 35 ml
→ρ etanol = 0,7893 gr/ ml
gr Etanol = 0,7893 gr/ml x 35ml = 27, 6255 gr
→ρ H2O = 1 gr/ ml
gr H2O total = 1 gr /ml ( 16 ml + 15 ml ) = 31 gr
→gr bahan = 27,6255 gr + 31 gr + 5 gr + 62,6255 gr
gr hasil
-Rendemen = x 100%
gr bahan
54,3 gr
= x 100%
63,255 gr
= 85 ,34 %
-Etanol gel data ke -10 ( 25 ml Etanol 60 % + 5 gr CMC / 9 ml H2O
→Volume Etanol Murni = 25 ml x 60 % =15 ml ( 10 ml H2O )
→ ρ etanol = 0,7893 gr /ml
→ gr etanol = 0,78933 gr/ml x 15 ml = 11 ,8395 gr
→ ρ H2O = 1 gr /ml
gr H2O total = 1 gr / ml ( 9 ml + 10 ml ) = 19 gr
→ gr bahan = 11 ,8395 gr + 19 gr + 5 gr =35,8395 gr
gr hasil
→Rendemen = x 100%
gr bahan
8,0 gr
= x 100%
35,8395 gr
= 22,32 %
VII. ANALISIS PERCOBAAN
Pada percobaan ini dilakukan pembuatan ethanol gel dengan bahan utama
ethanol 60% dan bahan pengental yaitu CMC. Produk ethanolgel dibandingkan dengan
fase cairnya sangat praktis dan aman sebab berbentuk gel sehingga dapat disimpan
dalam botol, serta tida mudah tumpah dan hal terpenting ethanol gel tidak mudah
menguap. CMC sebagai bahan pengental akan ditambahkan dalam jumlah yang sesuai
sehingga terbentuk gel.
Pada percobaan pembuatan ethanol gel dilakukan dengan memvariasikan gram
pengental yaitu 1,5 gram ; 2 gram ; 3,5 gram; dan 5 gram CMC. Dari 4 percobaan yang
kami lakukan hanya 1 yang berhasil membentuk gel yaitu pada penggunaan 5 gram
CMC dalam 25 ml ethanol 60%. Pada mulanya kami memanaskan campuran ethanol
60% dengan 5 gram CMC dan menstabilkan suhu pada 55°C selama 15 menit sembari
diaduk menggunakan magnetic stirrer pada kecepatan 100 rpm. Setelah agak mengental
kami memasukkan 5 ml NaOH 1 M dengan perlahan sembari diaduk manual
menggunakan batang pengaduk. Gel yang dihasilkan tidak terlalu terbentuk sempurna,
ketika dilakukan uji nyala pun ethanol gel sangat sulit terbakar dan api yang menyala
tidak bertahan lama. Dari sini dapat dipahami bahwa semakin banyak penambahan
CMC maka gel yang terbentuk akan semakin kental dan padat. Penggunaan CMC yang
bertujuan untuk mengentalkan ethanol pun perlu diperhatikan, untuk menghasilkan
ethanol dalam bentuk gel maka CMC harus dapat larut terlebih dahulu di dalam larutan
ethanol tersebut.
VIII. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah kami lakukan dapat disimpulkan :
1. Ethanol gel adalah ethanol dalam bentuk fisik berupa gel.
2. Bahan pengental yang dipakai ada dua yaitu Kalsium asetat dan CMC
3. Data yang di dapat percobaan berhasil dilakukan pada :
• Jenis pengental Kalsium asetat
Pada percobaan ke-4 : ethanol 70% 50 ml + 4 gr kalsium asetat + 16 ml aquadest di
suhu 27°C terbentuk 62,8 gr gel. Yang pada uji kadarnya lama waktu nyala adalah
selama 8,18 menit, waktu penyalaan <1 detik dan nyala api stabil dengan warna api
biru-kuning.
Pada percobaan ke-5 : ethanol 70% 50 ml + 5 gr kalsium asetat + 16 ml aquadest di
suhu 27°C terbentuk 54,3 gr gel. Yang pada uji kadarnya lama waktu nyala adalah
selama 1,46 menit, waktu penyalaan <1 detik dan nyala api stabil dengan warna api
biru-kuning.
• Jenis pengental CMC
Pada percobaan ke-4 : ethanol 60% 50 ml + 5 gr kalsium asetat + 9 ml aquadest di suhu
55°C pada kecepatan magnetic stirrer 100 rpm dan ditambahkan 5 ml NaOH terbentuk 8
gr ethanol gel. Yang pada uji kadarnya lama waktu nyala adalah 1,46 menit, waktu
penyalaan 1,5 detik dan nyala api tidak stabil dengan warna api biru.
4. Hasil Rendemen Gel :
• Jenis pengental Kalsium asetat
Pada percobaan ke- 4 = 100,28% yang mengandung zat pengotor seberat 0,7145 gram
Percobaan ke- 5 = 85,34%
• Jenis pengental CMC
Percobaan ke -4 = 22, 32%
DAFTAR PUSTAKA

 Jobsheet. 2022. “Praktikum Kimia Organik”. Politeknik Negeri Sriwijaya. Palembang.


 Rifdah.2016. Pemanfaatan CMC sebagai Bahan Pembuatan Ethanol Gel dengan
Mengkaji Pengaruh Jumlah CMC. Universitas Muhammadiyah. Palembang
Diagram Blok Proses Pembuatan Etanol Gel

CMC 1,8 gr/ Kalsium Asetat

MIXE
Etanol 70% MMMMM
R V = 100 rpm (rotasi/menit)
MIXER
50 ml t = 45 menit

NaOH 1M

5 ml

Etanol Gel

STORAGE
TANK

Uraian Proses : Carboxy Methyl Cellulose (CMC) sebanyak 1,8 gr diaduk dengan
etanol 70% dengan kecepatan 100 rpm dan dalam waktu 45 menit. Kemudian
menambahkan NaOH sebanyak 5 ml sehingga terbentuk etanol gel. Lalu mengulangi
langkah lagi untuk jumlah CMC yang berbeda.
GAMBAR ALAT

PIPET UKUR
GELAS UKUR

PIPET TETES GELAS KIMIA


KACA ARLOJI
SPATULA

MAGNETIC STIRRER BOLA KARET


PENGADUK HOT PLATE

Anda mungkin juga menyukai