Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

DASAR REKAYASA PROSES

PEMBUATAN ETANOL GEL

Oleh :

2C - D4 TKI / Kelompok 1

Abdillah Hilmi Adiprawira Radtra 1741420075


Anbarwita Rahminar 1741420103
Ardilya Cahyaningtiyas 1741420024
Dian Fitriah Maharani 1741420037
Shilma Ananta Nurismasari 1741420022

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI MALANG
2018
2.1 Tujuan Percobaan :

1. Mengetahui pengaruh penambahan carbopol pada pembuatan bioetanol gel


dan spiritus gel
2. Menguji nyala bioetanol gel dan spiritus gel yang dibuat

2.2 Dasar Teori

Etanol gel memiliki beberapa kelebihan dibanding bahan bakar padat parafin yaitu
terbaharukan, selama pembakaran tidak berasap, tidak menimbulkan jelaga, tidak
menghasilkan gas berbahaya, bersifat non karsinogenik dan non korosif. Bentuknya gel
memudahkan dalam pengemasan dan pendistribusian. Bioetanol gel sangat cocok digunakan
untuk pemanas pada saat pesta, pada saat berkemah, dan untuk keperluan tentara. Untuk
pengental jenis carbopol dibutuhkan air untuk membentuk struktur gel yang diinginkan. Pada
carbopol, pH sangat berpengaruh dalam pembentukan gel, carbopol terbentuk gel dengan
kisaran pH 5-7 dan pH dapat diatur pada nilai yang netral, sifat gel dapat dirusak dengan nilai
pH yang berlebih yaitu menggunakan basa sederhana anorganik, seperti sodium, ammonium,
atau potassium hidroksida atau garam basa seperti sodium carbonat.

Ethanol gel adalah etanol dengan bentuk fisik berupa gel. Keunggulan dari ethanol
gel dibandingkan fase cairnya yaitu praktis dan aman. Praktis karena berbentuk gel sehingga
bias disimpan di dalam botol serta tidak mudah tumpah. Dalam bentuk gel, factor keamanan
dalam penggunaan etanol dalam rumah tangga pun terjamin karena produk ethanol gel tidak
mudah menguap (volatile) dan tidak mudah terbakar. Seandainya pun ethanol gel tumpah
dalam keadaan masih terbakar, kekentalannya tidak akan membuatnya cepat mengalir seperti
halnya etanol dalam bentuk cair. Untuk membentuk ethanol gel ini diperlukan bahan
pengental etanol. Bahan yang digunakan dalam hai ini berupa carbopol yang merupakan
polimer asam akrilik. Carbopol dicampurkan ke dalam etanol dan dihomogenisasi

Variabel – variabel proses saat pembuatan etanol gel yang mungkin berpengaruh
terhadap karakteristik gel yang dihasilkan antara lain: kadar etanol, jumlah penambahan
carbopol, pH campuran dan pengadukan. Karena etanol bersifat asam dan carbopol efektif
pada rentang pH 5-7 maka pH campuran dikendalikan dengan penambahan NaOH. Etanol
merupakan sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan
merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam sejarahnya etanol telah lama digunakan sebagai bahan bakar. Etanol adalah
salah satu bahan bakar alternatif (yang dapat diperbaharui) yang ramah lingkungan yang
menghasilkan gas emisi karbon yang lebih rendah dibandingkan dengan bensin atau
sejenisnya. Etanol jelas lebih menguntungkan karena lebih ramah lingkungan dan bahan
bakar alternatif yang satu ini dapat diperbaharui (renewable).

Sifat-sifat fisis etanol :

· Rumus molekul : C2H5OH


· Berat molekul : 46,07 gram / mol

· Titik didih pada 1 atm : 78.4°C

· Titik beku : -112°C

· Bentuk dan warna : cair tidak berwarna

· Spesifik gravity : 0,786 pada 20°C

Sifat-sifat kimia etanol :

· Bersifat hidrofobik

· Rantai karbon cukup panjang

· Untuk minuman diperoleh dari peragian karbohidrat

Gel

Gel adalah sistem padat atau setengah padat dari paling sedikit dua konstituen yang
terdiri dari massa seperti agar yang rapat dan diisi oleh cairan. Gel terdiri dari dua fase
kontinyu yang saling berpenetrasi. Fase yang satu berupa padatan, tersusun dari partikel –
partikel yang sangat tidak simetris dengan luas permukaan besar, sedang yang lain adalah
cairan.
Pembentukan Gel

Terjadi ikatan silang pada polimer-polimer yang terdiri dari molekul rantai panjang
dalam jumlah yang cukup maka akan terbentuk bangunan tiga dimensi yang kontinyu
sehingga molekul pelarut akan terjebak diantaranya, terjadi immobilisasi molekul pelarut dan
terbentuk struktur yang kaku dan tegar yang tahan terhadap gaya maupun tekanan tertentu.
Ada tiga teori yang dapat digunakan untuk menjelaskan pembentukan gel yaitu :

 Teori adsorpsi pelarut


Teori ini menyatakan bahwa gel terjadi sebagai akibat adsorpsi molekul
pelarut oleh partikel terlarut selama pendinginan yaitu dalam bentuk pembesaran
molekul akibat pelapisan zat terlarut oleh molekul-molekul pelarut. Pembesaran
partikel terjadi terus menerus sehingga molekul zat telarut yang telah membesar
bersinggungan dan tumpang tindih melingkari satu sama lain sehingga seluruh
system menjadi tetap dan kaku. Adsorpsi zat pelarut akan meningkat dengan
makin rendahnya suhu.

 Teori jaringan tiga dimensi


Teori ini menyatakan bahwa kemampuan senyawa-senyawa untuk
mengadakan gelasi disebabkan oleh terbentuknya struktur berserat atau terjadinya
reaksi di dalam molekul itu sendiri dan membentuk serat. Selama pendinginan
serat tersebut membentuk jaringan tiga dimensi. Ikatan yang menentukan dalam
jaringan tiga dimensi kemungkinan merupakan ikatan primer dari gugus
fungsional dan ikatan sekunder yang terdiri dari ikatan hidrogen atau dapat juga
terjadi antara gugus alkil. Tipe ikatan yang terdapat dalam jaringan tiga dimensi
akan menentukan tipe gel yang dihasilkan.

 Teori orientasi partikel


Teori ini menyatakan bahwa pada sisi tertentu terdapat kecenderungan
bagi partikel terlarut dan solven untuk berorientasi dalam konfigurasi yang
tertentu melalui pengaruh gaya dengan jangkauan yang panjang, seperti yang
terjadi pada kristal. Mekanisme pembentukan gel dapat berbeda-beda tergantung
pada jenis bahan pembentuknya. Diantaranya yang paling berbeda dalam hal jenis
dan sifat sifatnya adalah gel yang dibentuk oleh gelatin, suatu jenis protein dan
gel yang dibentuk oleh polisakarida.

Gelling Agent

Bahan pembentuk gel (gelling agent) adalah bahan tambahan pangan yang digunakan
untuk mengentalkan dan menstabilkan berbagai macam makanan seperti jeli, makanan
penutup dan permen. Bahan ini memberikan tekstur makanan melalui pembentukan gel.
Beberapa bahan penstabil dan pengental juga termasuk dalam kelompok bahan pembentuk
gel. Untuk membuat ethanol gel dibutuhkan pengental berupa tepung, seperti kalsium asetat,
atau pengental lainnya seperti xanthangum, carbopol, HPMC (Hydroxy Propil Methil
Cellulose) dan berbagai material turunan selulosa. Untuk pengental jenis polimer carboxy
vinyl seperti carbopol dibutuhkan air untuk membentuk struktur gel yang diinginkan

Carbopol 940 (Carboksipolimetilen)

Nama lain carbopol adalah acritamer, acrylic acid polymer, carbomer. Dengan rumus
molekul (C3H4O2)n. untuk jenis carbopol 940 mempunyai berat molekul monomer sekitar 72
gr/mol dan carbopol ini terdiri dari 1450 monomer. Carbopol merupakan salah satu jenis
gelling agent digunakan sebagian besar di dalam cairan atau sediaan formulasi semisolid
berkenaan dengan farmasi sebagai agent pensuspensi atau agent penambah kekentalan.
Karbopol digunakan pada formulasi krim, gel dan salep dan kemungkinan digunakan dalam
sediaan obat mata dan sediaan topikal lain. Rumus bangun dari carbopol dapat dilihat pada
gambar 1.

Gambar 1 Rumus bangun monomer carbopol

Carbopol berwarna putih berbentuk serbuk halus, bersifat asam, higroskopik, dengan
sedikit karakteristik bau. Carbopol dapat larut di dalam air, di dalam etanol (95%) dan
gliserin, dapat terdispersi di dalam air untuk membentuk larutan koloidal bersifat asam, sifat
merekatnya rendah. Carbopol bersifat stabil dan higroskopik, penambahan temperatur
berlebih dapat mengakibatkan kekentalan menurun sehingga mengurangi stabilitas. Carbopol
mempunyai viskositas antara 40.000 – 60.000 cP digunakan sebagai bahan pengental yang
baik memiliki viscositasnya tinggi, menghasilkan gel yang bening. Carbopol digunakan untuk
bahan pengemulsi pada konsentrasi 0,1-0,5%B, bahan pembentuk gel pada konsentrasi 0,5-
2,0%B, bahan pensuspensi pada konsentrasi 0.5–1.0 % dan bahan perekat sediaan tablet pada
konsentrasi 5 – 10 %.

Dalam medium berair, polimer seperti carbopol 940 ini yang dipasarkan dalam bentuk
asam bebas, mula mula terdispersi secara seragam. Setelah tidak ada udara yang terjebak, gel
dinetralkan dengan basa yang cocok. Muatan negative pada sepanjang rantai polimer
menyebabkan polimer tersebut menjadi terurai dan mengembang. Dalam sistem berair, basa
sederhana anorganik, seperti sodium, ammonium, atau potassium hidroksida atau garam basa
seperti sodium carbonat dapat digunakan. pH dapat diatur pada nilai yang netral, sifat gel
dapat dirusak oleh netralisasi yang tidak cukup atau nilai pH yang berlebih. Amina tertentu
seperti TEA biasanya digunakan dalam produk kosmetik. Carbopol 940 akan mengembang
jika didispersikan dalam air dengan adanya zat-zat alkali seperti TEA (trietanolamin) atau
diisopropilamin untuk membentuk suatu sediaan semipadat.

Karagenan

Istilah Carrageenan (karagenan) yang pada mulanya digunakan untuk menamakan


ekstrak dari Chondrus crispus diambil dari nama desa yang bernama Carraghen yang terletak
di pantai selatan Irlandia, flan (kue pastry) dibuat dengan memasak irish moss (spesies alga
merah, Chondrus crispus) dengan susu. Saat ini pemanfaatan karagenan tidak hanya terbatas
pada industri makanan saja, tetapi juga pada industri-industri lain seperti farmasi, kosmetik,
bioteknologi, tekstil dan lain sebagainya. Terdapat beberapa definisi karagenan yang umum
dipakai karagenan dapat didefinisikan sebagai campuran polisakarida yang mengandung
sulfat yang diekstrak dari alga merah.

Karagenan adalah nama umum dari golongan polisakarida pembentuk gel dan
pengental yang diperoleh secara komersial melalui proses ekstraksi dari spesies alga merah
(Rhodophyceae) tertentu. Karagenan diberi nama berdasarkan persentase kandungan ester
sulfatnya, Kappa: 25%, Iota: 32 % dan Lambda: 35 % . Karagenan dapat membentuk gel
dengan baik, sehingga banyak digunakan sebagai gelling agent dan pengental.
2.3 Alat dan Bahan

Alat Bahan

Ball pipet Aquades

Batang pengaduk Carbopol

Beaker glass 100 ml Etanol teknis

Cawan porselin CMC

Gelas ukur 100 ml

aca arloji

Kaki tiga dan kassa

Batang pengaduk

Pipet ukur 10 Ml

Termometer

2.4 Skema kerja

CMC
Carbopol MIXER Etanol

Produk

2.5 Data pengamatan

Bahan Massa Uji nyala Warna Suhu PH


Bahan api api
Percobaan Karbopol 3,5 gram 2 menit 51 Merah 27˚C - 30˚C 4
1 CMC 3,5 gram detik
Etanol 35 ml
Percobaan Karbopol 3,75 gram 4 menit 18 Merah 27˚C – 31˚C 5
2 CMC 1,25 gram detik Terang
Etanol 30 ml
2.6 Pembahasan
1. Abdillah hilmi
Tentang Bahan

Pada praktikum tentang pembuatan etanol gel, kami menggunakan bahan-bahan yaitu
CMC, Carbopol, dan etanol sebagai pelarutnya.

Fungsi carbopol disini adalah sebagai pengentalnya atau untuk membentuk struktur
gel yang diinginkan. Pada carbopol, pH sangat berpengaruh dalam pembentukan gel,
carbopol terbentuk gel dengan kisaran pH 5-7 dan pH dapat diatur pada nilai yang netral.

Disini fungsi CMC juga sebagai pengental. CMC merupakan bahan pengental yaitu
merupakan polimer asam akrilik. CMC dicampurkan kedalam ethanol dan dihomogenasikan.
Tujuannya juga untuk mengubah PH campuran menjadi semakin tinggi karena gel akan
terbentuk jika PH campuran meningkat.

Ethanol berfungsi sebagai media untuk melarutkan bahan-bahan yang di butuhkan


yaitu Carbopol dan CMC.

Tentang Proses

Dalam praktikum ini kami melakukan 2 variabel berbeda, yang variable pertama
carbopol dan CMC nya 50:50 sehingga di dapatkan 2,5 gr carbopol dan 2,5 gr CMC yg
etanolnya 32 ml kemudian variable yang kedua carbopol dan CMC nya 75:25 sehingga di
dapatkan 3,75 gr Carbopol dan 1,25 CMC yang etanolnya 30 ml. Cara perlakuan dari 2
variabel tersebut sama yaitu pertama menyiapkan alat-alat yang di butuhkan yaitu beaker
glass dan batang pengaduk untuk mencampur bahannya. Lalu menimbang CMC dan
Carbopol sesuain yang di inginkan tadi. Campur bahan-bahan tersebut ke dalam beaker glass
yang telah di siapkan dan diisi etanol. Kemudian aduk selama kurang lebih 2 jam atau hingga
bahan tersebut menggumpal (gel) menjadi 1.

Setelah di dapatkan gumpalan bahan tersebut dilanjutkan dengan tes pembakaran pada
bahan tersebut (etanol gel). Untuk variable yang pertama di dapatkan waktu pembakaran
selama 2 menit 51 detik dengan tinggi api sekitar 5-7 cm dan pH yang di dapat 5. Untuk
variable yang kedua di dapatkan waktu pembakaran selama 5 menit 13 detik dengan tinggi
api sekitar 3-5 cm dan pH yang di dapat 4.

2. Ardilya cahyaningtiyas
Pembuatan Etanol Gel

Pada praktikum pemuatan etanol gel bahan yang digunakan untuk pembuatan etanol
gel adalah Karbopol, CMC, dan etanol. Karbopol merupakan polimer asam akrilik yang
berfungsi sebagai pengental dalam pembuatan etanol gel. Fungsi CMC disini adalah sebagai
pengental, penstabil emulsi atau suspensi dan bahan pengikat.

Pembentukan Etanol Gel


Pada proses pengadukan dalam pembuatan etanol gel dilakukan secara konsisten jika
tidak maka etanol gel akan berubah mengeras dan padat. Pembentukan gel terjadi karena
adanya pembentukan jaringan tiga dimensi oleh molekul primer. penambahan Etanol
mempengaruhi gel yang terbentuk, semakin banyak Etanol yang ditambahkan maka gel yang
tebentuk akan bewarna keruh. Etanol juga berfungsi sebagai pengubah PH campuran menjadi
semakin tinggi karena gel terbentuk jika PH campuran meningkat. Selanjutnya ditambahkan
CMC sebagai variasi bahan pengental, kemudian ditambahkan Karbopol agar bahan menjadi
padat dan menyatu seperti gel. Dalam pembuatan etanol gel ini yang berperan sebagai
pembentuk struktur gelnya adalah CMC dan Karbopol. Pada percobaan pertama variabel
komposisi CMC dan Karbopol adalah 1:1 yaitu dengan masing-masing bermassa 3,5 gram
dimana hasil tersebut gagal dikarenakan semakin dihomogenkan produk yang dihasilkan
semakin encer atau semakin sukar untuk menggumpal. Sedangkan pada percobaan kedua
kami menggunakan variabel berbeda pada setiap bahannya dimana yang lebih banyak adalah
karbopol yaitu sebanyak 3,75 gram, pada percobaan kedua ini produk yang dihasilkan sudah
sesuai dengan literatur dimana produk menggumpal seperti halnya gel.

Uji Etanol Gel

Pada saat uji nyala api, warna yang dihasilkan mula-mula merah kemudian menjadi
orange, pada awal nyala disebabkan oleh etanol yang terbakar sedangkan warna oranye
timbul karena jumlah etanol berkurang serta pengaruh Karbopol yang terbakar. Lama
pembakaran pada percobaan pertama adalah 2 menit 51 detik dengan suhu kisaran 270C-300C
kemudian diuji PH rata-rata memiliki PH 4, sedangkan pada percobaan kedua lama
pembakarannya adalah 4 menit 18 detik dengan suhu kisaran 270C-310C kemudian diuji PH
rata-rata memiliki PH 5. Semua itu disebabkan oleh variabel presentase bahan dari percobaan
pertama terdiri dari 50% : 50% karbopol dan CMC serta pada percobaan kedua 70% : 30%
karbopol dan CMC.

3. Dian Fitriyah

Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan pembuatan Ethanol Gel sebagai
bahan bakar padat alternative dengan menggunakan bahan Etanol, Carbopol dan CMC
sebagai pengental. Ethanol Gel memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan bahan
bakar paraffin dan sejenisnya, yaitu sebagai bahan bakar alternative yang selama pembakaran
tidak menimbulkan asap, dan tidak menghasilkan gas yang berbahaya. Selain itu ethanol gel
juga ramah lingkungan sertta merupakan bahan bakar alternative yang dapat diperbarui.

Pada saat praktikum, kami melakukan 2 kali percobaan. Percobaan pertama dengan
perbandingan variable 50 : 50 dengan Ethanol sebanyak 35 ml, Carbopol 2,5 gram dan CMC
2,5 gram. Dengan menggunakan data tersebut, hasil yang didapatkan yaitu waktu
bertahannya pembakaran selama 2 menit 51 detik dengan tinggi api sekitar 5-7 cm dan
memiliki PH sebesar 5.

Pada percobaan kedua dengan perbandingan variable 75 : 25 dengan Ethanol sebanyak


30 ml, Carbopol 3,75 gram dan CMC 2 gram. Dengan menggunakan data tersebut, hasil yang
didapatkan yaitu waktu yang terjadi lebih lambat dibandingkan dengan percobaan
sebelumnya yaitu 5 menit 13 detik dengan tinggi api sekitar 3-5 cm dan memiliki PH sebesar
4.

Ethanol gel yang sudah terbakar semua meninggalkan abu yaitu abu yang berasal dari
sisa pembakaran carbopol. Jumlah carbopol sangat mempengaruhi dalam pembuatan ethanol
gel, jika jumlah carbopol terlalu sedikit maka gel yang terbentuk kurang baik, gel tersebut
masih.

 Bahan
Pada praktikum dasar rekayasa proses kali ini dengan judul Bioetanol Gel,
kami melakukan percobaan sebanyak 2 kali. Percobaan pertama dengan
perbandingan variable 50 : 50 dengan Ethanol sebanyak 35 ml, Carbopol 2,5 gram
dan CMC 2,5 gram. Pada percobaan kedua dengan perbandingan variable 75 : 25
dengan Ethanol sebanyak 30 ml, Carbopol 3,75 gram dan CMC 2 gram.

 Kekentalan dan pH
Pada percobaan pertama larutan sulit mengental sehingga ditambahkan etanol
sebanyak 3 ml, setelah itu dapat mengental dan didapatkan pH sebesar 5. Pada
percobaan kedua kekentalan gel sudah sudah cukup dan memiliki pH yang lebih
rendah dari percobaan pertama yaitu 4.

 Uji Etanol Gel


Pada saat uji nyala api pada percobaan pertama warna api yang dihasilkan
mula-mula biru kemudian menjadi merah, warna biru disebabkan oleh etanol yang
terbakar sedangkan warna merah timbul karena jumlah etanol berkurang serta
pengaruh carbopol yang terbakar dan untuk waktu nyalanya selama 2 menit 51
detik serta untuk ukuran api cukup besar yang tingginya sekitar 5-7 cm. Pada
percobaan kedua warna api yang dihasilkan mula-mula biru kemudian menjadi
merah terang dan untuk waktu nyalanya selama 5 menit 13 detik serta untuk besar
api realatif norma dengan ketinggian 3-5cm.

Hubungan antara banyaknya bahan pengental, baik karbopol atau CMC


yang ditambahkan terhadap nyala api bioetanol gel dapat dilihat pada percobaan 1
dan 2 bahwa semakin banyak bahan pengental baik itu karbopol atau CMC yang
ditambahkan maka semakin lama nyala dari bioetanol gel. Hal ini dikarenakan
bahan pengental mempunyai sifat mengikat bioetanol, sehingga semakin banyak
bahan pengental yang ditambahkan, bioetanol makin banyak yang terikat

4. Shilma Ananta N
 Variabel Bioetanol Gel
Pada praktikum kali ini kelompok kami melakukan Pratik pembuatan etanol
gel atau bioethanol gel yang dapat menjadi bahan alternativ untuk bahan bakar.
Pada proses pembuatan kami membuat dua campuran yaitu campuran yang
pertama hanya menggunakan carbopol 2,5 gram dan cmc 25 gram dengan 32 ml
etanol dan campuran yang ke dua menggunakan carbopol 3,75 gram dan cmc 1,25
gram dengan 30 ml etanol.
 Hasil Percobaan
Hasil yang di dapat pada percobaan adalah nyala api pada variabel 1 jauh lebih
lama dengan durasi 5 menit 15 detik dengan PH 4 serta ketinggian api berkisar 3-
5 cm, sedangkan pada variabel kedua nyala api hanya bertahan selama 2 menit
51 detik dengan PH 5 dan ketinggian api berkisar 5-7 cm. Bioetanol gel yang
diperoleh berwarna bening mengindikasikan bahwa pencampuran antara larutan
etanol dengan carbopol sudah homogen. Analisa yang kami peroleh dari uji nyala
api yang menghasilkan warna api biru kemudian menjadi merah oranye. Warna
nyala biru pada awalnya disebabkan karena etanol yang terbakar sedangkan warna
merah oranye timbul karena etanol sudah berkurang dan carbopol yang terbakar.
 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan, dapat dinyatakan bahwa penggunaan carbopol yang
banyak sangatlah berpengaruh terhadap ketahanan suatu bioetanol gel namun
hanya menghasilkan ketinggian api yang pendek.

5. Anbarwita Rahminar
Bahan
Pada praktikukali ini menggunakan 2 variabel bahan yaitu pada variabel 1
menggunakan etanol sebanyak 35 ml, carbopol sebanyak 5 gram, dan CMC
sebanyak 3,5 gram. Pada ariabel ke-2 menggunakan etanol sebanyak 30 ml, 3,75
gram carbopol, dan 1,25 gram CMC.
Pembuatan
Pada percobaan kali ini yaitu melakukan pencampuran yaitu pertam
menmasukan etanolke dam beaker glass kemudian memaskkan CMC aduk hingga
rata kemudia di tambahkan Carbopol yang kemudian diaduk selama 2 jam hingga
tercampur sempurna dan membentuk gumpalan-gumpalan gel berwarna kuning
pucat.
Uji pembakaran
Dilakukan uji pembakaran yaitu membakar 20 gram bioetanol gel sambil
dihitung wakunya hingga api padam. Pada variabel 1 didapatkan ketinggian api
berkisar antara 3-5 cm dengan waktu pembakaran selama 5 menit 13 detik dan PH
Sebesar 4.pada variabel ke-2 diapatkan ketinggian api berkisar antara 5-7 cm
dengan waktu pembakara selama 2 menit 51 detik da PH sebesar 5. Pada uji
pemakaran dilaukan untuk mengetahi seberapabesar api yang terbentuk seta
seberapa lama api menyala dengan mengunakanbahan bakar etanol gel.
Analisa
Pada percobaan kali ini menggunakan 2 variabel di mana pada ariabe pertama
memiliki waktu pembakaran lebih lama dari pada variabel ke-2. Dalampraktikum
kali ini adalah menguba fase etanol yang seharusnya erfasa gas menjadi gel. Ethanol
dikentalkan dengan menggunakan CMC ang merupakan polimer asam akrilik .CMC
dicampurkan ke dalam etanol dan dihomogenasikan, kemudian ditambahka NaOH
agar terbentuk gel tujuannya untuk mengubah PH campuran menjadi semakin tinggi
karena gel akanterentuk jika PH capuran meningkat.

2.7 Kesimpulan

1. Carbopol (carbomer) dapat digunakan sebagai pembentuk gel pada pembuatan gel
dengan konsentrasi 0,5 – 2 %
2. Proses pembuatan etanol gel diawali dengan mengaduk etanol dengan carbopol
sampai semua carbopol larut dalam etanol kemudian dalam beberapa menit
pengadukan mulai terbentuklah gel. Kadar etanol berpengaruh signifikan pada jumlah
panas yang ditransfer persatuan massa persatuan waktu, stabilitas nyala dan lama
waktu nyala.
3. Semakin banyak karbopol yang ditambahkan maka viskositas etanol gel yang
dihasilkan semakin besar.
4. Penambahan aquades sangat penting untuk menaikkan nilai flash point etanol dalam
menyetabilkan nyala api yang dihasilkan.

2.8 Daftar pustaka

 Leyster,Theresia. 2015. “Laporan Bioethanol Gel”.


http://dokumen.tips/documents/laporan-bioetanol-gel.html#. Diakses pada 24
oktober 2018
 Anonim, 2016, Jobsheet Praktikum Korosi, Malang: Politeknik Negeri Malang.
 Andy, Adom, 2010, Etanol Gel,
https://andykimia03.wordpress.com/2009/09/10/elektrokimia-ii-sel-elektrolisis/
diakses tanggal 24 Oktober 2018
 Penuntun Praktikum Kimia Organik.2017.Pembuatan Ethanol Gel sebagai Bahan
Bakar Padat Alternatif.Politeknik Negeri Sriwijaya:Palembang.
 Sani dkk, 2016, Etanol gel sebagai Bahan Bakar Alternatif:Surabaya.Jurnal
Teknik Kimia Vol 11. No.1.

Anda mungkin juga menyukai