Anda di halaman 1dari 72

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN


DAN TATA LINGKUNGAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN


DAN TATA LINGKUNGAN
Nomor: P. 6/PKTL/SETDIT/KUM.1/11/2017
TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PENGGAMBARAN DAN PENYAJIAN PETA


LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN DAN TATA LINGKUNGAN,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal


Planologi Kehutanan Nomor P.3/VII-IPSDH/2014 telah
ditetapkan Petunjuk Teknis Penggambaran dan
Penyajian Peta Kehutanan;

b. bahwa untuk menyeragamkan teknik penggambaran


dan penyajian peta-peta yang diterbitkan oleh
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,
perlu menyempurnakan Peraturan Direktur Jenderal
Planologi Kehutanan Nomor P.3/VII-IPSDH/2014
sebagaimana dimaksud pada huruf a;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud pada huruf a, dan huruf b, perlu
menetapkan kembali Peraturan Direktur Jenderal
Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan tentang
Petunjuk Teknis Penggambaran dan Penyajian Peta
Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
-2-

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang


Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3888) sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun
1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 44 12);

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang


Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 140) sebagaimana telah diubah dengan
Un da ng -Unda n g Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58 ,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679 );

3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang


Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4725);

4. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang


Informasi Geospasial (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 49, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5214);
-3-

5. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2013 tentang


Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang {Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 8, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5393);

6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 27


Tahun 2014 tentang Jaringan Informasi Geospasial
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 78);

7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun


2015 tentang Organisasi Kementerian Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor8);

8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16


Tahun 2015 tentang Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 17);

9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun


2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Kebijakan Satu
Peta pada Tingkat Ketelitian Peta Skala 1 : 50.000
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 28);

10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 51


Tahun 2016 tentang Batas Sempadan Pantai
{Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 113);

11. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan


Kehutanan Nomor P.18/MenLHK-11/2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 713);
-4-

12. Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor


251/Kpts-VU/ 1999 tentang Pedoman Pengolahan dan
Penyajian Data Digital SIG Untuk Keperluan
Pembangunan Kehutanan dan Perkebunan;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PLANOLOGI


KEHUTANAN DAN TATA LINGKUNGAN TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENGGAMBARAN DAN PENYAJIAN
PETA LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN.

Pasal 1

Petunjuk Teknis Penggambaran dan Penyajian Peta


Lingkungan Hidup dan Kehutanan adalah sebagaimana
tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini.

Pasal 2

Petunjuk Teknis ini sebagai acuan bagi Unit Kerja


Lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Pusat dan Daerah dalam penggambaran dan penajian
peta lingkungan hidup dan kehutanan.

Pasal 3

Dengan ditetapkannya Peraturan ini, maka Keputusan


Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Nomor P.3/VII-
IPSDH/2014 tentang Petunjuk Teknis Penggambaran
dan Penyajian Peta Kehutanan dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku lagi.
-5-

Pasal 4

Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada


tanggal diteta pkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 6 November 2017
Salinan sesuai dengan aslinya Pit. DIREKTUR JENDERAL PLANOLOGI
Kepala Bagian Hukum KEHUTANAN DAN TATA LINGKUNGAN,
d Teknik,
ttd.

END! SUGANDI YUYU RAHAYU


NIP. 19651123 199803 1 005 NIP. 19581030198203 1 004
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PLANOLOGI KEHUTANAN DAN TATA
LINGKUNGAN
NOMOR P.6 / PKTL/ S ET DIT / KUM . l/ 11/2017
TENTANG PETUNJUK TEKNIS
PENGGAMBARAN DAN PENYAJIAN PETA
LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

PETUNJUK TEKNIS PENGGAMBARAN DAN PENYAJIAN PETA


LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam menjala n ka n


tugas dan fungsinya sangat membutuhkan peta yang merupakan
sumber informasi dalam pengelolaan sumber daya alam, khususnya di
bidang lingkungan hidup dan kehutanan. Kompleksnya permasalahan
dalam pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan menuntut
ketersediaan informasi yang komprehensif, relevan, akurat, dan terkin i.
Informasi tersebut harus diperbaharui secara teratur agar tidak
menimbulkan bias pada saat digunakan dalam perencanaan dan
pengambilan keputusan dalam pengelola a n hutan dan lingkungan.

Peta tema sumber daya alam yang ada saat ini berva ria s i, baik sumber
data, informasi maupun skala nya. Dalam penggambaran dan penyajian peta
nya masih dijumpai adanya ha l-h a l yang belum sesuai dengan kaidah
pemetaan serta ketentuan yang berlaku. Penggambaran skala peta masih
ada yang belum sesuai dengan aturan penggunaan peta dasar dan skala
yang tercantum pada peta tidak sesuai dengan ukuran sebenarnya. Penyajian
informasinya juga masih menggunakan simbol yang berbeda-beda. Untuk
itu perlu disusun pedoman penggambaran dan penyajian peta
lingkungan hidup dan kehutanan yang dapat digu n a ka n ole h semua
institusi terk a it .
B. Maksud ...
-2-

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud Petunjuk Teknis adalah sebagai pedoman bagi pembuat peta


lingkungan hidup dan kehutanan, sehingga informasi yang disajikan
mudah dipahami, digunakan, dan diintegrasikan. Tujuan Petunjuk
Teknis ini adalah untuk menyeragamkan teknik penggambaran clan
penyajian peta-peta yang diterbitkan oleh Kementerian Lingkungan
Hidup clan Kehutanan beserta seluruh Unit Pelaksana Teknis (UPT) -
nya; Satuan Kerja Perangkat Daerah yang membidangi lingkungan
hidup clan keh u ta nan; serta Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha
Milik Daerah, dan Badan Usaha Lain yang bidang usahanya terkait
dengan kegiatan bidang lingkungan hidup dan kehutanan.

C. PENGERTIAN

1. Peta adalah suatu gambaran dari unsur-unsur alam dan atau


buatan manusia, yang berada di atas maupun di bawah permukaan
bumi yang digambarkan dan diproyeksikan pada suatu bidang
datar dengan skala tertentu.
2. Peta dasar adalah peta yang menyajikan unsur-unsur alam clan atau
buatan manusia, yang berada di permukaan bumi, digambarkan
pada suatu bidang datar dengan skala, penomoran, proyeksi dan
georeferensi terte ntu .
3. Peta tematik adalah peta yang menyajikan clan berisi informasi
tertentu, dimana kerangka petanya menggunakan peta dasar
tertentu yang telah memiliki dasar yang jelas sumbernya serta legal.
4. Peta lingkungan hidup clan kehutanan adalah peta yang
bertemakan mengenai lingkungan hidu p, hutan dan kehutanan.
5. Peta lingkungan hidup dan kehutanan yang berkekuatan hukum
adalah peta tema lingkungan hidup, hutan dan kehutanan yang
dibuat, diperiksa dan disahkan oleh pejabat yang berwenang.

6. Petunjuk...
-3-

6. Petunjuk Teknis Penggambaran dan Penyajian Peta Lingkungan


Hidup dan Kehutanan adalah pedoman dalam penggambaran dan
penyajian peta lingkungan hidup dan kehutanan secara manual
dan digital .
7. . Skala peta adalah angka perbandingan antara jarak dua titik
di atas suatu peta dengan jarak sebenarnya di muka bumi.
8. Format peta adalah tata letak isi peta berdasarkan pembagian
geografis yang sudah dibakukan. Pada pemetaan digital format peta
merupakan ukuran frame yang akan terkait dengan cakupan
wilayah yang akan dipe ta k an .
9. Data digital adalah data dalam bentuk atau format yang dapat
dibaca komputer, yang terdiri dari data spasial dan non spasial.
10. Data spasial adalah data suatu objek atau kejadian terkait dengan
aspek keruangannya mencakup lokasi, letak dan posisinya.
11. Data non spasial (atribut) adalah data yang menerangkan data
keruangan yang disertainya.
12. Sistem proyeksi Transverse Mercator adalah sistem proyeksi yan g
bidang proyeksinya berbentuk silinder dengan sumbu silinder
terletak pada bidang ekuator atau membentuk sudut 90 derajat
dengan sumbu bumi.
13. . Koordinat adalah bilangan yang dipakai untuk menunjukkan
lokasi suatu titik dalam garis, permukaan , atau ruang.
14. Sistem koordinat Universal Transverse Mercator (UTM) adalah
sistem koordinat universal yang meliputi seluruh dunia kecuali
daerah kutub, dan didasarkan pada 60 (enam puluh) zone,
mempunyai lebar setiap zone 6° bujur dan 8° lintang, dimulai dari
800 Lintang Selatan sampai dengan 84° Lintang Utara dan dimulai
dari -180° Bujur Barat sampai dengan 1800 Bujur Timur (kecuali
pada 72° sampai dengan 84° lintang utara lebar setiap zona 6°
sampai dengan 12°).

1 5 . Spheroid...
-4-

15. Spheroid adalah acuan ketinggian berdasarkan pengukuran clan


perhitungan geodetik.
16. Kodifikasi adalah pemberian kode baku pada data spasial digital
yang berguna untuk membaca maupun berkomunikasi antar
pengguna, penyumbang maupun pengelola data spasial.
17. Sistem referensi adalah sistem acuan atau pedoman tentang posisi
suatu objek pada arah horisontal clan arah vertikal.
18. Layer adalah representasi visual dari data geografis pada peta
digital.
19. Georeferensi adalah proses penempatan objek berupa vector/raster
atau image yang belum mempunyai acuan sistem koordinat ke
dalam sistem koordinat clan proyeksi tertentu.
20. Edgematching adalah proses penyatuan lembar peta yang
bersebelahan.
21. Data vector adalah data yang menampilkan pola keruangan dalam
bentuk titik, garis, kurva atau poligon.
22. Grid adalah garis sejajar lintang clan bujur (pada sistem koordinat
latitude/ longitude).
23. Data raster adalah data yang menampilkan sisi ruang bumi dalam
bentuk pixel (picture element) yang membentuk grid/petak clan
dihasilkan dari data penginderaan jauh.
24. Vertex adalah pasangan koordinat yang bersama-sama dengan
vertex lainnya saling terhubung clan membentuk sebuah
garis/poligon.
25. Topologi adalah proses penyusunan struktur data spasial dengan
data atribut yang setiap karakteristik data mempunyai aturan (rule)
ter ten tu .
26. Geodatabase adalah sebuah database yang menyimpan, mengelola
suatu data, informasi geografis clan data keruangan lainnya.

Inset...
-5-

27. Inset peta adalah sebuah peta tambahan yang mempunyai ukuran
lebih kecil dan memberikan kejelasan yang terdapat di dalam peta
utama.
28. Anotasi adalah catatan yang dibuat untuk menerangkan isi peta
29. Datum adalah acuan untuk mendefinisikan geometri ellipsoid bumi
serta orientasi sumbu koordinat terhadap tubuh bumi yang diukur
menggunakan metode sa telit.
30. Proyeksi peta adalah teknik-teknik yang digunakan untuk
menggambarkan sebagian atau keseluruhan permukaan tiga
dimensi yang secara kasaran berbentuk bola ke permukaan datar
dua dimensi dengan distorsi sesedikit mungkin.
31. Nomor Lembar Peta adalah nomor urut pada lembar peta berseri.
32. Citra Penginderaan Jauh adalah hasil gambar dari proses rekaman
suatu objek dipermukaan bumi tanpa kontak fisik dengan
menggunakan alat pada pesawat terbang, balon udara, satelit dan
lain-lain.
33. Pembuat peta lingkungan hidup dan kehutanan adalah instansi
lingkungan hidup dan kehutanan, instansi pemerintah terkait atau
pihak lain yang karena tugas dan fungsinya perlu membuat peta
lingkungan hidup dan kehutanan,
34. Pemeriksa peta lingkungan hidup dan kehutanan adalah pejabat
instansi lingkungan hidup dan kehutanan yang karena tugas dan
fungsinya bertanggung jawab terhadap kebenaran teknis mengenai
peta lingkungan hidup dan kehutanan beserta isi peta sesuai
dengan temanya.
35. Pengesah peta lingkungan hidup dan kehutanan adalah pejabat
instansi lingkungan hidup dan kehutanan yang karena tugas dan
fungsinya berwenang mengesahkan peta lingkungan hidup dan
kehutanan yang telah diperiksa.

D. RUJUKAN ...
-6 -

D. RUJUKAN TEKNIS
1. SNI 6502:2010 tentang Spesifikasi penyajian peta rupa bumi
(bagian 1 1:10.000, bagian 2 1:25.000, bagian 3 1:50.000, bagian 4
1:250.000)
2. Perka BIG 29/2013 tentang Standar Pemrosesan Data Geospasial
3. Perka BIG 2/2012 Tata Cara Pengumpulan Data Geospasial
4. Perka BIG 15/2013 tentang Sistem Referensi Geospasial Indonesia
2013
5. Perka BIG 5/2014 tentang Penyelenggaraan Informasi Geospasial
Tematik Perizinan Sektoral
6. ArcGJS Simbology Library
-7-

BAB II
GAMBARAN UMUM PENYAJIAN PETA
Penggambaran peta merupakan suatu proses dalam menyajikan informasi
mengenai keadaan permukaan bumi pada bahan kertas atau media
lain nya termasuk media elektronik menurut kaidah kartografis. Prosesnya
dimulai dari mengolah data, merancang peta yang meliputi bentuk
simbol / tan da , tata letak peta, isi peta, generalisasi, dan melaksanakan
penggambaran sampai dengan penggandaaan dan dokumentasinya.

A. PETA DASAR
Mengacu pada Undang Undang Nomor 4 tahun 2011 tentang lnformasi
Geospasial, pemakaian peta dasar utama yang digunakan harus
bersumber pada Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI), Peta Lin gku n gan
Pantai Indonesia dan Peta Lingkungan Laut Nasional untuk semua
skala peta.

Tabel 1. Penggunaan skala peta dasar dalam pembuatan peta lingkungan


hidup dan kehutanan

Peta dasar
Provinsi Skala pet a
yang digunakan
1. Provinsi di P. Sumatera 1 : 25.000, 1 : 50.000 RBI
2. Provinsi di P. Jawa 1 : 25.000 RBI
3. Provinsi B a 1 i 1 : 25.000 RBI
4. Provinsi NTB 1 : 25.000 RBI
5. Provinsi NTT 1 : 25.000 RBI
6. Provinsi di P. Kalimantan 1 : 50.000 RBI
7. Provinsi di P. Sulawesi 1 : 25.000, 1 : 50.000 RBI
8. Provinsi di P. Maluku 1 : 25.000, 1: 50.000 RBI
9. Provinsi di P. Papua 1 : 50.000 RBI
10. Wilayah Nasional 1 : 250.000 RBI
11. Wilayah yang tersedia Peta 1 : 10.000 RBI
Dasar (m is a l: Peta daerah
bencana)
-8-

B. SKALA PETA

Mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2013 tentang


Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang dan Peraturan Pemerintah Nomor
44 Tahun 2004 Tentang Perencanaan Kehutanan, penyajian peta
tematik kehutanan, disesuaikan dengan tujuan penggunaan dan
cakupan wilayahnya seperti tercantum pada Tabel 2.

Untuk suatu hamparan wilayah dengan luasan terlalu kecil untuk


digambarkan dalam skala tertentu maka hamparan wila ya h tersebut
dapat digambarkan dengan simbol titik yang besarnya disesuaikan
dengan ukuran lembar peta dan memperhatikan estetika penyajian
peta (kaidah kar tografis) .

Tabel 2. Tujuan Penggunaan dan Cakupan Wilayah


No Tujuan Penggunaan dan skala Contoh
peta
1. Pemandangan
Peta Wilayah Negara - Peta Pemandangan Indonesia
skala 1 : 2.500.000. - Peta Kawasan Konservasi Indonesia
Peta cakupan Pulau - Peta Potensi Sumber Daya Hutan
skala 1 500.000 s/d 1 Pulau Kalimantan
1.000.000
2. Perencanaan
Perencanaan Lingkup Nasional - Peta Rencana Kehutanan Tingkat
Skala 1 : 1.000.000 Nasional
Perencanaan Lingkup Provinsi - Peta Penunjukkan Kawasan Hutan
skala 1 : 250.000 - Peta Perkembangan Hasil Penataan
Batas
Perencanaan Lingkup Kabupaten - Peta Rencana Rehabilitasi Kawasan
skala 1 : 100.000 Hutan
skala 1 : 50.000
Perencanaan Tingkat Unit - Peta Rencana Pengelolaan Kesatuan
Pengelolaan Pengelolaan Hutan (KPH)
Skala 1 : 50.000

3 Peta Areal Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan


Skala 1 : 1.000 s/d 1 : 10.000 - Peta izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan
Data berdasarkan hasil lapangan (IPPKH)
Skala 1 : 10.000 atau 1 : 25.000 - Peta Tata Batas Taman Nasional
Gunung Halimun Salak (TNGHS)
Skala 1 : 25.000 s/d 1 : 250.000 - Peta Rencana Kerja Umum (RKU) Izin
Usaha Pengelolaan Hasil Hutan Kayu
(IUPHHK)
- Peta Areal Kerja Taman Nasional
Gunung Gede Pangrango
- Peta Areal Kerja/Working Area (WA)
IUPHHK - Hutan Alam (HA)/Hutan
Tanaman (HT)
4 Peta Potensi - Peta Penutupan Lahan
Sesuai dengan peta dasar yang - Peta Daerah Aliran Sungai (DAS)
tersedia - Peta Neraca SDH
- Peta Ekoregion Darat
- Peta Sebaran Sumber Benih dan
ASDG
5 Peta Indikatif - PIPPIB
Skala 1 : 250.000 - PIAPS
- Peta Zona Benih
- Peta Daya Dukung dan Daya
Tampung Lingkungan Hidup Indikatif
-9-

6 Peta Situasi
Skala Nasional :<1 : 20.000.000
Skala Provinsi/ Pulau 1
1.000.000 s/d 1 : 20.000.000
Skala Kabu paten > 1
1.000.000

Keterangan :
1. Skala peta tematik dibuat berdasarkan peta dasar yang tersedia
2. Untuk skala peta tematik yang lebih besar dari skala peta dasar yang
tersedia , dibuat dalam bentuk peta inset sesuai dengan ukuran
sebenarnya di lapangan.

C. UKURAN LEMBAR DAN FORMAT PETA

Untuk memudahkan penggunaan dan pembacaan peta yang dibuat,


maka ukuran lembar peta menjadi sangat penting untuk diperhatikan
dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Panjang dan lebar lembar peta yang dibuat pada kertas ukuran
besar menggunakan 3 format, yaitu:
a. 90 cmx 51 cm (skala s; 1 : 250 .000)
b . 80 cm x 75 cm (skala 1 : 50.000, untuk peta dengan tanda
tangan para pihak)
c. 80 cm x 60 cm (skala 1 : 5 0 .00 0 )
2. Sistem proyeksi peta untuk wilayah Indonesia digunakan
Transverse Mercator™ dengan sistem koordinat Universal
Transverse Mercator (UTM).
3. Koordinat geografis pada setiap lembar peta terdiri dari koordinat
bujur timur (BT) dan lintang selatan (LS)/lintang utara (LU).

D. INFORMASI...
-10-

D. INFORMASI TEPI

Informasi tepi merupakan keterangan yang dicantumkan pada setiap


lembar peta agar pembaca peta dengan mudah memahami isi dan arti
dari informasi yang disajikan. Informasi tepi antara lain memuat:

1. Informasi Umum yang meliputi judul peta, skala peta (skala angka
dan skala bar), arah utara, catatan proyeksi, angka/nilai koordinat,
legenda/ keterangan, dasar pembuatan peta, sumber data, catatan,
peta situasi, tanda tangan/legalitas, logo dan nama instansi
penerbit peta dan tahun pembuatan.

2. Informasi Khusus (informasi tambahan) yang meliputi


nomor/tanggal surat (khusus peta yang merupakan lampiran
surat), dan nomor lembar peta, (khusus peta berseri).
-11-

BAB III
PENGGAMBARAN DAN PENYAJIAN PETA

Penggambaran dan penyajian peta yang dilaksanakan secara digital dan


manual adalah sebagai beriku t :

A. MERANCANG PETA

Merancang peta adalah menata bentuk dan penampilan peta secara


keseluruhan yang meliputi isi peta, skala peta, ukuran dan
pembagian lembar, dan informasi tepi.

Isi peta tergantung dari unsur data dan informasi yang akan disajikan
sesuai tema atau judulnya. Ukuran lembar peta dan tata letak
informasi tepi dibuat dengan memperhatikan aspek keseragaman dan
keseimbangan penampilan.

1. Ukuran dan Pembagian Lembar Peta

Ukuran dan pembagian lembar peta harus memperhatikan bentuk


dan luas wilayah yang dipetakan misalnya menggunakan
koordinat geografis, batas pulau, batas provinsi dan batas lai n nya .

a. Ukuran Lembar Peta

Panjang dan lebar sisi peta yang diukur dari tepi saling tegak
lurus dengan ukuran peta pada skala sama dengan atau lebih
kecil 1 : 250.000 menggunakan frame indeks RBI 250.000, pada
skala sama dengan atau lebih besar 1 : 100.000 menggunakan
frame indeks RBI 50.000, atau dengan ukuran sebagaimana tabel
3, pada penggunaan ukuran kertas Al cu
s tom.

Ketentuan interval grid pada skala 1 : 250.000 adalah 20 menit,


skala 1 : 100.000 adalah 10 menit, skala 1 : 50.000 adalah 5
menit dan skala 1 : 25.000 adalah 2 menit 30 detik.

Pengecekan...
-12-

Pengecekan kesesuaian jarak antar grid pada skala tertentu


dapat menggunakan penggaris ukur yaitu:

- Skala 1 : 250.000 dengan interval 20 menit jarak an tar grid ±


14,6 cm.

Skala 1 : 100.000 interval 10 menit, skala 1 : 50.000 interval


5 menit dan skala 1 : 25.000 interval 2 menit 30 detik
menggunakan jarak antar grid± 18,5 cm.

Apabila pembuatan layout peta dilakukan pada ukuran kertas


lebih kecil dari Al custom disesuaikan secara proporsional dan
harus memuat angka/nilai grid 2 - 3 pada setiap sisi (garis
bujur dan garis lin ta n g).

Tabel 3. Pengaturan Format Layout Peta

No. Format Skala 1 : 250.000 Skala 1 : 50.000


1 Ukuran Kertas 90 cm x 51 cm 80 cm x 60cm
2 Ukuran Isi Peta 66,65 cm X 44,49 55,60 cm X 55,60
cm cm
3 Ukuran Informasi Tepi 16,50 cm X 44,49 16,50 cm X 55,60
cm cm
4 J arak Antar Frame 1cm 1cm
5 Interval antar Grid 20 menit, + 14,6 cm 5 menit, + 18,5 cm

Khusus layout peta yang ditandatangani oleh para pihak,


ukuran lebar kertas ditambah 15 cm sebagai kolom tanda
tangan.

b. Pembagian ...
-13-

b. Pembagian lembar peta

Pembagian lembar peta dengan format indeks RBI yang dibuat


berdasarkan pembagian geografis menurut proyeksi Transverce
Mercator™ dengan sistem koordinat UTM atau ukuran
sebagaimana yang sudah disebutkan di atas. Hal ini untuk
memudahkan apabila peta tersebut ditumpangsusunkan
dengan peta tema lainnya pada wilayah yang sama.

Sistem pembagian dan penomoran lembar peta sesuai dengan


format indeks RBI seperti pada Gambar 1.

PEMBAGIAN LEM BAR PETA BERSERI BEROASARKAN INDEKS RBI

0013 1 . 250.000 1°30' ,: 1°0'


1 : 100 .000 lC7 II JO'
091 3 · 11 1 50000 15' 11 15 '
00 13 - 311 1 25.000 7.5'117 , S'

Gambar 1. Pembagian Lembar Peta Berseri Berdasarkan Indeks


RBI

Untuk penomoran lembar yang bukan indeks RBI dibuat dari


nomor lembar terkecil sampai yang terbesar sesuai arah jarum
jam, seperti pada gambar 2.
-14-

PEMBAGIAN LEMBAR PETA


atJKANINDE.K&Rill

Gambar 2.

Pembagian Lembar Peta Bukan Indeks RBI

2. Inset Peta

Inset peta dapat dilakukan apabila:

1. Hanya mengakomodir areal yang sangat jauh dan sulit jika


dipetakan dalam satu lembar.

2. Ukuran lembar peta yang diinset kurang dari 30 % ukuran


lembar peta normal.

3. Skala yang digunakan lebih kecil, sama, atau lebih besar


(khusus penggambaran objek tematik) dengan peta induk.

4. Tersedia ruang pada isi peta induk

Inset peta dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

1. Inset yang berfungsi untuk menunjukkan lokasi relative dari


wilayah yang tergambar oleh peta utama. Inset ini memiliki
skala lebih kecil dari pada peta utama yang menjelaskan
letak atau hubungan antara wilayah pada peta utama
dengan wilayah lainnya yang berada di sekeliling wilayah
yang terdapat pada peta utama tersebut (contoh : peta
situasi).

2. Inset...
-15-

2. Inset yang berfungsi memperbesar atau memperjelas


sebagian kecil wilayah yang terdapat pada peta utama. Inset
seperti ini memiliki skala lebih besar daripada peta pokok
atau peta utama.

Penyajian inset peta yang lebih besar dari skala peta induk
dapat dilakukan dengan :

a. Jika menggunakan hasil pengukuran lapangan, maka


peta langsung digambarkan sesuai skala hasil
pengukuran.

INSET PETA
Skala l : 5.000

b. Jika peta dasar pada lokasi dan skala tersebut tidak


tersedia, maka pembesaran dapat dilakukan dengan
mencantumkan judul "indikatif' serta "pembesarannya".

Contoh peta induk skala 1 : 50.000

INSET PETA
Indikatif Lokasi PT. X
Pembesaran 10 kali
Skala I : 5.000

3. Inset yang berfungsi untuk menyambung wilayah pada peta


utama. Inset ini memiliki skala sama besar dengan peta
utama yang disambung. Fungsi menyambung ini bertujuan
untuk menggambarkan wilayah pada peta utama yang
terpotong karena keterbatasan pada media kertas atau
halaman dan menggambar wilayah yang terpancar.
-16-

Contoh layout peta Inset dapat dilihat pada gambar 3.

CONTOH TATA LETAK PETA INSET

Keterangan Gambar :
1. Peta Utama
2. lnforma sl Tepi
3. . P eta In se t
3.

2.

1.

---= --- - - - -=' -

Gambar 3. Contoh Layout Peta Inset

3. Isi Peta

Isi peta merupakan obyek utama yang terkait dengan maksud dan
tujuan dari pembuatan peta yang ditekankan pada pembuatan
peta tematik. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
penggambaran isi peta antara lain :

a. Generalisasi

Generalisasi pada kartografi adalah memilih dan


menyederhanakan penyajian unsur-unsur permukaan bumi di
atas peta yang berhubungan dengan skala dan tujuan peta
yang akan dibuat.

Generalisasi...
-17-

Generalisasi diperlukan karena padatnya isi peta oleh reduksi


skala dan terbatasnya kemampuan mata dalam melihat
ukuran minimum pada peta.

Pada dasarnya generalisasi dikelompokkan menjadi dua yaitu:

1. Generalsasi geometrik, yaitu lebih pada penyederhanaan


bentuk.

2. Generalisasi konsepsual, yaitu lebih kepada


penyederhanaan subjek yang dipetakan (dilakukan oleh
orang yang mengerti tentang konsep unsur yang
digambarkan). Contoh : untuk peta tanah (soil map) bila
terdapat 20 macam klas tanah akan disederhanakan
klas tanahnya pada peta yang lebih kecil skalanya.
Misalnya menjadi 8 klas tanah yang ada hubungannya
satu sama lainnya. Hal ini tentu saja hanya seorang ahli
tanah yang dapat mengerjakan.
Aspek-aspek generalisasi yang dilakukan pada pembuatan peta
tematik meliputi :
• pemilihan unsur yang akan digambarkan tergantung dari
maksud dan tujuan pembuatan peta tematik tersebut;
• Penyederhanaan unsur yang terlalu kecil dan sulit disajikan,
misalnya bangunan disajikan dalam bentuk simbol;
• Penghilangan (omittance) beberapa unsur dari peta dasar
tidak dilakukan secara berlebihan yang akan mengakibatkan
informasi atau isi peta menjadi tidak jelas, minimal memuat
informasi perairan dan namanya, jalan, dan nama
kota/pulau/gunung;

Eksagerasi...
-18-

• Eksagerasi atau pembebasan dalam penyajian suatu unsur


pada peta yang dihubungkan dengan ukuran sebenarnya
dalam skala tertentu, misalnya penebalan garis jalan yang
tergambar terlalu kecil di peta;
• Pergeseran (displacement) akibat eksagerasi perlu dilakukan
agar tidak terjadi tumpang tindih antar unsur di peta.
Pergeseran dilakukan tergantung pada penting tidaknya
suatu unsur.
• Menitik-beratkan (emphasizing): isi peta harus direduksi
sesuai dengan yang dikehendaki, setelah itu detail yang
kurang penting dihilangkan dan detail penting ditonjolkan
atau digambar sesuai skala.
• Kombinasi : mengkombinasikan beberapa unit yang berbeda
ke dalam satu symbol, sehingga bentuk utama akan tetap
terlihat. Misalnya kombinasi beberapa bangunan ke dalam
satu simbol.
• Klasifikasi : penyederhanaan beberapa tipe dari unsur alam
maupun unsur buatan manusia dengan cara membuat
klasifikasi, misalnya klasifikasi jalan, klasifikasi hutan, dan
sebagainya

Berikut ini beberapa contoh dari hasil proses generalisasi yang


dilakukan, antara la in :

• Untuk Peta Daerah Aliran Sungai (DAS), unsur topografi,


garis kontur dan pola aliran sungai harus digambarkan
lengkap. Tetapi unsur jalan atau pemukiman perlu
disederhanakan atau ada bagian-bagian yang dihapuskan.
-19-

• Dalam membuat Peta Kerapatan Penduduk, unsur topografi,


garis kontur tidak perlu digambarkan, pola aliran sungai
disederhanakan, pemukiman dan batas administrasi
pemerintahan harus digambarkan secara jelas.

b. Simbol

Simbol disesuaikan dengan karakteristik unsur-unsur yang


digambarkan di dalam penyajian peta. Simbol sangat terkait
dengan sumber peta yang digunakan.
Secara spesifik pembuatan simbol harus sesuai dengan
kebutuhan dengan memperhatikan simbol-simbol yang lain
agar tidak terjadi kesamaan atau kemiripan. Hal ini untuk
menghindarkan terjadinya salah tafsir dari maksud dan tujuan
simbol tersebut.

Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam pembuatan


simbol:
• Bentuk dan ukuran harus representatif, konsisten,
sederhana dan disesuaikan dengan ruang peta.
• Sebelum menetapkan suatu simbol, terlebih dahulu dibuat
model/bentuk petanya dengan memperhatikan segi
keindahan peta secara keseluruhan.
• Gambar simbol mengikuti pola/tata letak yang teratur dan
rapi.
• Gambar simbol yang memotong informasi lain,
penempatannya dialihkan pada bagian yang kosong,
sehingga tidak saling tumpang tindih, Misalnya simbol kota
yang memotong sungai, penempatannya digeser.
• Dalam membuat symbol harus memperhatikan : bentuk,
ukuran, kepadatan, arah, nilai, warna dan lokasi atau
posisi
Contoh penggambaran simbol pada peta dapat dilihat pada gambar 4 - 9.
Contoh beberapa simbol dengan pengaturan tata Gambar 4.
letaknya dapat dilihat pada Gambar 4.
Contoh penempatan nama dan tata letak keterangan
dapat dilihat pada Gambar 5, 6, 7, 8, dan 9.
TATA LETAK SIMBOL

Q_ Q_ Q_ Q_ Q_

Q_ Q_ Q_ Q_

Q_ Q_ Q_ Q Q

aa. Wl. Wl.' Wl. <lJl.

00. <lJl. 00, an.

= an. QOJ an., 00,

QI\. QI\. QI\. QI\. QI\.

QI\. QI\. QI\. QJ\.

QI\. QJ\. QI\. QI\. QI\.


PENEMPATAN NAMA SEJAJAR DENGAN GARISTEPI PETA,PARALEL DAN MERIDIAN PENEMPATAN NAMA SEJAJAR DENGAN GARIS TEP! PETA,PAR ALEL DAN MERIDIAN

°"""o o Dlc>do0: oa irigs.


0
Qbnongo Oleungsi 0 018'Jll
9,( nong Otto!H...,P Ocinong 0t81Jreup
'""'"" 0
Otllltlreup 0 0 OSe«f>lak o

'""'"''9 QBOGOR .,.he. gfl QBOGOR 'c,- l ogo QBOGOR

oo- oa-
a's. 8,.,,,, 0581\leO Qipm g
OQ'Ua o
0 QmmNVln

SAIK KURANG BAIK TIOAK BAik BAJK TIDAi( BAIK SALN-t

1,,.,"o
'°"?,.
l'
Ki.JRA' lG BAIK TIDAKB -"IK

a410NIH t o,,?
t]
KURANG e.-.iv 64.IK k1.JRANG8 AIK

\ 0
l
'i ffi
' '
'a
i
§ 1•;' "'-4"".."'1("1IY--
( :;:;, • ·
\
.,..1t ,,. 94.c-r' --
-, J\,DIA
•'ON I v,,,00,. . S \"'.,./' ' '
B,\JK KURAl'«>BPJK llCW<BAIK B,\JK TICW<B K KUR,t.f'G 8,l,IK

/./) ,/ SEU.T
NA K AS SAF:f
.,,.
l /U ,<,,17
l'
,,. <,· /(1 <17
-i"
o-1

t--
I

KURANG BAIK Tia..KBAlK

Gambar 5. Gambar 6.
PENEMPATAN NAMA SECARA OISTRI BUSI DAN JARAK ANTARA ( SPAS I)

Smoit1, em
O 0 0 EMPATAN NAM A YANG MENUN.JJKKAN KARAKTERl STIK
P
SJrig11i,em 9. 'IQll\tlYl l
o- • -•o
BAl.h(P,!J> o I BALWAP{j'
81..Lll(P.\PANO
<>s.-,,, -ai .,......,., I

c?

. .
I I
&JK KURANGBAIK Kl.lRANGBAIK ( C c?
(? C

□ GB
0
CJ c3
KUR-'/IIG K

.......,., 1'/l , ', I


8'JK

/ ,,,... c::::=::::::l / C /

,t/';,::?'--
- -,•' (,/, c:::> --: . _ ... " =,
,,,.., ,I \c::::::J ,,,
8'JK
IQJRJ.NGBAIK k1JRI\NG8.&JK
,\\"\\;
'0,.. ,,.... l
=\
I .. ._c:JV--

::::J,,,,i=:::::=i,,.,,'. --.J.. 'c:::J


CJ\ □ \
="
... '' I',.. .. L - -
-- v --<_ CJ

GG
''=
WUR-.•.('.; ... ICURANGBAIK
S,.<

.,,

r-·::aS•r.·.
.._\J:;.-,..,.:,91,,K

PN•:•".
k:..JRANGB.AIK

LL0 L.AUT LAUT


ma v-

\0
BA,iK io<J R ANG B,e.K l(IJRAf'4G BAJK
N• 11M +r

q•·•
+
6 N Q+ C'i:e''

c f;.._..
... 0
q,•;·
·
P&VH,t

.,'
PS.1u , 'iS'-
IBELU
0
S OH E
fi'IJH'i''.CBA"- S.,.,A>,
;;,
L ---- - - -- I

l<IJRANG BAlK "1.JR,t,NG BNK


s, K

Gambar 7.

Gambar 8.
PENEMPATAN HARGA KONTUR, ANGKA KETINGGlAN DAN NAMA GUNUNG

BAIK '- RANG BAIK TIOAl"BA.11<

BAJK KURANG BA IK TIDAi< BAIK

l<URANG BAK TIDAi< BA!K


""'"

Gambar 9.
-24-

4. Informasi Tepi

Informasi tepi memuat hal-hal sebagai berikut:

1. Judul Peta
Judul peta dibuat secara singkat dan jelas serta sesuai dengan tema
peta. Antara isi peta dan judul harus ada hubungan yang jelas,
terutama unsur-unsur yang disajikan.

2. Panjang dan Luas Objek


Panjang dan Luas Objek hanya dicantumkan untuk peta skala
operasional, sedangkan untuk peta skala nasional atau provinsi
cukup judulnya saja. Perhitungan luas menggunakan sistem
koordinat UTM. Pencantuman angka panjang menggunakan satuan
meter (m ), sedangkan angka luas adalah sebagai berikut:
a. Luas 500 hektar ditulis dalam satuan hektar (ha), tanpa angka
di belakang koma,
b. Luas 50 hektar s/d < 500 hektar, ditulis dalam satuan hektar
(ha), dengan 2 (dua) angka di belakang koma,
c. Luas < 50 hek ta r, dalam hektar (ha), dengan 3 (tiga) angka di
belakang koma.

3. Skala Peta
Pada setiap lembar peta harus mencantumkan skala numerik (dalam
angka) dan skala bar (dalam bentuk garis). Khusus peta situasi
hanya menggunakan skala angka.

4. Arah Utara
Arah utara dalam peta digambarkan dengan simbol yan g dapat
diasosiasikan secara mudah sebagai petunjuk arah utara (ujung
anak panah menunjuk ke arah atas dengan huruf U di ujungnya).

5. Catatan...
-25-

5. Catatan Proyeksi

Catatan proyeksi memuat informasi tentang sistem proyeksi, grid,


datum, dan zona.

6. Nomor dan Tanggal Surat

Nomor dan tanggal surat merupakan nomor dan tanggal


diterbitkannya surat sebagai induk dari diterbitkannya peta.

7. Nomor Lembar Peta

Nomor lembar peta merupakan penanda jumlah lembar peta yang


dicetak dengan menggunakan nomor indeks RBI atau nomor lembar
yang dibuat sendiri . Nomor lembar peta ini khusus untuk peta
berseri.

8. Angka/Nilai Koordinat

Merupakan angka/nilai yang dicantumkan pada garis isi peta dan


peta situasi dengan angka dan nilai yang menunjukkan kedudukan
garis lintang (latitude) dan garis bujur (l ongitude) . Angka/nilai ini
digambar dengan interval tertentu disesuaikan dengan peta dasar
yang digunakan dan keperluannya (misalnya untuk peta skala 1 :
25.000 ditetapkan interval 2' 30"). Untuk peta tertentu dapat
mencantumkan angka/nilai koordinat secara kombinasi yaitu pada
garis isi peta bagian atas dan kiri dengan mencantumkan koordinat
geografis sedangkan pada garis isi peta bagian bawah dan kanan
mencantumkan koordinat UTM yang dinyatakan dalam satuan meter.

9. Keterangan...
-26-

9. Keterangan
Keterangan peta memuat simbol-simbol dalam bentuk titik, garis dan
atau bidang dengan atau tanpa kombinasi war na , yang dapat
menerangkan setiap unsur yang tergambar pada isi peta. Untuk
beberapa simbol perlu dibuat notasi sebagai penjelasan. Simbol yang
tercantum dalam isi peta diberi keterangan singkat dan jelas dengan
susunan kata atau kalimat yang benar dan sesuai.

10. Dasar Pembuatan Peta


Dasar pembuatan peta mencantumkan aspek legal dari pembuatan
peta seperti peraturan, ketentuan, surat keputusan dan dasar lain
yang berkaitan dengan tujuan dari pembuatan peta.

11. Sumber Data


Untuk mengetahui keabsahan (validitas) dari data yang digunakan
maka harus dican tu mkan :
- Peta dasar RBI yang digunakan; termasuk nomor lembar, skala
dan waktu/tanggal pembuatan/penerbitan.
- Asal data yang dipakai sebagai pengisi peta.

12. Catatan
Catatan merupakan ruang untuk menjelaskan hal-hal yang masih
diperlukan terkait data yang tergambar dalam isi peta. Adapun
penulisannya harus dalam kotak tersen diri.
Con toh :
aplikasi tambahan yang digunakan untuk mempermudah
penghitungan areal yang berada pada posisi lebih dari satu zona
UTM.
Disclaimer (keterangan) batas administrasi

13. Peta...
-27-

13. Peta Situasi


Peta situasi digunakan untuk menunjukkan letak/lokasi areal yang
digambarkan pada isi peta harus memuat atribut kota-kota yang
dikenal dan mudah untuk ditemukan, batas dan nama (negara/
provinsi/kabupaten/kota/kecamatan), laut, pulau dan jika
diperlukan dapat memuat jalan utama yang menghubungkan antar
kota, sungai besar termasuk namanya. Skala peta situasi
menyesuaikan luas wilayah yang digambarkan dalam isi peta.

14. Tanda Tangan/Legalitas


Tanda tangan/legalitas adalah nama, jabatan, tanda tangan dan
stempel pihak yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap isi
peta dalam hal ini adalah instansi Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan, BUMN/BUMD/Swasta atau perorangan. Selain itu,
jika bukan merupakan lampiran surat harus mencantumkan tanggal,
bulan dan tahun pembuatan/ penerbita n / pe nges a han .

Posisi tanda tangan dalam informasi tepi adalah :

1. Peta sebagai lampiran surat keputusan atau yang di tandatangani


oleh satu orang pejabat, tanda tangan di posisikan setelah catatan
proyeksi

2. Penandatangan peta oleh dua orang sampai dengan empat orang


pejabat, tanda tangan diposisikan setelah peta situasi

3. Khusus peta yang memerlukan diketahui/ persetujuan/


pengesahan para pihak, diposisikan di bawah isi peta dan
informasi tepi dengan memperhatikan kecukupan/kebutuhan
ruang untuk tanda tangan para pihak.

15. Logo...
-28-

15. Logo

Logo dicantumkan dengan posisi berada di atas judul peta

16. Nama lnstansi Penerbit, dan Tahun Pembuatan

Nama Instansi penerbit peta dan tahun pembuatan dicantumkan


dengan posisi tahun pembuatan berada di bawah nama instansi
penerbit, sebagai contoh:

a) Instansi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan


misalnya:
- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
- Eselon I : Sekretariat Jenderal/Direktorat Jenderal/Badan
- Eselon II : Direktorat/ Pusat/ UPT (Balai Besar setingkat
eselon II) dan Dinas terkait di Provinsi/
Kabupaten/ Kota
- Eselon III : Unit Pelaksana Teknis, Kesatuan Pengelolaan
Hutan

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN


2017

DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN


DAN TATA LINGKUNGAN
2017

b) BUMN/BUMD/Swasta
misalnya:
PT. INHUTANI II
PT. SURAVIA JAYA
c) Perorangan ...
-29-

c) Perorangan dan lain-lain


Dicantumkan identitas nama, tim atau panitia, misalnya :
- Tim evaluasi Sumber Daya Hutan KLHK.
Panitia Sosialisasi Lingkungan Bersih.

Selain hal-hal yang telah disebutkan di atas, dalam menyusun tata


letak informasi tepi perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

• pembuatan informasi tepi harus memperhatikan luas ruang


yang tersedia, bentuk daerah yang dipetakan dan keindahannya.
• Penggunaan huruf pada informasi tepi adalah Arial. Adapun
pemilihan besarnya huruf dan pengaturan jarak perlu ditata
dengan baik, agar penampilan peta memperlihatkan
keseimbangan, keserasian serta menambah kejelasan informasi
tepi yang disajikan.

5. Penulisan Anotasi

Penulisan anotasi dalam bentuk huruf dan angka harus sesuai


dengan unsur yang diterangkan dalam lembar peta dengan
memperhatikan segi kerapihan, keteraturan dan kemudahan
untuk dibaca. Aturan dalam penulisan nama dan
penempatannya adalah sebagai berikut:

1) Penulisan unsur alam seperti nama sungai, nama gunung,


nama pulau, nama laut, angka titik ketinggian, angka nilai
kontur dan lain-lain ditulis dengan huruf miring (italic),
sesuai dengan gambar 4-9. Untuk unsur buatan seperti
nama kota/ pemukiman ditulis dengan huruf tegak.

2) Unsur...
-30-

2) Unsur permukiman seperti ibu kota negara, provinsi,


kabupaten, kecamatan dan perkampungan ditulis sejajar
dengan garis bawah isi peta atau sejajar dengan kerangka
geometris (garis-garis koordinat paralel dan meridian).
Apabila tidak memungkinkan secara paralel maka ditulis
searah jarum jam.
3) Unsur yang berbentuk linier/memanjang seperti nama
sungai, nama laut, selat, dan batas administrasi,
penulisannya harus mengikuti bentuk unsur tersebut dan
bila cukup panjang maka diulang padajarak-jarak tertentu.
4) Angka ketinggian pada garis kontur ditempatkan pada garis
kontur yang diputus. Penulisan angka kontur disesuaikan
dengan arah pembaca.
5) Peletakan anotasi harus bebas dan tidak berpotongan
dengan simbol atau anotasi lainnya.

6. Tata Letak Peta


a) Pengaturan tata letak dan keterangannya dibuat standar dengan
isi peta berada di sebelah kiri informasi tepi.

Contoh model dari beberapa bentuk isi peta, tata letak informasi
tepi dapat dilihat pada Gambar 10 dan 11.

Gambar...
-31-

TATA LETAK INFORMASI PETA

[lJ J
t,.J
' \µ t,.J l

l• I
-1!111 , L 'J
,
a;
l!I l!I l!I
c:::!::::J

c.
T
,-, ----- i

"
' I
"
" "
" "
"u
11!1 Ir,
,", l!I
,,
[!] (!] (!] l!J

Ke t eran gan Gam bar :


1. lsi Peta 5. Judul Peta 9. Arah utara 13. Ca tatan
2. Nomor Surat 6. Angka/N1l a1 Koordinat 10.Catalan Proyeksi 14. Peta Situasi
3, Nomor Lembar Peta (khusus pela bersen) 7. Panjang/luas Areal yang Oipetakan 11. Keterangan Peta 15. Tanda tangafVLegalrtas
4 Logo lntansi 8 Skala Peta (Angka dan Bar) 12. Dasar dan Surrt>er Peta 16. Nama lntansi PenerbU. dan
Tahun Pembuatan Peta

Gambar 10. Tata Letak lnformas i Peta

TATA LETAK INFORMASI PETA YANG OITANOATANGANI PARA PIHAK

Keterangm, Clamb.- :
I •J 1 lsi Pela
li!J [!)II 2 Nomor&.nl
3 Nomof Lembar Peta (khusus pel a bersen)
◄ logo lnlansi
5 Judul Peta
6 Angka1Nrla1 KOO(dinat
7 Paf'lt;lng/Luas AIHI yang Oip@t,1k:an

i
6 . Skala Peta (Mgka danGaris)
9 Arah utara
' 10 Ca ta la n Proy.Ui
11 Keterangan Peta
12. Oasar dan Swmer Peta
, 13 Ca talan
Ir. 1◄ Peta Situ.sl
"" I!) [!]
15
16
Tanda langarv'Legalltas
Nama tr-.ansl Penerbit, dan Tahl..rl Pe mbuatan Pela
17 Tanda Tangan Pa.-a Pihak (conloh Peta Lampiran BATB)

Gambar 11. Tata Letak Informasi Peta yang Ditandatangani Para Pihak

B. Pemetaan...
-32-

B. PEMETAAN SECARA MANUAL

1. Persiapan Penggambaran dan Penyajian

a. Peralatan

Beberapa peralatan yang digunakan untuk penggambaran dan


penyajian peta secara manual antara lain:
• Lettering set merupakan alat untuk mencetak dan membuat huruf,
angka dan notasi tertentu yang terdiri dari 3 bagian yaitu scriber
yang merupakan bagian utama dari alat, rapidograph (tipe
isograph) dan template (semacam sablon).
• Peralatan pelengkap lain seperti : Penggaris segitiga, penggaris
panjang ukuran 1 m, penghapus rapido, dan milimeter block.

b. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penggambaran peta secara manual


yaitu media gambar dan tinta gambar.
Dilihat dari bahan dasarnya, media gambar dibedakan sebagai
berikut:

• Bahan plastic

Jenis dari bahan plastik bermacam-macam tergantung produk


dan kwalitasnya, misalnya kodactrace, astralon, dan drafting
film . Dari ketiga bahan tersebut, yang paling baik untuk
penggambaran peta adalah drafting film,karena bahan ini relative
paling stabil, mudah digambar, digulung dan mudah diperbaiki
apabila terdapat kesalahan.

• Bahan...
-33-

• Bahan kertas

Kertas yang biasa digunakan adalah kalkir (Tracing paper}.Bahan


ini mudah digambar namun relatif kurang stabil, mudah robek
dan sukar digulung.
2. Proses Penggambaran dan Penyajian

Proses penggambaran peta secara manual sekaligus juga merupakan


penyajian peta yang merupakan bagian akhir dari proses pemetaan.
Semua data dan informasi disajikan dengan mutu gambar yang baik,
benar, tepat dan dapat dipertanggungjawabkan. Juru gambar berperan
penting dalam penggambaran peta secara manual, sehingga dituntut
bekerja secara sisitematis, cepat, rapi dan teliti, agar data dan informasi
yang tersaji pada peta betul-betul merupakan gambaran/rekaman
nyata dari kondisi apa adanya di lapangan dan dapat memperkecil
kesalahan. Apabila dilakukan pengecekan ke lapangan tidak terdapat
perbedaan yang signifikan.

Tahapan kegiatan penggambaran peta secara manual perlu


memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Penggambaran dan penyajian isi peta


• Menyiapkan bahan dan peralatan yang diperlukan sebelum
mulai menggambar.
• Meletakkan bahan gambar di atas konsep peta/ manuskrip yang
sudah siap digunakan sebagai acuan. Peta dijaga agar selalu
dalam posisi tegak lurus dengan menggunakan kertas
millimeter/menit blad sebagai petunjuk arah.
• Menggambar garis tepi peta dan menuliskan koordinat geografis
peta dengan interval tertentu.

• Menulis...
-34-

• Menulis dan menempatkan nama-nama pemukiman/kota,


gunung, angka ketinggian dan kontur, batas dan nama
administrasi serta unsur lainnya yang perlu didahulukan. Ini
dimaksudkan untuk memudahkan dan mengurangi
pengoreksian/ penghapusan.
• Menggambar informasi dasar, dimulai dari sungai, garis kontur,
jalan dan daerah pemukiman yang dilanjutkan dengan menulis
nama sungai.
• Menggambar informasi pokok sesuai dengan tema peta.
• Menggambarkan batas-batas vegetasi sebelum unsur
vegetasinya, kemudian dilanjutkan dengan simbol-simbolnya.

b. Penyajian Informasi Tepi.


• Membuat konsep informasi tepi yang akan disajikan pada kertas
milimeter;
• Konsep yang sudah jadi disalin pada lembar peta (clise/kalkir);
• Melakukan pengecekan hasil penyajian informasi tepi.

c. Pewarnaan

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pewarnaan adalah sebagai


berikut:

a. Beberapa jenis peta mempunyai ketentuan tentang pemakaian


warna, misalnya unsur air memakai warna biru, vegetasi warna
hijau dan garis kontur warna coklat.

b. Standar warna untuk pemakaian cat gambar menggunakan wama


ecoline.

c. Blok warna digunakan untuk layer tema utama, sedangkan tema


pendukung dapat menggunakan simbol dan anotasi.

Sebagai...
-35-

Sebagai contoh penampilan data polygon se ban yak empat data


dapat dilakukan pemosisisan data dengan susunan symbol sebagai
berikut (paling atas sampai bawah) :
a. Outline (warnal)
b. Outline (warna2)
c. Arsir
d. Blok Warna/Data Citra/Gambar

Untuk pewarnaan manual digunakan standard warna ecoline dicampur


air dengan perbandingan yang telah diteta pkan. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 4 dan 5.

Tabel 4 : Daftar warna dan Komposisinya


Warna Kode Komposisi dan gradasi
Ye llow y Y=70%
Magenta M y_ M 12 M= 0 %
Cya n C 7 0 4 0 C= 40 %
Black B B=0%

Tabel 5 : Daftar Warna Ecoline yang digunakan :


Warna No. Seri Kode Cara Penulisan
Lichtrogen (hijau daun muda) 601 Lh Ditulis !h... £!
Donkergroen (hijau daun tua) 602 Dg 1 5
Lightoranje (oranye) 236 Lo
Lichtgeel (kuning) 201 Lg Artinya
Karmijn (merah bit) 318 K 1 cc lh + 5 cc air
Vermiljoen (merah darah) 311 V
Siena gebrand (coklat tua 411 Sg
Ultra marijn danker (biru laut) 506 Ud
Roodviolet (violet ungu) 545 R
Zwart (hitam) 700 z
-36-

Untuk memperjelas unsur yang akan ditonjolkan misalnya trayek batas


dapat menggunakan spidol atau stabi11o sejajar garis batas pada bagian
dalam areal.

C. PEMETAAN SECARA DIGITAL

1. Peralatan, Bahan clan Data

Peralatan dan bahan yang diperlukan dalam penggambaran dan


penyajian peta secara digital adalah :

a. Peralatan

• Perangkat keras (Hardware)

Komputer atau central processing unit (CPU) baik yang statis


(d e s k to p) maupun yang portable (laptop/notebook).

Disk Drive atau peralatan sejenis.

Scanner atau peralatan sejenis.

Plotter dan peralatan display sejenis (printer, visual dis pla y


terminal).

• Peran gkat lunak (software)

• Perangkat lunak yang dapat digunakan antara lain Arc-info, Arc-


view, Auto cad, Arc-Gis dan lain sebagainya.

• Alat Tulis Kantor (ATK)

b. Bahan

• Kertas

• Tinta.

c. Data...
-37-

c. Data

Data dapat berupa cetakan (hardcopy) dan digital (softcopy)

• Data Dasar

- Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI)

- Peta Lingkungan Laut Nasional (LLN)

- Peta Lingkungan Pantai Indonesia (LPI)

• Data Tematik

- Hasil Pengukuran Lapangan

- Peta Tematik KLHK

- Peta Tematik Non KLHK


2. Proses Penggambaran Peta

a. Persiapan Data

Tahapan persiapan yang harus dikerjakan meliputi :

• Pengolahan Data Analog

1) Menyiapkan sistematika penyimpanan tema/ layer dalam


bentuk geodatabase (*.gdb).
2) Melakukan pemindaian (scanning) semua data analog.
3) Melakukan pengecekan/pencermatan kenampakan unsur-
unsur pada setiap lembar sumber peta secara visual.
4) Melakukan pengecekan koordinat dan sistem koordinat
yang dipakai.
5) Melakukan pengecekan antar lembar peta yang
berdampingan untuk membantu dalam proses
edgematching.
6) Menentukan...
-38-

6) Menentukan titik ikat beserta koordinatnya.


7) Melakukan georeferencing
8) Melakukan Digitasi pada layar komputer (on screen
digitizing)

• Persiapan Data Digital


1. Menyiapkan kodefikasi unsur/ keterangan pada masing-
masing layer yang mengacu pada kodefikasi baku.
2. Melakukan pengecekan topologi dan editing.
3. Melakukan Penyam bungan sisi (Edgematching)
4. Melakukan Penggabungan (Merge)

b. Penggambaran Peta

• Pemanggilan layer Data Dasar

• Pemanggilan layer Peta Tematik Utama

• Pemanggilan layer Peta Tematik Pendukung

• Pemberian atribut (data non spasial)

• Pemberian simbol (anotasi, gambar, dan warna) pada setiap


layer (titik, garis, dan poligon).

3. Proses Penyajian Peta

Tahapan dalam proses penyajian peta adalah :


• Menentukan areal yang akan disajikan
• Menentukan skala peta
• Menyajikan koordinat pada garis lintang dan bujur
• Menyajikan informasi tepi

4. Template ...
-39-

4. Template Peta dan simbologi

Template peta dan simbologi sebagaimana dapat di unduh pada


http:/ /webgis.menlhk.go.id .

D. DOKUMENTASIPETA
Dokumentasi hasil penggambaran dan penyajian peta dapat disimpan
dalam bentuk :
a. Cetakan;
b. File/digital.

Penyimpanan peta dalam bentuk cetakan/print sebaiknya dilakukan


dalam bentuk lembaran tanpa dilipat untuk mengurangi kerusakan dan
cacat atas data yang dicetak.

Salinan sesuai dengan aslinya Pit. DIREKTUR JENDERAL PLANOLOGI


Kepala Bagian Hukum KEHUTANAN DAN TATA LINGKUNGAN,
d Teknik,
ttd.

ENDI SUGANDI YUYU RAHAYU


NIP. 19651123 199803 1 005 NIP. 19581030198203 1 004
SIMBOL
WARNA/
NAMAUNSUR
ANOTASI
LAINNYA RI GI B KETERANGAN

INFORMASI DASAR

angka ketinggian degan huruf


Titik tinggi 7259 miring

168 56 0 garis kontur indek di gambar agak


Garis kontur
tebal dan dilengkapi angka

168 56 0 garls kontur ini digambar untuk


Garis kontur tambahan ri_/ memperoleh gambaran relief yang

,..,.._; 0 0 0
Garis bentuk lapangan
-
(

0 0 0
Bukit berbatu

Gunung
... 1200 angka ketinggian dengan huruf
miring

212 237 255


Danau
0
Sungai
d 212 237 255

rm 255 211 127 permukiman yang cukup

...
Pemukiman
luas,bentuk bangunan tampak

0 0 0 pemukiman yang kurang jelas


Perkampungan/Desa
batasny a untuk batasnva untuk

SIMBOLIBU KOTA Simbol ini digunakan untuk peta


skala <1 :500.000

lbukota negara
• ukuran sesuaikan dengan skala

i'bu kota provinsi



lbu kota kabupaten @

lbu kota kecamatan



Kota - kota kecil lainnya 0
SIMBOL
WARNA/
NAMAUNSUR
ANOTASI
LAINNYA RI GI B KETERANGAN

TRANSPORTASI

255 178 0 Jalan penghubung antar kota tebal


Jalan kolektor
Raris 3

255 0 0 lebar antar garis 1,5, tebal garis 1


Jalan angkutan kayu

tebal garis 2
Jalan kereta

Jalan lori tebal garis 1

TITIKPASTI

_._ P120
Tit ik Triangulasi Pr imer
233

S120
Titik Triangulasi 5ekunder -'- --
233 huruf tegak menunjukan nomor
titik, huruf miring menunjukan
Tit ik Triangulasi Tert ier -'- -T-120 ketinggian dalam meter
233

Titik Triangulasi Kwarter


_,_ a120
233

Titik Dopler
$ D 55

Titik GPS N 17005


titik GPS Bakosurtanal
Titik Kontrol Kehutanan NK 1350
titik GPS Kehutanan

ntik Ukur GP5


®

TITIKAMDAL

Titik Pantau
♦ 255 255 0 Esri Default Maker 65

Tit ik Pengambilan Sample


• 0 77 168 Esr i Default Maker 65

Titik Kelola

• 38 155 0 Esr i Default Maker 65


SIMBOL

NAMAUNSUR
WARNA/
ANOTASI
LAINNYA RIG IB KETERANGAN

BANGUNAN

0 0 Esri Arcpad 70
Hotel Ill 0

Pangkalan Udara m 0 0 0 Esri Arcp ad 51

Esri AMFM Electric 253

Pangkalan Darat ml 0 0 0 Esri Bussiness 53, 56

Pangkalan Laut
m 0 0 0 Esri Arcpad 79

0 0 0 Esri Ers Infrastructure S1109


Stasiun Kereta Ap i

Esri Caves 2 37

0 0 0 Esri transportation & Civic


Terminal

Bandar Antarik sa DI] 0 0 0 Esri Enviro Hazard Incident 59, 65,


108
Esri Caves 2 37

Galangan Kapa! 0 0 0 0 Esri Arcpad 85

0 0 0 Esri Bussiness 67
Bangunan Kilang Minyak 1 .. 1

Esri Caves 2 38

Bangunan dan lnstalasi Tenaga 0 0 0 Esri Bussiness 65


Nukl ir 1..111,1
Esri Caves 2 37

0 0 0 Esri Bussiness 108


Peny impa nan Bahan Bakar [iJ
Esri Caves 2 37

Peny impanan Limbah 0 0 0 Esri Default Maker 182, Esri


1 -i-o I
Radioaktif Bussiness SS
Esri Caves 2 37

0 0 0 Esri Ers Operation S1199


Pabr ik Pengolah Limbah 83

Esri Caves 2 37 ...


,
SIMBOL
WARNA/
NAMAUNSUR
ANOTASI
LAINNYA RIG I B KETERANGAN

Perkantoran j 0 0 0 Esri Bussiness 53, 56

PLTU/PLTA/PLTD

Mall
• 0

0
0

0
0

0
Esri Default Maker 100

Esri Caves 2 37

Esri Arcpad 51

Esri AMFM Electric 253

0 0 0 Esri Env i ro Hazard Incident 67


Pelabuhan 1--.1
Esri Crime Analys i s 84
Esri Caves 2 37

0 0 0 Esr i Ers Infrastructures 51118


Bendungan

Esri Caves 2 37

0 0 0 Esri Crime Analysis 63, 65


Bandara

Esri Caves 2 37

190 255 232


Jembatan ,----_

INOUSTRI

lndustri Bahan Peledak [I] 0 0 0 Esri Crime Analys is 69

Esri Caves 2 37

lndustri Bahan Timah 0 0 0 Esr i Env iro Hazard Si te 52

Esri Caves 2 37

Tambang Gas [A] 0 0 0 Esri IGL Front 21106

Esri Caves 2 37

lndustri Pemanfaatan Panas


Bumi [Z] 0 0 0 Esri Enviro Hazard Incident 67

Esri AMFM Sewer 58


Esri Caves 2 37

Tambang Radioaktif
00 0 0 0 Esri Default Maker 182
SIMBOL
WARNA/ KETERANGAN
NAMAUNSUR LAINNYA RIGI B
ANOTASI
Esri Caves 2 37

0 0 0 Esri Enviro Hazard Site 66


Tambang Batu Bara [X]
Esri Caves 2 37

0 0 0 Esri Enviro Hazard Site 51


lndustr i Mineral/Emas dll
Esri Caves 2 37

0 0 0 Esri Arcpad 48
lndustri Semen

0 0 0 Esri Arcpad 48
lndustri Pulp/Kertas

0 0 0 Esri Arcp ad 48
lndustri Petrokimia

Kawasan Pabrik
6 0 0 0 Esri Arcpad 48

0 0 0 Esri Arcpad 48
Tambang Mineral Logam

0 0 0 Esri Arcpad 48
Tambang Mineral non Logam

0 0 0 Esri Arcpad 48
Tambang Batuan

IPAL
I &l I 0 0 0 Esri Arcpad 93

Esri Caves 2 37

Tambang Minyak 0 0 0 Esri Enviro Hazard Site 113

Esri Caves 2 37

LAIN-LAIN

Kawasan Pariwisa ta I I 0 0 0 Esri US Forestry 1 60

Esri Caves 2 37
SIMBOL

NAMAUNSUR
WARNA/
ANOTASI
LAINNYA R 1GI 8 KETERANGAN

Esri Environment & Jeon 50


I I 0 0 0
Taman

* Esri Caves 2 37

Lapangan Golf
I I 0 0 0 Esri Crime Analysis 116

Esri Caves 2 37

Jar ing Apung


I -. ..- I
, 109 187 67 Esri Caves 2 37 , 80

TPA
I I 0 0 0 Esri Enviro Hazard Analysis 122

Esri Caves 2 37

Jaringan Pipa/Drainase/Kabel
I mI 0 0 0 Esri Arcpad 81

Esri Caves 2 37

0 0 0 Esri AMFM Wat er Esri US Forestry 2


Kampung
83

255 211 127


Permukiman

230 0 0 Esri Default Maker 80,83


Pal Seton

BATAS ADMINISTRASI
PEMERINTAHAN

Batas negara ---- 0 0

3
0
tebal segmen garis 3 panjang
segmen 8 line pattern 10

Batas provinsi
-·-·- 0 0

2
0
tebal segmen garis 2 panjang
segmen 6 line pattern 12

Batas kabupaten
-··-··- 0 0

2
0 tebal segmen garis 2 panjang
segmen 7 line pattern 13

Batas kecamatan
-···-··· 0 0

2
0 tebal segmen garis 2 panjang
segmen 5 line pattern 15

Batas desa
-····- 0 0

2
0 tebal segmen garis 1 panjang
seg men 6 line pattern 16
SIMBOL
WARNA/
NAMAUNSUR
ANOTASI
LAINNYA RI GI B KETERANGAN

BATAS-BATAS YANG
BERHUBUNGAN DENGAN

_,_1
HUTAN DAN KEHUTANAN

115 178 255 tebal segmen garis 5, panjang


Batas Daerah Aliran Sungai
seRmen 12

Batas Sub Daerah Aliran Sungai


-··- ·· 115 178 255 tebal segmen garis 5, panjang
segmen 8

Batas areal yang sudah ditata 0 0 0 Esri Default Maker 8, 80


batas

Batas areal yang belum ditata


batas
---- 0 0 0 tebal segmen 3, panjang segmen
10

Batas tanah milik di dalam 0 0 0 lingkaran 7, tebal garis 1


E 1 '('
kawasan hutan (enKlave)
ES

0 0 0 tebal garis 1, lebar jalan 2, alur


induk dan alur cabang adalah
Batas petak
® petak, A adalah alur induk, AB
adalah alur cabang dan 5 adalah
nnmnr nP t k

Batas anak petak I_ a_ _ ®0 ] 0 0 0 tebal garis 1, a dan b adalah anak


petak

0 0 0 tebal garis 1, 95'/96' menunjukan


Batas tahun tanam t9 5196- '9 8(99 -l tahun tanam dan didalamnva

Batas Blok RKL dengan tahun 0 0 0 tebal garis 2, blok rencana


2000 · 2004
pelaksanaan I I tebanRan 5 tahun

Batas Blok RKt dengan tahun


pelaksanaan ll>f< ll 0 0 0 blok rencana tebangan 1 tahun
denRan nomor petak tebanRan

Batas KPH 0 0 0 tebal garis 1, lebar jalan 1,5

BATASAMDAL

Tapak Projek
·-··- 255 127 127 tebal segmen garis 2 panjang
seRmen 7 line pattern 12

Batas Ekologis
·--··- 255 211 127 tebal segmen garis 2 panjang
seRmen 7 line pattern 12

Batas Sosial . 163 255 255 tebal segmen garis 2 panjang


seemen 7 line oattern 12
SIMBOL
WARNA/ KETERANGAN
NAMAUNSUR LAINNYA RIG I B
ANOTASI

Batas Wilayah Study


·-··- 255 115 255 tebal segmen garis 2 panjang
segmen 7 line pattern 12

LAIN-LAIN

A
Arah Utara

sudut kemiringan 60
Zona Penyangga
1l!ll!!!!//1.

Base Camp
fi
Tempat pengumpulan kayu
I TPK I
Lapangan Terbang
L __ _± i
Tempat pengapalan kayu
±
Log Pond =-------

Benting karang

Terumbu karang -,- -,-


I I
batu karang yang nampak pada
-,-
I waktu surut

batu karang yang nampak di


Batu karang
+++ permukaan laut

-
KAWASAN HUTAN MENURUT
FUNGSINYA

Kawasan Suaka Alam dan


Kawasan Pelesta rian Alam I KSA/KPA
I 173 63 255 TN, TWA, TB, SM , CA, Tahura
SIMBOL
WARNA/
NAMAUNSUR LAINNYA R G B KETERANGAN
ANOTASI
2 173 0
Hutan lindung HL

Hutan Pro duksi Terbatas 138 242 0


HPT

Hutan Produksi Tetap HP 255 255 0


HP

Hutan Produksi yang dapat 255 94 255


HPK
diKo nversi

Areal Penggunaan Lain APL

ZONASI TAMAN NASIONAL

Zona Inti

Zona Perlindungan Bahari -ZP


1
255 0

0 92
0

230

-
Zona Pemanfaatan 148 200 0

Zona Tradisional 153 51 0

ZonaKhusus
D:h 150 150 150

Zona Reha bilitasi 102 0 204

Zona Religi, Budaya dan Sejarah

Zona Rimba

BLOK HUTAN KONSERVASI


- 0 255 255

231 226 0

Blok Perlindungan

Blok Perlindungan Bahari - 255 0

0 92
0 CA, SM , TWA, TAHURA, TB

230 CA, SM , TWA, TAHURA, TB


SIMBOL
WARNA/
NAMAUNSUR LAINNYA RI GI 8 KETERANGAN

'•
ANOTASI

1 l

-...
Blok Pemanfaatan 148 200 0 SM, TWA, TAHURA

153 51 0 CA, SM, TWA, TAHURA, TB


Blok Tradisional

150 150 150 CA, SM , TWA, TAHURA, TB

--
Blok Khusus r
102 0 204 CA, SM, TWA, TAHURA, TB
Blok Rehab ilit asi

0 255 255 CA, SM, TWA, TAHU RA, TB


Blok Religi, Budaya dan Sejarah

Blok Koleksi [ ZKI


1
231 226 0 TAHURA

PERUBAHAN KAWASAN
HUTAN MENURUT FUNGSINYA

Kawasan Suaka Alam dan 0 0 0


Kawasan Pelestarian Alam

0 0 0
Hutan lindung
11111111

f:= 0 0 0
Hutan Produksi Terbatas
" x:_.;-

Hutan Produks i Tetap


j 0 0 0

Hutan Produksi yang dapat


I 0 0 0
diKonversi I

0 0 0
Areal Penggunaan Lain
I I

KELAS LERENG

Datar D 222 255 222


0 8%

Landai L 255 250 194


8 15%
SIMBOL
WARNA/
NAMAUNSUR LAINNYA R G B KETERANGAN
ANOTASI
255 232 176
Agak curam AC
15 25%

Curam C 255 190 5


25 45%

203 143 89
Sangat Curam
> 45%

-
LAHAN KRITIS

79 0 0
Tidak Kritis

168 82 0
Potensial Kritis

Agak Kritis

- 205 137 102

Kritis

Sangat Kritis
- SK
245 202 122

255 255 190

PENUTUPAN LAHAN

246 255 167


Pertanian lahan kering Pt

Pertanian lahan kering 237 245 0


Pc
campuran

Sw 168 214 255


Saw ah

124 244 244


Tambak

114 142 167


Transmigrasi
SIMBOL
WARNA/
NAMAUNSUR LAINNYA R G B KETERANGAN
ANOTASI
214 0 115
Lahan terbuka

Pertambangan

Tubuh air
- A
167 4 0

212 252 247

Ra wa :-:=:-----.=-
-=- ---
152 229 229

Awa n
209 209 209
Aw

229 210 152


Perkebunan Pk

211 229 152


Hutan tanaman Ht

Hutan lahan kering primer

Hutan lahan kering sekunder


bekas tebangan
- 96 230 99

114 255 0

96 230 99
Hutan rawa primer

Hutan rawa sekunder bekas 114 255 0


tebangan

142 167 4
Hutan mangrove primer

Hutan mangrove sekunder 193 167 0


bekas tebangan Cl.n.
SIMBOL
WARNA/
NAMAUNSUR
ANOTASI
LAINNYA
RI GI B KETERANGAN

235 192 167


Semak/belukar @

Semak/belukar rawa
mm 235 192 167

213 255 2
Savana II II
II

Bandara/Pefabuhan

- 214 0 115

-
NSDH KAWASAN

11111111 Foreground
KSA/KPA Menjadi HL

Background

KSA/KPA Menjadi HPT

--
KSA/KPA Menjadi HP

KSA/KPA Menjadi HPK



KSA/KPA Menjadi APL

HL Menjadi KSA/KPA
- I I

HL Menjadi HPT

HL Menjad i HP
-- ™
HL Menjad i HPK

-
SIMBOL
WARNA/
NAMAUNSUR LAINNYA KETERANGAN
RIG IB

-
ANOTASI

HL Menjadi APL
I I

HPT Menjadi KSA/KPA

-
HPT Menjad i HL

HPT Menjadi HP -- 11111111


-
HPT Menjadi HPK

HPT Menjad i APL


l l

HP Menjadi KSA/KPA

-
HP Menjadi HL

HP Menjad i HPT
-- 111 I 11 I I


HP Menjadi HPK

HP Menjad i APL

HPK Menjad i KSA/KPA


- I I

HPK M enjad i HL

- I I I I I 111
SIMBOL
WARNA/
NAMAUNSUR LAINNVA R G B KETERANGAN
ANOTASI

HPK Menjadi HPT

HPK Menjad i HP

HPK Menjad i APL

APL M enjadi KSA/KPA

APL Menjadi HL
11111111

APL Menjadi HPT

APL Menjadi HP

APL Menjadi HPK

NSDH PENUTUPAN LAHAN

-
HlpHls 76 230 0

-
38 115 0
Foreground
85 255 0 Background
HlpNhh

HlsHtt 163 255 115

HlsNhh 38 115 0 Foreground


163 255 115 Background

HmpHms 255 235 175 Foreground


168 168 0 Background
SIMBOL
WARNA/
NAMAUNSUR LAINNYA R G B KETERANGAN
ANOTASI

HmpNhh 168 168 0


Foreground
255 255 255 Background

HmsNhh 205 170 102 Foreground


255 255 255 Background

HrpHrs 85 255 0

HrpNhh

HrrHls
- 85 255 0 Foreground
255 255 255 Background

38 115 0 Foreground
205 245 122 Background

HrsHtt 170 255 0 Foreground


255 255 255 Background

HrsNhh 170 255 0

HttNhh 137 137 68

NhhHls
163 255 115
NhhHms

NhhHrs 205 170 102


Foreground
255 255 255 Background

NhhHtt 170 255 0


Foreground
255 255 255 Background

0 0 0
TANAMAN PERKEBUNAN

Cengkeh 0

211 160 190


SIMBOL
WARNA/
NAMAUNSUR LAINNYA KETERANGAN
ANOTASI RIG IB

I •
211 160 190
Cacao/Coklat

Kelapa sawit
t • l 211 160 190

Karet
I • I 211 160 190

211 160 190


Kelapa
! T
J

Kopi
I 0
I 211 160 190

JENIS TANAMAN LAIN

Sagu as 211 255 190

Nibung .J.
211 255 190

211 255 190


Nipah V

.::l 211 255 190


Gelagah

Bambu ..... 255 255 190

Alang-alang
- 255 255 190

Jagung :,
255 255 190

Tebu ....
255 255 190
SIMBOL
WARNA/
NAMAUNSUR LAINNYA R G B KETERANGAN
ANOTASI

Rotan ;, 255 255 190

-
JENIS POHON

Pinus
114 255 0

Kruing
114 255 0

Matoa

- 114 255 0

Meranti

Merbau - 114 255

114 255
0

Sono keling

Ram in
- 114

114
255

255
0

Tengkawang
114 255 0

Cendana

Eucalyptus
- 114 255

114 255 0
0

Akasia
114 255 0

Mahoni

- 114 255 0
SIMBOL
WARNA/
NAMAUNSUR LAINNYA R G B KETERANGAN
ANOTASI
Rasamala 114 255 0

Damar

Jati
- 114 255

114 255
0

Sengon
114 255 0

Mangrove

ZONA BENIH TANAMAN


HUTAN
- 114 255 0

Tubuh Air
235 253 255

Alpine
234 252 159

Sub Alp ine


184 159 0

Batu Kapur
255 210 255

Ultrabasa
255 150 255

Gambut

Hujan Pegunungan
- 168 0

197 255 196


0

Hujan Sub Pegunungan


118 252 0

Hujan Dataran Rendah

- 85 135 5
SIMBOL
WARNA/
NAMAUNSUR LAINNYA RIGI B KETERANGAN
ANOTASI

Mangrove

- 134 196 0

Rawa

Kerangas
--
I
I
147 171 43

252 244 163

Musim Dataran Rendah


255 205 66

Musim Pegunungan

5avana
- 252 160

221 255
0

Pantai

ARAHAN PEMANFAATAN
- 91 171 117

eng ofs svr

UPHHK-Hutan Alam
o//4 0 112 255

255 0 197
UPHHK-Restorasi Ekosistem
1 1 1 1 1 1 1

UPHHK-Hutan Tanaman - 163 255 115


lndustri (HTI)

245 122 122


Hutan Adat

209 255 155


Hutan Desa
SIMBOL
WARNA/
NAMAUNSUR
ANOTASI
LAINNYA RIG IB KETERANGAN

255 190 232


Hutan Kemasyarakatan

255 235 175


Hutan Tanaman Rakyat

PERHUTANAN SOSIAL

Hutan Adat
I I 0 170 130
Outline Width : 2

Hutan 0esa
I I 0 200 255
Outline Width : 2

Hutan Kemasyarakatan 0 77 168


I I Outline Width : 2

Hutan Tanaman Rakyat


I I
255 50 100
Outline Width : 2

Kemitraan 168 0 0 Outline Width : 2


I I
PELEPASAN KAWASAN HUTAN

Pelepasan Kebun
------_] 230 152 0

Pelepasan Transmigrasi 0 92 230


Fill line
0 0 0 Outline

OEFORESTASI DAN
REFORESTASI

Deforestasi 255 0 0

Refor estasi
- 170 255 0

-
LOKASI PENUNOAAN IZIN
(PIPPIB)

Hutan Alam Primer pada 38 115 0


HP dan APL; HK dan HL
SIMBOL
WARNA/
NAMAUNSUR
ANOTASI
LAINNYA RI GI B KETERANGAN

Lahan Gambut

PERIZINAN

Pinjam Pakai Kawasan Hutan


-
I I
168 0

255 80 200
0

Outline Width : 2

IUPHHK-HA
I I 255 85 0 SK Definitif
Outline Width : 2

·- --
.
I I -------------------
.
II
255 85 0 Proses Perizinan
1--- -- --• I
Outline Width : 2

IUPHHK-HTI
I I 0 0 0 SK Definitif
Outline Width : 2

I o
'
o
o
'-------· .
I
I
0 0 0
Proses Perizinan
Outline Width : 2

IUPHHK-RE
I I 170 50 0
SK Definitif
Outline Width : 2

. o
.. I 170 50 0
Proses Perizinan
'-•-••••• I

Outline Width : 2

IUP Jasa Lingkungan 104 104 104


I I Outline Width : 2

KHDTK ] 168 168 0


Outline Width : 2

BANJIR LIMPASAN

Ekstrem

Tinggi
- 150 0 0

-
230 76 0

Normal
0 168 132
SIMBOL
WARNA/
NAMAUNSUR LAINNYA R G 8 KETERANGAN
ANOTASI
Rendah Rnd 168 168 0

Tanpa Limpasan

- 76 0 115

-
RAWAN TANAH LONGSOR

Tidak Rawan
85 255 0

Sedang

Agak Rawan
- AR
0 150 250

230 230 0

Rawan
255 160 120

Sangat Rawan

EKOREGION DARAT

(D1) Pegunungan Denudasional


- 255 0 0

-
255 179 0

(D2) Perbukitan Denudasional


255 211 127

(D3) Dataran Denudasional


255 235 175

(D1) Pegunungan Struktural

-
170 100 205

(D2) Perbukitan Struktural


200 122 255

(D3) Dataran Struktural


232 190 255

(F) Dataran Fluvial


190 230 255

(G) Pegunungan Glasial


104 104 104
SIMBOL
WARNA/
NAMAUNSUR LAINNYA R G B KETERANGAN
ANOTASI

(K2) Perbukitan Karst 178 178 178

(K3) Dataran Karst


225 225 225

(M) Dataran Panta i

(01) Dataran Gambut


- 0 197 255

163 255 115

(02) Dataran Organik/Koral


211 255 190

(Vl) Pegunungan Vulkanik

(V2) Perbukitan Vulkanik


- 255 127 127

255 190 190

(V3) Dataran Vulkan ik


246 217 223

Aeolian

Antropogenik
- 255 255 0

255 180 180

Biol ogi/Organik

Denudasional
- 100 200 100

200 150 100

170 200 100


Fluvial
SIMBOL
WARNA/
NAMAUNSUR
ANOTASI
LAINNYA RI GI B KETERANGAN
200 200 250
Glasial
I I

Lakustrin

Marin
- 190 255 102

150 180 220

245 135 100


Solusional/Karts

200 90 240
Struktural

Vulkanik

RENCANA KEHUTANAN
- 255 80 100

-
TINGKAT NASIONAL

Kawasan Konservasi
173 63 255

Kawasan Perlindungan Hutan

-
Alam dan Lahan Gambut 38 115 0

Kawasan Untuk Rehabilitasi


255 255 0

Kawasan Untuk Non Kehutanan


255 255 255 Tanpa border
I

Kawasan Pengusahaan Skala


Besar (HA/HT) 123 251 0

-
Kawasan Pengusahaan Skala
Kecil (Masyarakat) 255 170 0

Danau/Sungai/ Air
115 178 255
SIMBOL
WARNA/
NAMAUNSUR LAINNYA R G B KETERANGAN
ANOTASI
KERAWANAN KEBAKARAN

-
HUTAN DAN lAHAN

0 0 255
Rendah

0 255 0
Sedang

230 255 0
Tinggi

255 0 0
Sangat Tinggi

BLOK KPH

-
20 120 50
HL Inti

HL Pemanfaatan 200 255 0

HL Khusus

- 20 140 170

255 110 0

HP Perlindungan
HP Pemanfaatan HHK-HA
- 255 150 150

HP Pemanfaatan HHK-HT

- 240 190 20

HP Pemanfaatan Jasling HHBK

HP Pemberdayaan M asya rakat


- 255

200
255 100

150 120

HP Khusus

- 145 150 50
SIMBOL
WARNA/ KETERANGAN
NAMAUNSUR LAINNYA RI GI B
ANOTASI
KAWASAN EKOSISTEM
ESENSIAL

168 112 0
KEE ABKT

210 210 210

KEE Karst I I,-/ 225 211 127


1,../,11

230 152 0
KEE Kor i dor

255 235 175


KEE Mangrove

KEE Taman Kehat i


- 255 170 0

TITIK SUMBER BENIH

Sumber Benih
,. 0 0 0

ASDG

(Areal Sumber Daya Genetik)


,,. 0 92 230

143 0 0
KBS/KBK/KP

Kebun Benih Semai


Kebun Benih Klon
Kebun Pangkas

KESATUAN HIDROLOGIS

-
GAMBUT
a. KHG dalam Kabupaten/Kota 163 255 115
Outline Width : 1
56 168 0 Outline
Outline Width : 1
b. KHG Lintas Kabupaten/Kota 255 211 127

-
230 152 0 Outline
c. KHG Lintas Provinsi 223 115 255 Outline Width : 1
169 0 230 Outline
Fungsi Lindung Ekosistem Outline Width : 1
56 168 0
Gambut
0 0 0 Outline
Fungsi Budidaya Ekosistem
Gambut I I 255 255 115

0 0 0
Outline Width : 1

Outline

Anda mungkin juga menyukai