Anda di halaman 1dari 14

E-ISSN : 2614-8382

Jurnal Valtech (Jurnal Mahasiswa Teknik Industri)


Vol. 4 No. 2 (2021)

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA


DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD
PADA INDUSTRI KONVEKSI SABLON KAOS
DI HOME INDUSTRY 35 SCREEN PRINTING

Yuda Dwi Febrianto1), Dayal Gustopo2), Emmalia Adriantantri3)


1,3)
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Nasional Malang
2)
Program Studi Teknik Industri S-2, Program Pascasarjana, Institut Teknologi Nasional Malang
Email : yudad7850@gmail.com

Abstrak, Industri konveksi sablon kaos salah satu industri kecil dan menengah yang lumayan populer di
Indonesia. Konveksi ialah proses mengubah kain, yang merupakan bahan setengah jadi menjadi pakaian siap
pakai (benda jadi). Konveksi sablon kaos di Turen adalah 35 Screen Printing. 35 Screen Printing merupakan home
industry yang bergerak daIam bidang konveksi sablon. Industri rumahan ini dibentuk pada tahun 2017 yang
berlokasi di Dusun Trimo, Desa Sawahan, Kecamatan Turen, Malang, Jawa Timur. Adapun produk yang
dihasilkan oleh home industry 35 Screen Printing selain produk utama berupa kaos adalah, masker, hoodie, tas
spunbond, dll. Fenomena yang terjadi pada home industry 35 Screen Printing di Turen Kabupaten Malang, adalah
masih menggunakan profitabilitas atau hanya mengandalkan perspektif keuangan tanpa meIihat pada indikator
lainnya seperti individu karyawan. Perumusan strategi dimulai dengan analisa kondisi kekinian perusahaan
menggunakan analisis SWOT. Selanjutnya analisa matriks TOWS dilakukan untuk menghasilkan strategi.
Rumusan strategi tersebut selanjutnya dipetakan ke dalam 4 perspektif Balanced Scorecard. Perancangan sistem
pengukuran kinerja dengan penyusunan indikator strateginya yang dianggap penting untuk melihat capaian
tujuan-tujuan home industry disusun kedalam Key Performance Indicators (KPI). Hasil dari penelitian ini
memperlihatkan bahwa Home Industri 35 Screen Printing Turen berada pada kuadran III dengan kata lain, kondisi
internal Home Industri 35 Screen Printing Turen masih buruk dan belum bisa mengambil peluang eksternal yang
ada. Berdasarkan kondisi tersebut dirumuskan 12 sasaran strategis dimana 2 terpetakan pada perspektif keuangan,
dua pada perspektif pelanggan, 5 pada perspektif internal bisnis, dan 3 pada perspektif learning & growth.
Sementara itu, untuk pengukuran kinerja diperoleh 27 Key Performance Indicators (KPI).

Kata kunci : Konveksi Penyablonan Kaos, Sistem Pengukuran Kinerja, Balanced Scorecard

PENDAHULUAN dalam kehidupan sehari-hari. Dilihat dari


Industri konveksi sablon kaos salah satu semakin bertumbuhnya industri ini, maka pasar
industri kecil dan menengah yang lumayan yang dimiliki oleh industri ini tentunya sangat
populer di Indonesia. Konveksi ialah proses besar. Permintaan akan produk-produk yang
mengubah kain yang merupakan bahan dihasilkan pelaku usaha di industri ini juga
setengah jadi menjadi pakaian siap pakai semakin tinggi.
(benda jadi). Proses mengubah bahan baku Konveksi sablon kaos di Turen adalah 35
setengah jadi menjadi pakaian pada industri Screen Printing. 35 Screen Printing merupakan
konveksi sablon kaos terdiri dari empat bagian home industry yang bergerak dalam bidang
besar, ialah proses memotong (cutting) bahan konveksi sablon. Industri rumahan ini dibentuk
baku kain menurut pola pakaian, proses pada tahun 2017 yang berlokasi di Dusun
penyablonan pada bagian kaos, proses menjahit Trimo, Desa Sawahan, Kecamatan Turen,
(making) sehingga menciptakan sebuah produk Malang, Jawa Timur. Adapun produk yang
pakaian dan proses merapikan (trimming) dihasilkan oleh home industry 35 Screen
seperti merapikan pakaian jadi dari sisa - sisa Printing selain produk utama berupa kaos
jahitan yang kurang rapi ataupun benang yang adalah, masker, hoodie, tas spunbond, dll.
masih tertinggaI didalam pakaian tersebut. Produk dan desain selalu mengikuti permintaan
Pakaian termasuk ke dalam salah satu bagian konsumen. Dengan banyaknya produk yang
dari kebutuhan primer manusia. Kebutuhan dihasilkan oIeh 35 Screen Printing membuat
primer yang dimaksudkan yaitu kebutuhan perusahaan ini dikenal luas oleh masyarakat.
pokok atau utama yang seharusnya dipenuhi

120
E-ISSN : 2614-8382
Jurnal Valtech (Jurnal Mahasiswa Teknik Industri)
Vol. 4 No. 2 (2021)
Fenomena yang terjadi pada home dapat dilihat dari kinerja organisasi home
industry 35 Screen Printing di Turen industry secara keseluruhan, baik aspek
Kabupaten Malang, adalah home industry finansial maupun non finansial. Akan tetapi,
mereka masih menggunakan profitabilitas atau saat ini Home Industry 35 Screen Printing
hanya mengandalkan perspektif keuangan masih fokus pada aspek finansial saja.
tanpa melihat pada indikator lainnya seperti Padahal jika dilaksanakan sebuah analisis
individu karyawan, produktivitas karyawan, yang lebih dalam, ketercapaian aspek
kepuasan pelanggan dan pengembalian assets. finansial bisa dicapai jika aspek lain seperti
Kondisi ini menyebabkan perspektif non proses bisnis dan sumber daya manusia juga
keuangan dilupakan, padahal dalam diperhatikan lebih mendalam. Dikarenakan
menghadapi lingkungan bisnis yang semakin kondisi tersebut, Home Industry 35 Screen
kompleks seperti saat ini, pengukuran kinerja Printing membutuhkan perumusan strategi
yang hanya berdasarkan pada tolak ukur untuk mengetahui langkah perbaikan yang
laporan keuangan saja sudah tidak lagi tepat dalam perancangan sistem pengukuran
memadai untuk menjadi penentu kinerja home kinerja Home Industry 35 Screen Printing.
industry karena mempunyai banyak kelemahan,
antara lain: Perumusan strategi dapat dilakukan
1. Pemakaian yang hanya memakai kinerja dengan menggunakan anaIisis SWOT. Analisis
keuangan sebagai satu-satunya penentu SWOT merupakan metode identifikasi
kinerja perusahaan bisa mendorong pemilik berbagai faktor secara sistematis untuk
home industry untuk mengambil tindakan merumuskan strategi perusahaan yang
jangka pendek dengan mengorbankan didasarkan pada logika untuk memaksimalkan
kepentingan jangka panjangnya. Misalnya, kekuatan (strength) dan peluang (opportunity),
untuk menaikkan profit (keuntungan) atau namun secara bersamaan dapat meminimalkan
ROI, seorang pemilik home industry bisa kelemahan (weakness) dan ancaman (threats).
saja mengurangi komitmennya terhadap Agar sebuah strategi yang direncanakan dapat
pengembangan atau pelatihan bagi berjalan sesuai ekspektasi, maka dibutuhkan
karyawan, termasuk investasi-investasi suatu sistem pengukuran kinerja perusahaan.
dalam sistem dan teknologi untuk Salah satu metode yang dapat digunakan untuk
kepentingan perusahaan masa depan. Dalam merumuskan manajemen kinerja adalah
jangka pendek kinerja keuangan bisa Balanced Scorecard (BSC). Balanced
meningkat, tetapi dalam jangka panjang Scorecard merupakan metode yang digunakan
kinerja keuangan dapat menurun. untuk mengukur suatu kinerja perusahaan
2. Diabaikannya aspek pengukuran dengan menerjemahkan visi dan misi strategi
nonfinansial dan intangible asset pada perusahaan kedalam 4 perspektif yaitu
umumnya, baik dari sumber internal perspektif keuangan, perspektif pelanggan,
maupun eksternal akan tetapi dapat perspektif proses bisnis internal dan perspektif
memberikan suatu pandangan yang keliru proses pembelajaran dan pertumbuhan. Alasan
bagi manajer mengenai perusahaan di masa penggunaan BSC dikarenakan sejauh ini home
sekarang terlebih lagi di masa datang. industry 35 Screen Printing belum memiliki
3. Kinerja keuangan yang hanya bertumpu sistem pengukuran kinerja yang memadai,
pada kinerja masa lalu tanpa memikirkan sehingga diharapkan hasil dari Balanced
masa yang akan datang dapat membuat Scorecard dari penelitian ini dapat dijadikan
home industry kurang mampu untuk pertimbangan pengukuran kinerja home
sepenuhnya menuntun home industry ke industry 35 screen printing. Sebagai alat
arah tujuan yang diinginkan. Dalam pengukuran kinerja, tercapainya kinerja pada
mendapatkan Project, Home Industry 35 Balanced Scorecard dihitung berdasarkan Key
Screen Printing bersaing dengan perusahaan Performance Indicator (KPI). Diharapkan
konveksi lain yang mulai bermunculan. dengan dilakukannya penelitian ini, maka dapat
Supaya dapat berkompetisi dengan pesaing, dihasilkan sistem pengukuran kinerja di home
Home Industry 35 Screen Printing harus industry 35 screen printing yang relevan dan
memahami kondisi terkini agar dapat komprehensif dengan menggunakan metode
merumuskan strategi yang tepat untuk Balanced Scorecard sehingga home industry 35
mencapai tujuan. Ketercapaian tujuan ini screen printing dapat bersaing dan bertahan di

121
E-ISSN : 2614-8382
Jurnal Valtech (Jurnal Mahasiswa Teknik Industri)
Vol. 4 No. 2 (2021)
kondisi pandemi covid 19 saat ini. Dengan memperhatikan kondisi dan fakta yang ada
demikian, penelitian ini bertujuan untuk pada home industry 35 screen printing
merumuskan sistem pengukuran kinerja yang Fakta-fakta diperoleh melalui wawancara
relevan untuk Home Industri 35 Screen dan observasi dengan pihak terkait, seperti
Printing yang selaras dengan visi, misi serta pekerja, pelanggan dan pemiIik home
fungsi Home Industri 35 Screen Printing. industry 35 screen printing. Setelah SWOT
tersusun, dilakukan pembobotan pada
METODE masing-masing elemen SWOT. Hasil dari
Penelitian ini merupakan penelitian pembobotan nantinya akan digunakan
kuantitatif yakni mengimplementasikan sebagai input daIam penyusunan kuadran
variable balanced scorecard untuk peningkatan matriks SWOT. Dari kuadran matriks
sistem pengukuran kinerja di Home Industri 35 SWOT ini nantinya akan diketahui posisi
Screen Printing. Berikut cara bagaimana home industry 35 screen printing saat ini
penelitian ini dilakukan : berdasarkan pembagian kuadran daIam
a. Studi Pendahuluan SWOT.
Studi pendahuluan terdiri dari studi Langkah selanjutnya adalah penyusunan
lapangan home industry 35 screen printing matriks TOWS. Matriks TOWS berisi
dan studi literatur terkait. Pada studi alternatif-alternatif strategi yang
lapangan akan diIihat mengenai kondisi dirumuskan berdasarkan analisis SWOT.
terkini home industry 35 screen printing. Analisa ini dilakukan dengan cara
Studi lapangan dilakukan dengan mengkombinasikan elemen internal dan
wawancara dan observasi dengan pihak elemen eksternal. Terdapat 4 kombinasi
terkait yaitu home industry tersebut. Tujuan yang diperoleh dari matriks TOWS, yakni
wawancara dan observasi adalah untuk SO, WO, ST, dan WT. Setelah itu
mendapatkan strength, weakness, dilanjutkan dengan melakukan mapping
opportunity dan threat pada home industry strategi bisnis yang telah terbentuk
35 screen printing. Sedangkan untuk studi menggunakan baIanced scorecard.
literatur, peneliti mencari referensi terkait Pembuatan strategy map balanced
dengan analisis SWOT, matriks TOWS, dan scorecard dibagi dalam empat perspektif
Balanced Scorecard baik berupa buku, baIanced scorecard dengan
artikel ilmiah, ataupun jurnal. Tidak hanya memperlihatkan hubungan sebab akibat dari
itu, studi literatur terkait dengan home masing-masing perspektif tersebut. Sasaran
industry konveksi sablon kaos juga dikaji strategis yang telah dihasilkan merupakan
untuk mengetahui karakteristiknya. gabungan beberapa alternatif strategi yang
Pengkajian studi literatur juga bertujuan diperoleh dari matriks TOWS yang
untuk menentukan konsep dan teori yang memiliki fokus yang sama.
relevan untuk digunakan dalam Kemudian menentukan KPI untuk
penyelesaian permasalahan. masing-masing strategi yang telah
terbentuk. KPI tersebut akan menjadi
b. Identifikasi Visi, Misi, dan Strategi ukuran dari kinerja Home Industry 35
Setelah dilakukan studi lapangan dan Screen Printing. Untuk mengetahui nilai
studi literatur, selanjutnya dilakukan dari keseluruhan kinerja Home Industry 35
pengkajian terhadap visi, misi, dan struktur Screen Printing, maka perlu dilakukan
organisasi home industry 35 screen printing. pembobotan KPI untuk menentukan KPI
Pengkajian ini dilakukan agar dapat mana yang lebih penting dibandingkan KPI
memberikan suatu gambaran dasar dalam lainnya. Pembobotan KPI ini akan
sebuah perumusan sistem pengukuran dilakukan dengan metode Analytic
kinerja yang akan dikerjakan. Hierarchy Process (AHP). Penilaian dalam
kuisioner AHP untuk membobotkan KPI
c. Penyusunan Sistem Pengukuran Kinerja akan diberikan kepada pemilik Home
Penyusunan sistem pengukuran kinerja Industry 35 Screen printing. Kuisioner AHP
terdiri dari beberapa langkah. Langkah ini kemudian diolah menggunakan bantuan
pertama adalah melakukan penyusunan software Expert Choice. Pada bagian ini
SWOT yang dilakukan oleh peneliti dengan tidak hanya item KPI saja yang ditentukan

122
E-ISSN : 2614-8382
Jurnal Valtech (Jurnal Mahasiswa Teknik Industri)
Vol. 4 No. 2 (2021)
tetapi juga disertai keterangan cara penyampaian layanan di lapangan, seperti
mengukurnya. Hal ini bertujuan untuk pengalaman kerja dan kendala yang pernah
memudahkan dalam proses pengukuran dialami oleh pelanggan di saat memesan
kinerja nantinya. kaos di tempat tersebut. Semua elemen
Langkah selanjutnya adalah membuat SWOT dikelompokkan dalam 4 kategori
usulan rencana capaian KPI, Rencana sesuai perspektif balanced scorecard yaitu
capaian KPI ini disusun berdasarkan finansial, pelanggan, internal proses,dan
pembobotan sasaran strategis dan KPI yang pembelajaran dan pertumbuhan. Semua
telah disusun sebelumnya,tujuan dari usulan elemen SWOT kemudian dibobotkan untuk
rencana capaian KPI ini agar nantinya home mendapatkan nilai EFAS dan IFAS yang
industry 35 Screen Printing dapat Stay On nantinya diploting dalam kuadran SWOT.
the Track dengan rencana yang telah dibuat Hasil analisis SWOT dan pembobotan
dan dapat survive di pandemi covid 19 ini. elemen SWOT ditampilkan pada Tabel 1.

d. Analisis dan Pembahasan B. Kuadran SWOT Home Industry 35 Screen


Analisis dilakukan terhadap hasil Printing
pengolahan data, kemudian dibahas dan Hasil perhitungan nilai IFAS dan
diuraikan menjadi informasi yang mudah EFAS digunakan sebagai input pada
dimengerti. Analisa dilakukan terhadap pembuatan kuadran analisa SWOT.
SWOT, pembobotan elemen SWOT, Kuadran analisa SWOT dibagi menjadi 4
Matriks TOWS, Sasaran Strategis, bagian yang dipisahkan dengan sumbu x dan
pembobotan KPI, serta usulan rencana y. Dimana nilai IFAS sebagai sumbu x dan
capaian KPI-nya. niIai EFAS sebagai sumbu y. Berdasarkan
perhitungan yang telah dilakukan
e. Kesimpulan dan Saran sebelumnya, didapatkan nilai IFAS dan
Tahap terakhir dari penelitian ini EFAS masing-masing adalah -0,124 dan
adalah penarikan kesimpulan dan saran atas 0,447. Sehingga dihasilkan kuadran analisa
keseluruhan hasil dari penelitian yang telah SWOT yang ditampilkan pada Gambar 1.
dilakukan. Dari kesimpulan yang diambil
akan dapat dilihat mengenai hal-hal apa saja
yang telah diperoleh dari keseluruhan
tahapan serta dapat mencapai tujuan awal
dari penelitian ini. Selain itu, dalam langkah
akhir ini juga akan diberikan saran-saran
untuk penyusunan penelitian yang sejenis
agar nantinya dapat menyempurnakan hasil
dan proses dalam penelitian selanjutnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. SWOT dan Pembobotan SWOT Home
Industry 35 Screen Printing
Analisis kondisi eksisting eksternal Gambar 1. Letak kuadran SWOT Home
maupun internal Home Industry 35 Screen industry 35 Screen Printing
Printing disusun berdasarkan hasil
wawancara dengan pemilik pekerja, dan Berdasarkan titik potong nilai IFAS dan
pelanggan Home Industry 35 Screen EFAS pada Gambar 1, maka dapat
printing serta hasil observasi langsung. disimpulkan bahwa Home Industry 35
Wawancara dengan pemilik dari Home Screen Printing saat ini berada di kuadran
Industry 35 Screen Printing dilakukan guna III. Kondisi pada kuadran III mendukung
memperoleh data mengenai keadaan strategi turn around atau ubah strategi.
internal Home Industry 35 Screen Printing Dalam keadaan ini, jika ditinjau dari hasil
secara detail. Sedangkan wawancara dengan plot kuadran SWOT, maka Home Industry
pekerja dan Pelanggan dilakukan salah 35 Screen Printing disarankan untuk
satunya untuk mengetahui proses mengubah strategi yang telah ada. Hal ini
dikarenakan kekhawatiran bahwa strategi
123
E-ISSN : 2614-8382
Jurnal Valtech (Jurnal Mahasiswa Teknik Industri)
Vol. 4 No. 2 (2021)
yang telah ada tidak dapat mencakup dimanfaatkan dengan baik dikarenakan
peluang bisnis. Dengan kata lain, pada kondisi internal Home Industry 35 Screen
dasarnya Home Industry 35 Screen Printing Printing belum bisa menangkap peluang
memiliki banyak peluang positif dari tersebut, sehingga Home Industry 35 Screen
lingkungan eskternal, namun belum Printing perlu melakukan penguatan
internal.

Tabel 1. Pembobotan Elemen SWOT Home Industry 35 Screen Printing

Strength Bobot Score TotaI


S1 Biaya penyablonan dan pembuatan kaos yang lebih murah 0.019 2 0.038
S2 Terbuka terhadap koreksi/komplain dari pemilik/pelanggan. 0.139 4 0.556
Melibatkan pelanggan dalam penentuan desain dan jenis
S3 0.134 3 0.402
bahan kaos.
Mempunyai hubungan baik dengan mitra kerja dalam
S4 0.168 4 0.672
penyediaan berbagai macam jenis bahan kaos
S5 Peralatan penyablonan dan pembuatan kaos yang memadai 0.108 3 0.324
Kualitas kaos, bahan, dan desain terjamin pasca
S6 0.387 4 1.548
penyablonan sesuai dengan yang diinginkan oleh pelanggan.
S7 Fleksibel dalam menentukan waktu dan biaya pekerjaan 0.045 3 0.135
Total 1 3.675
Weakness Bobot Score TotaI
Tidak mempunyai sistem pengelolaan (kontrol) keuangan yang
W1 0.089 4 0.356
baik
W2 Sistem pencatatan keuangan yang masih manual 0.092 4 0.368
W3 Kurang nyaman dengan tata krama Pegawai yang bekerja 0.116 4 0.464
W4 Kurang intens dalam pertemuan dengan pemilik 0.059 2 0.118
Pembagian SDM yang tidak sesuai pada tiap tahapan pengerjaan
W5 0.043 3 0.129
project
W6 Tidak adanya pengendalian kualitas SDM 0.106 4 0.424
Kurangnya manajemen pengadaan bahan baku kaos dan
W7 0.059 4 0.236
peralatan penyablonan
W8 Pembagian waktu pekerjaan yang kurang efisien 0.036 3 0.108
W9 Informasi mitra kerja potensial belum terkelola dengan baik 0.103 4 0.412
W10 Kurangnya jumlah pekerja yang dimiliki 0.077 4 0.308
Pekerja yang kurang disiplin dan kurang semangat untuk
W11 0.219 4 0.876
menambah/memperbaiki keahlian
Total 1 3.799
NiIai IFAS -0.124
Opportunity Bobot Score TotaI
O1 Penggunaan teknologi yang berkaitan dengan keuangan 0.061 3 0.183
Pengelolaan keuntungan yang dapat meningkatkan profitabilitas
O2 0.121 4 0.484
Home Industry
Penjelasan spesifikasi kualitas pekerjaan dan bahan yang
O3 0.031 3 0.093
digunakan
Mengikuti trend desain penyablonan dan pembuatan kaos yang
O4 0.031 3 0.093
sedang banyak diminati
Keinginan pelanggan dalam wujud produk berkualitas dengan
O5 0.252 4 1.008
harga yang wajar.
Menawarkan desain kaos yang menarik dengan harga jual yang
O6 0.07 3 0.21
terjangkau
O7 Penataan manajemen pengadaan bahan baku dan peralatan 0.067 4 0.268

124
E-ISSN : 2614-8382
Jurnal Valtech (Jurnal Mahasiswa Teknik Industri)
Vol. 4 No. 2 (2021)
Penerapan teknologi atau metode yang dapat meningkatkan
O8 0.152 4 0.608
kualitas dan kuantitas pekerjaan
O9 Peningkatan efisiensi dalam pembuatan sebuah project 0.158 4 0.632
Adanya peluang untuk memiliki keahlian pada masing-masing
O10 0.057 3 0.171
bidang
Total 1 3.75
Threat Bobot Score TotaI
T1 Kurangnya sumber dana untuk Home Industry 0.057 2 0.114
T2 Kenaikan harga bahan kaos dari suppIier sewaktu - waktu 0.056 3 0.168
Terjadinya penundaan atau tidak terbayarnya pembayaran oleh
T3 0.166 4 0.664
pelanggan
T4 Berkurangnya project dari pelanggan lama 0.109 3 0.327
T5 Adanya pesaing yang menawarkan harga lebih murah 0.086 2 0.172
T6 Munculnya home industy penyablonan kaos baru 0.024 2 0.048
Kurang bisa menghandle permintaan perubahan desain dari
T7 0.054 3 0.162
pelanggan
T8 Tidak berjalannya sistem kontrol keuangan dan pekerjaan 0.304 4 1.216
T9 Pengembangan potensi diri pekerja dari kompetitor 0.144 3 0.432
Total 1 3.303
NiIai EFAS 0.447
(Sumber : Pengolahan data software Expert Choice)

Pada Tabel 1 di atas memperlihatkan Untuk perhitungannya adalah:


Internal dan External SWOT Home Industry
Total Nilai bobot strength - Total nilai
35 Screen Printing yakni Strength,
bobot weakness
Weakness, Opportunity dan Threat bobot
= 3.675 - 3.799 = -0.124
sendiri diperoleh dari wawancara dengan
pemilik home industry 35 screen printing Sementara untuk NiIai EFAS merupakan
semakin besar bobot yang dicantumkan hasil pengurangan nilai total bobot
semakin penting pula bobot tersebut. Score opportunity dan nilai total bobot threat.
diperoleh dari wawancara pemilik Untuk perhitungannya adalah:
perusahaan, score sendiri menggunakan Total Nilai bobot opportunity - Total
skala likert dari 1-4 (1. Sangat Tidak nilai bobot threat
Penting, 2. Tidak Penting, 3. Penting, 4. = 3.75 - 3.303 = 0,447
Sangat Penting), jika skor 1 maka tidak
penting elemen tersebut dan sebaliknya jika C. Matriks TOWS Home Industry 35 Screen
suatu elemen diberi skor 4, maka semakin Printing
penting pula elemen tersebut. Berdasarkan analisis SWOT yang telah
dilakukan, maka disusun beberapa alternatif
Untuk perhitungan total sendiri yaitu: strategi yang diharapkan dapat menjawab
tantangan yang dihadapi Home Industry 35
Bobot × Score = 0,019 × 2 = 0,038 Screen Printing saat ini maupun masa
Nilai IFAS didapatkan dengan mengurangi datang. Strategi yang dihasilkan ditampilkan
nilai total bobot strength dan nilai total dalam sebuah matriks TOWS pada Tabel 2.
bobot weakness.

Tabel 2. Alternatif strategi matriks TOWS Home Industry 35 Screen Printing

Strategi W-O
W1, W2, O1 Menerapkan sistem kontrol keuangan berbasis teknologi
Mengikutsertakan pekerja dalam seminar dan pelatihan
W3, W6, W11, O10
seputar penyablonan kaos

125
E-ISSN : 2614-8382
Jurnal Valtech (Jurnal Mahasiswa Teknik Industri)
Vol. 4 No. 2 (2021)
Meningkatkan frekuensi komunikasi dengan pelanggan
W4, O5
mengenai progress Project
Mendeskripsikan tugas dan tanggung jawab tiap pekerja pada
W5, W8, O9
setiap project
W5, W8, W10, O3, O8, O9 Menerapkan metode pengendalian manajemen produksi
W7, O7 Menerapkan metode manajemen inventory
Optimalisasi keuntungan melalui kerjasama dengan mitra
W9, O2, O6
kerja potensial
Merancang kerjasama dan diskusi berlanjut dengan Home
W9, O4, O6
Industry penyablonan dan Pembuatan kaos
Melakukan rekrutmen pekerja yang sesuai dengan kompetensi
W10, O9
yang dibutuhkan Home Industry
Pemberian reward kepada pekerja dengan kinerja yang baik dan
W11, O10
memberikan sanksi kepada pekerja dengan kinerja buruk
(Sumber : Wawancara dan diskusi dengan pemilik Home Industry 35 Screen Printing)

Pada tabel matriks ini, terdapat kelompok D. Penyusunan Sasaran Strategis dan KPI
alternatif strategi yakni strategi W-O. Sasaran strategis disusun berdasarkan
Strategi - Strategi yang disusun merupakan visi, misi, dan hasil analisis kondisi
jawaban dari kombinasi elemen Weakness eksisting Home Industry 35 Screen Printing.
dan Opportunity. Terdapat 10 alternatif Sasaran strategis yang terbentuk
strategi W-O yang terdiri dari : ditampilkan pada TabeI 3. Setelah tersusun
• Menerapkan sistem kontrol keuangan sasaran strategis, selanjutnya sasaran
berbasis teknologi. strategis tersebut dipetakan kedaIam 4
• Mengikutsertakan pekerja dalam perspektif balanced scorecard. Tahap
seminar dan pelatihan seputar selanjutnya adalah menghubungkan strategi
penyablonan kaos, yang ada, baik antar perspektif maupun
• Meningkatkan frekuensi komunikasi perspektif yang sama. Hasil pemetaan
dengan pelanggan mengenai progress ditampilkan pada Gambar 2.
Project. Berdasarkan kerangka kerja balanced
• Mendeskripsikan tugas dan tanggung scorecard, evaluasi kinerja ditentukan dari
jawab tiap pekerja pada setiap project. capaian masing-masing sasaran strategis.
• Menerapkan metode pengendaIian Capaian sasaran strategis dapat diketahui
manajemen produksi, dari nilai key performance indicator (KPI)
• Menerapkan metode manajemen pada masing-masing sasaran strategis. KPI
inventory. merupakan indikator atau ukuran
• Optimalisasi keuntungan melalui pencapaian strategi. Penyusunan KPI dirasa
kerjasama dengan mitra kerja potensial. sangat penting karena sebuah sasaran
• Merancang kerjasama dan diskusi strategis yang telah terbentuk harus selalu
berlanjut dengan Home Industry dipantau dan diukur pencapaiannya. Setelah
penyablonan dan Pembuatan kaos. terbentuk KPI, diperlukan inisiatif strategi
• Melakukan rekrutmen pekerja yang yang merupakan inisiatif-inisiatif bersifat
sesuai dengan kompetensi yang strategis yang disusun dan perlu
dibutuhkan Home Industry. dilaksanakan untuk mencapai target.
• Pemberian reward kepada pekerja home
industry dengan kinerja yang baik dan
memberikan sanksi kepada pekerja yang
melakukan kinerjanya dengan buruk.

Tabel 3. Sasaran Strategis dan KPI

Perspektif Sasaran Strategis Key Performance Indicator (KPI)


Peningkatan kontrol Cost Performance Index
Keuangan
sistem keuangan Tagihan Bruto
126
E-ISSN : 2614-8382
Jurnal Valtech (Jurnal Mahasiswa Teknik Industri)
Vol. 4 No. 2 (2021)
Optimalisasi
Tingkat laba kotor
keuntungan
Peningkatan akuisi
% Jumlah pekerjaan dari pelanggan baru
pelanggan
Customer Satisfaction Index (CSI)
% Jumlah complain pelanggan yang sudah
Pelanggan
Peningkatan layanan ditangani
kepada pelanggan Intensitas pertemuan dengan pemilik saat
service
Net Promoter Score
Peningkatan kualitas dan % Pemenuhan jumlah order
efisiensi pembuatan dan
% Pengerjaan ulang saat pengerjaan
penyablonan kaos
% Kesesuaian datangnya bahan baku kaos dan
Optimalisasi kuantitas peralatan dengan penjadwalan
pengadaan bahan baku % Ketersediaan bahan baku kaos di gudang
dan peralatan % Ketersediaan dan kesiapan peralatan di
gudang
Menjaga hubungan baik Jumlah mitra kerja yang bekerja sama
Bisnis Internal dengan mitra kerja Jumlah kontrak mitra kerja yang diperpanjang
% Kesesuaian spesifikasi bahan dengan
perjanjian
Optimalisasi
% Kesesuaian jumlah dan keahlian yang
pengendalian manajemen
dibutuhkan pada tiap tahapan
Produksi
Kesesuaian waktu paket - paket pengerjaan
dengan jadwal (Schedule Performance Index)
Optimalisasi kesesuaian Tingkat Kesesuaian rancangan dengan desain
rancangan project yang disepakati
JumIah SDM yang mengikuti pelatihan
Peningkatan kualitas dan % Pemenuhan jumlah SDM yang dibutuhkan
kuantitas SDM Jumlah pekerja karyawan masuk dan keluar
Peningkatan keahlian pekerja
Pembelajaran
% Proses bisnis yang menggunakan teknologi
dan Optimalisasi perangkat
informasi
Pertumbuhan lunak
Tingkat kesuksesan perangkat lunak
Jumlah karyawan yang mengikuti kegiatan
Peningkatan sense of
internal
belonging
Indeks kepuasan karyawan
(Sumber: Hasil Pengolahan data Strategy maps 4 perspektif BSC Home Industry 35 screen printing)

Penyusunan KPI dirasa penting karena


sasaran strategis yang telah terbentuk perlu
dipantau dan diukur pencapaiannya. Setelah
terbentuk KPI, diperlukan inisiatif strategi
yang merupakan inisiatif-inisiatif bersifat
strategis yang disusun dan perlu
dilaksanakan untuk mencapai target.

Gambar 2. Strategy maps 4 perspektif BSC


Home Industry 35 Screen
Printing

127
E-ISSN : 2614-8382
Jurnal Valtech (Jurnal Mahasiswa Teknik Industri)
Vol. 4 No. 2 (2021)
Pada Gambar 2 tersebut merupakan hasil Selanjutnya dilakukan pembobotan
pemetaan dengan menghubungkan strategi perspektif dalam balanced Scorecard. Dari
yang ada baik antar perspektif maupun empat perspektif yang ada, akan diketahui
perspektif yang sama. perspektif mana yang lebih dipentingkan.
Pembobotan perspektif, sasaran strategis
E. Pembobotan Sasaran Strategis dan KPI dan KPI dilakukan karena evaluasi kinerja
Untuk mengetahui tingkat kepentingan dilakukan pada semua pencapaian KPI,
masing-masing sasaran strategis tersebut, namun masing-masing KPI dianggap
maka dilakukan pembobotan dengan kaidah memiliki tingkat kepentingan yang berbeda.
perbandingan berpasangan AHP dengan Oleh karena itu, output dari pembobotan ini
bantuan software Expert Choice. Semakin akan menjadi bobot dan niIai pengali pada
tinggi tingkat kepentingan sasaran strategis, sistem pengukuran kinerja nantinya.
semakin tinggi pula bobot yang diberikan. Setelah melakukan pembobotan sasaran
Sasaran strategis yang dipentingkan strategis dan KPI selanjutnya yang
merupakan sasaran strategis yang dilakukan adalah membuat rencana capaian
berhubungan langsung dengan tugas dan KPI. Rencana capaian KPI ini disusun
fungsi Home Industry 35 Screen Printing berdasarkan pembobotan sasaran strategis
yang akan memberikan efek yang besar bagi dan KPI yang telah disusun di tabel 4.
Home Industry 35 Screen Printing secara Usulan ini bertujuan agar nantinya Home
keseluruhan. Industry 35 Screen Printing dapat
Pembobotan juga dilakukan pada KPI mengimplementasikan KPI yang telah
dari sasaran strategis. Jika dalam satu terbentuk sebelumnya dan juga agar home
sasaran strategis terdapat lebih dari satu industry tidak lost track dalam menjalankan
KPI, maka perIu dilakukan pembobotan KPI-nya. Hasil pembobotan pada perspektif
untuk mengetahui KPI yang lebih Balanced Scorecard, sasaran strategis, KPI,
dipentingkan daripada KPI lainnya. dan usulan rancangan KPI ditampilkan pada
Tabel 4, 5 dan 6.

Tabel 4. Rekapitulasi hasil pembobotan perspektif BSC, sasaran strategis dan KPI Home Industry
35 Screen Printing

Prioritas
Perspektif
Perspektif Sasaran strategis Prioritas Bobot
BSC
BSC
Peningkatan kontrol
0.833 0.244
sistem keuangan
Keuangan 0.293
Optimalisasi
0.167 0.049
keuntungan
Peningkatan akuisi
0.143 0.059
pelanggan
Pelanggan 0.415
Peningkatan layanan
0.857 0.356
kepada pelanggan
Peningkatan kualitas
dan efisiensi
0.095 0.018
pembuatan dan
penyablonan kaos
Bisnis Optimalisasi kuantitas
0.185
Internal pengadaan bahan
0.191 0.035
baku dan peralatan
Menjaga hubungan
baik dengan mitra 0.211 0.039
kerja
Optimalisasi
0.315 0.058
pengendalian
128
E-ISSN : 2614-8382
Jurnal Valtech (Jurnal Mahasiswa Teknik Industri)
Vol. 4 No. 2 (2021)
manajemen Produksi
Optimalisasi
kesesuaian rancangan 0.187 0.035
project
Peningkatan kualitas
dan 0.382 0.041
kuantitas SDM
Learning
0.107 Optimalisasi
and Growth 0.066 0.007
perangkat lunak
Peningkatan sense of
0.551 0.059
belonging

Tabel 5. Lanjutan tabel 4 Rekapitulasi hasil pembobotan perspektif BSC, sasaran strategis dan KPI
Home Industry 35 Screen Printing

Key Performance Prioritas Bobot


Target
Indicator (KPI) KPI KPI
Cost Performance Perbandingan antara Budget Cost for Work Performance
0.833 0.203
Index (BCWP) dengan Actual Cost for Work Performance (ACWP)
Perhitungan selisih waktu pembayaran dengan waktu jadwal
Tagihan Bruto 0.167 0.041
pembayaran
Perhitungan laba dapat dilakukan dengan pengurangan antara
Tingkat laba biaya perjanjian yang telah disepakati dengan biaya total 1 0.049
pengerjaan
Data yang digunakan adalah akumulasi pengerjaan serta jumlah
% Jumlah pekerjaan pekerjaan dari pelanggan baru. Perhitungan dilakukan dengan
1 0.059
dari pelanggan baru rumus ( jumlah pekerjaan dari pelanggan baru / jumlah
akumulasi pengerjaan) 100%
Survei dilakukan dengan pemberian skala 1 - 4 (1 = sangat
Customer Satisfaction tidak puas, 2 = tidak puas, 3 = puas, 4 = sangat puas),
0.152 0.054
Index (CSI) pemberian bobot dilakukan pada 5 indikator yaitu tangibles,
reliability, responsiveness, asurance, dan empathy
Data yang digunakan adalah akumulasi keluhan serta jumlah
% Jumlah complain
keluhan yang ditangani. Perhitungan dilakukan dengan rumus
pelanggan yang sudah 0.624 0.222
(jumlah penanganan keluhan / jumlah akumulasi keluhan)
ditangani
100%
Intensitas pertemuan
Perhitungan dilakukan dengan perbandingan jumlah
dengan pemilik saat 0.166 0.059
pertemuan dibagi jumlah rencana pertemuan
service
Terdapat satu pertanyaan inti pada Net Promoter Score yaitu
dari nilai 1 - 10 apakah Anda merekomendasikan jasa kami
Net Promoter Score kepada orang Iain? Untuk nilai 10 - 9 disebut promoter, 8-7 0.058 0.021
disebut passive, 6-0 disebut detractor. Sedangkan perhitungan
dilakukan dengan rumus NPS = % Promoter - % Detractor
Data yang digunakan adalah akumulasi jumlah order serta
% Pemenuhan jumlah jumlah order masuk yang dikerjakan. Perhitungan dilakukan
0.833 0.015
order dengan rumus (jumlah order yang dikerjakan / jumlah
akumulasi order masuk) 100%
Data yang digunakan adalah akumulasi tahapan pengerjaan
serta jumlah pekerjaan yang mengalami pengulangan.
% Pengerjaan ulang
Perhitungan dilakukan dengan rumus (jumlah tahapan 0.167 0.003
saat pengerjaan
pengerjaan / jumlah pekerjaan yang mengalami rework)
100%
% Kesesuaian
Perhitungan dengan (jumlah bahan baku kaos yang sesuai di
datangnya bahan baku
tiap tahapan / jumlah jenis bahan baku kaos di tiap tahapan) 0.750 0.027
kaos dan peralatan
100%
dengan penjadwalan
Perhitungan dengan (jumlah bahan baku kaos di gudang
% Ketersediaan bahan
untuk tiap tahapan / Rancangan Bahan baku kaos yang 0.125 0.004
baku kaos di gudang
dibutuhkan pada tiap tahapan) 100%
Ketersediaan dan
kesiapan peralatan
Jumlah ketersediaan alat yang bisa digunakan 0.125 0.004
penyablonan di
gudang
% Kesesuaian Perhitungan dengan (jumlah bahan baku kaos yang sesuai di
0.124 0.005
spesifikasi bahan baku tiap tahapan / jenis bahan baku kaos tiap tahapan) 100%

129
E-ISSN : 2614-8382
Jurnal Valtech (Jurnal Mahasiswa Teknik Industri)
Vol. 4 No. 2 (2021)
kaos dengan perjanjian
yang telah disepakati
% Kesesuaian jumlah
dan keahlian yang Perhitungan dengan (Realisasi pekerja di tiap tahapan /
0.359 0.014
dibutuhkan Rencana pekerja di tiap tahapan) 100%
pada tiap tahapan
Schedule Performance Perbandingan antara Budget Cost for Work Performance
0.517 0.020
Index (BCWP) dengan Budgeted Cost for Scheduled (ACWP)
Jumlah mitra kerja
0.200 0.012
yang bekerjasama Jumlah kerjasama dengan mitra kerja selama periode tertentu.
Jumlah kontrak mitra Perhitungan selisih mitra kerja periode lalu dengan periode
kerja yang sekarang 0.800 0.047
diperpanjang
Tingkat Kesesuaian
Terdapat 3 kemungkinan yaitu spesifikasi bertambah,
rancangan dengan
berkurang, berubah. Kemudian dapat dilakukan perhitungan 1 0.035
desain yang
(hasil kesepakatan / rancangan awal) 100%
disepakati
JumIah SDM yang
Jumlah SDM yang mengikuti pelatihan 0.104 0.004
mengikuti pelatihan
Data utama yang digunakan adalah rencana dan realisasi
% Pemenuhan jumlah struktur organisasi. Perhitungan dilakukan dengan (Realisasi
0.547 0.022
SDM yang dibutuhkan SDM dalam struktur organisasi / Rancangan SDM struktur
organisasi) 100%
Jumlah pekerja
Akumulasi jumlah pekerja dan karyawan yang keluar dan
karyawan masuk dan 0.059 0.002
masuk
keIuar
Peningkatan keahlian Akumulasi jumlah pekerja yang meningkat keahliannya
0.291 0.012
pekerja dalam periode tertentu
% Proses bisnis yang
menggunakan Perbandingan antara proses bisnis yang menggunakan
0.143 0.001
teknologi teknologi informasi dengan yang direncanakan
informasi
Tingkat kesuksesan Perbandingan antara teknologi informasi yang memberi
0.857 0.006
perangkat lunak dampak positif dengan yang tidak
Jumlah karyawan yang
Jumlah karyawan dan pekerja yang mengikuti acara internal
mengikuti kegiatan 0.167 0.010
pada waktu tertentu
internal
Survei dilakukan dengan pemberian skaIa 1 - 4 (1 = sangat
Indeks kepuasan tidak puas, 2 = tidak puas, 3 = puas, 4 = sangat puas),
0.833 0.049
karyawan pemberian bobot dilakukan pada 5 indikator yaitu tangibles,
reliabiIity, responsiveness, asurance, dan empathy
(Sumber: Soemohadiwidjojo, Arini T. (2017), kaidah perbandingan berpasangan AHP dan
Pengolahan data software Expert Choice)

Prioritas perspektif Balanced scorecard Untuk tabel Bobot Realisasi Prioritas


sendiri didapat dengan wawancara dengan KPI didapat dari kaidah perbandingan AHP,
pemilik home industry 35 screen printing, dimana antara beberapa KPI tersebut
semakin besar angka prioritas perspektif manakah yang harus diprioritaskan,
yang dicantumkan maka semakin penting dikarenakan jumlah yang harus dipenuhi
pula perspektif tersebut. Tabel prioritas setiap tabel KPI adaIah angka 1 maka mana
sendiri didapat dengan kaidah perbandingan yang harus diprioritaskan antara ke beberapa
AHP, dimana antara beberapa sasaran KPI tersebut.
strategis tersebut manakah yang harus Untuk Nilai bobot KPI sendiri didapat
diprioritaskan, dikarenakan jumlah yang dari hasil perkalian dari bobot sasaran
harus dipenuhi daIam setiap tabel prioritas strategis dengan Bobot Realisasi Prioritas
adalah angka 1, maka mana yang harus KPI, untuk perhitungannya sendiri adalah:
diprioritaskan antara beberapa sasaran Bobot sasaran strategis × prioritas KPI
strategis tersebut. = 0 ,244 × 0,83 3 = 0,203
Untuk bobot sendiri didapat dari hasil
perkalian dari prioritas perspektif Balanced Setelah melakukan pembobotan sasaran
Scorecard dengan Prioritas sasaran strategis. strategis dan KPI selanjutnya yang
Untuk perhitungannya sendiri adalah: dilakukan adalah membuat rencana capaian
KPI.
Prioritas perspektif balanced scorecard ×
Prioritas sasaran strategis
= 0,293 × 0,833 = 0,244
130
E-ISSN : 2614-8382
Jurnal Valtech (Jurnal Mahasiswa Teknik Industri)
Vol. 4 No. 2 (2021)
Tabel 6. Rencana Capaian KPI

Rencana Capaian KPI yang


Sasaran strategis Key Performance Indicator (KPI) DiusuIkan Per Tahun
2021 2022 2023 2024 2025
Peningkatan kontrol sistem Cost Performance Index 1 2 3 4 5
keuangan Tagihan Bruto 1 2 3 4 4
OptimaIisasi keuntungan Tingkat laba 1 2 3 4 4
Peningkatan Akuisi % Jumlah pekerjaan dari pelanggan baru
1 2 3 4 5
PeIanggan
Customer Satisfaction Index (CSI) 1 2 3 3 4
% JumIah complain pelanggan yang sudah
Peningkatan layanan kepada 1 2 3 3 4
ditangani
pelanggan
Intensitas pertemuan dengan pemilik saat service 1 2 3 4 5
Net Promoter Score 1 2 3 4 4
Peningkatan kualitas dan % Pemenuhan jumlah order 1 2 3 3 4
efisiensi pembuatan dan
% Pengerjaan ulang saat pengerjaan 1 1 2 3 4
penyablonan kaos
% Kesesuaian datangnya bahan baku kaos dan
1 1 2 3 4
OptimaIisasi kuantitas peralatan dengan penjadwalan
pengadaan bahan baku kaos % Ketersediaan bahan baku kaos di gudang 1 1 2 3 4
dan PeraIatan penyabIonan Ketersediaan dan kesiapan peralatan penyablonan
1 1 2 2 3
di gudang
% Kesesuaian spesifikasi bahan baku kaos dengan
1 2 3 4 4
perjanjian yang telah disepakati
Optimalisasi pengendalian
% Kesesuaian jumlah dan keahlian yang
manajemen produksi 1 1 2 3 4
dibutuhkan pada tiap tahapan
Schedule Performance Index 1 2 3 3 4
Menjaga hubungan baik Jumlah mitra kerja yang bekerjasama 1 2 2 3 4
dengan mitra kerja Jumlah kontrak mitra kerja yang diperpanjang 1 2 2 3 4
Optimalisasi kesesuaian Tingkat Kesesuaian rancangan dengan desain yang
1 2 2 3 4
rancangan project telah disepakati
Jumlah SDM yang mengikuti pelatihan 1 1 2 2 3
Peningkatan kuaIitas dan
% Pemenuhan jumlah SDM yang dibutuhkan 1 1 2 3 4
kuantitas SDM
Peningkatan keahlian pekerja 1 1 2 2 3
% Proses bisnis yang menggunakan teknologi
1 2 2 3 4
Optimalisasi perangkat lunak informasi
Tingkat kesuksesan perangkat lunak 1 1 2 3 4
Peningkatan sense of Jumlah karyawan yang mengikuti kegiatan internal 1 1 2 3 4
beIonging Indeks kepuasan karyawan 1 2 3 3 4
(Sumber: hasil diskusi dengan pemilik home industry 35 screen printing)

Dari tabel 6 di atas bisa dilihat bahwa perspektif pelanggan dengan bobot 0,415 lalu
setiap tahun usulan rencana capaian KPI dilanjutkan dengan Perspektif Keuangan
berubah-ubah. Score diperoleh dari diskusi dengan bobot 0,293 lalu Perspektif Bisnis
dengan pemilik Home Industry 35 Screen Internal dengan bobot 0,185 dan yang terakhir
Printing menggunakan penomeran 1 sampai yaitu perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
5 (1. Strategi Sudah diterapkan, 2. Strategi dengan bobot 0,107
Sudah dilaksanakan, 3. Strategi sudah Sementara itu untuk hasil perumusan
dievaluasi, 4. Strategi Sudah Dikendalikan, Strategi menggunakan Analisis SWOT
5. Strategi sudah ditingkatkan). Usulan ini didapatkan bahwa plotting kuadran SWOT
bisa berubah sewaktu-waktu, mengingat Home industry 35 screen printing berada pada
kondisi pandemi saat ini masih belum kuadran III, dengan sasaran strategis sebanyak
terkendali dan pelaksanaan ppkm yang 12 yaitu :
masih berlanjut. • 2 pada perspektif keuangan (optimalisasi
keuntungan dan peningkatan kontrol
KESIMPULAN DAN SARAN sistem keuangan)
Kesimpulan • 2 pada perspektif customer (peningkatan
Dari penelitian ini dapat disimpuIkan layanan kepada pelanggan, peningkatan
bahwa rancangan sistem pengukuran kinerja akuisisi pelanggan)
berdasarkan kondisi eksisting Home Industry • 5 pada perspektif internal bisnis
35 Screen Printing dapat menaikkan daya saing (peningkatan kualitas penyablonan dan
dengan baik, untuk Perspektif Balanced pembuatan kaos, optimalisasi kesesuaian
Scorecard yang paling menonjol adalah rancangan project, optimalisasi
131
E-ISSN : 2614-8382
Jurnal Valtech (Jurnal Mahasiswa Teknik Industri)
Vol. 4 No. 2 (2021)
pengendalian manajemen produksi, In Seminar Nasional Informatika
optimasi kuantitas pengadaan bahan (SEMNASIF), Vol. 1, No. 4.
baku kaos dan peralatan penyablonan, Herlianingsih, E. 2018. Analisis Pengukuran
menjaga hubungan baik dengan mitra Strategik Kinerja Kepala Ruangan
kerja) Menggunakan Balanced Scorecard Di
• 3 pada perspektif learning & growth Unit Instalasi Diagnostik & Intervensi
(peningkatan kualitas dan kuantitas Kardiovaskuer RSUD Dr. Soetomo
SDM, optimalisasi perangkat lunak, dan Surabaya.
peningkatan sense of belonging). Hidayat, B. 2017. Pengukuran Kinerja dengan
BaIanced Scorecard pada Koperasi
Kemudian untuk Strategy maps yang Karyawan Tirta Mahakam di Bukuan.
terbentuk sesuai dengan strategy maps Kaplan Ekonomia, 6(2), 345-351.
dan Norton, dimana perspektif keuangan berada Jalal, Q. A., & Safitri, W. 2019. Analisis
pada posisi tertinggi, dilanjutkan dengan Kinerja Gudang Dengan Pendekatan
perspektif pelanggan, perspektif Bisnis Key Performance Indicator (KPI) dan
Internal, dan perspektif pembelajaran dan Analitycal Hierarchy Process (AHP).
pertumbuhan. Berdasarkan 12 sasaran strategis JurnaI Ilmiah Teknik Industri, 6(2).
yang ada, terbentuk Key Performance Jamil, M. 2019. Analisis Pengukuran Kinerja
Indicators (KPI) sebanyak 27 Poin. Dengan Pendekatan Balanced
Scorecard Pada PT Taman Wisata
Saran Candi Borobudur, Prambanan, dan
Berdasarkan kesimpulan, maka saran Ratu Boko. Doctoral dissertation.
yang dapat diberikan pada Home Industry 35 Universitas Mercu Buana, Yogyakarta.
Screen Printing sebagai berikut : Krisna, R. 2021. Balanced Scorecard Sebagai
• Home Industry 35 Screeen Printing dapat Pengukuran Kinerja Masa Depan
membuat template scorecard berdasarkan Suatu Organisasi. In Scenario
hasil pembobotan KPI, agar nantinya dapat (Seminar of SociaI Sciences
memudahkan dalam proses pengukuran Engineering and Humaniora), pp. 118-
kinerja pada Home Industry 35 Screen 126.
Printing Iimbu, W. P., & Sisdyani, E. A. 2016. Evaluasi
• Home Industry 35 Screen Printing dapat Kinerja Dinas Pendapatan Daerah
melakukan ujicoba pengukuran sistem Kota Denpasar Berbasis Balanced
kinerja berdasarkan KPI yang sudah Scorecard. E-Jurnal Akuntansi, 15(3),
dihasilkan, agar nantinya para karyawan 1682-1710.
dan pelanggan nyaman dalam memesan Pratiwi, U. 2016. Balanced scorecard dan
maupun bekerja, dan proses produksi manajemen strategik. Jurnal
sampai selesai produksi dapat terlaksana Manajemen dan Akuntansi, 11(2).
tanpa suatu halangan apapun. Sari, D. R., Windarto, A. P., Hartama, D., &
SoIikhun, S. 2018. Sistem Pendukung
DAFTAR PUSTAKA Keputusan untuk Rekomendasi
Devani, V. 2016. Pengukuran Kinerja Kelulusan Sidang Skripsi
Perusahaan dengan Menggunakan Menggunakan Metode AHP-TOPSIS.
Metode Balanced Scorecard. Jurnal Jurnal Teknologi dan Sistem
Sains, Teknologi dan Industri, 13(1), Komputer, 6(1), 1-6.
83-90. Sari, R. R. N. 2020. Implementasi Balanced
Hasriani, H., Nasruddin, N., & Hidayat, M. Scorecard Sebagai Tolok Ukur
2018. Analisis Kinerja STAI Al-Azhar Pengukuran Kinerja (Study Kasus
Gowa dengan Pendekatan Balanced Pada Mitra Produksi Sigaret ABC
Scorecard. Jurnal Mirai Management, Jombang). Jurnal Ekuivalensi, 5(2),
3(2), 18-35. 189-203.
Henderi, H., Rahayu, S., & Prasetyo, B. M. Sarjono, H., Pujadi, A., & Wong, H. W. 2010.
2015. Dashboard Information System Penerapan Metode Balanced
Berbasis Key Performance Indicator. Scorecard Sebagai Suatu Sistem
Pengukuran Kinerja pada PT Dritama

132
E-ISSN : 2614-8382
Jurnal Valtech (Jurnal Mahasiswa Teknik Industri)
Vol. 4 No. 2 (2021)
Brokerindo, Jakarta Timur. Binus (PDAM) Kota Kediri. DoctoraI
Business Review, 1(1), 139-154. dissertation. University of
SimboIon, F. 2015. Perbandingan Sistem Muhammadiyah, Malang.
Pengukuran Kinerja Perusahaan. VaIeri, R., & Wahyudi, T. 2021. Penerapan
Binus Business Review, 6(1), 91-100. Balanced Scorecard Pada UPTD
Soemohadiwidjojo, A. T. 2017. KPI untuk Puskesmas Mariana Banyuasin.
perusahaan jasa. Raih Asa Sukses. Doctoral dissertation. Sriwijaya
Subiyantoro, A. 2020. Analisa Balanced University.
Scorecard Sebagai Penilaian Kinerja Yana, Utami Arviani, Y. U. A. 2020. Analisis
Pada Rumah Sakit At-Tauroh Al Islami Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan
Sleman. Jurnal Optimal, 17(2), 109- Pendekatan Balanced Scorecard pada
124. Wihdatul Ummah Medical Center
Utomo, D. N. P. 2015. Analisis Kinerja Makassar. Doctoral dissertation.
Perusahaan Daerah Air Minum Universitas Hasanuddin.

133

Anda mungkin juga menyukai