Anda di halaman 1dari 3

TUGAS PANCASILA : ANALISIS KASUS PELANGGARAN HAM

Nama : Aulia Putri


NIM : 2110311057

Pengeroyokan Guru di Kupang, Polisi Usut Pengelolaan Dana BOS


Rabu, 8 Juni 2022 00:00
Reporter : Ananias Petrus

Merdeka.com - Polres Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), akan mendalami pengelolaan dana
bantuan operasional sekolah (BOS) di SD Negeri Oelbeba, Desa Oebola, Kecamatan Fatuleu, Kabupaten
Kupang, Nusa Tenggara Timur. Pengusutan dilakukan menyusul penanganan kasus penganiayaan
terhadap seorang guru yang viral di media sosial.
Penganiayaan itu dialami guru bernama Anselmus Nalle. Dia dipukuli sejumlah orang, termasuk
kepala sekolah berinisial AN.
"Kami sudah mengetahui kronologi kejadian sampai terjadinya penganiayaan di dalam ruang
sekolah tersebut. Terus beredar video sampai guru tersebut lari dan dikejar, serta dianiaya secara
bersama-sama," ungkap Kapolres Kupang AKBP FX Irwan Arianto, Selasa (7/6).
Dipicu Pertanyaan soal Dana BOS
Menurut FX Irwan Arianto, penganiayaan itu dipicu pertanyaan korban tentang pengelolaan dana
BOS kepada kepala sekolah saat rapat bersama guru-guru lain.
"Kejadian itu berawal saat rapat di ruangan, tiba-tiba ada miskomunikasi antara korban dan
kepala sekolah, akhirnya terjadi penganiayaan di dalam ruangan itu akhirnya korban keluar namun
dikejar, lalu dilakukan penganiayaan secara beramai-ramai," jelasnya.
Sejumlah saksi terus diperiksa. Kepala sekolah dan beberapa terduga pelaku penganiayaan itu
diduga telah melanggar pasal 170 KUHP dengan ancaman hukuman penjara di atas lima tahun.
Sebelumnya, video penganiayaan guru dan viral di media sosial, Minggu (5/6). Video berdurasi
2,8 menit itu mempertontonkan seorang guru mengenakan pakaian dinas aparatur sipil negara (ASN)
dianiaya. Korban ditarik ke tengah jalan oleh sejumlah orang dan seorang pria berbaju merah. Terdengar
suara caci maki dari seorang perempuan yang ditujukan kepada korban.
Guru tersebut berkali-kali minta tolong kepada warga sekitar yang menonton, namun tidak ada
yang menolong. Belakangan diketahui guru yang dianiaya bernama Anselmus Nalle. Sementara salah
seorang penganiayanya adalah kepala sekolah.
Analisis :
Kasus ini merupakan kasus pelanggaran HAM Ringan, yaitu bentuk pelanggaran HAM yang
tidak mengancam keselamatan jiwa. Namun harus tetap dilindungi karena sangat berbahaya bagi
individu.
Hak asasi merupakan hak mendasar yang dimiliki setiap manusia semenjak dia lahir.
Hak pertama yang kita miliki adalah hak untuk hidup seperti di dalam Undang Undang No. 39 tahun 1999
pasal 9 ayat (1) tentang hak asasi manusia, “Setiap orang berhak untuk hidup,mempertahankan hidup, dan
meningkatkan taraf hidupnya”, ayat (2) “Setiap orang berhak hidup tenteram, aman, damai, bahagia,
sejahtera, lahir dan bathin”, dan ayat (3) “Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan
sehat.”
Di Indonesia hak asasi manusia (HAM) secara tegas di atur dalam Undang Undang No.39 tahun
1999 pasal 2 tentang asas-asas dasar yang menyatakan “Negara Republik Indonesia mengakui dan
menjunjung tinggi hak asasi manusia dan kebebasan dasar manusia sebagai hak yang secara kodrati
melekat pada dan tidak terpisahkan dari manusia, yang harus dilindungi, dihormati, dan ditegakkan demi
peningkatan martabat kemanusiaan, kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecerdasan serta keadilan.”
Meskipun di Indonesia telah di atur Undang Undang tentang HAM, masih banyak
pula pelanggaran-pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia. Pelanggaran HAM yang baru-baru ini
sedang marak adalah pelanggaran hak asasi Guru. Padahal di dalamnya sudah terdapat Undang Undang
yang mengatur di dalamnya, antara lain UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Undang-
undang ini mengatur bahwa profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan
berdasarkan prinsip-prinsip tertentu. Prinsip tersebut antara lain memiliki jaminan perlindungan
hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Apabila kita melihat kasus yang terjadi diatas dimana
seorang guru yang seharusnya dihargaidalam rapat bersama kepala sekolah bukan malah di pukul yang
mengakibatkan guru jadi takut dan lari ke lingkungan masyarakat, hal ini tentu saja melangar
peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagaimana yang terdapat dalam Undang-undang dasar
Negara Republik Indonesia yang tercantum di dalam Pasal 28 B ayat (2), yang berbunyiSetiap orang
berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak
atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminas.
Pasal 28 J ayat 1 mencantumkan bahwa setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang
lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dan ketentuan Pasal 39, tampak
jelas bahwa perlindungan yang diberikan oleh Undang-Undang terhadap profesi guru sudah sedemikian
rupa, sehingga apabila ketentuan tersebut dilaksanakan, maka guru dapat terbatas dari sebagai bentuk
ancaman dari ketakutan. Pasal 12 yang berbunyi “Setiap orang berhak atas perlindungan bagi
pengembangan pribadinya, untuk memperoleh pendidikan, mencerdaskan dirinya, dan meningkatkan
kualitas hidupnya agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa, bertanggung jawab, berakhlak mulia,
bahagia, dan sejahtera sesuai dengan hak asasi manusi”,
Sejak Indonesia merdeka di tahun 1945, melalui Konstitusi
menegaskan kebebasan berekspresi dalam Pasal 28, dan kini dipertegas dalam Pasal 28
dan Pasal 28E ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUDNRI 1945),
yang menyatakan  Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat
Menurut saya, melihat dari penjelasan diatas hendaknya Aparat penegak hukum lebih jelidan
teliti lagi dalam perlindungan hak Asasi Manisia khususnya pelanggaran hak asasi tenaga pendidik, yang
mana seorang guru seharusnya menjadi contoh dalam pendidikan yang tidak layak melakukan tindak
kekerasan fisik, dan juga kepada guru sesame rekan kerja seharusnya saling menghormati dan
menghargai untuk membentuk mereka menjadi manusia seutuhnya yang berjiwa pancasila. Dan juga
kepala sekolah sebagai pemimpin para guru di sekolah hendaknya menerapkan etika sebagai pemegang
kuasa tertinggi di sekolah. Etika bagi guru adalah terhadap peserta didiknya, terhadap pekerjaan dan
terhadap tempat kerja. Etika tersebut wajib dimiliki oleh seorang guru untuk mewujudkan proses
belajar mengajar yang baik.
Guru sebaiknya memberi contoh yang baik bagi muridnya. Keteladanan seorang guru adalah
perwujudan realisasi kegiatan belajar mengajar dan menanamkan sikap kepercayaan kepada murid. Guru
yang berpenampilan baik dan sopan akan mempengaruhi sikap murid demikian juga sebaliknya. Selain
itu di dalam memberikan contoh kepada murid,
guruharusbisa mencontohkan bagaimana bersifat objektif dan terbuka pada kritikan serta menghargai pen
dapat orang lain.
Sikap profesional guru pada tempat kerja adalahdengan cara menciptakan hubungan yang
harmonis di lingkungan tempat kerja dan lingkungan. Etika guru sangat dibutuhkan dalam rangka untuk
meningkatkan mutu pendidikan nasional dan mencerdaskan kehidupan bangsa ini.
Dan yang jadi pertanyaan dari saya apakah generasi bangsa Indonesia di tahun kedepan akan jauh
lebih baik dari sebelumnya jika kasus ini Kembali terjadi dengan frekuensi yang meningkat ? dikarenakan
dari awal pendidikan anak anak bangsa sudah mendapat contoh tindak kekerasan oleh gurunya sendiri ?
apakah dengan cara itu akan membangun mental murid untuk kedepannya ? sungguh ironis !

Anda mungkin juga menyukai