Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS MATA

KULIAH TUGAS 3

Nama Mahasiswa : SULISTIAWATI

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 856940595

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4401/Pembelajaran PKN SD

Kode/Nama UPBJJ : 20 – UPBJJ UT BANDAR LAMPUNG

Masa Ujian : 2022/23.1 (2022.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Pendidikan demokrasi perlu terus diupayakan dan dilaksanakan melalui proses pembelajaran, baik
melalui sekolah (schools based civic education) maupun dalam lingkungan masyarakat (community
based civic education).
Pertanyaan :
Jelaskan bagaimana mengkorelasikan kedua hal tersebut agar nilai-nilai demokrasi benar-benar
terinternalisasi oleh setiap warga masyarakat !

Pembahasan :
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa civic education dimaksudkan
sebagai pendidikan kewarganegaraan dalam arti sempit atau khusus,
sedangkan citizenship education dimaksudkan sebagai pendidikan
kewarganegaraan dalam arti luas.
Peranan pendidikan kewarganegaraan adalah membina warga negara khususnya generasi penerus
yang baik bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan kewarganegaraan bagi generasi
penerus sangat penting dalam rangka menumbuhkan kesadaran bela negara dan meningkatkan rasa
cinta terhadap tanah air.

itu tergantung bagaimana pemimpin" negara kita untuk menurunkan ego mengesampikan
kepentingan oknum" tertentu pada intinya kita harus kesmpingkan itu semua dan sama"
bergandengan tangan untuk menginternalisasikan itu ke masyarakat

2. Masyarakat Indonesia kaya akan ragam budaya yang tentu disertai dengan banyaknya norma di
dalamnya. Norma diperlukan untuk mewujudkan dan menjaga tatanan kehidupan bersama yang
harmonis. Dengan adanya norma yang berlaku di kehidupan maka akan terjadi keteraturan dalam
bermasyarakat.
Pertanyaan :
Setiap orang memiliki latar belakang pendidikan, suku, agama yang berbeda, bagaimana seharusnya
seseorang bersikap ketika berada dilingkungan yang berbeda dari adat istiadat keperibadiannya?

Pembahasan

meskipun Indonesia adalah negara yang kaya akan perbedaan dan keberagaman, hal tersebut
membuat Indonesia rentan terpecah-belah akibat perbedaan yang ada. Perpecahan di masyarakat bisa
memicu konflik yang menimbulkan kerugian banyak pihak.
Oleh karenanya, diperlukan sifat toleran dan juga tenggang rasa terhadap perbedaan dan
kemajemukan di masyarakat. Sifat toleransi haruslah ditanamkan sejak dini supaya bisa menerima
perbedaan yang ada.
Contoh perilaku toleransi seperti memberikan kesempatan kepada tetangga melakukan ibadahnya,
tolong-menolong antarwarga ketika melaksanakan hari raya, dan tidak membeda-bedakan tetangga,
dan menghargai perbedaan budaya yang ada.
Sikap dan perilaku toleransi terhadap keberagaman masyarakat merupakan kunci untuk
meningkatkan persatuan dan kesatuan, serta mencegah proses perpecahan masyarakat, bangsa dan
negara Indonesia. Setiap individu hendaknya mengaplikasikan perilaku toleran terhadap
keberagaman suku, agama, ras, budaya, dan antargolongan.

3. Menurut Wirjono dalam Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia, arti kata culpa adalah “kesalahan
pada umumnya”. Tetapi dalam ilmu pengetahuan hukum mempunyai arti teknis, yaitu suatu macam
kesalahan si pelaku tindak pidana yang tidak seberat kesengajaan, namun karena kurang berhati-hati,
sehingga akibat yang tidak disengaja terjadi.
Pertanyaan :
Seseorang yang melakukan tindak kejahatan yang diyakini oleh hakim dinyatakan bersalah, namun
satu sisi alat bukti kuat menyatakan orang tersebut tidak melakukannya, bagaimana seharusnya
hakim melihat hal tersebut?
Pembahasan :

Pasal 183 Undang-Undang No 8 tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
(KUHAP) selengkapnya berbunyi:

“Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seorang kecuali apabila dengan sekurang-
kurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-
benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya”.

Dari bunyi Pasal 183 KUHAP di atas, dapat dipahami bahwa untuk menjatuhkan pidana kepada
terdakwa, harus:
Kesalahannya terbukti sekurang-kurangnya “dua alat bukti yang sah”, dan
Atas keterbuktian minimal dua alat bukti yang sah, hakim memperoleh keyakinan bahwa tindak
pidana benar-benar terjadi dan benar terdakwalah yang bersalah melakukannya.

Soal alat bukti, KUHAP sudah mengaturnya secara limitatif, yaitu dalam Pasal 184 KUHAP sebagai
berikut: Keterangan saksi, keterangan Ahli, Surat, Petunjuk, dan Keterangan Terdakwa
Sehingga untuk membuktikan kesalahan seseorang minimal harus dua dari antara alat bukti di atas,
tidak bisa hanya didasarkan pada satu alat bukti saja untuk menghukum seseorang.

Hakim tidak boleh menghukum orang bersalah hanya berdasarkan keyakinannya, melainkan harus


didukung oleh minimal dua alat bukti yang sah. Dari alat bukti itu lah ia memperoleh keyakinan
tentang bersalah atau tidaknya seseorang (terdakwa).

4. Dalam teori tradisional dikenal istilah jenis tanggung jawab absolut, yaitu menghubungkan sanksi
dengan
perbuatan tanpa memperhitungkan antara keadaan jiwa si pelaku dengan akibat dari perbuatannya.
Pertanyaan :
Berikan satu contoh kasus atas pengertian tersebut disertasi dengan data/kasus yang pernah terjadi di
Indonesia!

Pembahasan :

Kasus pembunuhan marsinah aktifis wanita nganjuk pada tanggal 4 Mei 1993.
Marsinah adalah seorang aktivis dan buruh pabrik jaman pemerintahan orde baru , bekerja pada PT .
tuntutan dari marsinah itu adalah :
- Kenaikan upah sesuai kebutuhan buruh
- Tunjangan cuti haid
- Asurasansi kesehatan bagi buruh ditanggung perusahaan
-THR minta satu bulan gaji sesuai dengan himbauan pemerintah
-uang makan ditambah
- Kenaikan uang transport
-Bubarkan SPSI
- Tunjangan cuti hamil tepat waktu
- Upah karyawan baru disamakan dengan buruh dengan buruh yang sudah 1 tahun kerja
- Pengusaha dilarang melakukan mutasi , intimidasi , PHK karyawan yang menuntut haknya. Dan
pada 6 Mei 1993 , sehari setelah para buruh dipanggil ke kodim , adalah libur nasional untuk
memperingati hari raya waisak , dan pada tanggal 8 Mei 1993 , Marsinah sudah ditemukan tak
bernyawa di sebuah gubuk pemantang sawah di Desa jagong , Nhanjuk , dimana hasil visum et
repertum menunjukan adanya luka robek tak teratur sepanjang 3 cm dalam tubuh marsinah . Luka itu
menjalar mulai dari dinding kiri lubang kemaluan ( labium minira ) sampai ke dalam rongga Perut, di
dalam perutnya ditemukian serpihan tulang dan tulang panggul bagian depan hancur.

5. Tegaknya hukum merupakan indikator tertibnya suatu negara menuju masyarakat yang adil dan
tegaknya
Hak Asasi Manusia, Indonesia menjadikan hukum sebagai panglima, yang artinya hukum diatas
segalanya terlebih lagi kekuasaan, pembelajaran yang paling baik tentang hukum adalah
pembelajaran
sejak dini yaitu mulai dari jenjang Sekolah Dasar, berdasarkan uraian diatas berilah tanggapan dan
gambaran mengenai
Pertanyaan :
Berilah sebuah contoh hasil telaah metode pembelajaran yang tepat diterapkan dalam proses
membina
dan menanamkan pola hidup taat terhadap hukum pada siswa Sekolah Dasar !

pembahasan :

Untuk membina dan juga menanamkan pola hidup taat terhadap hukum pada anak sekolah dasar,


berikut adalah contoh dari hasil telaah atau analisa terhadap metode pembelajaran yang bisa
diterapkan:

 Menciptakan suasana sekolah yang kondusif dan juga memberikan pengajaran bahwa setiap murid
harus bisa mengikuti peraturan sekolah.
 Mengajarkan para murid bahwa dengan mengikuti peraturan maka akan tercipta ketertiban dan juga
keteraturan.
 Memberikan hukuman yang setimpal terhadap anak-anak yang melanggar peraturan yang
diberlakukan di sekolah.
 Memberikan ruang bagi para murid untuk menciptakan peraturan yang disetujui bersama

Pada dasarnya setiap lembaga pendidikan akan berusaha untuk mengembangkan sikap dan juga


kepribadian dari masing-masing peserta didik yang ada di lembaga pendidikan tersebut. Adanya
pengembangan kepribadian ini harus dilakukan sehingga setiap peserta didik bisa memiliki perilaku
yang sesuai dengan nilai dan juga norma sosial yang berlaku di suatu negara. Salah satu bentuk
kepribadian yang sangat penting untuk bisa diajarkan dan juga dikembangkan adalah perilaku taat
terhadap hukum dan juga undang-undang yang berlaku di suatu negara. Untuk bisa mewujudkan hal
tersebut, setiap lembaga pendidikan harus bisa menciptakan kebiasaan di mana para murid harus
terbiasa mengikuti peraturan sekolah. Dengan adanya kebiasaan para peserta didik untuk mengikuti
peraturan sekolah, mereka tentu akan bisa mengikuti peraturan hukum dengan jauh lebih mudah
karena sudah menjadi suatu kebiasaan.

Anda mungkin juga menyukai