Anda di halaman 1dari 10

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2022/23.1 (2022.2)

Nama Mahasiswa : Edi Setyawan

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 017461615

Tanggal Lahir : 06-08-1979

Kode/Nama Mata Kuliah : ISIP4214/ Sistem Sosial Budaya Indonesia

Kode/Nama Program Studi : 71/ Ilmu Pemerintahan

Kode/Nama UPBJJ : 17/ Jambi

Hari/Tanggal UAS THE : Sabtu, 24 Desember 2022

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Edi Setyawan


NIM : 017461615
Kode/Nama Mata Kuliah : 06-08-1979
Fakultas : FHISIP
Program Studi : Ilmu Pemerintahan
UPBJJ-UT : 17/ Jambi

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Sabtu, 24 Desember 2022
Yang Membuat Pernyataan

Edi Setyawan
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1. Pancasila adalah pedoman hidup dalam bermasyarakat. Banyak nilai dari


Pancasila yang bisa diterapkan atau dijalankan dalam lingkungan sekolah,
keluarga, maupun masyarakat. Banyak sekali nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila, salah satu contohnya adalah nilai keadilan.
kehidupan sehari-hari.
Butir sila ke-5 Pancasila yang berbunyi “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia” isinya memuat makna dan nilai-nilai luhur yang hendaknya bisa
diterapkan oleh segenap masyarakat Indonesia dalam keanekaragaman suku
bangsa dan kebudayaan yang ada, termasuk keragaman stratifikasi sosial,
struktur sosial, kelas sosial, cara bertahan hidup, orientasi nilai-nilai sosial
budaya, berbagai konsep dan praktik penegakan hukum, norma, dan kaidah
moral, serta partisipasi masyarakat di bidang politik.
Selanjutnya, timbul pertanyaan apakah keadilan di Indonesia sudah
terlaksana? Untuk menjawab hal tersebut dapat dilihat dari realita yang ada.
Seperti yang terjadi di provinsi Jambi, saat ini sedang marak tambang batu
bara. Tambang batu bara hanya dinikmati oleh perusahaan dan pemilik
tanah, sedangkan masyarakat setempat hanya mendapatkan debu serta
kemacetan lalu lintas akibat aktivitas truk pengangkut batu bara yang
memakai jalan umum. Supir-supit truk angkutan batu bara hanya
mendapatkan upah minim.
Realita lainnya seperti pelayanan Kesehatan di Indonesia sering terjadi
ketimpangan. Misalnya pelayanan bagi pasien BPJS kelas paling rendah kerap
kali disepelekan pelayanannya dibandingkan pasien BPJS kelas 1 dan pasien
umum. Realita selanjutnya yakni masih terjadinya istilah “hukum tumpul
keatas dan tajam kebawah” yang mana banyak pejabat yang melakukan
kejahatan namun hanya divonis ringan seperti terpidana kasus BANSOS
milyaran yang divonis hanya 12 tahun. Namun beda halnya dengan rakyat
kecil, seperti remaja berinisial YG yang mencuri beberapa buah singkong
namun tetap dihukum maksimal 5 tahun.
Berdasarkan realita-realita tersebut, dapat dikatakan bahwa keadilan belum
terlaksana. Oleh karena itu, permasalahan dalam penerapan keadilan ini
harus ditangani oleh pemerintah secara serius. Harus dilakukan pembenahan
terhadap regulasi dan peraturan yang dianggap memberatkan pihak tertentu.
Hak warga negara juga merupakan hal yang wajib diperhatikan pemerintah
dengan memberikan perlindungan dan jaminan di depan mata hukum, tidak
peduli warga negara tersebut merupakan rakyat biasa maupun pejabat yang
memiliki kekuasaan. Pengetahuan mengenai masalah proses hukum juga
sangatlah penting, oleh karena itu pemerintah wajib memberikan
pengarahan kepada masyarakat tentang langkah-langkah dalam memperoleh
keadilan dalam proses hukum. Lembaga hukum yang bersangkutan juga
harus berpartisipasi aktif dalam memberikan layanan kepada masyarakat
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

pengarahan kepada masyarakat tentang langkah-langkah dalam memperoleh


keadilan dalam proses hukum. Lembaga hukum yang bersangkutan juga
harus berpartisipasi aktif dalam memberikan layanan kepada masyarakat
dalam melakukan proses hukum. Selain itu, Partisipasi warga negara juga
mutlak diperlukan. Partisipasi secara dua arah antara masyarakat dan
pemerintah diperlukan agar jaminan keadilan dapat berjalan dengan efektif.
2. Menurut Hertz tentang upacara kematian adalah upacara kematian selalu
dilakukan manusia dalam rangka adat istiadat dan struktur sosial dari
masyarakatnya yang berwujud sebagai gagasan kolektif. Upacara kematian
juga mengandung nilai-nilai budaya yang dapat dijadikan sebagai acuan
dalam kehidupan bersama dan bekal kehidupan di kemudian hari. Nilai-nilai
itu antara lain kegotong-royongan, kemanusiaan, dan religius.
Hertz merepresentasikan konsep tentang upacara kematian dengan suku-
bangsa yang ada di Indonesia dengan tiga tingkat, yaitu:
a. Pemakaman sementara;
b. Masa antara, berlangsung 3-5 tahun, karena sebelumnya konsepsinya
yang mati dan keluarganya bersifat keramat jadi merka harus menaati
pantangan dan dilarang berhubungan dengan masyarakat lain. Mereka
juga berkewajiban memlihara roh dari yang meninggal itu, karena roh
tersebut tinggal di lingkungan mereka dan mempersiapkan kedudukan
baru untuk roh tersebut;
c. Tingkat terakhir ditandai dengan penggalian kembali makam mereka,
sehingga ada upacara tulang-tulang jenazah tersebut kadang ada yang
di bakar, selanjutnya ditempatkan di pemakamannya yang tetap.
3. Berdasarkan pernyataan Sri Mulyani tersebut, dapat diambil kesimpulan
3.
bahwa gaji perempuan lebih kecil dibanding laki-laki adalah karena stigma
laki-laki yang bekerja mencari nafkah dan perempuan sebagai ibu rumah
tangga. Karena stigma tersebut, bekerja bagi perempuan dianggap hanya
sebagai profesi sampingan dari ibu rumah tangga. selain itu, faktor
konsistensi dari segi keahlian (skill) dalam pekerjaan, laki-laki masih
mendominasi perempuan. Oleh karena ketimpangan tersebut, perempuan
masih dibayar 30% lebih rendah daripada laki-laki.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

4. Kasepuhan Ciptagelar merupakan salah satu komunitas adat di tanah Sunda,


terletak di Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, yang masih memegang
teguh kebudayaan peninggalan leluhur yang diwariskan secara turun-
temurun sejak tahun 1368. Ciri khas dari Kasepuhan Ciptagelar dalam
mengelola alamnya adalah tradisi-tradisi dalam memuliakan hasil buminya
berupa padi, antara lain: ngaseuk, mipit, nganyaran, ponggokan, dan
serentaun selama satu siklus masa tanam. Komunitas adat ini, dikenal akan
sistem ketahanan pangannya, hasil padi yang sudah dipanen tidak boleh
diperjual belikan, dikhususkan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat
adat. Komunitas adat Kasepuhan Ciptagelar turut memegang teguh tradisi
melestarikan alam (hutan), dengan membagi wilayah dalam 3 zona (hutan
titipan, tutupan, dan garapan) dari segi pemanfaatan dan pengelolaan hutan
berdasarkan sistem hukum adat agar kelestarian tetap terjaga.
Menurut Jim Ife, ada 5 dimensi kearifan lokal, antara lain Pengetahuan Lokal,
Nilai Lokal, Keterampilan Lokal, Sumber daya Lokal dan Mekanisme
Pengambilan Keputusan Lokal. Dimensi-dimensi tersebut dapat dikaitkan
dengan Masyarakat tradisional Kasepuhan Ciptagelar sebagai berikut:
• Pengetahuan Lokal, Setiap masyarakat dimanapun berada baik di
pedesaan maupun pedalaman selalu memiliki pengetahuan lokal yang
terkait dengan lingkungan hidupnya begitu pula dengan masyarakat
Kasepuhan Ciptagelar. Masyarakat Kasepuhan Ciptagelar memiliki
pengetahuan tentang georgrafi, demografi, dan sosiografi tempat
mereka bermukim yakni di kaki Gunung Halimun sehingga mereka
beradaptasi dengan menjadikan pertanian sebagai sarana untuk
bertahan hidup sekaligus menjaga kelestarian hutan.
• Nilai Lokal, Untuk mengatur kehidupan bersama antara warga
masyarakat, maka setiap masyarakat memiliki aturan atau nilai-nilai
lokal yang ditaati dan disepakati bersama oleh seluruh anggotannya.
Tatanan Masyarakat Kasepuhan Ciptagelar sudah diatur dalam adat,
seperti: panen satu tahun satu kali, hari minggu dan hari jum’at libur
kerja, dan lain sebagainya. Selain itu, Pertanian menjadi sebuah ritual
adat yang sangat sakral, dalam proses pertanian terdapat aturan-aturan
adat tersendiri. Didalam adat Kasepuhan terdapat istilah ‘Mupusti pare,
lain migusti’ yang artinya memuliakan padi tapi bukan menuhankan.
• Keterampilan Lokal, Kemampuan bertahan hidup (survival) dari setiap
masyarakat dapat dipenuhi apabila masyarakat itu memiliki
keterampilan lokal. Keterampilan lokal dari yang paling sederhana
seperti berburu, meramu, bercocok tanam sampai membuat industri
rumah tangga. Keterampilan lokal ini biasanya hanya cukup dan mampu
memenuhi kebutuhan keluargannya masing-masing atau disebut
dengan ekonomi subsisten. Hal tersebut tercermin dalam kehidupan
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

masyarakat Kasepuhan Ciptagelar yang bertahan hidup dengan


memanfaatkan alam yakni bertani padi dan membuat kerajinan dari
kayu dan bambu.
• Sumber Daya Lokal, Masyarakat akan menggunakan sumber daya lokal
sesuai dengan kebutuhannya dan tidak akan mengekpoitasi secara
besar-besar atau dikomersilkan. Sumber daya lokal ini sudah dibagi
peruntukannnya seperti hutan, kebun, sumber air, lahan pertanian,
dan permukiman. Ciri khas dari Kasepuhan Ciptagelar adalah tradisi-
tradisi dalam memuliakan hasil buminya berupa padi, antara lain:
ngaseuk, mipit, nganyaran, ponggokan, dan serentaun selama satu
siklus masa tanam. Komunitas adat ini, dikenal akan sistem ketahanan
pangannya, hasil padi yang sudah dipanen tidak boleh diperjual
belikan, dikhususkan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat adat.
Komunitas adat Kasepuhan Ciptagelar turut memegang teguh tradisi
melestarikan alam (hutan), dengan membagi wilayah dalam 3 zona
(hutan titipan, tutupan, dan garapan) dari segi pemanfaatan dan
pengelolaan hutan berdasarkan sistem hukum adat agar kelestarian
tetap terjaga. Dalam bertani, masyarakat adat juga tidak
diperbolehkan menggunakan alat modern seperti tractor untuk
mengolah lahan persawahan.
• Mekanisme Pengambilan Keputusan Lokal, Masing masing masyarakat
mempunyai mekanisme pengambilan keputusan yang berbeda –beda.
Begitu pula dengan masyarakat Kasepuhan Ciptagelar, Komunitas
Kasepuhan Ciptagelar dikepalai oleh seseorang yang dikenal dengan
sebutan ‘abah’ sebagai pemangku struktur kelembagaan adat
berdasarkan garis keturunan. Abah dikenal mempunyai banyak
menteri adat yang menopang berjalannya roda pemerintahan adat
Kasepuhan Ciptagelar yang disebut sebagai para baris kolot (dewan
pertimbangan adat). Para baris kolot memiliki nama dan bagian tugas
masing-masing, yakni: 1) Gandek, sebagai asisten tutunggul dari ketua
adat (abah). 2) Tukang Moro, sebagai petugas pemburu di hutan. 3)
Paraji, sebagai bidan/dukun bayi. 4) Bengkong, dukun sunat. 5)
Penghulu, pemimpin upacara atau ritual agama. 6) Dukun, tugasnya
untuk mengobati warga yang sakit. 7) Kemit, sebagai penjaga
keamanan lingkungan Kasepuhan. 8) Ema Beurang, sebagai juru rias
untuk pelaksanaan ritual adat. 9) Ngurus Leuit, bertugas mengurus
lumbung padi. 10) Tukang Bas, sebagai tukang kayu wilayah
Kasepuhan. 11) Canoli/Para, bertugas menyimpan persediaan
makanan/hasil bumi Kasepuhan. 12) Kasenian, bertugas sebagai
pengurus kesenian yang akan ditampilkan pada upacara adat. 13)
Tukang Dapur, bagian urusan dapur untuk memasak hidangan dalam
upacara adat.

Anda mungkin juga menyukai