Anda di halaman 1dari 5

TREATMENT:

1. Salam Pembuka : Shalom anak-anak, bagaimana kabar semunya? Ibu harap kalian
semuanya masih dalam keadaan sehat dan sukacita serta semangat untuk mengikuti
pembelajaran hari ini.
2. Doa Pembuka KBM : Kita akan mengawalinya dengan Doa. Marilah kita berdoa..
Terima kasih Tuhan, untuk hari ini. Kami mau belajar bersama-sama. Biarlah hikmat
dan pengertian dari Tuhan turun atas kami sekalian. Tuntun kami dengan Roh-Mu
yang Kudus di sepanjang pembelajaran kami saat ini. Terima kasih Tuhan. Dalam
Nama Yesus kami berdoa. Amin..
3. Apersepsi
 Pada pembelajaran hari ini, kita sudah masuk di Bab. VI yaitu Hidup dalam
Kesetiaan.
 Selamat belajar..

 ‘’Setia-Mu, Tuhanku, Tiada Bertara’’ adalah suatu kesaksian yang luar biasa yang
dialami oleh seorang Pendeta bernama Chisholm. Chisholm selalu percaya
bahwa Bapa-Nya yang di Surga sanggup memelihara dan menyediakan segala
sesuatu bagi keperluannya. Sebelum ia meninggal dunia pada tahun 1960, ia
menulis kesaksian pribadinya yang luar biasa ini :
‘’Penghasilanku tidak pernah besar karena kesehatanku yang buruk pada usia
mudaku, yang akibatnya terus mengikuti aku sampai sekarang. Tapi aku
tidak boleh gagal mencatat kesetiaan Allah yang memelihara perjanjian-Nya
dengan orang percaya, yang tidak pernah gagal, dan bahwa ia telah
menunjukan berulang kali cara-Nya yang luar biasa dalam memelihara
hidupku, yang telah membuat aku sungguh amat bersyukur.’’

Kesaksian hidup Pdt. Chisholm, ditulis dalam sebuah syair pujian, dan ini adalah bait
pertama pujian NKB. 34

Setia-Mu Tuhanku, tiada bertara..


di kala suka, di saat gelap.
Kasih-Mu Allahku, tidak berubah,
‘Kaulah Pelindung abadi tetap.
Refrain:
Setia-Mu Tuhanku, mengharu hatiku,
setiap pagi bertambah jelas.
Yang ku perlukan tetap Kau berikan,
Sehingga akupun puas lelas.
 Cerita tentang hal kesetiaan terjadi juga dengan kisah seekor anjing bernama
Hachiko.
Hachiko, kepunyaan Prof. Ueno. Setiap pagi Hachiko mengantarkan Prof. Ueno pergi
ke Perguruan tempat ia mengajar. Hachiko pergi hingga ke Stasiun kereta api. Pada
sore hari, Hachiko akan menantikan Prof Ueno di tempat ia mengantarkannya.
Hingga pada suatu hari Prof. Ueno mendapat serangan jantung dan meninggal dunia.
Ia langsung dibawa ke rumah sakit dan dari sana, ia tidak pernah kembali lagi.
Hachiko tidak mengetahuinya, sehingga IA TETAP MENUNGGU kepulangan
majikannya.

Dua macam cerita tentang KESETIAAN. Kesetiaan seorang Pendeta dalam mengikut Tuhan
dan KESETIAAN se-ekor Anjing terhadap majikannya.
Dan ada begitu banyak contoh kehidupan sehari-hari tentang hal KESETIAAN.

Bagaimana dengan kesetiaan kita kepada orang tua, atau kepada sahabat, atau terkhusus
kesetiaan kita kepada TUHAN yang didahului oleh kesetiaan TUHAN kepada kita…??

4. Pembahasan materi
Kesetiaan Menurut Alkitab
kata ‘’setia’’ atau ‘’kesetiaan’’ itu sendiri muncul sebanyak 130 kali di dalam seluruh
Alkitab. Di dalam Perjanjian Lama, kata ‘’kasih setia’’ muncul sebanyak 167 kali dan
‘’kesetiaan’’ 52 kali. Di dalam kitab Mazmur sendiri kata ‘’kasih setia’’muncul masing-
masing sebanyak 110 kali dan ‘’kesetiaan’’ 28 kali. Dari sini saja kita sudah bisa melihat
betapa pentingnya ‘’kesetiaan’’ di dalam pemahaman Alkitab.
Kata ‘’setia’’ atau ‘’kesetiaan’’ sangat erat hubungannya dengan ‘’kasih.’’
Dalam bahasa ibrani, kata ‘’kasih’’ diterjemahkan menjadi khesed yang dalam Alkitab
bahasa Indonesia biasanya diterjemahkan menjadi ‘’kasih setia.’’
Mengapa demikian? Alasannya, ‘kasih’’ tidak bisa berdiri begitu saja tanpa ‘’kesetiaan’’
Artinya, tidak cukp kalau orang mengatakan ‘’Aku sayang kamu,’’ tanpa menunjukan
kesetiaan kepada orang yang disayangi itu. Dalam Alkitab, kasih Allah digambarkan
sebagai kasih yang setia. Gambaran ini pula yang diberikan oleh Tuhan Yesus tentang
sang ayah yang menantikan anaknya yang sangat dikasihinya dalam perumpamaan Anak
yang hilang (Lukas 15:20-24). Sikap ini bertolak belakang dengan sikap anak pertama
yang tidak senang melihat ayahnya mengadakan pesta besar untuk menyambut
kepulangan adiknya yang hilang dan kini telah kembali.

Kasih Allah digambarkan sebagai kasih yang penuh kesetiaan. Yang dituliskan dalam
Mazmur 103:8-13 yang tertulis,

Tuhan adalah penyayang dan pengasih, panjang sabra dan berlimpah kasih setia. Tidak
selalu ia menuntut, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam. Tidak dilakukan-Nya
kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalasnya kepada kita setilmpal dengan
kesalahan kita, tetapi setinggi langit diatas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas
orang-orang yang takut akan Dia; sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada
kita pelanggaran kita. Seperti Bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang
kepada orang-orang yang takut akan Dia.

Itulah gambaran kasih Allah yang penuh kesetiaan.

Kesetiaan Allah juga dituliskan dalam Kitab Ratapan 3:22 ‘’Tak berkesudahan kasih setia
TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!’’

Ya, kesetiaan Tuhan, sungguh luar biasa.

Di dalam Perjanjian Baru, orang Kristen lebih memamahi kesetiaan Allah secara
mendalam lewat pengutusan Anak-Nya, Yesus Kristus, yang menyelamatkan manusia dan
melepaskannya dari kuasa maut (Yohanes 3:16)

Dan ada begitu banyak ayat Firman Tuhan yang menuliskan tentang kasih dan
kesetiaan TUHAN bagi umat-Nya dan bagaimana orang-orang kudus menunjukan bukti kasih
dan kesetiaan mereka dalam mengikut Tuhan. Misalnya Abraham, Stefanus, Petrus dan
masih banyak lagi kehidupan orang kudus lainnya.

Bagaimana Kesetiaan Anak-anak Terhadap Orang Tua

Bagaimana Kesetiaanmu terhadap Sahabat

Nah, anak-anakku, ada juga KESETIAAN YANG SALAH,

Kesetiaan tidak selamanya baik atau indah. Ada kalanya kesetiaan bisa menjadi sesuatu
yang buruk atau negative, khususnya bila kita disuruh setia, sebagai tanda solidaritas kita
kepada teman, meskipun kita tahu bahwa teman itu salah.

Ada juga KESETIAAN YANG KELIRU,

Misalnya TAWURAN dianggap sebagai bukti kesetiaan, jika bersahabat, bisa diajak merokok,
miras dan lain sebagainya.. Sudah tentu bukanlah bentuk kesetiaan yang dituntut Allah
dari kita. Dengan kata lain, kalian harus belajar mengamati dengan cermat, apa arti
Kesetiaan yang sebenarnya
5. Evaluasi/Penguatan/Kesimpulan

 Dengan demikian, marilah anak-anakku, belajarlah hidup dalam ketaatan dan


kesetiaan….

6. Salam Penutup

 SOLA GRACIA.. Sampai bertemu kembali pada Materi Pembelajaran berikutnya..


TUHAN YESUS MEMBERKATI..

Anda mungkin juga menyukai