Kelas : X OTKP 1
Tugas : B. Indonesia “ Biografi Pahlawan Nasional
_____________________________________________________________________________
Profil Singkat
Pekerjaan :
Wakil Kepala Staff Angkatan Darat, 1953
Panglima Tentara & Teritorium (T & T) IV Diponegoro
Gubernur Militer Daerah Surakarata dan sekitarnya, 1945-1950
Panglima Corps. Polisi Militer, 1945-1950
Panglima divisi II, 1945-1950
Komandan Batalyon
Komandan kompi, Sumpyuh, Banyumas
Anggota KNIL (Tentara Hindia Belanda)
Pegawai pemerintah
Agama : Buddha
Penghargaan : Pahlawan Kemerdekaan Nasional
Biografi Lengkap
Masa Kecil Dan Pendidikan
Sejak kecil, Gatot Soebroto telah menunjukan sikap seorang pemimpin. Ia memiliki sifat
pemberani, tegas, tanggung jawab dan pantang atas kesewenang-wenangan.
Saat masih bersekolah di Europeesche Lagere School (ELS), karena berkelahi dengan seorang
anak Belanda, Ia dikeluarkan dari sekolah tersebut. Kemudian, Ia masuk ke Holands Inlandse
School (HIS) dan menyelesaikan pendidikan formalnya disana. Setelah lulus dari HIS, Ia tidak
melanjutkjan pendidikannya dan ia memilih bekerja sebagai pegawai. Namun karena tidak
memuaskan jiwanya, di keluar dari pekerjaannya dan pada tahun 1923 Ia masuk ke sekolah
militer di Magelang.
Keikutsertaan Gatot Subroto dalam KNIL ataupun Peta, tidak membuatnya terindikasi menjadi
kaki tangan pihak kolonial. Karena jiwa kebangsaan yang tinggi, dalam menjalankan tugas ia
tetap membela rakyat kecil sehingga Ia sering mendapat teguran karena perlakuannya tersebut.
Begitu besar rasa solidaritas yang dimiliki pada kaumnya, sebagian gaji yang diterima ia berikan
pada keluarga orang yang mendapat hukuman dibawah pengawasannya. Pada masa
pemerintahan Jepang, Ia menentang orang jepang yang melakukan tindakan kasar pada
bawahannya. Gatot terkenal sebagai pemimpin yang perhatian perhatian pada bawahannya
namun juga tegas terhadap bawahan yang tidak disiplin.
Dari kemerdekaan hingga pengakuan kedaulatan yaitu antara tahun 1945 hingga 1950, Ia
dipercaya menjabat beberapa jabatan penting diantaranya Panglima Divisi II, Panglima Corps
Polisi Militer, dan Gubernur Militer Daerah Surakarta dan sekitarnya.
Saat menjadi Gubernur Militer Daerah Surakarta dan sekitarnya, pada September 1948 terjadi
pemberontakan PKI Madiun yang dipimpin oleh Muso dan hal tersebut dapat di atasi. Setelah
pengakuan kedaulatan, Gatot makin dipercaya memegang tugas yang lebih tinggi, Ia diangkat
menjadi Panglima Tentara & Teritorium (T & T) IV I Diponegoro.
Pada tahun 1953, Ia sempat mengundurkan diri dari dinas militer karena suatu hal. Namun, 3
tahun kemiudian Ia diaktifkan kembali dan diangkat menjadi Wakasad atau Wakil Staf Angkatan
Darat. Di kalangan militer Ia dikenal sebagai pimpinan yang memiliki perhatikan besar pada
pembinaan perwira muda. Menurut Gatot Soebroto, salah satu cara untuk membina perwira
muda yaitu dengan menyatukan akademi militer setiap angkatan yaitu Angkatan Darat, Laut, dan
Udara menjadi satu akademi. Gagasan tersebut kemudian terwujud dengan
terbentuknya AKABRI atau Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia.