Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nur Madinatul Fitri

Kelas : X OTKP 1
Tugas : B. Indonesia “ Biografi Pahlawan Nasional
_____________________________________________________________________________

Profil Singkat

Nama : Jenderal Gatot Soebroto


Lahir : Banyumas, Jawa Tengah 10 Oktober 1907

Meninggal : Jakarta, 11 Juni 1962 (umur 54 )


Orang Tua : Sayid Yudoyuwono
Anak : Bob Hasan
Pendidikan :

 Europeesche Lagere School (ELS)


 Holands Inlandse School (HIS)
 Sekolah Militer, Magelang, 1923
 Pendidikan Tentara Pembela Tanah Air (Peta)
 Tentara Keamanan Rakyat (TKR)

Pekerjaan :
 Wakil Kepala Staff Angkatan Darat, 1953
 Panglima Tentara & Teritorium (T & T) IV Diponegoro
 Gubernur Militer Daerah Surakarata dan sekitarnya, 1945-1950
 Panglima Corps. Polisi Militer, 1945-1950
 Panglima divisi II, 1945-1950
 Komandan Batalyon
 Komandan kompi, Sumpyuh, Banyumas
 Anggota KNIL (Tentara Hindia Belanda)
 Pegawai pemerintah

Agama : Buddha
Penghargaan : Pahlawan Kemerdekaan Nasional

Biografi Lengkap 
Masa Kecil Dan Pendidikan
Sejak kecil, Gatot Soebroto telah menunjukan sikap seorang pemimpin. Ia memiliki sifat
pemberani, tegas, tanggung jawab dan pantang atas kesewenang-wenangan.

Saat masih bersekolah di Europeesche Lagere School (ELS), karena berkelahi dengan seorang
anak Belanda, Ia dikeluarkan dari sekolah tersebut. Kemudian, Ia masuk ke Holands Inlandse
School (HIS) dan menyelesaikan pendidikan formalnya disana. Setelah lulus dari HIS, Ia tidak
melanjutkjan pendidikannya dan ia memilih bekerja sebagai pegawai. Namun karena tidak
memuaskan jiwanya, di keluar dari pekerjaannya dan pada tahun 1923 Ia masuk ke sekolah
militer di Magelang.

Perjalanan Karier Militer


Setelah menyelesaikan sekolah militer, Gatot menjadi anggota KNIL (Tentara Hindia
Belanda) hingga akhir kependudukan Belanda di Indonesia. Saat perang dunia II bergejolak,
Belanda berhasil ditaklukan oleh Jepang. Pada masa penjajahan Jepang, Gatot mengikuti
pendidikan Pembela Tanah Air atau Peta di Bogor. Setelah tamat dari Peta kemudian ia diangkat
menjadi komandan kompi di Sempyuh, Banyumas dan tidak lama setelah itu ia diangkat menjadi
komandan batalyon.

Keikutsertaan Gatot Subroto dalam KNIL ataupun Peta, tidak membuatnya terindikasi menjadi
kaki tangan pihak kolonial. Karena jiwa kebangsaan yang tinggi, dalam menjalankan tugas ia
tetap membela rakyat kecil sehingga Ia sering mendapat teguran karena perlakuannya tersebut.
Begitu besar rasa solidaritas yang dimiliki pada kaumnya, sebagian gaji yang diterima ia berikan
pada keluarga orang yang mendapat hukuman dibawah pengawasannya. Pada masa
pemerintahan Jepang, Ia menentang orang jepang yang melakukan tindakan kasar pada
bawahannya. Gatot terkenal sebagai pemimpin yang perhatian perhatian pada bawahannya
namun juga tegas terhadap bawahan yang tidak disiplin.

Dari kemerdekaan hingga pengakuan kedaulatan yaitu antara tahun 1945 hingga 1950, Ia
dipercaya menjabat beberapa jabatan penting diantaranya Panglima Divisi II, Panglima Corps
Polisi Militer, dan Gubernur Militer Daerah Surakarta dan sekitarnya.

Saat menjadi Gubernur Militer Daerah Surakarta dan sekitarnya, pada September 1948 terjadi
pemberontakan PKI Madiun yang dipimpin oleh Muso dan hal tersebut dapat di atasi. Setelah
pengakuan kedaulatan, Gatot makin dipercaya memegang tugas yang lebih tinggi, Ia diangkat
menjadi Panglima Tentara & Teritorium (T & T) IV I Diponegoro.

Pada tahun 1953, Ia sempat mengundurkan diri dari dinas militer karena suatu hal. Namun, 3
tahun kemiudian Ia diaktifkan kembali dan diangkat menjadi Wakasad atau Wakil Staf Angkatan
Darat. Di kalangan militer Ia dikenal sebagai pimpinan yang memiliki perhatikan besar pada

pembinaan perwira muda. Menurut Gatot Soebroto, salah satu cara untuk membina perwira
muda yaitu dengan menyatukan akademi militer setiap angkatan yaitu Angkatan Darat, Laut, dan
Udara menjadi satu akademi. Gagasan tersebut kemudian terwujud dengan
terbentuknya AKABRI atau Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia.

Wafatnya Jenderal Gatot Soebroto


Pada tanggal 11 Juni 1962 di Jakarta Jenderal Gatot Subroto meninggal dunia di Jakarta, Ia
meninggal pada usia 55 tahun. Kemudian Ia dimakamkan di desa Sidomulyo, kecamatan
Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Atas jasa-jasanya bagi negara, seminggu setelah
kematiannya, Jenderal Gatot Subroto dinobatkan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional
dengan Surat Keputusan Presiden RI No.222 Tahun 1962, tanggal 18 Juni 1962.

Anda mungkin juga menyukai