Anda di halaman 1dari 7

Jenderal Gatot

Soebroto

Abdiel Adelard Riva


Darrell Rayyan Sanyoto
Gibran Al Ghassani
Muhamad Bayu Prakoso
Muhammad Rafi Wicaksono

Orientasi

Hari Senin Wage, tanggal 10 Oktober 1909 desa Tanjung


Kecamatan Jatilawang, Purwokerto, menerima kehadiran
seorang prajurit yang terkemuka dan bertegak gelar
Pahlawan Nasional. Ia lahir sebagai anak pertama dari
keluarga Sayid Yudoyuwono, seorang guru pada Tweede
Inlandsche di Jatilawang. Gatot Soebroto lahir dan tumbuh
menjadi seorang pemimpin yang dapat bertindak tegas,

berani dan jujur.

Peristiwa

Gatot Soebroto lebih memilih untuk menjadi seorang serdadu


dibandingkan dengan bekerja di kantoran ataupun di Pelabuhan.
Dan akhirnya pada bulan Desember tahun 1928, Gatot Soebroto
berhasil masuk ke sekolah Aanbevolen Militair KNIL di Magelang.
Pada saat itulah Gatot Soebroto memulai kariernya sebagai
seorang militer.
Pada tahun 1931, setelah selesai pendidikannya di Magelang itu,
ia langsung diangkat sebagai sersan pribumi kelas dua KNIL dan
ditempatkan di Padang Panjang, ia bertugas di daerah tersebut
selama lima tahun.
Pertengahan tahun 1945 suasana Perang Dunia telah mencapai
titik yang kritis. Jepang yang telah kehilangan sekutu-sekutunya
tetap melanjutkan peperangan dengan tekad berjuang sampai
titik darah yang penghabisan.

Peristiwa

Sebagaimana yang terjadi di daerah-daerah lain, daerah


Banyumaspun terlibat di dalam perebutan kekuasaan dan senjata
dari tangan Jepang. Dalam peristiwa ini Gatot Soebroto bersama
dengan tokoh-tokoh Banyumas yang lainnya maju ke depan
memimpin perebutan senjata dari tangan tentara Jepang. Episode
perebutan kekuasaan dan senjata dari tangan Jepang yang
berlangsung di sekitar bulan-bulan September sampai Desember
1945 berjalan dengan penuh heroisme.
Pada awal tahun 1952 Kolonel Gatot Soebroto diangkat sebagai
Panglima Teritorium VII yang berkedudukan di Ujung Pandang. Ia
menghadapi tugas baru dengan suasana yng lain dari pada di Jawa
Tengah sehingga banyak menimbulkan banyak keteganganketegangan yang pada akhirnya terjadi penggeseran kekuasaan dan
mulai tanggal 1 Januari 1953 dibebaskan dari jabatan tersebut.

Peristiwa

Pada tahun 1955 ia pindah bersama keluarganya ke


Ungaran, Semarang. Tetapi setelah pindah, Pemerintah
memanggilnya kembali dalam dinas dan mengangkatnya
sebagai Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) dengan
tugas urusan dalam Angkatan Darat, sedangkan urusan
pimpinan umum ada di tangan KSAD Jendral A.H. Nasution.
Pada tanggal 11 Juni 1962 beliau wafat setelah sehari
semalam mendapat serangan jantung. Sebagai
peristirahatan terakhir tokoh militer berbintang jasa
sebanyak tujuhbelas buah ini memilih sendiri sebidang
tanah yang membukit di desa Mulyoharjo, lebih kurang
satu setengah kilometer sebelah timur kota Ungaran.

Re-Orientasi

Dan Kita berharap akan ada Jenderal Gatot


Soebroto yang berikutnya yang rela berkorban
demi bangsa dan negara, serta memiliki sikap
kepemimpinan, tegas, jujur, dan berani seperti
Jenderal Gatot Soebroto.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai