0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
112 tayangan7 halaman
Dokumen ini menceritakan tentang kehidupan dan karier Jenderal Gatot Soebroto sebagai pahlawan nasional Indonesia. Ia lahir di desa Tanjung pada tahun 1909 dan memilih karir sebagai serdadu. Setelah lulus sekolah militer pada 1928, ia bertugas di berbagai daerah dan berperan penting dalam merebut senjata dari Jepang di akhir Perang Dunia 2. Jenderal Gatot Soebroto meninggal pada 1962 dan dimakamkan di des
Dokumen ini menceritakan tentang kehidupan dan karier Jenderal Gatot Soebroto sebagai pahlawan nasional Indonesia. Ia lahir di desa Tanjung pada tahun 1909 dan memilih karir sebagai serdadu. Setelah lulus sekolah militer pada 1928, ia bertugas di berbagai daerah dan berperan penting dalam merebut senjata dari Jepang di akhir Perang Dunia 2. Jenderal Gatot Soebroto meninggal pada 1962 dan dimakamkan di des
Dokumen ini menceritakan tentang kehidupan dan karier Jenderal Gatot Soebroto sebagai pahlawan nasional Indonesia. Ia lahir di desa Tanjung pada tahun 1909 dan memilih karir sebagai serdadu. Setelah lulus sekolah militer pada 1928, ia bertugas di berbagai daerah dan berperan penting dalam merebut senjata dari Jepang di akhir Perang Dunia 2. Jenderal Gatot Soebroto meninggal pada 1962 dan dimakamkan di des
Darrell Rayyan Sanyoto Gibran Al Ghassani Muhamad Bayu Prakoso Muhammad Rafi Wicaksono
Orientasi
Hari Senin Wage, tanggal 10 Oktober 1909 desa Tanjung
Kecamatan Jatilawang, Purwokerto, menerima kehadiran seorang prajurit yang terkemuka dan bertegak gelar Pahlawan Nasional. Ia lahir sebagai anak pertama dari keluarga Sayid Yudoyuwono, seorang guru pada Tweede Inlandsche di Jatilawang. Gatot Soebroto lahir dan tumbuh menjadi seorang pemimpin yang dapat bertindak tegas,
berani dan jujur.
Peristiwa
Gatot Soebroto lebih memilih untuk menjadi seorang serdadu
dibandingkan dengan bekerja di kantoran ataupun di Pelabuhan. Dan akhirnya pada bulan Desember tahun 1928, Gatot Soebroto berhasil masuk ke sekolah Aanbevolen Militair KNIL di Magelang. Pada saat itulah Gatot Soebroto memulai kariernya sebagai seorang militer. Pada tahun 1931, setelah selesai pendidikannya di Magelang itu, ia langsung diangkat sebagai sersan pribumi kelas dua KNIL dan ditempatkan di Padang Panjang, ia bertugas di daerah tersebut selama lima tahun. Pertengahan tahun 1945 suasana Perang Dunia telah mencapai titik yang kritis. Jepang yang telah kehilangan sekutu-sekutunya tetap melanjutkan peperangan dengan tekad berjuang sampai titik darah yang penghabisan.
Peristiwa
Sebagaimana yang terjadi di daerah-daerah lain, daerah
Banyumaspun terlibat di dalam perebutan kekuasaan dan senjata dari tangan Jepang. Dalam peristiwa ini Gatot Soebroto bersama dengan tokoh-tokoh Banyumas yang lainnya maju ke depan memimpin perebutan senjata dari tangan tentara Jepang. Episode perebutan kekuasaan dan senjata dari tangan Jepang yang berlangsung di sekitar bulan-bulan September sampai Desember 1945 berjalan dengan penuh heroisme. Pada awal tahun 1952 Kolonel Gatot Soebroto diangkat sebagai Panglima Teritorium VII yang berkedudukan di Ujung Pandang. Ia menghadapi tugas baru dengan suasana yng lain dari pada di Jawa Tengah sehingga banyak menimbulkan banyak keteganganketegangan yang pada akhirnya terjadi penggeseran kekuasaan dan mulai tanggal 1 Januari 1953 dibebaskan dari jabatan tersebut.
Peristiwa
Pada tahun 1955 ia pindah bersama keluarganya ke
Ungaran, Semarang. Tetapi setelah pindah, Pemerintah memanggilnya kembali dalam dinas dan mengangkatnya sebagai Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) dengan tugas urusan dalam Angkatan Darat, sedangkan urusan pimpinan umum ada di tangan KSAD Jendral A.H. Nasution. Pada tanggal 11 Juni 1962 beliau wafat setelah sehari semalam mendapat serangan jantung. Sebagai peristirahatan terakhir tokoh militer berbintang jasa sebanyak tujuhbelas buah ini memilih sendiri sebidang tanah yang membukit di desa Mulyoharjo, lebih kurang satu setengah kilometer sebelah timur kota Ungaran.
Re-Orientasi
Dan Kita berharap akan ada Jenderal Gatot
Soebroto yang berikutnya yang rela berkorban demi bangsa dan negara, serta memiliki sikap kepemimpinan, tegas, jujur, dan berani seperti Jenderal Gatot Soebroto.