Anda di halaman 1dari 10

JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

Vol. 5, No. 2, [Juli-Desember], 2017 : 107-116

Pengaruh Self-Efficacy Terhadap Kemandirian Belajar Siswa


Tania Nur Hanifah1, Ajang Mulyadi2, Heraeni Tanuatmodjo3
Program Studi Pendidikan Akuntansi, FPEB, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Indonesia 1
Program Studi Pendidikan Akuntansi, FPEB, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Indonesia 2
Program Studi Pendidikan Akuntansi, FPEB, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Indonesia3

Abstract
This study aims to describe the student's self-efficacy, student learning independence, as well as the effect of
self-efficacy on the learning independence of class XI Accounting 2016/2017 academic year in Financial
Accounting subjects at SMK Negeri 1 Bandung. This study uses descriptive and verification methods. Data
collection techniques in the form of questionnaires distributed to the entire population of students of class XI
Accounting 2016/2017 academic year at SMK Negeri 1 Bandung, amounting to 105 people. Questionnaire
self-efficacy is composed of 28 item statements with 11 alternative answers and learning independence
questionnaire composed of 19 statement items with 5 alternative answers. The normality test uses the
Kolmogorov-Smirnov test formula and correlation analysis using the Pearson product moment formula. All
data processing uses Microsoft Statistical Product and Service Solution (SPSS) software version 23.0. From
the calculation of the t test, it is known that tcounttable, so it can be concluded that self-efficacy has a positive
effect on the learning independence of class XI Accounting students in the 2016/2017 academic year in
Financial Accounting subjects at SMK Negeri 1 Bandung.
Keywords. self-efficacy; learning independence

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran self-efficacy siswa, kemandirian belajar siswa, serta
pengaruh self-efficacy terhadap kemandirian belajar siswa kelas XI Akuntansi tahun ajaran 2016/2017 dalam
mata pelajaran Akuntansi Keuangan di SMK Negeri 1 Bandung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
dan verifikatif. Teknik pengumpulan data berupa angket yang disebarkan kepada seluruh populasi siswa kelas
XI Akuntansi tahun ajaran 2016/2017 di SMK Negeri 1 Bandung yang berjumlah 105 orang. Angket self-
efficacy tersusun dari 28 item pernyataan dengan 11 alternatif jawaban dan angket kemandirian belajar tersusun
dari 19 item pernyataan dengan 5 alternatif jawaban. Uji normalitas menggunakan rumus uji Kolmogorov-
Smirnov dan analisis korelasi menggunakan rumus Pearson product moment. Seluruh pengolahan data
menggunakan software Microsoft Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 23.0. Dari perhitungan
uji t diketahui thitungttabel , sehingga ditarik kesimpulan bahwa self-efficacy berpengaruh postitif terhadap
kemandirian belajar siswa kelas XI Akuntansi tahun ajaran 2016/2017 dalam mata pelajaran Akuntansi
Keuangan di SMK Negeri 1 Bandung.
Kata Kunci: self-efficacy; kemandirian belajar

Corresponding author. Email. tania@gmail.com1, ajangmulyadi@upi.edu2, heraenitanuatmodjo@upi.edu3

How to cite this article. Tania, N. H., Mulyadi, A., & Tanuatmodjo, H. (2017). Pengaruh Self-Efficacy
Terhadap Kemandirian Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Akuntansi Dan Keuangan, 5(2), 107–116. Retrieved
from http://ejournal.upi.edu/index.php/JPAK/article/view/15411

History of article. Received: Februari 2017, Revision: Mei 2017, Published: Juli 2017

Pendahuluan menerapkan kemandirian belajar untuk


Mata pelajaran Akuntansi Keuangan meningkatkan hasil belajar. Sumarmo (2006:5),
sebagian besar melibatkan kemampuan siswa menyatakan bahwa Dengan kemandirian, siswa
dalam berhitung. Hal ini cenderung akan cenderung belajar lebih baik, mampu memantau,
menimbulkan efek jenuh terhadap siswa dan mengevaluasi, dan mengatur belajarnya secara
tentu dapat mempengaruhi konsentrasi siswa efektif, menghemat waktu secara efisien, akan
saat menerima pelajaran. Jika hanya terpaku mampu mengarahkan dan mengendalikan diri
pada guru sebagai pendidik dan proses sendiri dalam berpikir dan bertindak, serta tidak
pembelajaran yang terjadi di kelas, proses merasa bergantung pada orang lain secara
belajar siswa akan terhambat. Untuk itu emosional.
diperlukan kegiatan belajar intensif dan Tingginya tingkat kemandirian belajar
kesadaran dari dalam diri siswa akan pentingnya dapat diartikan bahwa siswa menerapkan

107 | Jurnal Pendidikan Akuntansi dan Keuangan


DOI.10.17509/jpak.v5i2.15411| http://ejournal.upi.edu/index.php/JPAK
pengaturan diri dengan baik karena tidak belajar yang tersebar pada setiap kategori yaitu
bergantung pada bantuan maupun arahan dari tinggi sekali sebesar 1,39%; tinggi sebesar
pihak lain dalam melakukan kegiatan belajar. 38,2%; sedang sebesar 41%; rendah sebesar
Sebaliknya, kemandirian belajar yang rendah 17,4%; dan rendah sekali sebesar 2,08%. Dari
dapat berpengaruh pada rendahnya hasil belajar data penelitian diketahui bahwa siswa SMK
siswa. Karena, siswa dengan tingkat belum mencapai kemandirian belajar secara
kemandirian belajar rendah dapat dikatakan optimal yakni 60,5% sedangkan siswa yang
memiliki pengaturan diri yang kurang baik, telah mencapai kemandirian belajar secara
sehingga cenderung mengandalkan arahan optimal yakni sebesar 39,6%. Hal ini
maupun bantuan dalam melakukan kegiatan menunjukkan bahwa tingkat kemandirian
belajar, serta mengikuti jalannya kegiatan belajar siswa secara umum belum mencapai
belajar tanpa menyadari kegiatan belajar seperti taraf yang optimal.
apa yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan Wastono (2015) yang melakukan
dirinya. penelitian terhadap SMK Negeri di Kulon Progo
Fenomena rendahnya kemandirian menyatakan bahwa kemandirian belajar siswa
belajar diketahui masih terdapat pada siswa kelas X Jurusan Teknik Pemesinan pada mata
kelas X dalam mata pelajaran Fisika di salah diklat Teknologi Mekanik masih rendah. Hal ini
satu SMA Negeri Kota Bandung. Hasil Pra- dibuktikan dengan hasil pra-penelitian yang
penelitian yang dilakukan oleh Saefullah dkk menyatakan hanya sebesar 17% siswa
(2013) menunjukkan bahwa hanya sekitar bertanggung jawab atas permasalahan yang ada;
36,4% siswa yang merasa secara penuh sebesar 32% mampu disiplin dalam proses
memperhatikan proses pembelajaran; 15,1% belajar mengajar; dan sebesar 14% siswa yang
yang secara penuh bertanggung jawab dalam mampu untuk aktif dan kreatif.
mengerjakan pekerjaan rumah (PR); sekitar Rendahnya kemandirian belajar siswa
6,1% siswa yang secara aktif mengikuti khususnya dalam mata pelajaran Akuntansi
pembelajaran; dan sekitar 9,1% siswa Keuangan masih terdapat di SMK Negeri 1
berinisiatif mempelajari Fisika di rumah. Hal ini Bandung (SMKN 1 Bandung) yang merupakan
berdampak buruk bagi kemajuan siswa dalam salah satu SMK dengan konsentrasi Bisnis dan
proses pembelajaran, karena dalam penelitian Manajemen. Hal ini dapat dilihat dari data yang
tersebut dijelaskan bahwa hasil belajar siswa diperoleh dengan mengukur tingkat kemandirian
khususnya pada ranah kognitif dalam mata belajar siswa menggunakan indikator yang
pelajaran Fisika yang mendapat peringkat dikembangkan oleh Zimmermann (1989:4)
terbawah jika dibandingkan dengan mata yaitu: (1) Timbulnya kesadaran akan pentingnya
pelajaran lainnya. Selain itu, penelitian yang pengaturan diri; (2) Memantau efektivitas
dilakukan oleh Nurrani (2009) yang dilakukan belajar; (3) Adanya harga diri; (4) Memiliki
pada 144 orang siswa kelas XI SMKN 1 konsep diri; dan (5) Adanya aktualisasi diri.
Katapang menyatakan bahwa Secara umum Data disajikan dalam tabel sebagai berikut:
siswa SMK memiliki tingkat kemandirian
Tabel 1
Persentase Tingkat Kemandirian Belajar Siswa Kelas XI Akuntansi tahun ajaran
2016/2017 Dalam mata pelajaran Akuntansi Keuangan Di SMK Negeri 1 Bandung
JUMLAH PERSENTASE
No KLS
SISWA TINGGI SEDANG RENDAH
1 XI AK 1 35 Orang 28,6% 34,3% 37,1%
2 XI AK 2 35 Orang 28,6% 42,9% 28,6%
3 XI AK 3 35 Orang 28,6% 37,1% 34,3%
RATA-RATA 28,6% 38,1% 33,3%

Dari data di atas dapat dilihat masih upaya yang dapat mendukungnya dalam meraih
terdapat siswa dengan persentase kemandirian tujuan yang diharapkan. Hidayati dan Listyani
belajar yang rendah. Hal ini menjadi fenomena (2010) mengatakan bahwa kemandirian belajar
yang perlu diteliti, karena kemandirian belajar menjadi syarat untuk membentuk lulusan yang
merupakan sikap pribadi yang diperlukan oleh profesional. Nilson (2013:3) mengemukakan
setiap siswa sebagai peserta didik sebagai bahwa rendahnya kemandirian belajar dapat
108 | Jurnal Pendidikan Akuntansi dan Keuangan
DOI.10.17509/jpak.v5i2.15411| http://ejournal.upi.edu/index.php/JPAK
JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN
Vol. 5, No. 2, [Juli-Desember], 2017 : 107-116

menghambat kemajuan siswa dalam sistem belajar. Kemandirian belajar perlu untuk
pembelajaran. Karena, hal tersebut dapat ditingkatkan mengingat siswa harus dapat
berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa mengatur diri agar dapat mencapai hasil belajar
dan menjadi hambatan untuk melanjutkan yang diharapkan, maka perlu diketahui hal-hal
proses pembelajaran selanjutnya. Rendahnya yang dapat mempengaruhi kemandirian belajar
kemandirian belajar pada siswa juga dapat siswa. Menurut Ormrod (2008:39), Dalam
melemahkan kemampuan siswa dalam membentuk kemandirian belajar, siswa tidak
mengevaluasi hasil yang telah diperoleh hanya dituntut untuk mengatur perilaku,
sebagai acuan dalam menyusun strategi belajar melainkan dapat mengatur proses-proses
guna meningkatkan hasil belajarnya. Selain itu, mental mereka sendiri. Lebih lanjut Ormrod
kemandirian belajar yang rendah dapat mengemukakan bahwa Pembelajar yang
mempengaruhi siswa untuk terbiasa bergantung mengatur diri biasanya memiliki self-efficacy
pada arahan maupun bantuan dari pihak lain yang tinggi akan kemampuan mereka
dalam mengatur kegiatan belajar dan sumber menyelesaikan suatu tugas belajar dengan
belajar tertentu. Mengingat siswa saat ini telah sukses. Mereka menggunakan banyak strategi
didukung dengan berbagai kemajuan di bidang agar tetap terarah pada tugas, dan memiliki
ilmu pengetahuan dan teknologi, seharusnya cara menyenangkan untuk mengingatkan diri
memudahkan siswa untuk memperoleh mereka sendiri pentingnya mengerjakan tugas
informasi dari berbagai sumber belajar dengan dengan baik, atau menjanjikan diri mereka
mengerahkan kemampuan dan sendiri hadiah tertentu begitu suatu tugas
keterampilannya. selesai dikerjakan.
Goodman dan Smart (1999:42),
menyatakan bahwa kemandirian mencakup tiga
Landasan Teori aspek, yaitu (1) Independent
Teori kognitif sosial yang (ketidaktergantungan) yang didefinisikan
dikembangkan oleh Bandura (1997:9) sebagai perilaku yang aktifitasnya diarahkan
mengemukakan bahwa perilaku manusia pada diri sendiri, tidak mengharapkan
sebagian besar ditentukan oleh sikap individu pengarahan orang lain, dan bahkan berusaha
daripada lingkungan. Siswa sebagai individu untuk menangani masalahnya sendiri tanpa
yang hidup di lingkungan sosial dipengaruhi bantuan orang lain; (2) Autonomi, yaitu
oleh karakteristik lingkungan yang menetapkan hak dan mengurus sendiri atau
membuatnya terdorong untuk berkembang. disebut juga kecenderungan berperilaku bebas
Adanya dorongan untuk berkembang dapat dan original; dan (3) Self-reliance merupakan
memberikan perubahan baik dalam sikap, cara perilaku yang didasarkan pada kepercayaan
berpikir, maupun cara pandangnya dalam diri.
menentukan langkah-langkah untuk mencapai Sikap yang didasarkan pada
tujuannya. Ormrod (2008:3) menyebutkan kepercayaan diri diantaranya adalah keyakinan
bahwa Teori kognitif sosial pendidikan seorang individu bahwa dirinya mampu untuk
merupakan perspektif teoritis yang berfokus melakukan atau mengusahakan serangkaian
pada bagaimana orang belajar dengan upaya guna mencapai hasil yang ia harapkan.
mengamati orang lain dan bagaimana dalam Hal ini sejalan dengan pengertian self-efficacy.
proses itu mereka mulai memegang kendali Zimmerman (1989:5) menyebutkan bahwa
atas perilaku mereka sendiri. terdapat beberapa faktor yang menghambat
Siswa yang memegang kendali atas penerapan kemandirian belajar, yaitu (1) Siswa
kegiatan belajarnya dapat mengatur aktivitas mungkin tidak percaya bahwa proses
belajar yang meliputi pemilihan kegiatan kemandirian belajar yang berhasil itu
belajar maupun strategi belajarnya tanpa diperlukan, paling tidak pada konteks
bergantung pada arahan orang lain. Hal ini pembelajaran tertentu; (2) Siswa mungkin
sejalan dengan penerapan kemandirian belajar. tidak percaya bahwa mereka dapat berhasil
Menurut Zimmerman (1989:4), kemandirian memperoleh respon yang efektif dari
belajar dapat digambarkan melalui tingkatan penerapan kemandirian belajar; (3) Siswa
atau derajat yang meliputi keaktifan mungkin kurang berkeinginan untuk mencapai
berpartisipasi baik itu secara metakognisi, tujuan atau hasil pembelajaran tertentu yang
motivasional, maupun perilaku dalam proses

109 | Jurnal Pendidikan Akuntansi dan Keuangan


DOI.10.17509/jpak.v5i2.15411| http://ejournal.upi.edu/index.php/JPAK
dapat memotivasi mereka untuk menerapkan dalam menyelesaikan tugasnya, mengatur
kemandirian belajar. belajar dan waktu secara efisien. Hasil
Dari faktor-faktor tersebut adanya rasa penelitian Wibasuri dan Lilyana (2014)
tidak percaya dalam diri siswa menjadi menunjukkan bahwa mahasiswa dengan tingkat
hambatan untuk menerapkan kemandirian self-efficacy yang tinggi menunjukkan derajat
belajar, sehingga siswa perlu dorongan kemandirian belajar yang tinggi juga.
keyakinan dalam dirinya bahwa siswa mampu Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat
menerapkan kemandirian belajar untuk disimpulkan bahwa kemandirian belajar dapat
mencapai tujuan yang diharapkan. Sejalan dipengaruhi oleh self-efficacy.
dengan teori kognitif sosial Bandura yang Kemandirian belajar menjadi fenomena
menjelaskan bahwa perilaku manusia sebagian yang perlu diteliti karena siswa sebagai peserta
besar ditentukan oleh individu sendiri daripada didik memiliki tujuan yang ingin diraih. Dalam
lingkungan, artinya siswa sebagai seorang hal belajar, tujuan siswa adalah memiliki
individu yang merasakan hambatan dalam pemahaman yang tinggi tentang materi
menerapkan kemandirian belajar dapat pelajaran serta hasil belajar yang optimal.
meningkatkan kemandirian belajarnya selama Terdapat proses-proses yang dapat dijalankan
siswa memiliki keyakinan bahwa dirinya untuk mendukung siswa dalam mencapai
mampu menerapkan kemandirian belajar untuk tujuan tersebut, yaitu melalui penerapan
mencapai tujuan yang diharapkan. Semakin kemandirian belajar yang mengatur kegiatan
tinggi tingkat keyakinan yang dimiliki siswa belajar siswa tanpa bergantung pada arahan
akan mempengaruhi tingginya kemandirian maupun bantuan pihak lain sehingga dapat
belajar yang diterapkan. Keyakinan diri yang dilakukan secara rutin sesuai kebutuhan siswa.
dimaksud dalam teori kognitif sosial dalah self- Dengan menerapkan kemandirian belajar,
efficacy. siswa dapat meningkatkan kemampuan dirinya
Schunk (2012:553) mengemukakan untuk mencapai tujuan belajar yang diharapkan
bahwa Dalam menerapkan kemandirian belajar, secara optimal dan efektif karena tidak
siswa dihadapkan pada berbagai pilihan, bergantung pada arahan maupun bantuan dari
tergantung pada proses seperti nilai, tujuan dan pihak lain. Dalam Akuntansi Keuangan,
self-efficacy siswa. Seseorang dengan self- dibahas teori dan praktik yang menjadi dasar
efficacy yang tinggi akan percaya dapat untuk mata pelajaran Akuntansi lainnya seperti
menghadapi segala situasi tertentu dan Akuntansi Perusahaan Dagang dan
cenderung memandang masalah maupun situasi Komputerisasi Akuntansi. Akuntansi Keuangan
yang sulit sebagai sebuah tantangan karena di SMK khususnya jurusan Akuntansi mulai
selalu memiliki keyakinan untuk meraih dipelajari pada jenjang kelas XI, sehingga
kesuksesan. kemandirian belajar siswa dalam Akuntansi
Dalam hal belajar, tujuan yang hendak Keuangan di kelas XI dapat mempengaruhi
dicapai adalah pemahaman materi pelajaran kualitas belajar siswa di jenjang berikutnya.
serta hasil belajar yang optimal. Adanya self-
efficacy yang tinggi pada diri siswa Metode Penelitian
memungkinkan timbulnya kesadaran untuk Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
belajar dan menerapkan kegiatan belajar mengetahui bagaimana gambaran self-efficacy
mandiri, meliputi pengaturan waktu belajar, dan kemandirian belajar siswa kelas XI
menentukan kegiatan dan strategi belajar yang Akuntansi tahun ajaran 2016/2017 dalam mata
cocok untuk memahami informasi belajar, dan pelajaran Akuntansi Keuangan di SMK Negeri
mengevaluasi hasil belajar. 1 Bandung, dan untuk mengetahui pengaruh
Penelitian yang telah dilakukan oleh variabel self-efficacy terhadap variabel
Pintrich dan De Groot (1990), mendapati kemandirian belajar. Untuk itu dalam
bahwa siswa yang memiliki kemandirian penelitian ini digunakan metode deskriptif dan
belajar menggunakan motivasi instrinsik dan verifikatif.
self-efficacy yang tinggi. Individu yang
memiliki kemandirian belajar yang tinggi Populasi dan Sampel
cenderung belajar lebih baik karena mampu Populasi yang digunakan dalam penelitian
memantau, mengevaluasi, dan mengatur ini adalah seluruh siswa kelas XI kompetensi
belajarnya secara efektif, menghemat waktu keahlian Akuntansi tahun ajaran 2016/2017 di

110 | Jurnal Pendidikan Akuntansi dan Keuangan


DOI.10.17509/jpak.v5i2.15411| http://ejournal.upi.edu/index.php/JPAK
JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN
Vol. 5, No. 2, [Juli-Desember], 2017 : 107-116

SMK Negeri 1 Bandung yang terdiri dari 105 Teknik analisis data untuk memperoleh
siswa hasil sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam
Teknik sampling yang digunakan adalah penelitian ini digunakan uji instrumen
sampling jenuh atau dengan istilah lain adalah penelitian, analisis deskriptif, serta pengujian
sensus. Sampel yang digunakan adalah seluruh hipotesis.
siswa kelas XI Akuntansi tahun ajaran
2016/2017 yang berjumlah 105 orang.
Teknik Pengumpulan Data Uji Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan studi lapangan (field search) Uji Validitas
berupa kuisioner/angket. Dalam hal ini, peneliti Dalam penelitian ini digunakan rumus
memberikan sejumlah pernyataan dan alternatif Pearson Product Moment Correlation dengan
jawaban berkaitan dengan self-efficacy dan rumus sebagai berikut:
kemandirian belajar yang secara bebas dapat 𝑛(∑ 𝑋𝑌)−(∑ 𝑋) (∑ 𝑌)
𝑟= 2 2 2 2
dipilih oleh siswa sesuai dengan √{𝑛(∑ 𝑋 )−(∑ 𝑋) }{𝑛(𝑌 )(∑ 𝑌) }
pendapat/pilihannya. Adapun bentuk angket (Arikunto, 2010:213)
untuk setiap variabel sesuai dengan Keterangan:
karakteristiknya masing-masing, yang r = Koefisien validitas item yang
dijelaskan sebagai berikut: dicari
X = Skor yang diperoleh subjek
Self-efficacy dari seluruh item
Item pernyataan dalam angket self- Y = Skor total
efficacy dibuat berdasarkan indikator dalam X = Jumlah skor dalam distribusi
penelitian yang dilakukan oleh Fitriani (2016), X
yang dikembangkan berdasarkan dimensi self- Y = Jumlah skor dalam distribusi
efficacy, yaitu level atau magnitude, strength, Y
dan generality. Penyusunan item pernyataan X2 = Jumlah kuadrat skor dalam
disesuaikan berkaitan dengan kemandirian distribusi X
belajar dan tuntutan akademik siswa. Y2 = Jumlah kuadrat skor dalam
Bandura (2006:312) mengemukakan bahwa: distribusi Y
skala yang lebih baik digunakan untuk n = Banyaknya responden
mengukur self-efficacy adalah 11 respon sikap
dengan interval 0–10 atau 0–100 daripada Bila rhitung>rtabel ( = 0,05) berarti item
menggunakan lima pernyataan sikap. Angka 0 tersebut valid dan layak untuk digunakan dalam
berarti tidak mampu, 5 berarti cukup yakin angket penelitian. Sebaliknya, jika rhitungrtabel
mampu, 10 berarti sangat yakin mampu. item tersebut dinyatakan tidak valid

Kemandirian Belajar Uji Reliabilitas


Item pernyataan pada variabel Rumus yang digunakan dalam
kemandirian belajar disusun berdasarkan ciri – penelitian ini adalah rumus Alpha Cronbach
ciri kemandirian belajar yang terdapat dalam sebagai berikut:
Zimmerman (1989:4), yaitu: (1) Kesadaran 𝑘 𝜎𝑏2
𝑟 = (𝑘−1) (1 − 𝜎𝑡 2 ) (Arikunto,
akan pentingnya pengaturan diri; (2) Memantau
efektivitas pembelajaran; (3) Harga diri; (4) 2010:239)
Memiliki konsep diri; dan (5) Adanya Keterangan :
aktualisasi diri. Skala yang digunakan untuk r = Koefisien reliabilitas
mengukur variabel kemandirian belajar adalah instrumen
skala numerik (numerical scale) lima titik k = Banyaknya bukti penyertaan
dengan kata sifat berkutub dua pada kedua atau banyak soal
ujungnya. Poin satu adalah terendah dan poin σb2 = Total varians butir
lima adalah tertinggi. σt 2 = Total varians
Rumus untuk mencari variansnya
Teknik Analisis Data dan Pengujian adalah :
Hipotesis

111 | Jurnal Pendidikan Akuntansi dan Keuangan


DOI.10.17509/jpak.v5i2.15411| http://ejournal.upi.edu/index.php/JPAK
∑(𝑥)2 digunakan adalah sebagai berikut:
∑ 𝑥 2 −[ ]
2 𝑁
𝜎𝑏 = (Arikunto, 2010:239) 𝑛(∑ 𝑋𝑌)−(∑ 𝑋) (∑ 𝑌)
𝑁 𝑟=
Keterangan : √{𝑛(∑ 𝑋 2 )−(∑ 𝑋)2 }{𝑛(𝑌 2 )(∑ 𝑌)2 }

σb2 = Varians butir (Riduwan, 2008:136)


x = Jumlah skor Keterangan:
N = Jumlah responden uji coba R = Koefisien korelasi
Bila rhitung>rtabel berarti item tersebut X = Skor total variabel X
reliabel serta layak untuk digunakan dalam Y = Skor total variabel Y
angket penelitian. sebaliknya, jika instrumen N = Banyaknya anggota sampel
dinyatakan tidak reliabel, maka item tersebut Selanjutnya, untuk mengetahui
tidak dapat dipercaya. Pengujian reliabilitas besarnya variabel self-efficacy (X)
instrumen dalam penelitian ini dilakukan mempengaruhi variabel kemandirian belajar
terhadap 20 orang responden dengan tingkat (Y) perlu diketahui koefisien determinan yang
dapat dicari dengan rumus:
signifikansi () sebesar 0,05.
KP = r2 x 100% (Riduwan,
2008:136)
Hasil presentase koefisien determinasi
Pengujian Hipotesis
diartikan sebagai besarnya pengaruh yang
Hipotesis Penelitian
diberikan oleh variabel self-efficacy (X)
Hipotesis penelitian yang dijabarkan
terhadap variabel kemandirian belajar (Y), dan
dalam penelitian ini adalah Self-efficacy
selanjutnya dijadikan acuan untuk menarik
berpengaruh positif terhadap kemandirian
kesimpulan penelitian.
belajar. Hipotesis Statistik. Untuk mengetahui
Dengan menggunakan statistik parametrik,
diterima atau tidaknya hipotesis penelitian
untuk menguji keberartian koefisien korelasi
digunakan pengujian dengan menggunakan
digunakan rumus thitung sebagai berikut:
rumus statistik, sehingga hipotesis penelitian
𝑡 𝑟√𝑛−2 (Riduwan, 2008:137)
perlu diubah menjadi hipotesis statistik. ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔=
√1−𝑟2
Riduwan (2008:42) mengemukakan bahwa Keterangan :
hipotesis statistik adalah pernyataan statistik t = Uji signifikansi korelasi;
tentang populasi yang diteliti. Dalam hipotesis r = Koefisien korelasi PPM;
statistik, digunakan hipotesis nol dengan n = Jumlah sampel (responden)
lambang H0 dan hipotesis alternatif dengan
lambang H1. Hipotesis statistik parametrik Uji keberartian koefisien korelasi
dalam penelitian ini dinyatakan sebagai menggunakan rumus thitung sebagai berikut:
berikut: 𝑡
H0:  = 0
√𝑛−2
Self-efficacy tidak berpengaruh ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔= 𝑟𝑠
√1−𝑟𝑠 2
terhadap kemandirian belajar siswa
(Lind dkk, 2008:329)
H1:  > 0 Self-efficacy berpengaruh positif
terhadap kemandirian belajar siswa t = Uji signifikansi korelasi;
rs = Koefisien korelasi Rank Spearman;
Namun jika pengujian hipotesis menggunakan n = Jumlah sampel (responden)
statistik non-parametrik, hipotesis statistik non- Setelah dilakukan pengujian dengan
parametrik dalam penelitian ini dinyatakan menggunakan rumus statistik, selanjutnya
sebagai berikut: diambil kesimpulan dengan langkah-langkah
H0: rs = 0 Self-efficacy tidak berpengaruh sebagai berikut (1) Menentukan ttabel dalam
terhadap kemandirian belajar siswa tabel distribusi t dengan tingkat derajat
H1: rs > 0 Self-efficacy berpengaruh positif kebebasan (df) = n-2 dan tingkat
terhadap kemandirian belajar siswa signifikansi () sebesar 0,05 (2)
Analisis data menggunakan korelasi Membandingkan thitung dengan ttabel untuk
Pearson Product Moment (PPM) yang menerima atau menolak atau menerima
bertujuan untuk mengetahui hubungan dan hipotesis, dengan kriteria sebagai berikut :
kontribusi variabel self-efficacy (X) dan Jika, 1. thitung  ttabel, maka H0 ditolak dan H1
variabel kemandirian belajar (Y). Rumus yang diterima; 2. thitung  ttabel, maka H0 diterima dan
H1 ditolak. (3) Menarik kesimpulan (1) H0
112 | Jurnal Pendidikan Akuntansi dan Keuangan
DOI.10.17509/jpak.v5i2.15411| http://ejournal.upi.edu/index.php/JPAK
JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN
Vol. 5, No. 2, [Juli-Desember], 2017 : 107-116

diterima, berarti self-efficacy tidak berpengaruh Akuntansi Keuangan secara umum berada pada
terhadap Kemandirian belajar (2) H1 diterima, kategori sedang. Hal ini berarti siswa sudah
berarti self-efficacy berpengaruh positif cukup baik melaksanakan aktivitas belajar
terhadap Kemandirian belajar. dalam mempelajari Akuntansi Keuangan
dengan menerapkan pengaturan sendiri tanpa
Hasil dan Pembahasan bergantung pada arahan dari pihak lain, namun
Pembahasan ini disusun berdasarkan hasil masih perlu ditingkatkan karena tingkat
penyebaran angket dan interpretasi pengolahan kemandirian belajar dapat mempengaruhi siswa
data yang diperoleh dari lapangan untuk untuk mencapai tujuan belajar secara efektif
mengetahui hasil penelitian sesuai dengan teori dan optimal, dalam penelitian ini khususnya
yang digunakan serta tujuan yang telah pada mata pelajaran Akuntansi Keuangan.
dijabarkan. Variabel self-efficacy diukur Siswa dengan tingkat kemandirian belajar yang
menggunakan 7 indikator yang terbagi menjadi tinggi berarti secara optimal telah
28 item pernyataan dengan 11 alternatif melaksanakan aktivitas belajar Akuntansi
jawaban, sedangkan variabel kemandirian Keuangan dengan menerapkan pengaturan
belajar diukur menggunakan lima indikator sendiri tanpa bergantung pada arahan dari
yang terbagi menjadi 19 item pernyataan pihak lain. Hal ini dapat mendorong siswa
dengan 5 alternatif jawaban. Penyebaran angket dalam mencapai tujuan belajar Akuntansi
dilakukan kepada seluruh populasi siswa kelas Keuangan yang diharapkan. Sebaliknya, siswa
XI Akuntansi tahun ajaran 2016/2017 di SMK dengan tingkat kemandirian belajar yang
Negeri 1 Bandung yang berjumlah 105 orang. rendah berarti menerapkan pengaturan diri
Arah dan besar pengaruh self-efficacy terhadap yang kurang baik dalam belajar dan cenderung
kemandirian belajar dibuktikan dengan bergantung pada arahan pihak lain sehingga
koefisien korelasi (r) dan koefisien determinan menghambat siswa dalam mencapai tujuan
yang (KP) yang digambarkan sebagai berikut: belajar. Berdasarkan hasil penyebaran angket,
diketahui persentase tertinggi terdapat pada
 = 67,74%, KP = 32,26% dan r = 0,568 indikator memantau efektivitas pembelajaran
yaitu sebesar 70,48% atau sebanyak 74 siswa
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berada pada kategori tinggi. Hal ini berarti
self-efficacy memiliki pengaruh sebesar lebih dari setengah jumlah populasi siswa
32,26% terhadap peningkatan variabel sangat mampu memantau keselarasan antara
kemandirian belajar. Artinya, adanya kegiatan belajar yang diterapkan dengan
peningkatan self-efficacy siswa dalam pencapaian tujuan yang ditetapkan. Dengan
mempelajari mata pelajaran Akuntansi memantau efektivitas pembelajaran, siswa
Keuangan akan berpengaruh pada peningkatan dapat mengevaluasi kegiatan belajar yang telah
kemandirian belajarnya. Selebihnya, sebesar dilakukan untuk menentukan cara, strategi,
67,74% dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor- maupun sumber-sumber belajar baru jika
faktor yang dapat mempengaruhi kemandirian diperlukan. Persentase terendah terdapat pada
belajar selain self-efficacy yang disebutkan indikator harga diri, yaitu sebesar 20% atau
dalam penelitian ini adalah faktor perilaku sebanyak 21 orang siswa berada pada kategori
(self-observation, self-judgement, dan self- tinggi. Hal ini berarti sebesar 80% atau
reaction) dan faktor lingkungan (modeling) sebanyak 84 orang siswa belum secara optimal
Hasil penelitian di atas membuktikan memahami adanya sesuatu yang berharga
pendapat Zimmermann (1989) yang dalam dirinya yang menjadi kelebihan
menyebutkan bahwa dalam menerapkan dibandingkan dengan orang lain. Adanya harga
kemandirian belajar, siswa dipengaruhi oleh diri yang dirasakan siswa memberikan
rasa tidak percaya diri bahwa dirinya mampu kekuatan dorongan untuk mencapai tujuan
menerapkan kemandirian belajar, sehingga karena siswa merasa bahwa dirinya memiliki
siswa perlu dorongan keyakinan bahwa dirinya kelebihan yang tidak dimiliki orang lain. Teori
mampu menerapkan kemandirian belajar untuk kognitif sosial yang menjadi dasar dari teori
dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. kemandirian belajar menyebutkan bahwa
Keyakinan tersebut adalah self-efficacy. perilaku individu sebagian besar dipengaruhi
Kemandirian belajar siswa kelas XI Akuntansi oleh individu itu sendiri dibandingkan
tahun ajaran 2016/2017 dalam mata pelajaran lingkungan. Artinya, adanya keyakinan dalam

113 | Jurnal Pendidikan Akuntansi dan Keuangan


DOI.10.17509/jpak.v5i2.15411| http://ejournal.upi.edu/index.php/JPAK
diri siswa dapat mendorong tercapainya tujuan siswa berada pada kategori tinggi. Hal ini
mempelajari Akuntansi Keuangan yang telah berarti hampir setengah dari jumlah populasi
ditetapkan. Keyakinan siswa bahwa dirinya siswa sangat yakin dapat berhasil dalam
mampu melakukan serangkaian kegiatan mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan
belajar meliputi pengaturan waktu belajar, menjadikan pengalaman sebelumnya sebagai
penentuan strategi, cara, maupun sumber acuan. Jika pengalaman sebelumnya berupa
belajar yang sesuai dengan kebutuhannya dapat kegagalan, siswa akan menjadikan pengalaman
mendorong siswa untuk mencapai tujuan sebelumnya sebagai acuan untuk menentukan
belajar yang ditetapkan. Ketika siswa strategi baru agar tidak mengalami kegagalan
melakukan serangkaian kegiatan belajar yang sama, namun jika pengalaman
tersebut, siswa sedang menerapkan sebelumnya berupa keberhasilan siswa akan
kemandirian belajar. Secara umum, tingkat terdorong untuk menentukan tujuan baru yang
self-efficacy siswa kelas XI Akuntansi tahun melampaui hasil sebelumnya karena memiliki
ajaran 2016/2017 dalam mata pelajaran keyakinan kuat untuk dapat berhasil. Persentase
Akuntansi Keuangan di SMK Negeri 1 terendah terdapat pada indikator menyikapi
Bandung berada pada kategori sedang. Hal ini situasi dan kondisi yang beragam dengan cara
berarti siswa cukup optimal dalam yang baik dan positif, yaitu hanya sebesar
keyakinannya untuk melakukan serangkaian 5,71% atau sebanyak 6 orang siswa berada
kegiatan dalam upaya mencapai tujuan yang pada kategori tinggi, hal ini berarti sebesar
diharapkan. Secara teori dapat diketahui bahwa 94,29% atau sebanyak 99 orang siswa berada
self-efficacy dapat mempengaruhi kemampuan pada kategori sedang dan rendah. Artinya,
siswa dalam menerapkan kemandirian belajar hampir seluruh populasi siswa belum secara
sebagai upaya yang dapat dilakukan untuk optimal meyakini bahwa dirinya mampu
mencapai tujuan belajarnya, hal ini sejalan melakukan upaya dengan baik dan tetap
dengan Schunk (2012) yang menyatakan berpikiran positif dalam mengatasi situasi yang
bahwa orang-orang dengan self-efficacy yang dihadapi. Santrock (2003) menyatakan bahwa
tinggi cenderung mengeluarkan usaha yang terdapat empat cara yang dapat dilakukan untuk
lebih banyak dan bertahan pada suatu tugas meningkatkan self-efficacy siswa, yaitu
karena mereka memiliki keyakinan bahwa menentukan suatu tujuan yang realistis untuk
mereka akan berhasil dalam mencapai tujuan, dicapai, menjadikan kegagalan sebagai
begitupun sebaliknya. Siswa dengan self- pelajaran untuk mencapai tujuan yang telah
efficacy yang tinggi selalu merasa optimis ditetapkan, tetap bertahan dan fokus terhadap
dalam mencapai tujuan belajar yang telah upaya yang telah direncanakan, serta membuat
ditetapkan, untuk itu siswa menerapkan daftar urutan situasi yang dapat diatasi.
kemandirian belajar sebagai upaya yang Hasil analisis korelasi membuktikan
mendorongnya untuk mencapai tujuan belajar. bahwa terdapat korelasi positif antara self-
Keyakinan dalam diri siswa bahwa dirinya efficacy dan kemandirian belajar. Hasil analisis
mampu menerapkan kemandirian belajar korelasi kemudian digunakan untuk
khususnya dalam mempelajari mata pelajaran mengetahui besarnya pengaruh self-efficacy
Akuntansi Keuangan dapat mendorong siswa terhadap kemandirian belajar serta melakukan
dalam memahami materi maupun mencapai uji hipotesis (uji t) untuk mengetahui
hasil belajar yang optimal dalam mata pelajaran kesimpulan dari hasil penelitian. Setelah
Akuntansi Keuangan. Sebaliknya, siswa melakukan uji t, diketahui thitung sebesar 7,004
dengan tingkat self-efficacy yang rendah berarti dan ttabel sebesar 1,65978. Karena thitung  ttabel,
kurang yakin akan kemampuan dirinya maka hipotesis diterima. Artinya, ditarik
sehingga siswa cenderung mudah menyerah kesimpulan bahwa self-efficacy berpengaruh
dan kurang memaksimalkan kemampuannya positif terhadap kemandirian belajar siswa
dalam melakukan serangkaian upaya untuk kelas XI Akuntansi tahun ajaran 2016/2017
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. dalam mata pelajaran Akuntansi Keuangan di
Berdasarkan hasil penyebaran angket, diketahui SMK Negeri 1 Bandung. Self-efficacy secara
persentase tertinggi terdapat pada indikator positif dapat mempengaruhi kemandirian
berpedoman pada pengalaman hidup sebagai belajar karena self-efficacy menimbulkan
suatu langkah untuk mencapai keberhasilan, adanya dorongan keyakinan bahwa siswa
yaitu sebesar 41,91% atau sebanyak 44 orang mampu menerapkan serangkaian kegiatan

114 | Jurnal Pendidikan Akuntansi dan Keuangan


DOI.10.17509/jpak.v5i2.15411| http://ejournal.upi.edu/index.php/JPAK
JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN
Vol. 5, No. 2, [Juli-Desember], 2017 : 107-116

dalam upaya mencapai tujuan belajar. Siswa kategori sedang dan tinggi, artinya
yang merasa yakin dapat menerapkan kegiatan mayoritas siswa secara umum sudah cukup
belajar akan menentukan waktu, cara, maupun baik dalam melaksanakan aktivitas belajar
media belajar yang sesuai dengan dengan menerapkan pengaturan sendiri
kebutuhannya tanpa bergantung pada arahan tanpa bergantung pada arahan dari pihak
maupun bantuan dari pihak lain. Tinggi atau
lain.
rendahnya keyakinan diri dapat mempengaruhi
siswa untuk bertahan dalam serangkaian Self-efficacy berpengaruh positif
kegiatan yang telah disusun untuk mencapai terhadap kemandirian belajar siswa kelas
tujuan belajar, sehingga tingginya tingkat self- XI Akuntansi tahun ajaran 2016/2017
efficacy siswa dapat meningkatkan kemandirian dalam mata pelajaran Akuntansi Keuangan
belajar siswa, begitupun sebaliknya. di SMKN 1 Bandung.
Diterimanya hipotesis penelitian ini Saran
menunjukkan bahwa untuk meningkatkan Hasil penelitian yang diperoleh dapat
kemandirian belajar siswa kelas XI Akuntansi diketahui bahwa self-efficacy memiliki
tahun ajaran 2016/2017 SMK Negeri 1 pengaruh positif untuk meningkatkan
Bandung dalam mata pelajaran Akuntansi kemandirian belajar siswa. Sehingga dalam
Keuangan dapat melalui peningkatan self- meningkatkan kemandirian belajar siswa perlu
efficacy. Hal ini memperkuat penelitian yang meningkatkan self-efficacy dalam dirinya.
dilakukan Wibasuri dan Lilyana (2014) yang Peneliti mengemukakan beberapa saran untuk
menunjukkan bahwa mahasiswa dengan tingkat meningkatkan self-efficacy siswa terkait dengan
self-efficacy yang tinggi juga menunjukkan pembahasan penelitian, yaitu (1) Siswa secara
derajat kemandirian belajar yang tinggi. rutin berlatih mengerjakan soal Akuntansi
Keuangan agar terbiasa mengerjakan soal-soal
Kesimpulan dan Saran yang mudah maupun sulit; (2) Siswa bergaul
Berdasarkan pembahasan penelitian dengan orang-orang yang bersemangat dalam
yang telah dijelaskan dapat disimpulkan yaitu belajar Akuntansi Keuangan (3) Siswa
Setengah dari jumlah populasi siswa kelas membuat target belajar Akuntansi Keuangan
XI Akuntansi tahun ajaran 2016/2017 di yang harus dicapai sebagai acuan untuk
SMKN 1 Bandung memiliki tingkat self- berkembang (4) Siswa bersikap tenang dalam
efficacy yang tergolong cukup baik dalam belajar; (5) Siswa menjadikan hasil yang telah
mata pelajaran Akuntansi Keuangan. Hal diperoleh sebagai sarana untuk belajar.
ini dibuktikan dengan persentase tingkat Daftar Pustaka
self-efficacy siswa kelas XI Akuntansi Arikunto, S. (2010).Prosedur Penelitian.Jakarta:
dalam mata pelajaran Akuntansi Keuangan PT. Rineka Cipta.
secara umum sebesar 50,48% berada pada
Bandura, A, (1997). Self Efficacy : The Exercise Of
kategori sedang, artinya mayoritas siswa Control.New York: Freeman and Company.
secara umum cukup optimal dalam
keyakinannya untuk melakukan ---------. (1997). Self Efficacy in Changing
serangkaian kegiatan dalam upaya Socities.Cambridge: University Press
mencapai tujuan yang diharapkan. Brookfield, Stephen.( 2012). Understanding and
Hampir setengah dari jumlah Facilitating Adult Learning. Josey Bass
populasi siswa kelas XI Akuntansi tahun Publisher : San Fransisco
ajaran 2016/2017 di SMKN 1 Bandung
Goodman and Smart.(1999).Emotional
memiliki tingkat kemandirian belajar yang Intelligence.New York: Bantam Books.
cukup baik dalam mata pelajaran
Akuntansi Keuangan. Hal ini dibuktikan Ihsan, F.(2010).Dasar-dasar Kependidikan.Jakarta:
dengan persentase tingkat kemandirian PT. Rineka Cipta.
belajar siswa kelas XI Akuntansi dalam
Lind, Douglas A dkk.(2008).Teknik-teknik
mata pelajaran Akuntansi Keuangan secara Statistika dalam Bisnis dan Ekonomi
umum sebesar 47,62% berada pada Menggunakan Kelompok Data
Global.Jakarta: Salemba Empat
115 | Jurnal Pendidikan Akuntansi dan Keuangan
DOI.10.17509/jpak.v5i2.15411| http://ejournal.upi.edu/index.php/JPAK
Nilson, Linda.(2013).Creating Self-Regulated Learning.Jurnal.Program Studi Pendidikan
Learners: Strategies to Strengthen Students’ Self- Matematika.FMIPA UNY
Awareness and Learning Skills:Stylus Publishing
Nurrani,Siti.(2009).Profil Kemandirian Belajar
Ormrod, Jeanne Ellis.(2008).PSIKOLOGI Siswa SMK: Studi Kearah Pengembangan
PENDIDIKAN: Membantu Siswa Tumbuh dan Program Bimbingan Belajar Siswa SMKN
Berkembang. Jakarta: Penerbit Erlangga 1 Katapang Kab. Bandung Tahun Ajaran
2008-2009.Skripsi.FIP UPI
Program Studi Pendidikan
Akuntansi.(2014).Pedoman Operasional Penulisan Pintrich, P.R., E.V De Groot.(1990). Motivational
Skripsi.Bandung: Program Studi and self-regulated component of classroom
Pendidikan Akuntansi Universitas Pendidikan Journal of Educational Psychology, 82, 1, 33-40.
Indonesia
Saefullah, A.,dkk.(2013).Hubungan Antara Sikap
Riduwan.(2011).Metode dan Teknik Menyusun Kemandirian Belajar dan Prestasi Belajar Siswa
Tesis.Bandung: Alfabeta Kelas X Pada Pembelajaran Fisika Berbasis
Portofolio.Jurnal.Program Studi
Santrock, J. W. (2003).Perkembangan Pendidikan Fisika.FMIPA UPI
Remaja.Jakarta: Airlangga
Schunk, D.H.(1990).”Goal Setting and Self-efficacy
Schunk, Dale H. (2012).Learning Theories.Jakarta: During Self-regulated Learning”
Pustaka Pelajar
Sumarmo,U.(2006).”Kemandirian Belajar: Apa,
Slavin, Robert E.(2009). PSIKOLOGI Mengapa, dan Bagaimana dikembangkan
PENDIDIKAN:Teori dan Praktik Jilid 2. pada Peserta Didik”.
Jakarta: Indeks.
Susilawati,Desi.(2009). Upaya Meningkatkan
Sudjana, (2004).STATISTIKA: Untuk Ekonomi dan Kemandirian Belajar Dan
Niaga.Bandung: Penerbit Tarsito Kemampuan Matematika Siswa Kelas X
SMA N 1 Gamping Dengan
Sugiyono.(2012).Metode Penelitian Kuantitatif Menggunakan Lembar Kerja Siswa.
Kualitatif dan R&D.Bandung: Alfabeta Program Studi Pendidikan
Matematika.FPMIPA UPI
----------.(2013).Statistika untuk
Penenlitian.Bandung: Alfabeta. Wastono, FX.(2015).Peningkatan Kemandirian
Belajar Siswa SMK pada Mata Diklat
Sukarno, Anton.(2011). Ciri-Ciri Kemandirian Teknologi Mekanik dengan Metode
Belajar. Jakarta: Kencana Prenada Problem Based Learning.Jurnal.SMKN 2
Media. Pengasih Kulon Progo
Uno, Hamzah B.(2015).Teori Motivasi dan
Pengukurannya Analisis di Bidang Wibasuri, Anggalia dan Besti
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Lilyana.(2014)”Determinasi Self-efficacy dalam
Kemandirian Belajar Mahasiswa pada
Zimmerman,BJ.(1989).Self-regulated Learning and Perguruan Tinggi Swasta di Bandar
Academic Achievement: Theory,Research, and Lampung”.
Practice.New York: Springer-Verlag New York
Inc. Fitriani, Suci Nurul.(2016).Hubungan Self-efficacy
dan Dukungan Sosial .Skripsi.FIP UPI
Bandura, A.(2006).”Guide for Constructing Self-
efficacy Scales” Zimmerman, B.J and Martinez-Pons.(1990).”
Student Differences in Self-regulated
Achmad, Ida Farida.(2008).Pengaruh Kemandirian Learning: Relating Grade, Sex, and
Belajar dan Disiplin Belajar terhadap Giftedness to Self-efficacy and Strategy
Prestasi Belajar Siklus Akuntansi Siswa Use”
Kelas X SMK Negeri 7 Yogyakarta Tahun
Ajaran 2007/2008. Skripsi. FE UNY.

Hidayati, Kana dan Endang


Lisyani.(2010).Improving Instruments of
Student’s Regulated

116 | Jurnal Pendidikan Akuntansi dan Keuangan


DOI.10.17509/jpak.v5i2.15411| http://ejournal.upi.edu/index.php/JPAK

Anda mungkin juga menyukai