Anda di halaman 1dari 12

IX MACAM PERCOBAAN DI LABORATORIUM

9.3 Analisis Butiran (Grain Size Analysis)

Analisis Butiran ini digunakan untuk menentukan pembagian tanah berbutir kasar dan
macamnya tanah berdasarkan Koefisien Keserbasamaan atau Coefisien Uniformity (UC). Ada
2 macam percobaan yang dilaksanakan, yaitu :

a. Tanah yang tertahan pada saringan ukuran No. 200, menggunakan percobaan Saringan,
Analisis Tapis (Sieve Analysis) berupa sekumpulan saringan dari ukuran besar sampai ke
ukuran kecil (No. 200).
b. Tanah yang lolos pada saringan ukuran No. 200, menggunakan percobaan Hidrometer
(Hydrometer Analysis) berdasarkan Hukum Stoke.

Ad 1. Analisis Saringan

Kumpulan alat Saringan berukuran tertentu berbeda – beda tergantung dari asal Negara
dan Asosiasinya seperti: US. Standard sieve, Tyler Standard Sieve, British Standar
Sieve, French, German dan sebagainya. Contoh Standar Kumpulan Saringan tertera
seperti pada Tabel 15.

Tabel 15. Standard Sieve Series

Diktat mektan 1-unpak 1


 Susunan saringan disusun dari besar ke kecil di bawah. Paling bawah adalah
wadah (PAN) untuk menampung butiran yang lolos saringan No. 200. Contoh
tanah seberat ± 500 gr ditempatkan pada saringan teratas dan ditutup. Susunan
saringan digetar dengan alat penggetar (Scaker) selama 5 s/d. 10 menit, sehingga
dimasing-masing saringan ada butiran tertinggal. seperti pada Gambar 17.

Diktat mektan 1-unpak 2


Contoh Susunan Saringan Alat Penggetar (shaker)

Gambar 17. Susunan Saringan dan Alat Penggetar.

 Penyusunan saringan ukuran lubang bagian di bawah adalah setengah dari


ukuran lubang di atasnya, hal ini dimaksud agar dalam menggambarkan
lengkung pembagian butir pad kertas semi logaritma didapat titik – titik dengan
jarak mendatar yang sama. Menurut standar Tyler, banyaknya lubang saringan
di bawah per inch akar dua banyaknya lubang per inch saringan di atasnya

Setelah selesai percobaan, pada masing-masing ukuran saringan ditimbang berat


butiran tanah yang ada. Hasil beratnya di tulis dalam Tabel seperti pada Tabel 16 di
bawah ini. Lengkung Distribusi Pembagian Butir dibuat berdasarkan Diameter
Butiran (sumbu mendatar) dan Persentasi (%) Lolos Komulatip (sumbu tegak),
seperti pada Gambar 18.

Tabel 16. Perhitungan Persentase Lolos Komulatip Masing-masing Saringan

Diktat mektan 1-unpak 3


Gambar 18. Lengkung Distribusi Pembagian Butir Tanah

Ad 2. Percobaan Hidrometer

Percobaan hydrometer merupakan kelanjutan dari percobaan analisis saringan untuk


tanah yang lolos saringan No. 200. Prosedur percobaan mengikuti Standar ASTM 442-
63 yang berlaku, terbagi atas: prosedur untuk mengukur spesifik gravitasi larutan dan
mengukur banyaknya tanah per liter larutan.

Diktat mektan 1-unpak 4


Perhitungan Prosentase Lolos Komulatip terhadap masing-masing Ukuran butiran dari
Percobaan Hidrometer dapat disusun menggunakan Tabel seperti pada Tabel 17 dan
Gambar 19.

Tabel 17. Perhitungan Analisis Hidrometer

Hasil prosentase lolos komulatip yang diperoleh dari percobaaan Hidrometer kemudian
disatukan dengan hasil dari Analisis Saringan, sehingga diperoleh Lengkung Pembagian
Butiran yang utuh seperti pada Gambar di atas. Hasil prosentase lolos komulatip yang
diperoleh dari percobaaan Hidrometer kemudian disatukan dengan hasil dari Analisis
Saringan, sehingga diperoleh Lengkung Pembagian Butiran yang utuh seperti pada
Gambar 18 di atas.

Diktat mektan 1-unpak 5


Dasar analisis hidrometer adalah dengan cara sedimentasi menggunakan Hukum Stokes
yang menyatakan bahwa butir-butir tanah yang mempunyai ukuran yang berlainan bila
dimasukkan ke dalam suatu media zat air akan mengendap dengan kecepatan yang tidak
sama, dimana butiran yang lebih besar akan mengendap lebih cepat dibanding dengan
ukuran butiran yang lebih kecil (Gambar 19).

Gambar 19. Alat Percobaan analisis Hidrometer (Hukum Stoke’s)

Menurut Stokes, kecepatan mengendap butiran dapat ditentukan dari persamaan :

 s  w 2
v= D
18
Dengan :
v = Kecepatan, sama dengan jarak/waktu ( cm/dt)

γw = Berat volume Air (gr/cm 3 )

γs = Berat volume butiran padat (gr/cm 3 ) = 2,67

μ = Kekentalan zat cair absolute pada suhu 20oC

= 1,009 kN.dt/m2 = 10.2886 kg.dt/m2


D = Diameter butiran tanah (mm)
Maka: V = 0,09 D2 (cm/dt)

Diktat mektan 1-unpak 6


Dari hasil percobaan, maka kecepatan akhir pengendapan diperoleh dari besarnya
pembacaan jarak antara titik berat aerometer terhadap tinggi permukaan larutan pada
skala Aerometer dibagi dengan periode waktu pembacaan tersebut, atau:

V = Zr/T, jadi:

18𝜇 𝑍𝑟
D = √[𝛾𝑠−𝛾𝑤] ( 𝑇 ),

Dimana: Zr = h + ∆h + (H – vs/Am)/2

Persentase butiran lebih halus (N) dapat dicari dari persamaan:

 Bila harga koreksi meniscus (c) tidak diketahui, maka persamaan N menjadi:
N = [γs/(γs-γw)].(v/Ws).(R – Rw).γo.100%, atau:
 Bila harga koreksi meniscus (c) sudah diketahui, maka persamaan N menjadi:
N = [γs/(γs-γw)].(v/Ws).(R’ = m – 1000).100%, dimana: R’ = r’ + c.

Diameter butiran (D) dapat dicari menggunakan persamaan sebelumnya atau


menggunakan Casagrande Nomogram (Gambar 20). Harga Zr dapat dicari dari
persamaan sebelumnya atau menggunakan grafik hubungan antara Pembacaan
Areometer pada larutan terhadap Waktu Pembacaan seperti pada Gambar 21. Untuk
menggunakan grafik tsb. perlu diketahui besaran – besaran yang diperlukan, yaitu:

 R = 1000(r – 1),
 Rw = 1000(rw – 1)

T = waktu
t = suhu dalam derajat celcius
r’ = r = pembacaan aerometer pada larutan (butir tanah + air glass (deflocculating agent
ditambah aqudest dengan total 1000 cc)
rw = pembacaan aerometer pada aquadest
m = koreksi temperature dengan suhu standar 20o C
c = koreksi meniscus (lihat pada Gambar 22)
Am dan vs = besaran pada grafik Casagrande Nomogram

Diktat mektan 1-unpak 7


Gambar 20. Nomogram Casagrande Untuk Distribusi Pembagian Butiran

Diktat mektan 1-unpak 8


Gambar 21.Kurva Kalibrasi untuk Gambar 22. Grafik Untuk Penyelesaikan
Hidrometer (ASTM 151H) Persamaan Stoke (H.P. Aldrich MIT)

Catatan:

a. Alat aerometer dimasukkan ke dalam gelas yang berisi larutan, dimana suhunya
diukur dan pembacaan dilakukan pada selang waktu tertentu, dimana pembacaan
pada waktu 0 menit menunjukkan harga r = 1030,
b. Setiap kali pembacaan, aerometer diukur suhunya di dalam tabung berisi aquadest
saja.

Harga koreksi akibat suhu sembarang dan volume larutan 1000 cm3 pada tabung dapat
dibaca pada Tabel 18 dan harga Kekentalan cairan (μ) terhadap suhu pada sembarang
suhu dapat dilihat pada Tabel 19 serta Besarnya Spesifik Gravitasi Air pada Tabel 20.

Diktat mektan 1-unpak 9


Tabel 18. Koreksi Temperatur pada T = 20oC dan volume selinder 1000 cm3

Tabel 19. Kerapatan (Viskositas) Air dlm millipoises

Tabel 20. Spesifik Gravitasi Air (gr/ml)

Interpretasi Hasil Analisis Butiran diperoleh dari penggambaran lengkung Pembagian Butiran
(Grain Size Distribution Curve), yaitu:

Diktat mektan 1-unpak 10


 keseragaman tanah berbutir kasar, berdasarkan nilai Koefisien keseragaman butiran
(coefficient of uniformity) Cu, yaitu:
D60
Cu 
D10
Dimana:

D60 = diameter butir yang lolos saringan sebanyak 60 %


D10 = dimeter butir yang lolos saringan sebanyak 10 %

Untuk mengklasifikasikan tanah Butir Kasar, Allen Hazen membuat suatu ketentuan yang
didasarkan pada besarnya harga Koefisien Keragaman butiran seperti pada Tabel 21.

Tabel 21. Karakteristik Tanah Butir Kasar

Cu Sifat Karakteristik Tanah


>> 6 Bergradasi Baik (well graded)
4–6 Bergradasi Normal (normally graded)
2–4 Bergradasi buruk (poorly)
<< 2 Bergradasi Seragam (Homogenius)

 Tanah Bergradasi Baik


Tanah ini mudah dipadatkan dengan baik, karena semua macam ukuran butir terdapat
didalamnya, sehingga rongga-rongga antara butir besar diisi oleh butir yang lebih kecil
dstnya,
 Tanah Bergradasi Normal
Tanah ini dapat dipadatkan dengan baik walaupun tidak sebaik tanah bergradasi baik,
 Tanah Bergradasi Seragam
Tanah ini kurang baik sebagai bahan pemadatan, karena ukuran diameter butiran
hamper sama besarnya (seragam), sehingga tidak semua rongga dapat diisi oleh butiran
yang lebih kecil,
 Tanah Bergradasi Buruk
Tanah ini tidak dapat digunakan sebagai bahan urugan/pemadatan, karena tidak ada
ukuran butiran tertentu yang akan mengisi rongga kosong antara butiran.

Diktat mektan 1-unpak 11


Berdasarkan bentuk lengkung Pembagian Butiran seperti pada Gambar 23, dan besarnya nilai
Cu dapat ditentukan kondisi gradasi dari butiran tanah tersebut (seragam, tidak seragam).

Gambar 23. Gambaran Macam-Macam Bentuk Lengkung Pembagian Butiran

 Koefisien kelengkungan (coefficient of curvature), Cc

D302
Cc 
D10  D60

D30 = diameter butir yang lolos saringan sebanyak 30%

 Diameter efektif, D10, D15, D30, D50, D60 dan D85


Diameter efektif D10, D15, D30, D50, D60 dan D85digunakan untuk menentukan permeabilitas
dan perencanaan filter pada konstruksi Dinding Penahan Tanah.

Diktat mektan 1-unpak 12

Anda mungkin juga menyukai