Anda di halaman 1dari 29

KABAR BAIK UNTUK

ANAK (KBUA):
Membaca Alkitab sejak
dini
Pdt. Anwar Tjen, PhD
“Kitab” Yesaya (Naskah Laut Mati)
22-25 cm x 734 cm, 17 lembar kulit, abad ke-2 SM
Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah
mengenal Kitab Suci yang dapat memberi
hikmat kepadamu dan menuntun engkau
kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus
Yesus. Segala tulisan yang diilhamkan Allah
memang bermanfaat untuk mengajar, untuk
menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki
kelakuan dan untuk mendidik orang dalam
kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia
kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap
perbuatan baik (2 Tim 3.15-17)
Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah
kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN,
Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan
segenap jiwamu dan dengan segenap
kekuatanmu. Apa yang kuperintahkan
kepadamu pada hari ini haruslah engkau
perhatikan,haruslah engkau mengajarkannya
berulang-ulang kepada anak-anakmu dan
membicarakannya apabila engkau duduk di
rumahmu, apabila engkau sedang dalam
perjalanan, apabila engkau berbaring dan
apabila engkau bangun (Ul 6.4-7)
Penurunalihan lintas generasi
Apabila di kemudian hari anakmu bertanya
kepadamu: Apakah peringatan, ketetapan
dan peraturan itu, yang diperintahkan
kepadamu oleh TUHAN Allah kita? maka
haruslah engkau menjawab anakmu itu:
Kita dahulu adalah budak Firaun di Mesir,
tetapi TUHAN membawa kita keluar dari
Mesir dengan tangan yang kuat. (Ul 6.20)
Alkitab, riwayatmu kini
“Tidak ada buku dalam 2000 tahun
terakhir ini yang mempunyai pengaruh
di dunia seperti Alkitab” (Klaus Koch,
1963)
“Tidak ada buku yang lebih banyak
dikritik dan dipersoalkan kebenarannya
daripada Alkitab, namun toh tetap
bertahan” (dari berbagai sumber)
7
Di antara penggerusan nilai
William J. Bennett, Book of Virtues
(1993): Alkitab masih mendapat tempat
“terhormat” di antara berbagai sumber
yang dijadikan acuan untuk pendidikan
moral seperti yang pernah diupayakan
oleh mantan menteri pendidikan USA di
era Reagan
Jalan yang semakin terjal
Commerce without morality
Wealth without work
Pleasure without conscience
Knowledge without character
Science without humanity
Politics without principles
Religion without sacrifice
(Mahatma Gandhi)
Jebakan dan harapan
Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi
ujungnya menuju maut (Ams 14.34)
Kebenaran meninggikan derajat bangsa,
tetapi dosa adalah noda bangsa (Ams 14.34)
Janganlah hatimu iri kepada orang-orang
yang berdosa, tetapi takutlah akan TUHAN
senantiasa. Karena masa depan sungguh
ada, dan harapanmu tidak akan hilang (Ams
23.17-18)
Tantangan perubahan
“DIGITAL DISRUPTION”:
Dari “Menguasai” Menjadi
“Dikuasai”!
Narsisisme
Exhibitionisme
Crowdsourcing
Dehumanisasi & depersonalisasi:
“friends” & hubungan anonim
Peluang
Manusia dicipta untuk berkarya sebagai mitra
Allah (Kej 1.28), berkomunikasi dan
membangun komunitas “baru” (2 Kor 5.17)
Konektivitas berbasis individualitas perlu
diterangi Firman Allah untuk memperkecil
“gap” antara “self” online dan offline
Peluang: kecanduan informasi menjadi
kesempatan bersaksi dan berrelasi dalam
terang firman, bukan sekadar “religion online”,
apalagi “online religion”
Kesadaran yang semakin tumbuh
Ketidakpastian pegangan nilai hidup di era
globalisasi membuat semakin banyak orang
yang mengalami kegamangan identitas:
Banyak yang merasa tidak tahu lagi siapa
dirinya dan apa tujuan hidupnya
Diperlukan kecerdasan yang holistik dalam
dunia yang nilai-nilainya berlari cepat tetapi
semakin superfisial dan artifisial (bnd. konsep
IQ, EQ, SQ yang belakangan banyak
dibicarakan)
Bet-HaSefer, Bet-HaMidrash
Contoh tersirat dari “pendidikan” Yesus dari
Nazaret (Luk 2.46-47):
Anak-anak Yahudi sejak dini (6-7 tahun) diajar
membaca Taurat di Bet-HaSefer (‘rumah kitab’)
Mulai sekitar 10 tahun anak-anak diajar di Bet-
HaMidrash untuk memahami makna yang lebih
mendalam dan penerapannya dalam hidup
sehari-hari
Usia 12-13 tahun mreka menjadi anak-anak
yang taat Taurat (bar-mitswa “anak-anak
Taurat”
Keluarga batih & keluarga iman
Pendidikan Alkitab sebagai firman dan
pedoman hidup merupakan upaya bersama
keluarga dan jemaat
“Ketika seorang anak berkembang, ia
diperhadapkan dengan berbagai pengalaman
yang ia lihat dan alami secara langsung
bersama orangtua dan anggota keluarga
lainnya ... Pengalaman itu akan direkam dan
mempengaruhi perkembangan anak
selanjutnya” (Ruth Kadarmanto)
“Gereja sebagai keluarga bagi anak bukan
hanya sebagai tempat ibadah melainkan juga
sebagai persekutuan yang menerimanya
sebagai anggota dan memberinya
kesempatan untuk terlibat dalam berbagai
kegiatan ... Anak belajar melalui
perjumpaannya dengan setiap anggota
jemaat dan mengembangkan pengenalan
bahwa keluarganya bersama banyak orang
percaya adalah sahabat Yesus Kristus”
Pentingnya orangtua
Selain wadah seperti Sekolah Minggu,
yang terpenting adalah peran orangtua:
“Orangtua adalah orang yang sangat
berpengaruh. Kesalahan terburuk yang
mereka lakukan adalah terlalu
merendahkan pengaruh mereka”
(komentar seorang pendeta)
“Taman bermain”
Alkitab perlu diperkenalkan sebagai kitab
berisi beragai kesaksian yang penuh dinamika
tentang kehidupan yang sebenarnya. Ia
bagaikan sebuah taman bermain ke mana
anak-anak dapat diantar agar dapat
menjelajahinya dengan gembira untuk belajar
berbagai hal baru” (Ruth Kadarmanto)
Bahan terpenting dalam pendidikan iman dan
karakter adalah Alkitab sendiri yang perlu
disesuaikan dengan perkembangan nara didik
Contoh: KBUA
Prinsip-prinsip
Selektif & representatif: 1,2 Taw,
keempat Injil, dan juga bagian-bagian
dalam kitab tertentu diwakili saja (mis.
hanya seleksi Mazmur: 1, 8, 14, 15, 19,
22, 23, 24, 27, 32, 42, 46, 51, 63, 67,
84, 90, 91, 95, 96, 100, 103, 119*, 121,
127, 139, 139, 150; juga Kid hanya
sebagian dimuat; Why: surat 7 jemaat
utuh, yang lain selektif)
Tepat & jelas:
Walau tidak mungkin dicapai sepenuhnya,
diupayakan keseimbangan antara
ketepatan & kejelasan teks (Kej 1.4:
memisahkan terang dari gelap; Kej 3.20:
arti “Adam” dan “Hawa”, hl. 7; Yes 7.14:
“Imanuel”, hl. 361)
Konsekuensinya, satu kalimat panjang
dalam bahasa Yunani dapat menjadi
beberapa kalimat (dalam Rm 1.1-7, 1
kalimat menjadi 13 kalimat)
Kontinuitas
Alkitab versi Kristiani menyingkapkan
rencana keselamatan dalam bentuk
nubuat dan penggenapan: tidak semua
nubuat dicantumkan, tetapi yang
menjalin PL & PB dalam bingkai tsb.
dihadirkan (Yes 7.10-16; 11.1-9; 42.1-
9; 52.13-53.12; 61.1-4; Yer 31.31-34;
Yl 2.28-32a; Mi 5.1-5a)
Cocok & pantas:
Bahan-bahan yang cenderung
“membosankan” atau rumit diganti
dengan rangkuman singkat saja: daftar
silsilah (Kej 5, 11), daftar binatang
haram (Kej 8.20-23), hampir seluruh
kitab Imamat kecuali bagian etis (Im
19.12-18, 32-37; 25.35-38); percakapan
dalam Ayub hanya memuat intinya
(9.14-23; 15.1-16; 16.1-16; 19.1-29),
dan jawaban Tuhan (38.1-7; 40.8-14)
Teks-teks yang berbicara eksplisit
tentang seks dihilangkan (Kej 19.30-38,
kisah incest Lot dan kedua putrinya; Kej
39, rayuan istri Potifar; 2Sam 12.1-9
hanya diberi rangkuman tentang Daud &
Batsyeba; Yeh 16, 23 yang mengandung
bahasa vulgar tidak dicantumkan)
Namun, ada cuplikan Kidung Agung (2.8-
3.5) tanpa memuat bagian eksplisit
tentang kemolekan bagian tubuh
Teks-teks kekerasan tak terhindarkan
tetapi sangat dikurangi jumlahnya:
kisah Kain & Habel (Kej 4.1-12), Daud
& Goliat (1Sam 17.41-51) yang amat
terkenal tetap dicantumkan, tetapi
KBUA tidak memuat kisah pemerkosaan
Dina (Kej 39), apalagi pemerkosaan
gundik seorang Lewi yang kemudian
dipenggal-penggal (Hak 19), juga
hanya kitab Nahum yang isinya penuh
kekerasan (hanya 1.2-10 dimuat)
Alkitab, bacaan sedini mungkin
Kitab yang diilhami (theopneustos ‘diembusi
nafas ilahi’) untuk mengilhami hidup kita
(bnd. 2Tim 3.16)
Penuntun kepada keselamatan dalam Kristus
dan pedoman hidup dalam kebenaran (bnd.
Yoh 20.31; 17.17)
Didiklah orang muda menurut jalan yang
patut baginya, maka pada masa tuanya pun
ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu
(Ams 22.6)

Anda mungkin juga menyukai