Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Teknik Industri Vol. 6, No.

2, 2020
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam Bidang Teknik Industri

Reliability Centered Maintenance pada Komponen Kritis Mesin Press

Reliability Centered Maintenance on Critical Components


of the Press Machine

Wresni Anggraini1* , Muhamad Fachri2 , Melfa Yola3 , Harpito4


Jurusan Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sultan Syarif Kasim Riau
Jl. HR. Soebrantas No. 155 Simpang Baru, Panam, Pekanbaru, 28293
E-mail: wresni_anggraini@ymail.com; e-mail: muhamadfachri2014@gmail.com

ABSTRAK

Studi kasus penelitian ini pada perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pengolahan kelapa
menjadi minyak. Saat proses produksi berlangsung sering mengalami hambatan atau aktivitas yang
merugikan perusahaan seperti gangguan kerusakan mesin secara tiba-tiba. Diketahui pada mesin press sering
terjadi kerusakan sehingga berdampak pada tidak terpenuhinya target produksi perusahaan. Tujuan penelitian
ini adalah memberikan usulan perawatan pada komponen kritis mesin press. Metode yang digunakan adalah
Reliability Centered Maintenance, dengan melakukan analisa kehandalan dan mengetahui nilai waktu rata-
rata kerusakan (MTTF) pada komponen mesin dan membuat penjadwalan untuk perbaikan dan penggantian
komponen kritis mesin. Perhitungan perbaikan mesin press dengan menentukan komponen kritis dari
masing-masing komponen mesin press dengan metode FMEA dan menentukan nilai RPN. Berdasarkan hasil
pengolahan diperoleh 4 komponen kritis untuk dilakukan penjadwalan yaitu waktu penggantian screw selama
276,09 jam sekali pergantian, Komponen cagebar dengan waktu 279,09 jam sekali pengecekan dan
penggantian, komponen kopling dengan waktu 316,32 jam sekali pergantian dan komponen bearing dengan
waktu 347,6 jam sekali pengecekan dan pergantian.

Kata kunci: Perawatan, kehandalan, komponen kritis, RCM ,MTTF

ABSTRACT

This research case study on a company engaged in the coconut processing industry into oil. During
the production process, there are often obstacles or activities that are detrimental to the company, such as
sudden machine breakdowns. It is known that damage to the press machine often occurs so that it has an
impact on not meeting the company's production targets. The purpose of this study is to provide a
maintenance proposal for the critical components of a press machine. The method used is Reliability
Centered Maintenance, by analyzing the reliability and knowing the value of the average time of failure
(MTTF) on engine components and making schedules for repair and replacement of critical machine
components. The calculation of the repair of the press machine by determining the critical components of
each component of the press machine using the FMEA method and determining the RPN value. Based on the
processing results obtained 4 critical components for scheduling, namely screw replacement time for 276.09
hours at a time, cagebar components with a time of 279.09 hours of checking and replacement, clutch
components with a time of 316.32 hours once replacement and bearing components with a time of 347.6
hours of checking and replacement.

Keywords: Maintenance, reliability, critical component, RCM, MTTF

Pendahuluan 1967 ini mengolah kelapa kopra menjadi minyak


kelapa mentah melalui tahapan proses
PT. Pulau Sambu Kuala Enok adalah menggunakan beberapa mesin
salahsatu perusahaan yang bergerak dalam produksi.Perusahaan ini memiliki komitmen
pengolahan kelapa terpadu. PT.Pulau Sambu yang untuk menjadi perusahaan terbaik dalam produksi
terdapat di Kuala Enok, Tembilahan, Riau, minyak kelapa yang berkualitas dan mampu
Indonesia. Perusahaan yang bediri sejak tahun memenuhi kebutuhan konsumen. PT. Pulau

86
Jurnal Teknik Industri Vol. 6, No. 2, 2020
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam Bidang Teknik Industri

Sambu kuala Enok ini memiliki target produksi pengecekan terhadap keadaan komponen,
pada setiap bulannya.Dapat diketahui bahwa sehingga dampak kerusakannya pada mesin
jumlah target produksi yang telah di tentukan tersebut di matikan untuk dilakukan pengantian
tidak memenuhi kapasitas target produksi yang part agar mendapatkan hasil yang
telah di tentukan oleh perusahaan. Di sebabkan maksimal.Gearbox sebagai alat untuk pengerak
oleh proses produksi pada lantai produksi sering gigi bearing dan sebagai pengantar penggerak ke
terjadinya kerusakan mesin pada saat proses bagian mesin lainnya. Motor sebagai penggerak
produksi sedang berlangsung, sehingga mesin tiba-tiba mati dikarenakan optibel putus
menghambat jalannya proses produksi dan dan kurangnya perawatan sehingga dampak yang
mengurangi hasil produksi yang ingin dicapai. di timbulkan bisa menggangu jalannya proses
Dimana proses produksi minyak kelapa pada produksi.
perusahaan ini bersifat berkelanjutan, ketika satu Tingginya frekuensi kerusakan pada
proses telah selesai dikerjakan pada suatu mesin mesin press sehingga perlunya perbaikan apa saja
akan dilanjutkan ke mesin-mesin yang lain. yang mempengaruhi tinggi tingkat kerusakan
pada mesin Press, hal ini menyebabkan mesin
Tabel 1 Data Hasil Produksi 2017 Press bekerja dengan tidak optimal dan perlu
Hasil
Standar melakukan pebaikan sehingga bisa
Hasil Keterangan mengantisipasi apabila terjadi kerusakan terus
No Bulan Proses
Proses
Produksi
Produksi
menerus dengan komponen yang sama, dan dapat
1 Januari 60,15 % 60 % Tercapai
diketahui faktor-faktor apa saja yang berpengaruh
terhadap kerusakan mesin. Faktor-faktor yang
2 Februari 59,47 % 60 % Tidak mempengaruhi tingginya tingkat kerusakan pada
Tercapai mesin Press, seperti faktor Manusia, Sistem,
Prosedur perawatan, berdasarkan hasil
3 Maret 59,75 % 60 % Tidak
Tercapai
pengamatan yang diperoleh dilapangan tingginya
kerusakan mesin Press disebabkan oleh belum
4 April 60,04 % 60 % Tercapai optimalnya sistem perawatan mesin sehingga
perlunya evaluasi perbaikan secara berkala dan
5 Mei 59,61 % 60 % Tidak terjadwal.
Tercapai

6 Juni 58,36 % 60 % Tidak


Tercapai Data Kerusakan Mesin
7 Juli 57,66 % 60 % Tidak
Produksi Tahun 2017
Tercapai
St.Parutan
8 Agustus 56,52 % 60 % Tidak
Tercapai 4%
6%
5% St.Press
9 September 53,10 % 60 % Tidak
Tercapai
5% 25%
10 Oktober 53,66 % 60 % Tidak
Niagara Filter
6%
Tercapai

11 November 54,57 % 60 % Tidak SVP Filter


Tercapai 49%

12 Desember 56,57 % 60 % Tidak Polishing


Tercapai Filter
St.Penampung
Berdasarkan hasil observasi dan kegiatan
wawancara kepada bagian maintenance, adapun Gambar 1 Data Kerusakan Mesin Tahun 2017
kerusakan yang sering terjadi pada mesin press
seperti komponen Screw yang sudah aus sehingga
perlunya penggantian komponen, akibatnya Metode Penelitian
proses produksi terganggu dan dampak kerusakan
pada hasil output yang dihasilkan pada saat proses Berdasarkan pendahuluan diatas, usulan
produksi tidak maksimal. Komponen cage bar mengunakan strategi penjadwalan perawatan pada
yang sudah Aus diakibatkan kurangnya mesin Press dengan mengunakan metode RCM

87
Jurnal Teknik Industri Vol. 6, No. 2, 2020
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam Bidang Teknik Industri

dan metode FMEA akan berguna dalam and Effect Analisys dilakukan perhitungan nilai
mengatasi permasalahan perawatan dan risk priority number (RPN) yang fungsinya
melakukan perhitungan nilai kehandalan adalah sebagai dari tingkat keparahan (severity),
(reliability) pada komponen mesin untuk tingkat keseringan (occurrence) atau
menentukan umur optimal dalam pergantian kemungkinan terjadinya penyebab akan
komponen mesin press di PT. Pulau Sambu Kuala menimbulkan kegagalan yang berhubungan
Enok. Realibility Centered Maintenance (RCM) dengan pengaruh, dan kemampuan untuk
didefinisikan sebagai suatu proses yang mendeteksi kegagalan sebelum terjadi (detection).
digunakan untuk menentukan apa yang harus Sehingga melalui nilai RPN ini akan memberikan
dilakukan agar setiap aset fisik dapat terus informasi bentuk kegagalan atau kerusakan
melakukan apa yang diinginkan oleh komponen yang mendapatkan prioritas
penggunanya dalam konteks operasionalnya. penanganan.
Secara mendasar, metodologi RCM menyadari
bahwa semua peralatan pada sebuah aktivitas a. Diagram Pareto
tidak memiliki tingkat prioritas yang sama. RCM Diagram ini diperkenalkan pertamakali
menyadari bahwa desain dan operasi dari oleh seorang ahli ekonomi dari Italia bernama
peralatan berbeda-beda sehingga memiliki Vilfredo Pareto (1848-1923). Diagram Pareto
peluang kegagalan yang berbeda juga.Pendekatan dibuat untuk menemukan masalah atau penyebab
RCM terhadap program maintenance memandang yang merupakan kunci dalam penyelesaian
bahwa suatu fasilitas tidak memiliki keterbatasan masalah dan perbandingan terhadap keseluruhan.
finansial dan sumber daya, sehingga perlu Dengan mengetahui penyebab- penyebab yang
diprioritaskan dan dioptimalkan.Secara ringkas, dominan yang seharusnya pertama kali dibatasi,
RCM adalah sebuah pendekatan sistematis untuk maka kita akan bisa menetapkan prioritas
mengevaluasi sebuah fasilitas dan sumber daya perbaikan. Perbaikan atau tindakan koreksi pada
untuk menghasilkan reliability yang tinggi dan faktor penyebab yang dominan ini akan
biaya yang efektif. membawa akibat/pengaruh yang lebih besar
dibandingkan dengan penyelesaian penyebab
1. FMEA (Failure Mode Effect Analysis) yang tidak berarti (Sritomo, 2006).
Failure Mode Effect Analysis (FMEA)
merupakan sebuah metodologi yang digunakan 2. Pemilihan Tindakan
untuk mengevaluasi kegagalan terjadi dalam Dengan mengidentifikasi keempat faktor
sebuah sistem, desain, proses, atau pelayanan dalam melaksanakan preventive maintenance,
(service). Identifikasi kegagalan potensial terdapat empat kategori dalam
dilakukan dengan cara pemberian nilai atau skor mengspesifikasikan preventive maintenance.
masing-masing moda kegagalan berdasarkan atas Keempat kategori tersebut adalah sebagai berikut
tingkat kejadian (occurrence), tingkat keparahan (Kusnadi, 2016):
(severity) dan tingkat deteksi (detection). Dalam a. Time-Directed (TD) adalah perawatan yang
FMEA, dapat dilakukan perhitungan Risk Priority diarahkan secara langsung pada pencegahan
Number (RPN) untuk menentukan tingkat kegagalan atau kerusakan.
prioritas dari suatu kegagalan. RPN merupakan b. Condition-Directed (CD) adalah perawatan
hubungan antara tiga buah variabel yaitu Severity yang diarahkan pada deteksi kegagalan atau
(Keparahan), Occurrence (Frekuensi Kejadian), gejala-gejala kerusakan.
dan Detection (Deteksi Kegagalan) yang c. Failure-Fending (FF) adalah perawatan yang
menunjukkan tingkat resiko yang mengarah pada diarahkan pada penemuan kegagalan
tindakan perbaikan. Risk Priority Number tersembunyi.
ditentukan dengan persamaan sebagai berikut: d. Run-to-Failure(RTF) adalah perawatan yang
didasarkan pada pertimbangan untuk
RPN = S x O x D menjalankan komponen hingga rusak karena
pilihan lain tidak memungkinkan atau tidak
Analisa pengolahan data mesin press menguntungkan dari segi ekonomi.
terdiri dari analisa terhadap Failure Mode and
Effect Analysis (FMEA). Failure Mode and Effect 3. Penentuan Pola Distribusi dan
Analysis digunakan untuk mengindentifikasi Menghitung Nilai Kehandalan (Reliability)
bentuk kegagalan yang mungkin menyebabkan Identifikasi distribusi bertujuan untuk
setiap kegagalan fungsi dan untuk memastikan mengetahui distribusi dari data interval antar
pengaruh kegagalan berhubungan dengan setiap kerusakan dari mesin atau komponen dan lama
bentuk kegagalan. Pada metode Failure Mode waktu perbaikan kerusakan. Mesin atau
komponen memiliki distribusi kerusakan yang

88
Jurnal Teknik Industri Vol. 6, No. 2, 2020
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam Bidang Teknik Industri

berbeda-beda. Distribusi yang biasa digunakan and effect analysis yang mana metode ini untuk
untuk menentukan pola data kerusakan adalah mengetahui nilai RPN dari masing-masing
lognormal, normal, weibull dan exponential kerusakan kompenen. Berdasarkan pengolahan
(Soesetyo, 2014). yang telah dilakukan, maka didapatkan komponen
a. Distribusi Normal yang memiliki nilai RPN tertinggi yaitu pada
Distribusi ini biasa disebut kurva lonceng (bell kerusakan screw sebesar 560.Besarnya nilai RPN
curve) karena grafik fungsi kepadatan pada kerusakan bearing ini di sebabkan oleh nilai
probabilitasnya (Probability Density severity, occurence dan detection yang besar pula.
Function) mirip dengan bentuk lonceng. Kerusakan pada screw dapat menyebabkan
Parameter pada distribusi normal yaitu μ dan terganggunya proses produksi dan output hasil
σ. pengolahan dari mesin press. Kerusakan screw
R t = 1- ᶲ
t-u
(1) memiliki nilai severity 8. Berdasarkan yang
σ terjadi di lapangan kerusakan screw mesin press
b. Distribusi Lognormal akan menyebabkan operator kesulitan dalam
Distribusi lognormal mempunyai dua melakukan proses produksi, hal ini di karenakan
parameter yaitu s (scale parameter) dan tmed kerja mesin press akan berhubungan dengan
(median dari data waktu kerusakan) yang juga proses produksi yang terhambat oleh kerusakan
menunjukkan median dari data. itu, jika screw rusak maka akan mempengaruhi
1 t
R(t)= 1-ᶲ ( ln ) (2) hasil output dari pengolahan mesin dan tidak
s tmed
maksimal nya hasil dari pengepresan sehingga
c. Distribusi Weibull bisa berdampak kerugian. Sedangkan
Distribusi weibull mempunyai dua parameter kemungkinan terjadinya penyebab kegagalan
yang digunakan dalam distribusi ini yaituθ screw pada mesin press ini tinggi di tandai
(shape parameter) dan β (scale parameter). dengan frekuensi kerusakan sehingga
R (t) = e-(t/𝜃 )β (3) mendapatkan nilai occurrence 7, penyebab yang
d. Distribusi Eksponansial sering terjadi adalah screw yang aus dan melewati
Distribusi eksponensial banyak digunakan masa usia pakai. Kerusakan screw tidak dapat di
dalam rekayasa keandalan karena distribusi ini deteksi dengan mudah atau sangat sulit dalam
dapat mempresentasikan fenomena distribusi proses perawatan di karenakan letak screw
waktu yang mengalami kegagalan dari suatu tertutup, pada kenyataan di lapangan
komponen atau sistem. pendeteksian terhadap screw sulit dilakukan
R(t) = 𝑒 !!" (4) dikarenakan letak screw itu sendiri berada
didalam mesin screwsehingga mekanik akan sulit
untuk melihat keadaan screw oleh karena itu
Hasil dan Pembahasan kerusakan screw memiliki nilai detection 10.
Dengan mengalikan nilai severity, occurence dan
1. FMEA (Failure Mode Effect Analysis) detection tadi maka didapatkanlah total nilai RPN
Analisa pengolahan data mesin press 560.
terdiri dari analisa terhadap Failure Mode and Tabel 2. Rekapitulasi Nilai RPN
Effect Analysis (FMEA). Failure Mode and Effect
Analysis digunakan untuk mengindentifikasi
bentuk kegagalan yang mungkin menyebabkan
setiap kegagalan fungsi dan untuk memastikan
pengaruh kegagalan berhubungan dengan setiap
bentuk kegagalan. Pada metode Failure Mode
and Effect Analisys dilakukan perhitungan nilai
risk priority number (RPN) yang fungsinya
adalah sebagai dari tingkat keparahan (severity),
tingkat keseringan (occurrence) atau
kemungkinan terjadinya penyebab akan
menimbulkan kegagalan yang berhubungan
dengan pengaruh, dan kemampuan untuk
Sedangkan nilai RPN terendah didapat
mendeteksi kegagalan sebelum terjadi (detection).
dari kerusakan motor dengan nilai RPN 80.
Pada penelitian yang di lakukan di PT.
Kerusakan pada motor dapat menyebabkan
Pulau Sambu Kuala Enok, terdapat 9 jenis
berhentinya semua komponen mesin sehingga
kerusakan yang terjadi pada komponen utama
akan terputusnya proses produksi beberapa jam
mesin press. Untuk mengetahui prioritas
kedepannya. Kerusakan motor berpengaruh
penanganan maka digunakan metode failure mode

89
Jurnal Teknik Industri Vol. 6, No. 2, 2020
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam Bidang Teknik Industri

terhadap sistem kerja mesin press oleh karena itu Berdasarkan pola distribusi yang terpilih
mendapat nilai severity 7, biasanya jika motor pada masing-masing komponen kritis dan nilai
mesin press rusak operator mearasakan keadaan parameter tersebut, maka output dari Software
motor yang lebih cepat panas dan vibrasi motor Easyfit 5.6 juga menghasilkan waktu rata-rata
terdengar kasar. Sedangkan kemungkinan kerusakan komponen. Berikut ini Mean Time To
terjadinya penyebab kegagalan yang terjadi pada Failure (MTTF) dari data komponen kritis mesin
motor berada pada tingkat rendah dikarenakan press melalui output calculations dari software
motor mampu beroperasi cukup lama dan kondisi easyfit 5.6 professional.
motor yang sangat diperhatikan oleh mekanik
occurence 3, berdasarkan kerusakan motor yang 1 Apakah hubungan kerusakan dengan age realibility diketahui :

memiliki nilai occurence yang rendah, kerusakan Ya Tidak

dinamo ini memiliki nilai detection yang cukup 2 Apakah tindakan TD bisa digunakan :

Ya Tidak
tinggi yaitu 5 dikarenakan adanya gangguan pada
Tentukan tindakan TD
motordapat dideteksi dengan tidak terlalu sulit
dan tingkat deteksi pada komponen motor dalam 3 Apakah tindakan CD bisa digunakan ?

kategori sedang. Apabila nilai severity, occurence Ya Tidak

dan detection dikalikan maka didapatkan total Tentukan tindakan CD

nilai RPN sebesar 105.


Gambar 2. Diagram Pareto Nilai RPN Mesin Press 4 Apakah tindakan FF yang dapat digunakan ?

Berdasarkan besarnya nilai RPN dari


Ya Tidak
masing-masing jenis kerusakan yang sudah
Tentukan tindakan FF
didapatkan, maka urutan prioritas penanganan
dapat diketahui dengan menggunakan prinsip 5 Apakah tindakan yang dipilih efektif ?
pareto 80:20, dimana hanya memprioritaskan Ya
Tidak
perbaikan pada komponen yang paling sering
mengalami kerusakan. Urutan prioritas 6
Dapatkah modifikasi menghilangkan
mode kerusakan ?
penanganan dilakukan pada 4 komponen yang
memiliki nilai RPN tertinggi yaitu screw, cage
Tidak Ya
bar, kopling, dan bearing. Terima resiko kerusakan
Tentukan tindakan TD/CD (RTF) Lakukan modifikasi (Redesign)
2. Pemilihan Tindakan
Hasil pengolahan yang dilakukan Gambar 3. Task Selection (Pemilihan Tindakan) Screw
diperoleh jenis tindakan time directed (TD)
Tabel 3. Rekapitulasi Uji Distribusi dan Parameter TTF
sebesar 50% dan tindakan condition directed
Pola
(CD) 50%. Jenis tindakan time directed tersebut No Komponen Parameter
Distribusi
yaitu terjadi pada komponen screw dan kopling
α = 299,89
dimana tindakan time directed ini dilakukan 1 Screw Weibull
β = 5,2388
dengan pencegahan langsung terhadap sumber
kerusakan komponen.. Dan untuk jenis tindakan α = 308,41
2 Cagebar Weibull
condition directed yaitu cagebar dan bearing, β = 3,8865
Perbaikan komponen yang dilakukan dengan s = 96,942
3 Kopling Normal
mendeteksi kerusakan terlebih dahulu. µ = 316,32
Gambar 3 merupakan tahapan dalam α = 378,86
4 Bearing Weibull
pemilihan tindakan pada komponen screw. Untuk β = 6,2428
pengolahan pemilihan tindakan pada komponen
kritis lainnya, dapat melakukan pengolahan data Tabel 4. Rekapitulasi Waktu Rata-rata Kerusakan
(MTTF)
seperti gambar diatas berdasarkan kebutuhan
No Komponen MTTF (Jam)
komponen-komponen lainnya.
1 Screw 276,09
3. Penentuan Pola Distribusi dan
Menghitung Nilai Kehandalan (Reliability) 2 Cagebar 279,09
Pada penjadwalan pearawatan komponen 3 Kopling 316,32
kritis mesin press dibutuhkan nilai TTF dan TTR 4 Bearing 347,60
sebagai nilai dalam pengujian penentuan pola
distribusi kerusakan komponen. Pengujian Setelah diketahui distribusi data maka
dilakukan dengan menggunakan Software Easyfit tahap selanjutnya adalah menentukan nilai
5.6 Professional, dengan dilakukan pengujian reliabilty dan penentuan penjadwalan perbaikan
dapat diketahui kecenderungan data kerusakan komponen. Pengolahan data untuk mengetahui
mengikuti pola distribusi tertentu. nilai kehandalan (Reliability) pada masing-

90
Jurnal Teknik Industri Vol. 6, No. 2, 2020
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam Bidang Teknik Industri

masing komponen kritis mesin press yaitu dengan 276,09 jam harus dilakukannya perbaikan dan
cara menghitung nilai kehandalan berdasarkan penggantian komponen screw.
pada distribusi terpilih dan nilai parameter Untuk perhitungan nilai kehandalan pada
komponen kritis mesin. komponen kritis lainnya dapat mengikuti cara
Perhitungan interval waktu penggantian pengolahan diatas dan mengikuti berdasarkan
komponen kritis mesin ini menggunakan nilai distribusi dan nilai parameter dari masing-masing
kehandalan (reliability) mesin. Adapun tujuan komponen kritis mesin. Adapun hasil dari
melakukan perhitungan nilai kehandalan mesin perhitungan kehandalannya sebagai berikut.
ini yaitu untuk mengetahui umur optimal dimana a. Usulan umur perawatan dan pergantian pada
tindakan pencegahan seperti pergantian komponen screw adalah 276,09 jam dengan
komponen mesin harus dilakukan sehingga dapat nilai kehandalan 42,97%, maka tindakan yang
mengurangi terjadinya kerusakan secara tiba-tiba dilakukan pada umur komponen 276,09 jam
yang dapat mengganggu jalannya proses harus dilakukannya penggantian komponen
produksi. Untuk menentukan interval waktu screw dengan yang baru.
penggantian komponen dapat di hitung sesuai b. Usulan umur perawatan dan pergantian pada
dengan rumus distribusinya dan menggunakan komponen cagebar adalah 279,09 jam dengan
perhitungan nilai kehandalan mesin. Berikut nilai kehandalan 41,97%, maka tindakan yang
adalah interval waktu penggantian komponen dilakukan pada umur komponen 279,09 jam
kritis: harus dilakukannya pengecekan dan
a. Kehandalan Komponen Screw penggantian komponen cagebar apabila
b = 5,2388 komponen mengalami kerusakan yang cukup
θ = 299,89 parah.
MTTF = 276,09 c. Usulan umur perawatan dan pergantian pada
e = 2,7182 komponen kopling adalah 316,32 jam dengan
t = 24 jam nilai kehandalan 50,00%, maka tindakan yang
R t =e-(t/θ)β dilakukan pada umur komponen 316,32 jam
(1) harus dilakukannya perbaikan dan
= 0,27182-(24/299,89)5,2388 penggantian komponen kopling.
= 0,999998 d. Usulan umur perawatan dan pergantian pada
Tabel 5. Penentuan interval Waktu penggantian komponen bearing adalah 347,6 jam dengan
Komponen nilai kehandalan 47,19%, maka tindakan yang
No t (Jam) R(t) dilakukan pada umur komponen 347,6 jam
1 24 0.999998 harus dilakukannya perawatan seperti
2 48 0.999912 pemberian pelumas pada bearing atau
3 72 0.999261 mengganti komponen bearing dengan yang
4 96 0.99667 baru
5 120 0.989319
6 144 0.972477 Kesimpulan
7 168 0.939335
8 192 0.881642 Berdasarkan hasil yang diperoleh,
9 216 0.791776 didapatkan komponen kritis mesin press yaitu
10 240 0.666664 komponen screw, cagebar, kopling, dan bearing.
11 264 0.512709 Tindakan penanganan yang tepat terhadap
12 276.09 0.429702 komponen-komponen kritis tersebut adalah
13 288 0.348598 dengan cara melakukan perawatan pada jam rata-
14 312 0.201328 rata kerusakan komponen mesin dan membuat
jadwal pergantian komponen kritis pada mesin
Berdasarkan tabel perhitungan diatas press. Jadwal penggantian komponen kritis mesin
bahwa nilai MTTF yaitu sebesar 276,09 jam. press untuk komponen screw yaitu 276,09 jam ,
Dimana rata-rata umur komponen screw rusak cagebar 279,09 jam, kopling 316,32 jam, dan
pertama kali sekitar 276,09 jam dengan bearing pada 347,6 jam beroperasi.
kehandalan komponen mesin sebesar 42,97%. Usulan perbaikan dilakukan setelah
Nilai reliability atau kehandalan dipengaruhi oleh melakukan pengamatan dan pertimbangan
waktu yang artinya semakin lama dan panjangnya terhadap keadaan sesungguhnya dilapangan.
waktu penggunaan komponen tersebut maka nilai Adapun usulan perbaikan maintenancekomponen
kehandalannya akan semakin menurun. Maka screw yaitu pada saat 276,09 jam tindakan yang
tindakan yang dilakukan setelah umur komponen harus dilakukan adalah pergantian komponen

91
Jurnal Teknik Industri Vol. 6, No. 2, 2020
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam Bidang Teknik Industri

screw, cagebar pada saat 279,09 jamtindakan Mesin Hammermill di PT. P&P
yang harus dilakukan adalah mengecek keadaan Bangkinang Jurnal Teknik Industri.
komponen dan mengganti dengan komponen Ejournal.uin-suska.ac.id
yang baru apabila terjadi kerusakan yang cukup Anggraini, W, Aditia A. (2016). Simulasi Monte
parah, kopling pada 316,32 jam dilakukan Carlo Pada Penjadwalan Preventive
pergantian komponen, dan bearing pada 347,6 Maintenance Komponen Kritis Mesin
jam dilakukan pengecekan terhadap kondisi Breaker dan Mesin Hammermill.
bearing dan melakukan perawatan. Seminar Nasional Teknologi Informasi
Komunikasi dan Industri. Ejournal.uin-
suska.ac.id
Daftar Pustaka Anggraini, W. (2016). Preventive Maintenance
Pada .Komponen Kritis Mesin Dengan
Ahmadi, Noor, and Nur Yulianti Hidayah. (2017). Metode Reliability Centered
Analisis Pemeliharaan Mesin Blowmould Maintenance .publikasiilmiah.ums.ac.id
Dengan Metode RCM Di PT. Aziz, Tahril., M. Salman Suprawardhana dan
CCAI. Jurnal Optimasi Sistem Teguh Pudji Purwanto. Penerapan
Industri Vol. 16.No. 2 ISSN 2442-8795 Metode Reliability Centered
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik. Maintenance (RCM) Berbasis Web Pada
Universitas Pancasila. Jakarta Selatan. System Pendingin Primer di Reaktor
Nur, W. (2008). Pendekatan Simulasi Monte Serba Guna GA. Siwabessy.Jurnal
Carlo Untuk Pemilihan Alternatif Teknik Mesin dan Industri.Vol. 4.No.
Dengan Decision Tree Pada Nilai 1.2010. [Online] Available
Outcome Probabilistik. Jurnal Teknoin (http://jurnal.batan.go.id,
Vol.13, No 2. Fakultas Teknologi Djunaidi, Muhammad dan Sufa, Milla Faila.
Industri UII. 2008 , 13. (2007). Usulan Interval Perawatan
Management, H. O. (1996). W.G Ireson dan Komponen Kritis Pada mesin Pencetak
Clyde F.Coombs. USA : McGraw-Hill. Botol (Mould Gear) Berdasarkan
Andrilla, D. (2014). Strategi Pemasaran Pada Kriteria Minimasi Downtime.Vol. 18.
Mesin Las Mig di Industri Karoseri No. 01, : 33-41 – Jurnal Universitas
Kendaraan Niaga dengan Simulasi Muhammadiyah Surakarta.
Monte Carlo (Studi Kasus:Pt. Adi Putro Effendi, M. Syafwansyah, dan M. Khafizd Arifin.
Wirasejati Malang). Tugas Sarjana- (2015). Perbedaan Risk Priority Number
Jurusan Teknik Industri, Universitas dalam Failure Mode and Effects Analysis
Brawijaya . FMEA Sistem Alat Berat Heavy Duty
Nachnul Anshori, M. (2013). Sistem Perawatan Truck HD 785-7. Jurnal Ilmiah
Terpadu (Integrated Maintenace Pengetahuan dan Penerapan Teknik
System). Yogyakarta: Graha Ilmu. Industri. Vol. 13. No.1. Banjarmasin.
Hanif, R. Y. (2015). Perbaikan Kualitas Produk Jono. (2015). Total Productive Maintenance Pada
Keraton luxury di PT.X dengan Perawatan Mesin Boiler Menggunakan
Menggunakan Metode Failure Mode and Metode Overall Equipment Effectiveness
Effectt analysis (FMEA) dan Fault Tree (OEE). Jurnal Ilmiah Teknik Industri
Analysis (FTA). Jurnal Online Institut dan Informasi.Vol.3 No.2 ISSN 2303-
Teknologi Nasional Vol.3 No.3 Teknik 1476 Jurusan Teknik Industri fakultas
INdustri ITENAS . Teknik, Universitas Widya Mataram,
Yuhelson, B. S. (2010). Analisis Reliability dan Yogyakarta.
Availability Mesin Pabrik Kelapa Sawit Kurniawati, Dwi Agustina, and Muhammad
PT.Perkebunan Nusantara 3. Jurnal Lutfan Muzaki. (2017). Analisis
Dinamis Vol.2 No.6 Teknik Mesin USU . Perawatan Mesin dengan Pendekatan
Anggraini, W, DF. Ramadani. (2017). Usulan RCM dan MVSM. Jurnal Optimasi
Strategi Perawatan Mesin Breaker dan Sistem Industri Vol. 16. No.2.

92

Anda mungkin juga menyukai