Anda di halaman 1dari 32

Jurnal Ilmiah

REHABILITASI JARINGAN IRIGASI DI PELANGAN


KECAMATAN SEKOTONG KABUPATEN LOMBOK BARAT
Tugas Akhir
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Teknik Sipil

Oleh :

K ARDIANSYAH
FIA 009 076

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
2017
REHABILITASI JARINGAN IRIGASI DI PELANGAN KECAMATAN SEKOTONG
KABUPATEN LOMBOK BARAT
(STUDI KASUS : DAERAH IRIGASI PELANGAN)

Ardiansyah1, Salehudin2, Agustono Setiawan2


1
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Mataram
2
Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Mataram

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram

INTISARI
Sesuai dengan amanat dari Kepmen PU No. 390 Tahun 2007 Tentang Penetapan
Status Daerah Irigasi yang Pengelolaanya menjadi wewenang dan tanggung jawab
Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota, kewenangan pengelolaan
irigasi yang diatur lebih lanjut melalui Kepmen PU No 293tahun 2014 tentang penetapan status
Daerah Irigasi yang Pengelolaannya Menjadi wewenang dan Tanggung Jawab Pemerintah,
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Dari 20 Daerah Irigasi Kewenangan
kabupaten yang ada di kabupaten Lombok Barat, terdapat satu Daerah Irigasi yaitu Daerah Irigasi
Pelangan yang sampai saat ini tidak dapat berfungsi karena telah terjadi banyak kerusakan. akibat
dari tidak beroperasinya Daerah Irigasi di Pelangan maka areal Daerah Irigasi pelangan seluas 137
Ha tidak bisa mendapatkan air irigasi dan harus menggantungan air untuk pertanian dari air hujan.
Untuk melakukan Rehabilitasi Jaringan Irigasi di Pelangan perlu dilakukan survey
Lapangan untuk mengetahui kondisi eksisting jaringan Irigasi, kemudian menganalisis kebutuhan
air irigasi, merencanakan disain rehabilitasi jaringan Irigasi Pelangan dan menghitung Rencana
Anggaran Biaya (RAB) Jaringan Irigasi di Pelangan.
Berdasarkan Survey Lapangan, Kondisi Jaringan Irigasi Pelangan seluas 137Ha rusak
pada bangunan pelengkapnya seperti, saluran, bangunan bagi, gorong-gorong, bangunan terjun dan
bangunan ukur, Berdasarkan Perhitungan, Kebutuhan air Irigasi tebesar untuk Irigasi pelangan
adalah 1,29 lt/dt/ha terjadi pada awal tanam November 1 dengan pola tanam padi-padi + palawija-
palawija dengan kapasitas pengambilan 1,17 m3/dt.Berdasarkan perhitungan saluran, dimensi
bangunan primer (b) 0,50 m, (h) 0,60 m, (w) 0,20 m, (m) 1,00 m, bangunan sekunder (b) 0,40 m,
(h) 0,52 m (w) 0,20 m, (m) 1,00 m, dan bangunan tersier (b) 0,30 m, (h) 0,44 m, (w) 0,20 m (m)
1,00 m. Sedangkan dimensi bangunan bagi sadap (b) 0,70 m (h) 0,49 m (w) 0,20, dan bangunan
gorong-gorong (b) 0,30 m, (h) 0,24 m, (w) 0,20.Total Biaya Konstruksi Rehabilitasi Jaringan
Irigasi Pelangan sebesar Rp.6,926,480,000.00.

Kata kunci : Survey Lapangan, Kebutuhan Air Irigasi, Rencana Rehabilitasi, Rencana Anggaran
Biaya (RAB)
1. PENDAHULUAN perencanaan rehabilitasi Jaringan Irigasi
1.1 Latar Belakang Pelangan ini bisa menjadi acuan dalam kegiatan
Sesuai dengan amanat dari Kepmen PU No. fisik rehabilitasi JaringanIrigasi Pelangan.
390 Tahun 2007 Tentang Penetapan Status
Daerah Irigasi yang Pengelolaanya Menjadi
Wewenang dan Tanggung Jawab 1.2 Tujuan Penelitian
Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Adapun Tujuan yang ingin dicapai dari Skripsi ini
Pemerintah Kabupaten/Kota, kewenangan adalah :
pengelolaan irigasi yang diatur lebih lanjut 1. Menginventarisir kondisi eksisting
melalui Kepmen PU No 293 tahun 2014 tentang sarana dan prasarana Jaringan Irigasi
Penetapan Status Daerah Irigasi yang di Pelangan?
Pengelolaannya Menjadi Wewenang dan 2. MenghitungBerapakah kebutuhan Air
Tanggung Jawab Pemerintah, Pemerintah Irigasi di Pelangan ?
Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota. 3. Merencanakan Detail Rehabilitasi
Kabupaten Lombok Barat, terdiri dari 20 Jaringan Irigasi berdasarkan
Daerah irigasi kewenangan Kabupaten yang persyaratan Teknis?
terbagi dalam 3 Wilayah Kepengamatan yaitu 4. Menghitung Berapakah Rencana
Pengamat Narmada, Pengamat Gunungsari dan Anggaran Biaya (RAB) Rehabilitasi
Pengamat Kediri. Jaringan Irigasi di Pelangan?
Dari 20 Daerah irigasi Kewenangan kabupaten
yang ada di kabupaten Lombok Barat, terdapat 1.5 Batasan Masalah
satu daerah irigasi yaitu Daerah Irigasi Pelangan Agar pembahasan lebih terarah maka
yang sampai saat ini tidak dapat berfungsi diperlukan batasan masalah untuk mencegah
karena telah terjadi banyak kerusakan- melebarnya lingkup permasalahan. Adapun
kerusakan seperti, pintu pengatur hilang, batasan permasalahanya adalah sebagai berikut
sedimentasi pada bangunan sadap di hulu/ hilir, :
sedimentasi pada bangunan pembawa serta 1. Hanya Menginventarisir kerusakan –
sayap saluran dan bangunan ditumbuhi semak- kerusakan JaringanIrigasi saja.
semak, kerusakan parah pada beberapa 2. Hanya merencanakan Rehabilitasi
bangunan talang dan bangunan bagi serta Jaringan Irigasi seperti, Saluran,
banyak lagi kerusakan-kerusakan lainnya. akibat Bangunan Bagi, Bangunan Sadap dan
dari tidak beroperasinya daerah Irigasi di bangunan pelengkap lainnya.
Pelangan maka areal daerah irigasi pelangan 3. Tidak membahas masalah Bendung.
seluas 108 Ha tidak bisa mendapatkan air irigasi 4. Menghitung Rencana Anggaran Biaya
dan harus menggantungan air untuk pertanian (RAB)
dari air hujan. Hal ini menyebabkan tingkat
produktivitas pertanian di Kecamatan Sekotong 2. DASAR TEORI
juga menurun tajam. Melihat hal tersebut maka 2.1 Tinjauan Pustaka
dirasa perlu dan sangat dibutuhkan suatu Guntur (2012) melakukan penelitian
Perencanaan Rehabilitasi Jaringan Irigasi tentang menganalisis kebutuhan air di sawah
Pelangan sehingga nantinya diharapkan produk dengan ketersediaan di daerah irigasi batang
Anai serta merencanakan bangunan pelengkap setengah bulan ke 2 februari dan setengah
disepanjang saluran irigasi. Hasil penelitian bualan ke 2 bulan juni serta setengah bulan ke 1
menunjukkan bahwa berdasarkan grafik neraca bulan Juli sebesar 0,00 m 3/dtk. Ketersediaan
air dapat dikombinasikan : pada alternatif 1 debit setengah bulanan rata-rata di intake per
terlihat kebutuhan bersih air di sawah bulan terbesar pada setengah bulan ke 1 bulan
3
maksimum (Netto Field Requirement/ N.F.R) februari sebesar 11,82 m /dtk sedangkan
sebesar 0,783 ltr/dtk/Ha, hasil dimensi terkecil pada setengah bulan ke 1 pada bulan
3
bangunan primer didapat dengan nilai (b) 1,50 oktober sebesar 1,51 m /dtk. Dengan pola
m, (h) 0,80 m, (w) 0,20 m, (m) 1.50 m. tanam Padi-Padi (Varietes unggul FAO) –
bangunan sekunder (b) 0,70 m, (h) 0,04 m, (w) Palawija ( Jagung), kebutuhan air di Daerah
0,20 m, (m) 1 m. Bangunan Tersier (b) 0,55 m, Irigasi Pijenan masih dapat dilayani dengan
(h) 0,37 m, (w) 0,40 m, (m) 1 m. Sedangkan ketersediaan yang ada.
bangunan pelengkap terdapat Sebanyak :
2.2 Landasan Teori
Bangunan bagi sadap sebanyak 1 lokasi,
2.2.1 Evapotranspirasi
bangunan sadap sebanyak 7 lokasi, bangunan
Peristiwa berubahnya air menjadi uap
Terjun 1 Lokasi, bangunan talang 1 (satu)
dan bergeraknya dari permukaan tanah ke
lokasi, bangunan gorong-gorong 14 lokasi.
udara disebut evaporasi (penguapan).Peristiwa
Imron (2012), melakukan penelitian
penguapan dari tanaman disebut transpirasi.Bila
tentang kajian kebutuhan dan ketersediaan air
kedua-duanya terjadi bersama-sama disebut
pada jaringan irigasi karangasem. Hasil
evapotranspirasi.
penelitian tersebut adalah sebagai berikut: Nilai
Jumlah kadar air yang hilang dari tanah oleh
Evapotranspirasi (Eto) terbesar bulan oktober
transpirasi tergantung pada (Soemarto, 1986) :
sebesar 5,474 mm/hari, sedangkan nilai Eto
1. Adanya persediaan air yang cukup (hujan
terkecil pada bulan juni sebesar 3,392 mm/hari.
dan lain-lain),
Consumtive Use (Etc) untuk tanaman padi pada
2. Faktor-faktor iklim seperti suhu,
awal masa tanam (penyiapan lahan) merupakan
kelembaban dan lain-lain,
nilai Etc terbesar mendekat masa panen nilai
3. Tipe dan cara kultivasi tumbuh-
Etc akan menurun. Nilai Etc untuk tanaman padi
tumbuhan.
terbesar pada setengah bulan ke 1 dan 2 bulan
Evapotranspirasi merupakan faktor yang sangat
November sebesar 12,82 mm/hari sedangkan
penting dalam studi pengembangan sumber
nilai Etc untuk tanaman palawija terbesar pada
daya air dan sangat mempengaruhi debit
setengah bulan ke 2 bulan oktober sebesar 5,39
sungai, kapasitas waduk dan penggunaan
mm/hari. Curah hujan setengah bulanan rata-
konsumtif (consumptive use) untuk tanaman.
rata terbesar pada setengah bualan 1 dan 2
bulan desember sebesar 340,00 mm/hari, 2.2.2.1 Evapotranspirasi Terbatas
sedangkan curah hujan bulanan rata-rata Evapotranspirasi terbatas adalah
terkecil pada setengah bulan 1 dan 2 bulan evapotranspirasi aktual dengan
agustus sebesar 4,80 mm/hari. Kebutuhan air mempertimbangkan kondisi vegetasi dan
total terbesar pada setengah bulan 1 dan 2 permukaan tanah serta frekuensi curah hujan.
bulan November sebesar 3,14 mm/dtk, Curah hujan (P) yang diambil yaitu curah hujan
sedangkan kebutuhan air total terkecil pada
bulanan dan jumlah hari hujan (n) = jumlah hari NFR = Kebutuhan air bersih lapangan
(mm/hari).
hujan pada bulan yang bersangkutan.
NFR = NFR (l/dt/ha).
Metode Penmann memberikan formulasi untuk DR = Kebutuhan air di tempat pengambilan
(l/dt/ha)
menghitung besarnya evapotranspirasi yaitu :
Selanjutnya untuk mengetahui nilai Etc
ETo = c [ W . Rn + (1-W). f(u). (ea-ed) ] tanaman tertentu maka Eto dikalikan dengan
Dengan : nilai Kc yakni koefisien tanaman yang
Eto : evapotranspirasi tanaman (mm/hari) tergantung pada jenis tanaman dan tahap
W : faktor temperatur pertumbuhan . nilai Kc tersedia untuk setiap
Rn : radiasi bersih (mm/hari) tanaman .
f(u) : faktor kecepatan angin
Etc = Kc x Eto
(ea-ed): perbedaan antara tekanan uap air
pada temperatur rata-rata Dimana:
dengan tekanan uap jenuh air (mbar)
Etc= Consumtive Use
c :faktor perkiraan dari kondisi musim Kc= Koefisien Tanaman
2.2.3 Analisis Kebutuhan Air Eto = Evapotranspirasi

Dalam penentuan kebutuhan air irigasi


2.2.3.2 Perkolasi dan infiltrasi
untuk tanaman adalah tergantung pada
Infiltrasi merupakan proses masuknya air dari
penentuan pola tanam, yang dibuat dengan
permukaan tanah ke dalam tanah (daerah tidak
beberapa alternatif dimana untuk mendapatkan
jenuh), sedangkan perkolasi adalah masuknya
debit yang efisien juga diatur pembagian
air dari daerah tidak jenuh ke dalam daerah
golongan yang sesuai
jenuh, pada proses ini air tidak dimanfaatkan
Perhitungan air irigasi tiap hektar didasarkan
oleh tanaman. Untuk tujuan perencanaan,
atas faktor-faktor yang bisa mempengaruhi
tingkat perkolasi standar 2,0 mm/hari, dipakai
kebutuhan air tanaman di sawah, faktor tersebut
untuk mengestimasi kebutuhan air pada daerah
antara lain kriteria perencanaan :
produksi padi.
a. Penyiapan lahan
b. Kebutuhan air tanaman
c. Perkolasi dan infiltrasi
d. Hujan Efektif

2.2.3.1 Kebutuhan Air Tanaman


2.2.4 Analisis Hidrolika Saluran Irigasi
Untuk perhitungan kebutuhan tanamam
2.2.4.1 Kriteria Perencanaan Saluran
akan air maka pelaksanaannya adalah dengan
Pasangan
membuat terlebih dahulu pola tanam dan
pelaksanaan perhitungan adalah dengan sistem
tabel, adapun kebutuhan air bersih tanaman
dihitung dengan rumus :
NFR = ET crop + P - Re + WLR

DR = NFR / E

dimana :
`c = koefisien pengurangan karena
adanya sistem golongan
NFR= Kebutuhan bersih (netto) air di
sawah, m.l/dt.ha
A = Luas daerah yang diairi, Ha
e = Efisiensi irigasi secara
keseluruhan

2.2.4.1.3 Kecepatan Aliran (v)


Kecepatan maksimum untuk aliran subkritis
dianjurkan pada :
Gambar 2.1 Penampang Saluran  Pasangan batu : 2 m/dt
 Pasangan beton : 3 m/dt
2.2.4.1.1 Rumus Aliran 2.2.4.1.4 Jari-jari hidrolis (R)
Rumus aliran yang digunakan untuk menghitung Agar belokan saluran yang sudah dilining tidak
dimensi saluran pasangan adalah Rumus menimbulkan perubahan aliran air, maka
Manning, yaitu : lengkung jari-jari minimum saluran harus diambil
sekurang-kurangnya 3 kali lebar muka air
V= (1/N) R2/3 I1/2
rencana.
A
R=
P 2.2.4.1.5 Koefisien kekasaranStrikler (k)
Tabel 2.2 Koefisien Kekasaran Strikler (k) untuk
A= (b+mh)h
Saluran Irigasi Pasangan
P= b+2h m3 1 k
Jenis pasangan (m1/3/dt)
Q= v A
Pasangan batu 60
Dimana :
Pasangan beton 70
3
Q = Debit saluran, m /dt
v = Kecepatan aliran, m/dt Pasangan tanah 35 – 45
A = Luas Potongan melintang saluran, m 2
R = Jari-jari hidrolis, m Sumber : KP-03 Bagian Saluran
P = Keliling basah, m
b = Lebar dasar, m 2.2.4.1.6 Kemiringan Talud (m)
h = Tinggi air, m
I = Kemiringan energi (kemiringan Tabel 2.3 Harga- harga Kemiringan Talud Salur
saluran) an Pasangan pada bermaca m-
k = Koefisien kekasaran Strikler, m 1/3/dt macam dasar Tanah
m=Kemiringan talud (1 vertikal : m H<
0,75 m <
Jenis Tanah 0,75
horisontal) m
h < 1,5 m
Lempung pasiran

2.2.4.1.2 Debit Saluran (Q) Tanah pasiran 1 1


kohesif
Debit rencana saluran dihitung dengan
Tanah pasiran lepas 1 1,25
menggunakan rumus umum :
Geluh pasiran, 1 1,5
c.NFR. A
Q lempung berpori
e
Tanah gambut lunak 1,25 1,5
Sumber : KP-03 Bagian Saluran
2.24.1.7 T
Dimana :
Q = Debit rencana, l/dt inggi Jagaan (w)
Tinggi Jagaan minimum yang digunakan pada Qrencana dan kemiringan memanjang yang
saluran pasangan sesuai dengan debit rencana ada (I).
yang dialirkan dapat dilihat pada Tabel dibawah 7. Menghitung dengan cara uji coba secara
ini: berulang untuk mendapatkan kedalaman
aliran
Tabel.2.4 Tinggi Jagaan Untuk Saluran
Pasangan 8. Memeriksa V > Vmaks, dari (7), jika terlalu
Pasangan besar pilihlah kemiringan rencana (1) yang
Q Tanggul (F)
3 (Fl)
(m /dt) M lebih kecil dan diulangi langkah (6) sampai
M
< 0,5 0,40 0,20 dengan (8), dan bila diperlukan

0,5 – 1,5 0,50 0,20 ditambahkan bangunan terjun untuk


memperkecil kemiringan dasar saluran (i)
1,5 – 5,0 0,60 0,25
9. Kontrol balik besarnya Q yang didapat
5,0 – 10,0 0,75 0,30 dengan menggunakan rumus Q = V x A.
10,0 – 15,0 0,85 0,40 Jika besarnya sudah sama atau mendekati
sama dengan nilai koreksi yang mendekati
>15,0 1,00 0,50
nol, maka uji coba dapat dihentikan.
Sumber : KP-03 Bagian Saluran
10. Memilih tinggi jagaan (w) saluran yang

2.2.4.2 Tahapan Perhitungan Saluran dibutuhkan.

V = k x R2/3 x I1/2
A = (b x m x h) x h 2.2.4.4 Gorong-Gorong

P= b+2xh m2 1
R= A
P

Q= vxA
Adapun desain hidraulik untuk saluran yang
ada, secara umum dapat mengikuti tahapan- Gambar 2.3 Gorong-
Gambar gorong
2.2 Talang
tahapan sebagai berikut :
1. Mengumpulkan data pengukuran saluran debit pada gorong-gorong dihitung dengan

yang ada. menggunakan persamaan :

2. Menentukan kemiringan saluran


memanjang (i) berdasarkan hasil ukur long
Q=μA 2 gz
section, sedangkan lebar dasar saluran (b) Dimana :
3
dan kemiringan bagian dalam saluran (m), Q = debit (m /dt)
μ = koefisien debit
berdasarkan hasil ukur cross section. A = luas pipa (m2)
3. Menghitung debit rencana (Q) g = percepatan gravitasi (9,8 m/dt2)
z = kehilangan energi (m)
4. Menentukan koefisien kekasaran Strikler Harga koefisien debit dapat dilihat pada Tabel
5. Menentukan kecepatan maksimum yang berikut :
diijinkan
2/3
6. Menghitung (A.R ) dari persamaan
maksimum Strikler dengan menggunakan
Tabel 2.5 Nilai Koefisien Debit (μ)
Tinggi dasar di
Tinggi dasar di
bangunan
bangunan lebih tinggi
sama dengan
daripada di saluran
di saluran
Μ Ambang Sisi Μ
Sisi
Segi 0,80 Segi Segi 0,72
empat empat empat
0,90 0,76
Bulat Bulat Segi
empat 0,85
Bulat
Bulat

Sumber : KP-03 Bagian Saluran


Gambar 3.1 Skema Jaringan Irigasi Pelangan

3.2 Pengumpulan Data


2.2.4.5 Bangunan Bagi 1. Peta yang terdiri dari peta topografi dan peta
daerah Irigasi di daerah Pelangan
2. Data Skema Jaringan Irigasi Primer dan
Sekunder
3. Data Luas Lahan Iirigasi
4. Data Hidrologi
5. Data Klimatologi
6. Data Curah Hujan
Gambar 2.6 Bangunan Bagi
Data curah hujan yang digunakan adalah data
Rumus yang digunakan untuk menghitung debit
curah hujan selama 19 tahun (1996-2014) yang
yang dialirkan adalah :
diperoleh dari BWS (Balai Wilayah Sungai)
7. Data-Data Teknis Daerah Irigasi Pelangan.
Q=μbxa 2 gxz
8. Laporan-Laporan terdahulu yang dapat
Dimana :
memberikan data dan informasi mengenani
Q = debit yang dialirkan (m3/dt) disain awal Jaringan Irigasi Pelangan dan
μ = koefisien debit (0,80)
b = lebar bukaan (m) riwayat perkembangan.
a = tinggi bukaan (m)
g = percepatan gravitasi (9,8 m/dt) 3.3Analisa Data
z = kehilangan tinggi energi (0,5-0,10 m)
Adapunlangkah-langkah yang dilakukan dalam
3. METODE PENELITIAN penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.1 Lokasi Penelitian 1. Menentukan Curah Hujan setengah bulanan
Penelitian ini dilakukan pada Jaringan Irigasi di selama kurun waktu 19 tahun

Pelangan yang secara administrasi berada di 2. Analisis Data Klimatologi

daerah Pelangan Kecamatan Sekotong Barat Evapotranspirasi merupakan salah satu unsur

Kabupaten Lombok Barat. hidrologi yang sangat penting dalam


keseluruhan proses hidrologi, terutama dalam
perhitungan ketersediaan air Irigasi. Besarnya
Evapotranspirasi dihitung dengan menggunakan
metode Penmann dengan memasukkan data-
data klimatologi yang ada.
3. Analisis Kebutuhan Air Tanaman
Analisis kebutuhan air tanaman bertujuan untuk
mengetahui banyaknya air yang dibutuhkan oleh
masing-masing tanaman.
4. Analisis Hidrolika Saluran Irigasi
Analisis hidrolika saluran bertujuan untuk
menghitung Kecepatan aliran, Debit saluran,
efisiensi irigasi, dan jari-jari hidrolis.
5. Mendisain Rehabilitasi Jaringan Irigasi.
6. Gambar Rencana
7. Menghitung Rencana Anggaran Biaya (RAB)

3.4 Bagan Alir Penelitian

Gambar 4.1 Skema Jaringan DI Pelangan


Hasil dari survey lapangan yang
dilakukan dapat dijelaskan mengenai
kondisi eksisting Jaringan Irigasi
Pelangan sebagai berikut :

4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN


4.1 Kondisi Eksisting DI Pelangan
Tabel 4.1 Matrik Kondisi Eksisting
Jaringan Irigasi Pelangan
4.2 Analisis Hidrologi Dan 4.2.2 Uji Konsistensi Data Curah
Klimatologi Hujan
4.2.1 Data Hujan Salah satu cara yang dilakukan untuk
mendeteksi penyimpangan data hujan
adalah dengan metode RAPS (Rescaled
Adjusted Partial Sums). Metode RAPS
merupakan pengujian konsistensi
dengan menggunakan data dari stasiun
itu sendiri yaitu pengujian dengan
komulatif penyimpangan terhadap nilai
rata-rata dibagi dengan akar komulatif
rerata penyimpangan kuadrat terhadap
nilai reratanya (Sri Harto, 1993).

Persamaan umum yang digunakan


adalah:
n Sumber: Harto (2009:41)
2
( X
i 1
i - X )2
Hasil pengujian konsistensi data hujan
Dy = k =
Q/ n
n dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini.
n R/ n
90% 95% 99% 90% 95% 99%
10
20
1,05
1,10
1,14
1,22
1,29
1,42
1,21
1,34
1,28
1,43
1,38
1,60 1,2,3, … , n Dari hasil pengujian konsistensi dapat
30 1,12 1,24 1,46 1,40 1,50 1,70
40 1,13 1,26 1,50 1,42 1,53 1,74

 X 
50 1,14 1,27 1,52 1,44 1,55 1,78 2
100 1,17 1,29 1,55 1,50 1,62 1,86 k diketahui bahwa data hujan masih
X
>100 1,22 1,36 1,53 1,62 1,75 2,00

i
Sk* = i 1 Sk** = dalam batasan konsisten sehingga data
tersebut dapat digunakan untuk analisis
Sk *
selanjutnya.
 Dy 2
Tabel 4.6 Uji Konsistensi Data Hujan
Metode RAPS

dengan:

n = banyak tahun
Xi = data curah hujan ke- i
X = rata-rata curah hujan
Sk*, Sk**, Dy = nilai statistik

Nilai Statistik ( Q )

**
Q = maks S k
0k  n

Nilai Statistik ( R )

** **
R = maks S k  min S k
0 k  n 0 k  n

Dengan melihat nilai statistik di atas,


maka dicari nilai Q/√n dan R/√n. Hasil
yang diperoleh kemudian dibandingkan n = 19
dengan nilai kritis. Jika hasilnya lebih Dy = 23.32
kecil dari tabel, maka data masih dalam Sk** maks = 2.26
batasan konsisten dan data dapat Sk** min = -1.73
digunakan. Nilai Q dan R dapat dilihat
pada tabel 4.5.
Q R Q = | Sk** maks | = 2.26
Tabel 4.5 Nilai dan
n n R = Sk** maks - Sk** min = 3.99

Q/n 0.52 < 1.10 90% => Data Konsisten


Q/n 0.92 < 1.33 90% => Data Konsisten
Dari hasil uji konsistensi data 
curah hujan dengan metode RAPS W =
ny
dapat disimpulkan bahwa pos hujan
yang digunakan pada studi ini konsisten P
  0.386
atau memenuhi syarat berdasarkan nilai L
kritis yang diijinkan untuk metode RAPS L = 595 - 0.51  T
P = 1013 - 0.1055  E
Q/√ <Q/√ ijin 90 % serta R/√ <R/√  = 2  (0.00738T+0.8072)T -
ijin 90% (pada Tabel 4.5). 0.00116
Rn = Rns - Rn1
Rns = ( 1 -  )Rs
4.2.3 AnalisisEvapotranspirasi
Besaran evapotranspirasi dihitung Rs = ( 0.25 + 0.28 n/N )  Ra

memakai Metode Penman modifikasi Rn1 = f (r)  f (ed)  f(n/N)  Ra

(FAO), dengan masukan data iklim ed = ea  Rh


berikut: letak lintang, temperatur udara,
ea = 33.8639  (( 0.00738  T + 0.8072
kelembaban relatif, kecepatan angin
dan lama penyinaran matahari. ) 8 - 0.000019  (1.8 T + 48 ) +

Persamaan Penman dirumuskan 0.001316 ))


sebagai berikut:
c = 0.68 + 0.0095  Rh max +
ETo = c [ W . Rn + (1-W). f(u). (ea-ed) 0.018125 - 0.068 Ud + 0.013  Ur
]
+ 0.0097  Ud  Ur + 0.43 10-4 

dengan : Rh max  Rs  Ud
Eto : evapotranspirasi tanaman
U 2 Ur
(mm/hari)
Ud =  43.2 1 Ur 
 
W : faktor temperatur
Rn : radiasi bersih (mm/hari)
Ud
f(u) : faktor kecepatan angin
Ur = Un
(ea-ed): perbedaan antara tekanan
uap air pada temperatur
rata-rata
dengan tekanan uap jenuh
air (mbar)
c :faktor perkiraan dari kondisi
musim

dengan :
Analisis Evapotranspirasi metode = 2 × ( 0,00738 × 24,23++ 0,8072 )24,23–
Penman (Modifikasi FAO) Daerah Irigasi 0,0016 = 1,47
Pelangan untuk bulan Januari I adalah d
W= 1013-0,1055 10
d 0,386
sebagai berikut: 595-0,510 Tc

1,27
Diketahui : Elevasi rerata = 1013-0,1055 10
1,47 0,386
595-0,510 24,23
D.Isekotong = + 361,49 m
= 0,0009
Elevasi pos iklim
Tc
f (T) = 11,25 × 1,0133
sekotong = 169 m
= 11,25 × 1,013324,23
= 15,51
0,5
Suhu = 25,38˚C f (ea) = 0,34 – 0,044 × (ed )
0,5
Rh (%) = 97 % = 0,34 – 0,044 × (22,68 )
= 249,76 km/hari = 0,11
Tc (˚C) = T – 0,006 (361,49 – f (n/N)= 0,10 + 0,90 × ( n/Nc ) / 100
169 = 24,23 ˚C = 0,10 + 0,90 × (21)/100
n/Nc (%) = – 0,01 (361,49 – = 0,35

169) Del ( konstantan kemiringan tekanan

= 21,22 – 0,01 (361,49 uap) / (del+ c)del= 1,47 jadi =>

– 169)=21 % 1,47/(1,47+0,485)

U2c = × ( Elv. Rerata = 0,75

daerah irigasi/Elv. Sta. Klimatologi) (1/7) c / (del + c) = 0,485/ (1,47 + 0,485)

= 249,76 × (169/361,49+2) (1/7) =0,25

= 223,87 km/hari Angka Radiasi = 0,75×(328,41/58×(1-

ea= ed × Rh 0,25)

= 22,10 mbar =3,19

Beda tekanan uap = es-ea Radiasi gelombang panjang netto

=21,43- 20,87 = 0,35×0,11 ×15,51×0,75

=0,58 = 0,44
Angka perpindahan angin netto
f (u) = 0,27 ( )
= angka perpindahan angin ×c / (del + c)
= 0,27 ( ) = 0,25×0,0009
= 0,0010ed =Rh×ea)/100 =0,0002
= (97,42×22,10)/100 Jadi Eto ( mm/hari) =Angka Radiasi-
= 22,68 mbar Radiasi gelombang panjang
Tc
d = 2 × ( 0,00738 × Tc + 0,8072 ) – netto+angka perpindahan angina netto
0,0016 Jadi Eto ( mm/hari) = 3,19-0,44+0,0002
=2,75
Eto (mm/15 hari) = 2,75× 15
= 41,26

Dari hasil seluruh perhitungan


dari bulan Januari sampai dengan bulan
Desember diperoleh nilai Eto terbesar
pada bulan oktober I sebesar 4,66
mm/hari dan yang terkecil pada bulan
juni II sebesar 2.66 mm/hari. Hasil
perhitungan untuk seluruhnya dapat
dilihat pada Tabel 4.9.

4.2.4 Analisa Kebutuhan Air


Analisa Kebutuhan Airdimaksudkan
untuk menentukan besarnya kebutuhan
air untuk irigasi dan air minum
penduduk. Sehingga akan dapat
dilakukan simulasi operasional waduk
untuk dalam rangka optimasi embung.
Banyaknya air yang diperlukan oleh
tanaman pada suatu petak sawah
dinyatakan dalam persamaan berikut
(KP Irigasi, 1986) :

NFR = LP + ET c + P + WLR
– Re

dengan :

NFR =kebutuhan air di sawah (mm/hari)


LP =kebutuhan air untuk pengolahan
lahan (mm/hari)
ETc =kebutuhan air tanaman (consumptive
use), mm/hari
WLR =penggantian lapisan air (mm/hari)
P =perkolasi (mm/hari)
Re = curah hujan efektif (mm/hari)
Contoh perhitungan kebutuhan air Irigasi Koefisien rerata Padi
awal tanam Nopember I untuk pola =
tanam Padi – Padi+ Palawija-Palawija =
adalah sebagai berikut: = 1,10
Koefisien tanaman palawija (C2)
Evapotranspirasi (Eto)
= 0,40
= 4,66 mm/hari Koefisien rerata palawija
Evapotranspirasi selama penyiapan =
lahan (Eo) = 1,1 × Eto =
= 5,12 + 2,00 = 0,20
= 7,12 mm/hari Penggunaan konsumtif Padi (ETC1)
k = M × (T/S)
(Untuk Desember I)
= 7,12 × (30/250) = 3,73 x 0,55
= 0,85 mm/hari = 2,05 mm/hari
Jangka waktu penyiapan lahan (T) Penggunaan konsumtif palawija
= 30 hari (ETC2)(Untuk Maret II)
=Eto x Koefisien rerata plj.
Kebutuhan air penyiapan lahan (S) =4,05x 0,81
= Penjenuhan + Lapisan Air = 3,28 mm/hari
= 200 + 50 = 250 mm
NFR Padi
Bilangan alam (e) = Etc + WLR + LP + P – Reff
= 2,718 (Untuk Nopember.I)
= 5,79 mm/hari
Penyiapan lahan (LP) NFR palawija
= Etc – Reff P alawija
= (Untuk Mei II)
= 4,18 mm/hari
= Kebutuhan air di sawah untuk padi
=12,41 mm/hari = NFR padi x 8,64
Curah hujan efektif (R80) = 18,0 (Untuk nopember I)
mm/hari = 0,67 lt/dt/ha
Kebutuhan air di sawah untuk palawija
Curah hujan efektif padi (Reff)= 0,84
= NFR palawija x 0,116
mm/hari (Untuk Mei II)
Curah hujan efektif palawija (Reff) = 0,14 lt/dt/ha
Kebutuhan air di intake untuk padi (DR)
= 3,06 mm/hari
=
Penggantian lapisan air= 3,33 mm/hari
(Untuk Nopember I)
Penggantian lapisan air rerata (WLR)
= 1,03 lt/dt/ha
= Penggantian lapisan air / 2 Kebutuhan air di intake untuk palawija
= 3,33 / 2 (DR) =
= 1,67 mm/hari (Untuk Mei I)
Koefisien tanaman Padi (C1) = 0,74 lt/dt/ha
= 1,10
Dari hasil optimasi didapatkan awal 2 1
V =K R S
3 2
tanam terpilih yakni november 1 dengan
2/3 1/2
DR maksimum sebesar 1.29 lt/dt/ha, V = 60.00 x R *0.0005
luas areal irigasi 137.00 ha dengan
R = A/p (p= keliling basah)= 0.362/p
kapasitas pengambilan 0.18 m3/dt
P = b+2h m  1
DR terpilih 1.29 lt/dt/ha 2
Luas Areal 137
Kapasitas debit 0.18 m3/dt
= 0.5+2x0.40 1  1 = 1.635 m
2

4.3 Rehabilitasi Saluran Irigasi DI R = A/P = 0.362/1.635= 0.312 m


Pelangan
4.2.1 Perhitungan Rehab Saluran 2 1
V =K R S
3 2
Irigasi DI Pelangan
= 60 x 0.3122/3 *0.00051/2
= 0.491 m/det < 3.0 m/dt (Aman)

Q = A V
0.18 m3/det = 0.362 m2 x 0.491 m/det
0.18 m3/det = 0.18 m3/det Oke….

4.2.2 Skema Jaringan Irigasi


Skema jaringan irigasi DI Pelangan
dapat dilihat pada gambar di bawah ini

Perhitungan dimensi saluran dijelaskan


sebagai berikut:
Contoh perhitungan saluran INTAKE-
BP.1
Panjang saluran (l) : 60.50 m
Luas sawah (L) : 137.00 ha
q saluran (DR) : 1.29 lt/dt/ha
3
Q saluran : 0.18 m /dt
Koef. Strikler (k) : 60.00
Gambar 4.15 Skema Jaringan Irigasi Pelangan
Kemiringan saluran (I) : 0.0005
Kemiringan talud (m) :1
Lebar saluran : 0.50 m 4.2.3 Bangunan Bagi
Tinggi jagaan (fb) : 0.20 m Perhitungan
Perhitungan Perhitungan dimensi bangunan bagi
dijelaskan sebagai berikut:
Q = A V
Contoh perhitungan Bangunan BP.1
A =(b x mh)h
A =(0.50 x 1x0.40)x0.40 = 0.362 m2
Data:
Dimensi saluran
Q = 0.177 m3/dt Dimensi bangunan bagi/sadap
b = 0.700 m z = 0.334 x 0.495 = 0.165 m
h = 0.495 m μ = 0.8
fb = 0.200 m
b = 0.500 m
Q 0.177

h1 = 1.71xb 
2
= 1.71x0.70 3 =
2
3

0.279 m
Q
a = xbx (2 x9.81xh)  =
0.5

0.177
0.80 x0.70 x(2 x9.81x0.495) 0.5 = 0.101 m
d = h-h1 = 0.495 – 0.279 =
0.216 m

Elv.1 = Elv.2 – fb = 13.555 – 0.200 =


13.355 m
Elv.2 = 52.00 + h + fb = 12.86 + 0.495
+ 0.20 = 13.555
Elv.3 = Elv. 1- h = 13.555 – 0.495 =
12.860 m
Elv.4 = Elv. 5 – fb = 13.190 + 0.200 =
13.390 m
Elv.5 = Elv. 1 – z = 13.355 – 0.165 =
13.190 m
Elv.6 = Elv. 3 – z = 12.860 – 0.165 =
12.695 m
Elv.7 = Elv. 3 – 0.300 = 12.860 –
0.300 = 12.560
Elv.8 = Elv. 1 – h1 = 13.355 – 0.279 =
13.076 m
Perhitungan dimensi bangunan bagi
selengkapnya dapat dilihat pada tabel
4.17 dan 4.18
4.2.5 Gorong-gorong C = K (A/R)^1/6 = 60.00
(0.07/0.84)^1/6 = 39.91
perhitungan
V = C x (RI)^0.5 = 39.91 (0.84 x
Data:
0.0008) ^0.5 = 1.04 m/dt
Dimensi saluran
Q = 0.057 m3/dt V 1.04
Fr    0.67
b = 0.30 m gh 9.81 0.24
h = 0.24 m
fb = 0.20 m Q = A x V = 0.07 x 1.04 = 0.076
m3/dt
Kehilangan energy

2 2
DHf = (1.04 x 4.00)/(39.91 x 0.84)
= 0.0032
2
Dhmasuk = (0.25 x (1.04 - 1) )/(2 x 9.8) =
0.00002
Dhkeluar = (0.50 x (1.04 - 1)2)/(2 x 9.8) =
0.00003
Perhitungan dimensi bangunan gorong-
gorong selengkapnya dapat dilihat pada
tabel 4.20

4.3Menghitung Rencana Anggaran


Biaya (RAB)
Tabel 4.22. Rekapitulasi Rencana
Anggaran BiayaRehabilitasi
DI Pelangan

Dimensi gorong-gorong
K = 60.00
L = 4.00 m
I = 0.0008
R = 2b+h = (2x0.30) + 0.24 = 0.84
m
A = b x h = 0.30 x 0.24 = 0.07 m2
5. Kesimpulan dan Saran Irigasi Pelangan. Dari itu penulis
5.1 Kesimpulan memberikan beberapa saran sebagai
1. Berdasarkan Survey, Kondisi
berikut:
Jaringan Irigasi Pelangan seluas 137
1. Banyak sekali kerusakan pada
rusak parah pada bangunan
Jaringan Irigasi Pelangan, maka dari itu
pelengkapnya seperti, saluran,
partisipasi masyarakat sangat
bangunan bagi, gorong-gorong,
dibutuhkan terutama masyarakat
bangunan terjun dan bangunan ukur,
setempat untuk menjaga dan
oleh karena itu dirasa sangat perlu
memelihara Jaringan Irigasi pelangan.
untuk direhabilitasi.
2. Diharapkan dengan adanya
2. Berdasarkan Perhitungan,
perencanaan Rehabilitasi Jaringan
Kebutuhan air Irigasi tebesar untuk
Irigasi Pelangan ini, dapat memberikan
Irigasi pelangan adalah 1,29 lt/dt/ha
masukan kepada Instansi terkait untuk
terjadi pada awal tanam November 1
bisa ditindaklanjuti, sehingga areal
dengan pola tanam padi-padi +
Irigasi Pelangan Dapat berfungsu
palawija-palawija dengan kapasitas
kembali.
pengambilan 1,17 m3/dt. Sementara
kebutuhan air terkecil 0,21 lt/dt/ha.
DAFTAR PUSTAKA
3. Berdasarkan perhitungan saluran,
dimensi bangunan primer (b) 0,50 m, Anonim. 1986 Standar Perencanaan
IrigasiKP-01, subdit
(h) 0,60 m, (w) 0,20 m, (m) 1,00 m,
perencanaan Teknis Dirjen
bangunan sekunder (b) 0,40 m, (h) Pengairan
0,52 m (w) 0,20 m, (m) 1,00 m, dan
Anonim. 1986 Standar Perencanaan
bangunan tersier (b) 0,30 m, (h) 0,44 IrigasiKP-03, subdit
m, (w) 0,20 m (m) 1,00 m. perencanaan Teknis Dirjen
Sedangkan dimensi bangunan bagi Pengairan

sadap (b) 0,70 m (h) 0,49 m (w) 0,20, Anonim. 1986 Standar Perencanaan
dan bangunan gorong-gorong (b) IrigasiKP-04, subdit
perencanaan Teknis Dirjen
0,30 m, (h) 0,24 m, (w) 0,20.
Pengairan
4. Total Biaya Konstruksi Rehabilitasi
Jaringan Irigasi Pelangan sebesar Anonim, 2014, Undang-undang no.7
tahun 2014, Tentang Sumber
Rp.6,926,480,000.00. Daya Air, Sekretariat Negara,
Jakarta
5.2. Saran
Anonim, 2014 Peraturan Menteri
Selain kesimpulan yang telah dijabarkan
Republik Indonesia nomor: P.
diatas, beberapa saran diperlukan guna 61/Menhut II/ 2014. Tentang
mendapatkan hasil yang lebih baik pada Pedoman Monitoring dan
perencanaan Rehabilitasi Jaringan
Pengelolaan Daerah Aliran
Sungai.

Imror, 2012. Kajian kebutuhan dan keter


sediaan air pada Jaringan Irigas
Karang Asem.Muhammadiyah
Yogyakarta.

Mahendra, 2015.pengaruh ketersediaan


debit air terhadap pola tanam
daerah irigasi tibunangka di
kecamatan praya timur
kabupaten lombok tengah,
Universitas Mataram

Mawardi, E, 2007, Desain Hidraulik Ban


gunan Irigasi, Alfabeta,
Bandung.

Subarkah, I. 1980. Hidrolika untuk


Perencanaan Banguna Air. Idea
Dharma. Bnadung :

Triatmodjo, B., 1998, Hidrologi Terapan,


Beta Offset,Yogyakarta.

Triatmodjo, B., 1994. Hidrolika II. Beta


Offset, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai