Oleh :
K ARDIANSYAH
FIA 009 076
INTISARI
Sesuai dengan amanat dari Kepmen PU No. 390 Tahun 2007 Tentang Penetapan
Status Daerah Irigasi yang Pengelolaanya menjadi wewenang dan tanggung jawab
Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota, kewenangan pengelolaan
irigasi yang diatur lebih lanjut melalui Kepmen PU No 293tahun 2014 tentang penetapan status
Daerah Irigasi yang Pengelolaannya Menjadi wewenang dan Tanggung Jawab Pemerintah,
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Dari 20 Daerah Irigasi Kewenangan
kabupaten yang ada di kabupaten Lombok Barat, terdapat satu Daerah Irigasi yaitu Daerah Irigasi
Pelangan yang sampai saat ini tidak dapat berfungsi karena telah terjadi banyak kerusakan. akibat
dari tidak beroperasinya Daerah Irigasi di Pelangan maka areal Daerah Irigasi pelangan seluas 137
Ha tidak bisa mendapatkan air irigasi dan harus menggantungan air untuk pertanian dari air hujan.
Untuk melakukan Rehabilitasi Jaringan Irigasi di Pelangan perlu dilakukan survey
Lapangan untuk mengetahui kondisi eksisting jaringan Irigasi, kemudian menganalisis kebutuhan
air irigasi, merencanakan disain rehabilitasi jaringan Irigasi Pelangan dan menghitung Rencana
Anggaran Biaya (RAB) Jaringan Irigasi di Pelangan.
Berdasarkan Survey Lapangan, Kondisi Jaringan Irigasi Pelangan seluas 137Ha rusak
pada bangunan pelengkapnya seperti, saluran, bangunan bagi, gorong-gorong, bangunan terjun dan
bangunan ukur, Berdasarkan Perhitungan, Kebutuhan air Irigasi tebesar untuk Irigasi pelangan
adalah 1,29 lt/dt/ha terjadi pada awal tanam November 1 dengan pola tanam padi-padi + palawija-
palawija dengan kapasitas pengambilan 1,17 m3/dt.Berdasarkan perhitungan saluran, dimensi
bangunan primer (b) 0,50 m, (h) 0,60 m, (w) 0,20 m, (m) 1,00 m, bangunan sekunder (b) 0,40 m,
(h) 0,52 m (w) 0,20 m, (m) 1,00 m, dan bangunan tersier (b) 0,30 m, (h) 0,44 m, (w) 0,20 m (m)
1,00 m. Sedangkan dimensi bangunan bagi sadap (b) 0,70 m (h) 0,49 m (w) 0,20, dan bangunan
gorong-gorong (b) 0,30 m, (h) 0,24 m, (w) 0,20.Total Biaya Konstruksi Rehabilitasi Jaringan
Irigasi Pelangan sebesar Rp.6,926,480,000.00.
Kata kunci : Survey Lapangan, Kebutuhan Air Irigasi, Rencana Rehabilitasi, Rencana Anggaran
Biaya (RAB)
1. PENDAHULUAN perencanaan rehabilitasi Jaringan Irigasi
1.1 Latar Belakang Pelangan ini bisa menjadi acuan dalam kegiatan
Sesuai dengan amanat dari Kepmen PU No. fisik rehabilitasi JaringanIrigasi Pelangan.
390 Tahun 2007 Tentang Penetapan Status
Daerah Irigasi yang Pengelolaanya Menjadi
Wewenang dan Tanggung Jawab 1.2 Tujuan Penelitian
Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Adapun Tujuan yang ingin dicapai dari Skripsi ini
Pemerintah Kabupaten/Kota, kewenangan adalah :
pengelolaan irigasi yang diatur lebih lanjut 1. Menginventarisir kondisi eksisting
melalui Kepmen PU No 293 tahun 2014 tentang sarana dan prasarana Jaringan Irigasi
Penetapan Status Daerah Irigasi yang di Pelangan?
Pengelolaannya Menjadi Wewenang dan 2. MenghitungBerapakah kebutuhan Air
Tanggung Jawab Pemerintah, Pemerintah Irigasi di Pelangan ?
Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota. 3. Merencanakan Detail Rehabilitasi
Kabupaten Lombok Barat, terdiri dari 20 Jaringan Irigasi berdasarkan
Daerah irigasi kewenangan Kabupaten yang persyaratan Teknis?
terbagi dalam 3 Wilayah Kepengamatan yaitu 4. Menghitung Berapakah Rencana
Pengamat Narmada, Pengamat Gunungsari dan Anggaran Biaya (RAB) Rehabilitasi
Pengamat Kediri. Jaringan Irigasi di Pelangan?
Dari 20 Daerah irigasi Kewenangan kabupaten
yang ada di kabupaten Lombok Barat, terdapat 1.5 Batasan Masalah
satu daerah irigasi yaitu Daerah Irigasi Pelangan Agar pembahasan lebih terarah maka
yang sampai saat ini tidak dapat berfungsi diperlukan batasan masalah untuk mencegah
karena telah terjadi banyak kerusakan- melebarnya lingkup permasalahan. Adapun
kerusakan seperti, pintu pengatur hilang, batasan permasalahanya adalah sebagai berikut
sedimentasi pada bangunan sadap di hulu/ hilir, :
sedimentasi pada bangunan pembawa serta 1. Hanya Menginventarisir kerusakan –
sayap saluran dan bangunan ditumbuhi semak- kerusakan JaringanIrigasi saja.
semak, kerusakan parah pada beberapa 2. Hanya merencanakan Rehabilitasi
bangunan talang dan bangunan bagi serta Jaringan Irigasi seperti, Saluran,
banyak lagi kerusakan-kerusakan lainnya. akibat Bangunan Bagi, Bangunan Sadap dan
dari tidak beroperasinya daerah Irigasi di bangunan pelengkap lainnya.
Pelangan maka areal daerah irigasi pelangan 3. Tidak membahas masalah Bendung.
seluas 108 Ha tidak bisa mendapatkan air irigasi 4. Menghitung Rencana Anggaran Biaya
dan harus menggantungan air untuk pertanian (RAB)
dari air hujan. Hal ini menyebabkan tingkat
produktivitas pertanian di Kecamatan Sekotong 2. DASAR TEORI
juga menurun tajam. Melihat hal tersebut maka 2.1 Tinjauan Pustaka
dirasa perlu dan sangat dibutuhkan suatu Guntur (2012) melakukan penelitian
Perencanaan Rehabilitasi Jaringan Irigasi tentang menganalisis kebutuhan air di sawah
Pelangan sehingga nantinya diharapkan produk dengan ketersediaan di daerah irigasi batang
Anai serta merencanakan bangunan pelengkap setengah bulan ke 2 februari dan setengah
disepanjang saluran irigasi. Hasil penelitian bualan ke 2 bulan juni serta setengah bulan ke 1
menunjukkan bahwa berdasarkan grafik neraca bulan Juli sebesar 0,00 m 3/dtk. Ketersediaan
air dapat dikombinasikan : pada alternatif 1 debit setengah bulanan rata-rata di intake per
terlihat kebutuhan bersih air di sawah bulan terbesar pada setengah bulan ke 1 bulan
3
maksimum (Netto Field Requirement/ N.F.R) februari sebesar 11,82 m /dtk sedangkan
sebesar 0,783 ltr/dtk/Ha, hasil dimensi terkecil pada setengah bulan ke 1 pada bulan
3
bangunan primer didapat dengan nilai (b) 1,50 oktober sebesar 1,51 m /dtk. Dengan pola
m, (h) 0,80 m, (w) 0,20 m, (m) 1.50 m. tanam Padi-Padi (Varietes unggul FAO) –
bangunan sekunder (b) 0,70 m, (h) 0,04 m, (w) Palawija ( Jagung), kebutuhan air di Daerah
0,20 m, (m) 1 m. Bangunan Tersier (b) 0,55 m, Irigasi Pijenan masih dapat dilayani dengan
(h) 0,37 m, (w) 0,40 m, (m) 1 m. Sedangkan ketersediaan yang ada.
bangunan pelengkap terdapat Sebanyak :
2.2 Landasan Teori
Bangunan bagi sadap sebanyak 1 lokasi,
2.2.1 Evapotranspirasi
bangunan sadap sebanyak 7 lokasi, bangunan
Peristiwa berubahnya air menjadi uap
Terjun 1 Lokasi, bangunan talang 1 (satu)
dan bergeraknya dari permukaan tanah ke
lokasi, bangunan gorong-gorong 14 lokasi.
udara disebut evaporasi (penguapan).Peristiwa
Imron (2012), melakukan penelitian
penguapan dari tanaman disebut transpirasi.Bila
tentang kajian kebutuhan dan ketersediaan air
kedua-duanya terjadi bersama-sama disebut
pada jaringan irigasi karangasem. Hasil
evapotranspirasi.
penelitian tersebut adalah sebagai berikut: Nilai
Jumlah kadar air yang hilang dari tanah oleh
Evapotranspirasi (Eto) terbesar bulan oktober
transpirasi tergantung pada (Soemarto, 1986) :
sebesar 5,474 mm/hari, sedangkan nilai Eto
1. Adanya persediaan air yang cukup (hujan
terkecil pada bulan juni sebesar 3,392 mm/hari.
dan lain-lain),
Consumtive Use (Etc) untuk tanaman padi pada
2. Faktor-faktor iklim seperti suhu,
awal masa tanam (penyiapan lahan) merupakan
kelembaban dan lain-lain,
nilai Etc terbesar mendekat masa panen nilai
3. Tipe dan cara kultivasi tumbuh-
Etc akan menurun. Nilai Etc untuk tanaman padi
tumbuhan.
terbesar pada setengah bulan ke 1 dan 2 bulan
Evapotranspirasi merupakan faktor yang sangat
November sebesar 12,82 mm/hari sedangkan
penting dalam studi pengembangan sumber
nilai Etc untuk tanaman palawija terbesar pada
daya air dan sangat mempengaruhi debit
setengah bulan ke 2 bulan oktober sebesar 5,39
sungai, kapasitas waduk dan penggunaan
mm/hari. Curah hujan setengah bulanan rata-
konsumtif (consumptive use) untuk tanaman.
rata terbesar pada setengah bualan 1 dan 2
bulan desember sebesar 340,00 mm/hari, 2.2.2.1 Evapotranspirasi Terbatas
sedangkan curah hujan bulanan rata-rata Evapotranspirasi terbatas adalah
terkecil pada setengah bulan 1 dan 2 bulan evapotranspirasi aktual dengan
agustus sebesar 4,80 mm/hari. Kebutuhan air mempertimbangkan kondisi vegetasi dan
total terbesar pada setengah bulan 1 dan 2 permukaan tanah serta frekuensi curah hujan.
bulan November sebesar 3,14 mm/dtk, Curah hujan (P) yang diambil yaitu curah hujan
sedangkan kebutuhan air total terkecil pada
bulanan dan jumlah hari hujan (n) = jumlah hari NFR = Kebutuhan air bersih lapangan
(mm/hari).
hujan pada bulan yang bersangkutan.
NFR = NFR (l/dt/ha).
Metode Penmann memberikan formulasi untuk DR = Kebutuhan air di tempat pengambilan
(l/dt/ha)
menghitung besarnya evapotranspirasi yaitu :
Selanjutnya untuk mengetahui nilai Etc
ETo = c [ W . Rn + (1-W). f(u). (ea-ed) ] tanaman tertentu maka Eto dikalikan dengan
Dengan : nilai Kc yakni koefisien tanaman yang
Eto : evapotranspirasi tanaman (mm/hari) tergantung pada jenis tanaman dan tahap
W : faktor temperatur pertumbuhan . nilai Kc tersedia untuk setiap
Rn : radiasi bersih (mm/hari) tanaman .
f(u) : faktor kecepatan angin
Etc = Kc x Eto
(ea-ed): perbedaan antara tekanan uap air
pada temperatur rata-rata Dimana:
dengan tekanan uap jenuh air (mbar)
Etc= Consumtive Use
c :faktor perkiraan dari kondisi musim Kc= Koefisien Tanaman
2.2.3 Analisis Kebutuhan Air Eto = Evapotranspirasi
DR = NFR / E
dimana :
`c = koefisien pengurangan karena
adanya sistem golongan
NFR= Kebutuhan bersih (netto) air di
sawah, m.l/dt.ha
A = Luas daerah yang diairi, Ha
e = Efisiensi irigasi secara
keseluruhan
V = k x R2/3 x I1/2
A = (b x m x h) x h 2.2.4.4 Gorong-Gorong
P= b+2xh m2 1
R= A
P
Q= vxA
Adapun desain hidraulik untuk saluran yang
ada, secara umum dapat mengikuti tahapan- Gambar 2.3 Gorong-
Gambar gorong
2.2 Talang
tahapan sebagai berikut :
1. Mengumpulkan data pengukuran saluran debit pada gorong-gorong dihitung dengan
daerah Pelangan Kecamatan Sekotong Barat Evapotranspirasi merupakan salah satu unsur
X
50 1,14 1,27 1,52 1,44 1,55 1,78 2
100 1,17 1,29 1,55 1,50 1,62 1,86 k diketahui bahwa data hujan masih
X
>100 1,22 1,36 1,53 1,62 1,75 2,00
i
Sk* = i 1 Sk** = dalam batasan konsisten sehingga data
tersebut dapat digunakan untuk analisis
Sk *
selanjutnya.
Dy 2
Tabel 4.6 Uji Konsistensi Data Hujan
Metode RAPS
dengan:
n = banyak tahun
Xi = data curah hujan ke- i
X = rata-rata curah hujan
Sk*, Sk**, Dy = nilai statistik
Nilai Statistik ( Q )
**
Q = maks S k
0k n
Nilai Statistik ( R )
** **
R = maks S k min S k
0 k n 0 k n
dengan : Rh max Rs Ud
Eto : evapotranspirasi tanaman
U 2 Ur
(mm/hari)
Ud = 43.2 1 Ur
W : faktor temperatur
Rn : radiasi bersih (mm/hari)
Ud
f(u) : faktor kecepatan angin
Ur = Un
(ea-ed): perbedaan antara tekanan
uap air pada temperatur
rata-rata
dengan tekanan uap jenuh
air (mbar)
c :faktor perkiraan dari kondisi
musim
dengan :
Analisis Evapotranspirasi metode = 2 × ( 0,00738 × 24,23++ 0,8072 )24,23–
Penman (Modifikasi FAO) Daerah Irigasi 0,0016 = 1,47
Pelangan untuk bulan Januari I adalah d
W= 1013-0,1055 10
d 0,386
sebagai berikut: 595-0,510 Tc
1,27
Diketahui : Elevasi rerata = 1013-0,1055 10
1,47 0,386
595-0,510 24,23
D.Isekotong = + 361,49 m
= 0,0009
Elevasi pos iklim
Tc
f (T) = 11,25 × 1,0133
sekotong = 169 m
= 11,25 × 1,013324,23
= 15,51
0,5
Suhu = 25,38˚C f (ea) = 0,34 – 0,044 × (ed )
0,5
Rh (%) = 97 % = 0,34 – 0,044 × (22,68 )
= 249,76 km/hari = 0,11
Tc (˚C) = T – 0,006 (361,49 – f (n/N)= 0,10 + 0,90 × ( n/Nc ) / 100
169 = 24,23 ˚C = 0,10 + 0,90 × (21)/100
n/Nc (%) = – 0,01 (361,49 – = 0,35
– 169)=21 % 1,47/(1,47+0,485)
ea= ed × Rh 0,25)
=0,58 = 0,44
Angka perpindahan angin netto
f (u) = 0,27 ( )
= angka perpindahan angin ×c / (del + c)
= 0,27 ( ) = 0,25×0,0009
= 0,0010ed =Rh×ea)/100 =0,0002
= (97,42×22,10)/100 Jadi Eto ( mm/hari) =Angka Radiasi-
= 22,68 mbar Radiasi gelombang panjang
Tc
d = 2 × ( 0,00738 × Tc + 0,8072 ) – netto+angka perpindahan angina netto
0,0016 Jadi Eto ( mm/hari) = 3,19-0,44+0,0002
=2,75
Eto (mm/15 hari) = 2,75× 15
= 41,26
NFR = LP + ET c + P + WLR
– Re
dengan :
Q = A V
0.18 m3/det = 0.362 m2 x 0.491 m/det
0.18 m3/det = 0.18 m3/det Oke….
h1 = 1.71xb
2
= 1.71x0.70 3 =
2
3
0.279 m
Q
a = xbx (2 x9.81xh) =
0.5
0.177
0.80 x0.70 x(2 x9.81x0.495) 0.5 = 0.101 m
d = h-h1 = 0.495 – 0.279 =
0.216 m
2 2
DHf = (1.04 x 4.00)/(39.91 x 0.84)
= 0.0032
2
Dhmasuk = (0.25 x (1.04 - 1) )/(2 x 9.8) =
0.00002
Dhkeluar = (0.50 x (1.04 - 1)2)/(2 x 9.8) =
0.00003
Perhitungan dimensi bangunan gorong-
gorong selengkapnya dapat dilihat pada
tabel 4.20
Dimensi gorong-gorong
K = 60.00
L = 4.00 m
I = 0.0008
R = 2b+h = (2x0.30) + 0.24 = 0.84
m
A = b x h = 0.30 x 0.24 = 0.07 m2
5. Kesimpulan dan Saran Irigasi Pelangan. Dari itu penulis
5.1 Kesimpulan memberikan beberapa saran sebagai
1. Berdasarkan Survey, Kondisi
berikut:
Jaringan Irigasi Pelangan seluas 137
1. Banyak sekali kerusakan pada
rusak parah pada bangunan
Jaringan Irigasi Pelangan, maka dari itu
pelengkapnya seperti, saluran,
partisipasi masyarakat sangat
bangunan bagi, gorong-gorong,
dibutuhkan terutama masyarakat
bangunan terjun dan bangunan ukur,
setempat untuk menjaga dan
oleh karena itu dirasa sangat perlu
memelihara Jaringan Irigasi pelangan.
untuk direhabilitasi.
2. Diharapkan dengan adanya
2. Berdasarkan Perhitungan,
perencanaan Rehabilitasi Jaringan
Kebutuhan air Irigasi tebesar untuk
Irigasi Pelangan ini, dapat memberikan
Irigasi pelangan adalah 1,29 lt/dt/ha
masukan kepada Instansi terkait untuk
terjadi pada awal tanam November 1
bisa ditindaklanjuti, sehingga areal
dengan pola tanam padi-padi +
Irigasi Pelangan Dapat berfungsu
palawija-palawija dengan kapasitas
kembali.
pengambilan 1,17 m3/dt. Sementara
kebutuhan air terkecil 0,21 lt/dt/ha.
DAFTAR PUSTAKA
3. Berdasarkan perhitungan saluran,
dimensi bangunan primer (b) 0,50 m, Anonim. 1986 Standar Perencanaan
IrigasiKP-01, subdit
(h) 0,60 m, (w) 0,20 m, (m) 1,00 m,
perencanaan Teknis Dirjen
bangunan sekunder (b) 0,40 m, (h) Pengairan
0,52 m (w) 0,20 m, (m) 1,00 m, dan
Anonim. 1986 Standar Perencanaan
bangunan tersier (b) 0,30 m, (h) 0,44 IrigasiKP-03, subdit
m, (w) 0,20 m (m) 1,00 m. perencanaan Teknis Dirjen
Sedangkan dimensi bangunan bagi Pengairan
sadap (b) 0,70 m (h) 0,49 m (w) 0,20, Anonim. 1986 Standar Perencanaan
dan bangunan gorong-gorong (b) IrigasiKP-04, subdit
perencanaan Teknis Dirjen
0,30 m, (h) 0,24 m, (w) 0,20.
Pengairan
4. Total Biaya Konstruksi Rehabilitasi
Jaringan Irigasi Pelangan sebesar Anonim, 2014, Undang-undang no.7
tahun 2014, Tentang Sumber
Rp.6,926,480,000.00. Daya Air, Sekretariat Negara,
Jakarta
5.2. Saran
Anonim, 2014 Peraturan Menteri
Selain kesimpulan yang telah dijabarkan
Republik Indonesia nomor: P.
diatas, beberapa saran diperlukan guna 61/Menhut II/ 2014. Tentang
mendapatkan hasil yang lebih baik pada Pedoman Monitoring dan
perencanaan Rehabilitasi Jaringan
Pengelolaan Daerah Aliran
Sungai.