Anda di halaman 1dari 9

PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN DI SD

PETA KONSEP DAN RESUME MODUL 3 DAN 4

TUTOR PENGAMPU
EPI SAPITRI, M.Pd

DI SUSUN OLEH
ANISA SYAFARIN
856230485

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ PADANG
POKJAR SITIUNG
2021
MODUL 3

PROSEDUR PENGEMBANGAN
KURIKULUM

PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN LANGKAH-LANGKAH


KURIKULUM PENGEMBANGAN KURIKULUM

PRINSIP KHUSUS PENGEMBANGAN


PRINSIP UMUM PENGEMBANGAN KOMPONEN KURIKULUM ANALISIS DAN DIAGNOSIS
KURIKULUM KEBUTUHAN

PRINSIP YANG BERKENAN


PRINSIP BERORIENTASI PADA DENGAN TUJUAN
PENDIDIKAN PERUMUSAN TUJUAN
TUJUAN/KOMPETENSI

PRINSIP YANG BERKENAN DENGAN PEMILIHAN DAN


PRINSIP KONTINUITAS
ISI PEMILIHAN PENDIDIKAN PENGORGANISASIAN MATERI

PRINSIP YANG BERKENAN DENGAN


PEMILIHAN DAN PENGORGANISASIAN
PRINSIP FLEKSIBILITAS PEMILIHAN PROSES BELAJAR PENGALAMAN BELAJAR
MENGAJAR

PRINSIP YANG BERKENAN DENGAN


PRINSIP INTEGRITAS PEMILIHAN MEDIA DAN ALAT PENGEMBANGAN EVALUASI
PENGAJARAN

PRINSIP YANG BERKENAN DENGAN


PENILAIAN
MODUL 3
PROSEDUR PENGEMBANGAN KURIKULUM

KB 1 PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM


A. PRINSIP UMUM PENGEMBANGAN KURIKULUM
1. Prinsip Berorientasi Pada Tujuan/Materi
Prinsip berorientasi pada tujuan menuntut setiap komponen yang dikembangkan dalam pengembangan
kurikulum harus mengacu pada tujuan.
2. Prisip kontinuitas
Prinsip kontinuitas berkenan dengan adanya kesinambungan materi pelajaran antar berbagai jenis dan
jenjang sekolah serta antar tingkat kelas.
3. Prinsip fleksibilitas
Prinsip fleksibilitas berkenan dengan kebebasan/keluwesan yang dimiliki guru dalam
mengimplementasikan kurikulum dan adanya alternatif pilihan program pendidikan bagi siswa sesuai
minat dan bakatnya.
4. Prinsip integritas
Prinsip integritas menuntut kurikulum untuk mampu membentuk manusia yang utuh.
Untuk membentuk manusia yang utuh, kurikulum diharapkan dapat mengembangkan keterampilan
hidup (life skills) yang meliputi :
a. Keterampilan mengenal diri sendiri (self awareness) atau keterampilan personal (personal skills).
b. Keterampilan berpikir rasional (thingking skills)
c. Keterampilan sosial (social skills)
d. Keterampilan akademik (academic skills)
e. Keterampilan vokasional (vocational skills)

Sementara itu, sehubungan dengan pengembangan KTSP disekolah/madrasah yang tertulis dalam Buku
Panduan Penyusunan KTPS dari BSNP bahwa penyusunan KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip
sebagai berikut :
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk
mengembangkan potensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
2. Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi
daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan
agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar sadar bahwa ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni berkembang
secara dinamis.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan untuk menjamin
relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan,
dunia usaha dan dunia kerja.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
Subtansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan, dan mata
pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik
yang berlangsung sepanjang hayat.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk
membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

B. PRINSIP KHUSUS PENGEMBANGAN KOMPONEN KURIKULUM


1. Prinsip yang berkenan dengan tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan mencakup tujuan yang bersifat umum atau jangka panjang, jangka menengah dan
jangka pendek
2. Prinsip yang berkenan dengan pemilihan isi pendidikan
Beberapa pertimbangan yang perlu dilakukan untuk menentukan isi kurikulum, antara lain :
a. Perlu penjabaran tujuan pendidikan/pengajaran ke dalam pembuatan hasil belajar yang khusus
dan sederhana
b. Isi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap dan keterampilan.
c. Unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan sistematis.
3. Prinsip berkenan dengan pemilihan proses belajar mengajar
Untuk menentukan kegiatan proses belajar mengajar apa yang akan dilakukan hendaknya
memperhatikan hal-hal berikut :
a. Apakah metode/teknik tersebut dapat menciptakan kegiatan untuk mencapai tujuan kognitif,
efektif dan psikomotor ?
b. Apakah metode/teknik belajar mengajar yang digunakan cocok untuk mengajarkan bahan
pelajaran ?
c. Apakah metode/teknik tersebut dapat memberikan urutan kegiatan yang bertingkat-tingkat ?
d. Apakah metode/teknik tersebut lebih mengaktifkan siswa atau mengaktifkan guru atau
keduanya ?
e. Apakah metode/teknik tersebut memberikan kegiatan yang bervariasi sehingga dapat melayani
perbedaan individual siswa ?
f. Apakah metode/teknik tersebut mendorong berkembangnya kemampuan baru ?
g. Apakah metode/teknik tersebut menimbulkan jalinan kegiatan belajar di sekolah dan dirumah,
juga mendorong penggunaan sumber belajar yang ada dirumah dan di masyarakat ?
4. Prinsip berkenan dengan pemilihan media dan alat pengajaran
Untuk mewujudkan proses belajar mengajar yang baik perlu didukung oleh penggunaan media dan
alat bantu pembelajaran yang tepat.
5. Prinsip berkenan dengan penilaian
Penilaian merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pembelajaran. Setidaknya ada 3 fase yang
harus diperhatikan ketika alat membuat alat penilaian yaitu, ketika merencanakan alat penilaian,
menyusun alat penilaian, dan mengelola hasil penilaian.

KB 2 LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN KURIKULUM


A. ANALISIS DAN DIAGNOSIS KEBUTUHAN
Langkah pertama dalam pengembangan kurikulum adalah menganalisis dan mendiagnosis kebutuhan. Alat
kebutuhan dapat dilakukan dengan mempelajari 3 hal, yaitu kebutuhan siswa, tuntunan masyarakat/dunia
kerja, dan harapan-harapan dari pemerintah. Sementara itu, tuntutan masyarakat dan dunia kerja dapat
dianalisis dari berbagai kemajuan yang ada di masyarakat dan prediksi-prediksi kemajuan masyarakat
dimasa yang akan datang.
Hasil dari kegiatan analisis dan diagnosis kebutuhan ini adalah deskripsi kebutuhan sebagai bahan yang
akan dijadikan masukan bagi pengembangan aspek tujuan sebagai langkah berikutnya dalam
pengembangan kurikulum.

B. PEMUTUSAN TUJUAN
Tujuan-tujuan dalam pengembangan kurikulum berhierarki, mulai dari tujuan yang paling umum sampai
pada tujuan-tujuan yang lebih khusus dan operasional. Hierarki tujuan tersebut meliputi : tujuan
pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler, dan tujuan instruksional.

C. PEMILIHAN DAN PENGORGANISASIAN MATERI


Dalam hal penyusunan bahan pelajaran dikenal ada istilah scope dan sequence.
Scope materi kurikulum sebenarnya agak sulit untuk disusun, karena setidaknya ada 2 hal, yaitu :
1. Materi suatu ilmu berkembang dan bertambah setiap waktu.
2. Belum ada kriteria yang pasti tentang materi yang perlu diajarkan dan pengorganisasian bahan-bahan
yang dapat diterima oleh semua pihak.

Sequence materi kurikulum dapat disusun dengan mempertimbangkan setidaknya ada 3 hal yaitu, struktur
disiplin ilmu, taraf perkembangan siswa, dan pembagian materi kurikulum berdasarkan tingkatan kelas.

D. PEMILIHAN DAN PENGORGANISASIAN PENGALAMAN BELAJAR


Pengorganisasian pengalaman belajar dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan variasi pendekatan, strategi, metode dan teknik.

E. PENGEMBANGAN EVALUASI
Pengembangan alat evaluasi dimaksudkan untuk menelaah kembali apakah kegiatan yang telah dilakukan
itu sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
MODUL 4

KURIKULUM
BERBASIS
KEMPETENSI

KONSEP IMPLIKASI
DASAR PENERAPAN
KURIKULUM KURIKULUM
BERBASIS BERBASIS
KOMPETENSI KOMPETENSI

PENGERTIAN KARAKTERISTIK PRINSIP PERAN GURU IMPLEMENTASI


IMPLIKASI
PENGEMBANGAN
MANAJEMEN KURIKULUM KURIKULUM DALAM KBK MELALUI
KURIKULUM
BERBASIS BERBASIS BERBASIS PENGELOLAAN PEMBELAJARAN
BERBASIS
SEKOLAH KOMPETENSI KOMPETENSI PEMBELAJARAN TERPADU
KOMPETENSI
MODUL 4
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

KB 1
KONSEP DASAR KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
A. IMPLIKASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) atau School Based Management (SBM) adalah model pengelolaan
yang memberikan otonomi atau kemandirian kepada sekolah dan mendorong pengambilan keputusan
partisipatif yang melibatkan secara langsung semua warga sekolah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Manajemen berbasis sekolah ini bertujuan :
1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola dan
memberdayakan sumber daya yang tersedia.
2. meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan melalui
pengambilan keputusan bersama.
3. meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orang tua, sekolah dan pemerintah tentang mutu sekolah; serta
4. meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah dalam mencapai mutu pendidikan yang di harapkan.

Pelaksanaan manajemen berbasis sekolah dilapangan memiliki beberapa prinsip umum yang patut dijadikan
pijakan agar mencapai tujuan yang diharapkan. Prinsip-prinsip umum tersebut diantaranya adalah :
1. Profesionalisme, artinya bahwa pelaksanaan manajemen berbasis sekolah menuntut profesionalisme berbagai
komponen pendidikan, seperti : pengelola, praktisi, dan profesionalisme dewan sekolah.
2. Pembagian kewenangan (power sharing), artinya bahwa pelaksanaan manajemen berbasis sekolah harus
berlandaskan pada pembagian kekuasaan/kewenangan sesuai dengan fungsi dan peranannya masing-masing.
3. Pencapaian mutu pendidikan, artinya bahwa penerapan manajemen berbasis sekolah harus memiliki visi dan
misi yang sesuai dengan jenjang sekolah.
4. Pertisipasi masyarakat, artinya bahwa pelaksanaan manajemen berbasis sekolah menuntut adanya
keterlibatan dan tanggung jawab semua pihak yang terkait.
5. Transparansi, artinya manajemen berbasis sekolah harus berpijak pada keterbukaan dalam pengelolaan, baik
secara fisik maupun non fisik.
6. Pembentukan dewan sekolah, artinya bahwa dalam implementasi manajemen berbasis sekolah setiap sekolah
harus membentuk dewan sekolah (DS) sebagai institusi penopang keberhasilan visi dan misi sekolah.

B. PENGERTIAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI


Kurikulum 2004 yang dikenal sebagai kurikulum berbasis kompetensi, berisi tentang standar kompetensi (SK)
dan kompetensi dasar (KD) yang harus dicapai oleh peserta didik melalui materi pokok dan indikator
pencapaian hasil belajar yang telah ditetapkan. Kurikulum ini dikembangkan berdasarkan pemikiran-pemikiran
selektif yang mengadopsi dan mengompromikan unsur-unsur, nilai-nilai dan praktik-praktik dari berbagai
pendekatan. Kurikulum berbasis kompetensi berorientasikan pada perluasan wawasan ilmu pengetahuan,
teknilogi, dan budaya sebagai salah satu usaha untuk mempertahankan integritas bangsa melalui pembentukan-
pembentukan individu yang cerdas, religius, toleran, mandiri dan berdisiplin serta menjunjung tinggi moral
dalam pergaulan antar sesama.
Kompetisi dasar terdiri dari :
a. Kompetisi Akademik, artinya peserta didik harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengatasi
tantangan dan persoalan hidup secara independen.
b. Kompetisi Okupasional, artinya peserta didik harus memiliki kesiapan dan mampu beradaptasi terhadap
dunia kerja.
c. Kompetisi Kultural, artinya peserta didik harus mampu menempatkan diri sebaik-baiknya dalam sistem
budaya dan tata nilai masyarakat yang pluralistik.
d. Kompetisi Temporal, artinya peserta didik tetap eksis dalam menjalani kehidupannya, serta mampu
memanfaatkan ketiga kemampuan dasar yang telah dimiliki sesuai dengan perkembangan zaman.

Keterampilan hidup bukan sekedar keterampilan manual dan bukann pula keterampilan untuk bekerja akan
tetapi, mencakup 5 kategori, sbb :
1. keterampilan personal, berkaitan dengan penghayatan diri sebagai mahkluk Tuhan Yang Maha Esa, anggota
masyarakat dan warga negara serta menyukuri dan menyadari kelebihan dan kekuarangan yang dimiliki dan
menjadikannya model dalam upaya meningkatkan diri sebagai individu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri
maupun bagi orang lain dan lingkungannya.
2. Keterampilan berpikir rasional, meliputi keterampilan menggali dan menemukan informasi, dan keterampilan
dalam mengelola dan menetapkan keputusan, serta keterampilan dalam memecahkan permasalahan hidup
secara kreatif.
3.Keterampilan sosial atau keterampilan interpersonal meliputi keterampilan berkomunikasi, keterampilan
bekerja sama untuk menumbuhkan hubungan yang harmonis antara individu yang satu dengan individu yang
lain.
4. Keterampilan akademik berkaitan dengan kemampuan berpikir ilmiah.
5. Keterampilan vokasional merupakan keterampilan yang dikaitkan dengan bidang pekerjaan tertentu yang ada
di masyarakat.

C. KARAKTERISTIK KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI


Kurikulum berbasis kompetensi memberi makna bahwa proses pendidikan harus mampu mengantarkan peserta
didik untuk menguasai kemampuan yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Menurut Boediono (2002), kurikulum berbasis kompetisi terdiri atas 4 komponen utama, yaitu :
1. Framework kurikulum dan hasil belajar.
2. Framework penilaian berbasis kerja.
3. Framework kegiatan belajar mengajar.
4. Framework pengelolaan kurikulum berbasis sekolah.

D. PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETISI


1. Iman dan taqwa, nilai dan berbudi pekerti.
2. Ketahanan dan integritas bangsa.
3. Keberseimbangan.
4. Berorientasi global.
5. Berbasis teknologi informasi
6. Berorientasi pada kecakapan hidup.
7. Berorientasi pada siswa.
8. Berkesinambungan.
9. Berorientasi pada proses dan hasil.
KB 2
IMPLIKASI PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
A. PERAN GURU DALAM PENGELOLAAN PEMBELAJARAN
Dalam kurikulum berbasis kompetensi ini, seorang guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan
kualitas dan kuantitas pengajarannya. Guru harus mampu menjabarkan secara rinci setiap kompetisi rumpun
pelajaran, yaitu merumuskan tujuan, metode, langkah-langkah, dan mampu memotivasi siswa untuk proaktif
dalam mendapatkan pengetahuan. Dalam hal ini guru berperan sebagai pemberi dorongan atau motivator.
KBK menuntut guru untuk lebih menaruh perhatian terhadap keberadaan dan kebutuhan siswanya sehingga ia
merasa dihargai sebagai seorang individu. Guru harus mampu menumbuhkan rasa percaya diri dalam diri siswa
agar kelak mampu menghadapi segala tantangan yang menghadang. Selain itu, dalam pembelajaran yang
berpedoman kepada kurikulum berbasis kompetensi seorang guru hendaknya memiliki keterampilan untuk
menciptakan dan memeilihara kondisi belajar yang kondusif.
Peran guru dalam pengelolaan pembelajaran yang berpedoman dalam KBK adalah sebagai pengamat. Ia
memberi kebebasan yang bertanggung jawab kepada siswa untuk berkembang melalui caranya sendiri melalui
metode pembelajaran tertentu.

B. IMPLEMENTASI KBK MELALUI PEMBELAJARAN TERPADU


Pembelajaran terpadu merupakan salah satu contoh model pembelajaran yang menekankan pada satu kesatuan
konsep. Melalui pembelajaran terpadu siswa dapat mengetahui hubungan keterkaitan antara suatu konsep atau
bahan pelajaran lain.

Anda mungkin juga menyukai