TUTOR PENGAMPU
EPI SAPITRI, M.Pd
DI SUSUN OLEH
ANISA SYAFARIN
856230485
PROSEDUR PENGEMBANGAN
KURIKULUM
Sementara itu, sehubungan dengan pengembangan KTSP disekolah/madrasah yang tertulis dalam Buku
Panduan Penyusunan KTPS dari BSNP bahwa penyusunan KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip
sebagai berikut :
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk
mengembangkan potensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
2. Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi
daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan
agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar sadar bahwa ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni berkembang
secara dinamis.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan untuk menjamin
relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan,
dunia usaha dan dunia kerja.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
Subtansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan, dan mata
pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik
yang berlangsung sepanjang hayat.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk
membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
B. PEMUTUSAN TUJUAN
Tujuan-tujuan dalam pengembangan kurikulum berhierarki, mulai dari tujuan yang paling umum sampai
pada tujuan-tujuan yang lebih khusus dan operasional. Hierarki tujuan tersebut meliputi : tujuan
pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler, dan tujuan instruksional.
Sequence materi kurikulum dapat disusun dengan mempertimbangkan setidaknya ada 3 hal yaitu, struktur
disiplin ilmu, taraf perkembangan siswa, dan pembagian materi kurikulum berdasarkan tingkatan kelas.
E. PENGEMBANGAN EVALUASI
Pengembangan alat evaluasi dimaksudkan untuk menelaah kembali apakah kegiatan yang telah dilakukan
itu sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
MODUL 4
KURIKULUM
BERBASIS
KEMPETENSI
KONSEP IMPLIKASI
DASAR PENERAPAN
KURIKULUM KURIKULUM
BERBASIS BERBASIS
KOMPETENSI KOMPETENSI
KB 1
KONSEP DASAR KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
A. IMPLIKASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) atau School Based Management (SBM) adalah model pengelolaan
yang memberikan otonomi atau kemandirian kepada sekolah dan mendorong pengambilan keputusan
partisipatif yang melibatkan secara langsung semua warga sekolah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Manajemen berbasis sekolah ini bertujuan :
1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola dan
memberdayakan sumber daya yang tersedia.
2. meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan melalui
pengambilan keputusan bersama.
3. meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orang tua, sekolah dan pemerintah tentang mutu sekolah; serta
4. meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah dalam mencapai mutu pendidikan yang di harapkan.
Pelaksanaan manajemen berbasis sekolah dilapangan memiliki beberapa prinsip umum yang patut dijadikan
pijakan agar mencapai tujuan yang diharapkan. Prinsip-prinsip umum tersebut diantaranya adalah :
1. Profesionalisme, artinya bahwa pelaksanaan manajemen berbasis sekolah menuntut profesionalisme berbagai
komponen pendidikan, seperti : pengelola, praktisi, dan profesionalisme dewan sekolah.
2. Pembagian kewenangan (power sharing), artinya bahwa pelaksanaan manajemen berbasis sekolah harus
berlandaskan pada pembagian kekuasaan/kewenangan sesuai dengan fungsi dan peranannya masing-masing.
3. Pencapaian mutu pendidikan, artinya bahwa penerapan manajemen berbasis sekolah harus memiliki visi dan
misi yang sesuai dengan jenjang sekolah.
4. Pertisipasi masyarakat, artinya bahwa pelaksanaan manajemen berbasis sekolah menuntut adanya
keterlibatan dan tanggung jawab semua pihak yang terkait.
5. Transparansi, artinya manajemen berbasis sekolah harus berpijak pada keterbukaan dalam pengelolaan, baik
secara fisik maupun non fisik.
6. Pembentukan dewan sekolah, artinya bahwa dalam implementasi manajemen berbasis sekolah setiap sekolah
harus membentuk dewan sekolah (DS) sebagai institusi penopang keberhasilan visi dan misi sekolah.
Keterampilan hidup bukan sekedar keterampilan manual dan bukann pula keterampilan untuk bekerja akan
tetapi, mencakup 5 kategori, sbb :
1. keterampilan personal, berkaitan dengan penghayatan diri sebagai mahkluk Tuhan Yang Maha Esa, anggota
masyarakat dan warga negara serta menyukuri dan menyadari kelebihan dan kekuarangan yang dimiliki dan
menjadikannya model dalam upaya meningkatkan diri sebagai individu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri
maupun bagi orang lain dan lingkungannya.
2. Keterampilan berpikir rasional, meliputi keterampilan menggali dan menemukan informasi, dan keterampilan
dalam mengelola dan menetapkan keputusan, serta keterampilan dalam memecahkan permasalahan hidup
secara kreatif.
3.Keterampilan sosial atau keterampilan interpersonal meliputi keterampilan berkomunikasi, keterampilan
bekerja sama untuk menumbuhkan hubungan yang harmonis antara individu yang satu dengan individu yang
lain.
4. Keterampilan akademik berkaitan dengan kemampuan berpikir ilmiah.
5. Keterampilan vokasional merupakan keterampilan yang dikaitkan dengan bidang pekerjaan tertentu yang ada
di masyarakat.