Anda di halaman 1dari 12

TINJAUAN PUSTAKA

VARISELA (VARICELLA)
Umar Zein

TINJAUAN UMUM

V
arisela berasal dari bahasa latin, Varicella. Di Indonesia penyakit ini dikenal dengan
istilah cacar air, sedangkan di luar negeri terkenal dengan nama Chicken – pox.
Varisela merupakan infeksi virus umum yang disebabkan virus Varicella-zoster yang
dapat muncul kembali kelak sebagai ruam saraf setelah sekian lama sembuh. Perjalanan penyakit
ini biasanya relatif ringan pada anak-anak, tetapi pada orang dewasa bisa lebih berat, apalagi
disertai dengan kondisi imunosupresi. Infeksi varisela pada ibu hamil dapat mengakibatkan
kecacatan janin, parut kulit dan masalah lain pada bayi yang dilahirkan. Sebelum vaksinasi rutin
mulai pada tahun 2006 di Indonesia, cacar air merupakan penyakit yang sangat umum. Vaksin
dianjurkan untuk semua bayi dan orang dewasa yang tidak mempunyai imunitas. Kejadian cacar
air mungkin sekali makin menurun dengan makin banyak orang yang menerima vaksin 1. Jika
seseorang pernah menderita cacar air, maka dia akan memiliki kekebalan dan tidak akan
menderita cacar air lagi. Tetapi virusnya bisa menetap di dalam sel dan tidak aktif, dan suatu saat
menjadi aktif kembali (reactivation of latent infection) dan menyebabkan herpes zoster atau
Shingles1.

DR. Dr. Umar Zein, DTM&H, SpPD, KPTI


Departemet of Internal Medicine, Faculty of Medicine Prima Indonesia University - Medan.
Dr.Umar Zein Tropical and Infectious Diseases Clinic - Medan
Correspondence : DR. Dr. Umar Zein, DTM&H, SpPD, KPTI
Email : uzein_2000@yahoo.com

1
Jurnal Kedokteran Methodist Vol . 6 No.6 15 Maret 2013

2
DEFINISI

Varisela adalah suatu infeksi virus akut menular yang disebabkan oleh virus Herpes zoster (juga
dikenal sebagai virus Varicella-zoster) dengan tanda ruam kulit berupa vesikel (sekumpulan
bintik-bintik kecil yang datar maupun menonjol), lepuhan berisi cairan bisa berlanjut menjadi
krusta, yang kadangkala menimbulkan rasa gatal.

Infeksi primer biasanya terjadi pada masa anak yang selalu simtomatik dan umumnya sembuh
sempurna. Penyakit dapat menjadi berat dan fatal pada bayi usia kurang dari 2 minggu dan pada
dewasa dengan status imunokompromais2.

ETIOLOGI

Penyebabnya adalah virus varicella-zoster (VZV) yang merupakan virus DNA double-stranded.
Virus ini ditularkan melalui percikan sekret saluran nafas pasien atau melalui benda-benda yang
terkontaminasi oleh cairan dari lepuhan kulit. Pasien bisa menularkan penyakitnya mulai dari
timbulnya gejala sampai lepuhan yang terakhir telah mengering. Karena itu, untuk mencegah
penularan, sebaiknya penderita diisolasi (diasingkan).

EPIDEMIOLOGI

Angka kejadian 5 kasus per 1.000 populasi. Pada individu dengan kondisi immunosupresi, angka
kejadian meningkat. Risiko postherpetic neuralgia meningkat dengan meningkatnya umur. Rata-
rata pasien dengan usia lebih dari 60 tahun akan mengalami nyeri temporer ataupun prolonged
pain syndrome3.

Jurnal Kedokteran Methodist Vol . 6 No.6 15 Maret 2013

3
Penelitian di Hongkong tahun 2008 menunjukkan, bahwa keadaan kelembaban yang rendah
terutama pada cuaca dingin berhubungan dengan lebih tingginya jumlah anak-anak dengan
varisela yang masuk ke rumah sakit4.

PATOGENESIS 5

Meskipun VZV ditransmisikan melalui saluran nafas, namun virus sangat jarang ditemukan pada
mukosa saluran nafas pada fase awal infeksi. Dengan metode PCR virus dapat dideteksi
beberapa saat sebelum ruam timbul atau setelah muncul ruam kulit. Hal ini sesuai dengan
penelitian epidemiologi yang menunjukkan transmisi virus terjadi 24 – 48 jam sebelum ruam
muncul. Lesi pada orofaring dapat menyebarkan virus melalui droplet atau sekresi saluran nafas
individu yang terinfeksi. Virus yang masuk kemudian menyebar ke kelenjar lymph regional dan
terjadi fase viremia primer, yang selanjutnya akan menyebabkan virus menyebar ke hepar dan
menginfeksi sel mononuclear yang berfungsi sebagai sistem fagosit selama masa inkubasi. Rata-
rata masa inkubasi adalah 14 hari (Gambar 1 dan Gambar 2). Viremia dapat dideteksi dalam 4 –
5 hari sebelum timbul gejala, dan beberapa hari setelah ruam menghilang. VZV dapat ditemukan
pada 11 – 24% sel mononuklear darah tepi pasien yang diambil dalam 24 jam setelah timbul
ruam dengan menggunakan metode kultur sel.

Keadaan viremia menyebabkan virus dapat mengakses sel epidermal dan mengalami replikasi,
kemudian menimbulkan ruam yang khas. Bagaimana mekanisme virus dapat ditransfer ke sel-sel
kulit belum sepenuhnya diketahui. Tetapi sel mononuklear darah tepi yang terinfeksi virus dapat
bermigrasi keluar dari dinding kapiler menunju jaringan kulit atau virus menyebar ke sel endotel
yang membentuk dinding kapiler, mengalami replikasi dan kemudian menyebar ke sel epitel.

Jurnal Kedokteran Methodist Vol . 6 No.6 15 Maret 2013

4
Lesi varisela secara bertahap berupa makulopapular, vesikel, dan fase krusta. Perubahan ini
berhubungan dengan terjadinya vaskulitis yang melibatkan pembuluh darah kecil dan terjadinya
fusi sel epitel ke bentuk sel multinuklear yang selalu memunyai eosinophilic intranuclear
inclusions. Proses evolusi ke bentuk vesikel akibat proses degenerasi “ballooning” dari sel
epitelial yang terlihat sebagai ruang yang berisi cairan antara sel. Bertambahnya jumlah sel yang
terinfeksi sebagai dasar terjadinya lesi. Lesi Varisela umumnya tidak membentuk parut (scar)
karena sel yang terinfeksi relatif superfisial, tetapi kerusakan lapisan germinal epithelium dapat
terjadi. Ulserasi yang dalam dapat terjadi jika terjadi nekrosis pada seluruh lapisan dermal tempat
terdapat ruam. Virion VZV dapat ditemukan pada sel endotel kapiler dan keratinosit dengan
elektron mikroskop, dan virus bebas dilepaskan ke dalam cairan vesikel yang menjadi infeksius.

Jurnal Kedokteran Methodist Vol . 6 No.6 15 Maret


4
Bila respon imun pasien tidak adekuat pada saat viremia, maka virus dapat menginfeksi paru,
hepar, susunan saraf pusat dan organ lainnya.

Inokulasi virus pada mukosa saluran


nafas
Replikasi virus pada kelenjar.lymph
regional

Viremia primer: replikasi pada hepar


dan spleen

Gambar 1. Masa Inkubasi, terjadi viremia primer (Dikutip dari Arvin, 1996 dengan
modifikasi).

Viremia sekunder: sel


mononuclear, dibawa ke kulit
dan mukosa

Virus dirilis ke sekresi saluran


nafas

Replikasi pada sel epidermal


Virus pada dorsal root ganglia

Pada imunitas spesifik : resolusi replikasi

Gambar 2. Pada masa akut, terjadi viremia sekunder (Dikutip dari Arvin, 1996 dengan
modifikasi).

Jurnal Kedokteran Methodist Vol . 6 No.6 15 Maret


5
I. PENDEKATAN DIAGNOSIS

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, adanya demam dan ruam kulit yang khas (makula,
papula, vesikel dan keropeng).

ANAMNESIS

Tidak biasa terjadi varisela subklinik. Masa inkubasi penyakit yang khas adalah 14 – 21 hari.
Lesu dan demam adalah simtom paling awal, segera diikuti dengan munculnya ruam, pertama
pada punggung lalu kemudian pada wajah, anggota badan, mukosa pipi serta faring. Vesikel
segar berturut-turut muncul dalam crops selama 2 -4 hari berikutnya6.

PEMERIKSAAN FISIK

24-36 jam setelah timbulnya gejala awal, muncul bintik-bintik merah datar (makula). Kemudian
bintik tersebut menonjol (papula), membentuk lepuhan berisi cairan (vesikel) yang terasa gatal,
yang akhirnya akan mengering. Proses ini memakan waktu selama 6-8 jam. Selanjutnya akan
terbentuk bintik-bintik dan lepuhan yang baru. Pada hari kelima, biasanya sudah tidak terbentuk
lagi lepuhan yang baru, seluruh lepuhan akan mengering pada hari keenam dan menghilang
dalam waktu kurang dari 20 hari.

Papula di wajah, lengan dan tungkai relatif lebih sedikit; biasanya banyak ditemukan pada batang
tubuh bagian atas seperti dada, punggung, bahu (Gambar 3). Bintik-bintik sering ditemukan di
kulit kepala. Papula di mulut cepat pecah dan membentuk luka terbuka (ulkus), yang seringkali
menyebabkan gangguan menelan. Ulkus juga bisa ditemukan di kelopak mata, saluran
pernafasan bagian atas, rektum dan vagina. Papula pada pita suara dan saluran pernafasan atas
kadang menyebabkan gangguan pernafasan.

Jurnal Kedokteran Methodist Vol . 6 No.6 15 Maret


6
Bisa terjadi pembengkakan kelenjar getah bening di leher bagian samping. Varisela air jarang
menyebabkan pembentukan jaringan parut, kalaupun ada, hanya berupa lekukan kecil sekitar
mata. Luka varisela bisa terinfeksi akibat garukan dan biasanya disebabkan oleh stafilokokus1,2.

Gambar 3. Bentuk ruam dan lokasi ruam pada pasien


varisela

Gambar 3. Berbagai bentuk ruam pada kasus varisela

LABORATORIUM

Diagnosis varisela umumnya dapat ditegakkan hanya secara klinis. Pada pemeriksaan darah rutin
didapati leukopenia. Pemeriksaan swab atau scrap pada dasar ruam dapat menunjukkan
gambaran yang khas secara mikroskopis berupa intranuclear inclusion atau multinucleated giant
cells. VZV dapat diisolasi dari aspirasi cairan vesikel dan diinokulasikan ke dalam human
diploid fibroblast. Untuk rapid diagnostic, antigen VZV dapat dideteksi dari sel ruam dengan
immunofluorocent antibody staining7.

DIAGNOSIS BANDING

Herpangina, herpes simplex, impetigo, infeksi meningokokus, meningococcemia, poxviruses,


dan infeksi streptokukus grup A2.

TERAPI

Jurnal Kedokteran Methodist Vol . 6 No.6 15 Maret


7
NON-FARMAKOLOGIK

Pasien varisela tidak dilarang mandi, bahkan dianjurkan membersihkan tubuh sesering mungkin
dengan menggunakan sabun anti septik atau mandi dengan air yang dicampur dengan cairan
antiseptik untuk mencegah infeksi sekunder pada kulit. Untuk mengurangi rasa gatal dan
mencegah penggarukan, sebaiknya kulit dikompres dingin. Bisa juga dioleskan lotion
antihistamin atau lotion lainnya yang mengandung mentol atau fenol. Perlu menjaga kebersihan
tangan, kuku dipotong pendek, pakaian tetap kering dan bersih.

FARMAKOLOGIK

Kadang diberikan obat untuk mengurangi gatal (antihistamin). Jika terjadi infeksi bakteri,
diberikan antibiotik. Anti virus asiklovir pada pasien dewasa diberikan 5 kali sehari 800 mg
selama 5 hari. Asiklovir dapat mengurangi masa demam dan pekembangan ruam yang terjadi.
Sebaiknya diberikan dalam waktu 24 – 48 jam setelah muncul ruam kulit. Asiklovir biasanya
diberikan kepada remaja, karena pada remaja penyakit ini lebih berat. Untuk menurunkan
demam, sebaiknya gunakan asetaminofen, jangan aspirin. Obat anti-virus boleh diberikan kepada
anak yang berusia lebih dari 2 tahun. Obat anti-virus lainnya adalah vidarabin7.

KOMPLIKASI

Anak-anak biasanya sembuh dari cacar air tanpa masalah. Tetapi pada orang dewasa maupun
penderita gangguan sistem kekebalan, infeksi ini bisa berat atau bahkan berakibat fatal. Adapun
komplikasi yang bisa ditemukan pada cacar air adalah: pneumonia karena virus, peradangan
jantung, peradangan sendi, peradangan hati, Infeksi bakteri (erisipelas, pioderma, impetigo
bulosa), ensefalitis (infeksi otak).

Jurnal Kedokteran Methodist Vol . 6 No.6 15 Maret


8
Pada penelitian Chan et al2, dari 598 pasien varisela, 47% pasien dengan komplikasi. Komplikasi
yang terbanyak adalah infeksi bakteri pada kulit dan jaringan lunak (43,1%), 18% dengan
komplikasi neurologi, seperti ensefalitis, aseptic meningitis, serebelitis, kejang-kejang tanpa
demam, dan kejang demam, 8,2% komplikasi pneumonia. Dan 3,2% dengan komplikasi lainnya
seperti sepsis, immune thrombocytopenic purpura dan Henoch-Schonlein purpura.

PROGNOSIS

Varisela tanpa komplikasi dan mendapat terapi anti viral yang sesuai, umumnya prognosa baik.
Kematian terjadi bila terjadi komplikasi yang berat seperti sepsis, pneumonia berat, dan pada
pasien dengan imunokompromais.

PENCEGAHAN

Untuk mencegah varisela diberikan vaksin varisela. Vaksin varisela diberikan kepada individu
yang akan kontak dengan pasien varisela dan individu yang berisiko untuk terjadinya komplikasi
bila terkena varisela serta mereka yang sering melakukan perjalanan (traveling). Jenis vaksin,
virus hidup yang dilemahkan, dengan efektivitas 86% dan pemberiannya subkutan. Vaksinasi
terdiri dari 2 dosis dengan jarak 4 – 6 minggu. Kepada orang yang belum pernah mendapatkan
vaksinasi cacar air dan memiliki resiko tinggi mengalami komplikasi (misalnya penderita
gangguan sistem kekebalan), bisa diberikan immunoglobulin zoster atau immunoglobulin
varicella-zoster8,9.

WEWENANG

Bila ruam yang ditemukan atipikal maka diperlukan konsultasi dengan spesialis penyakit kulit
(dermatologist). Dan apabila ditemukan tanda-tanda myelitis atau ensefalitis, diperlukan

Jurnal Kedokteran Methodist Vol . 6 No.6 15 Maret


9
konsultasi dengan neurologist. Konsultasi dengan konsultan penyakit infeksi dibutuhkan pada
kasus varisela dengan superinfeksi bakteri ataupun dicurigai resisten terhadap acyclovir. Bila
virus ini melibatkan mata (optic), diperlukan konsultasi dengan ophthalmologist.

REFERENSI

1. Swaminathan S. Serious Adult Viral Illnesses Other Than HIV. In: Southwick FS. Infectious
Diseases In 30 Days, 2003, McGraw-Hill Medical Publishing Division, New York, 449 – 54.
2. Cook GC, Zunla A : Cutaneous Viral Diseases, In: Cook G, Zumla A: Manson’s
Tropical Diseases, 2003, Saunders Elsevier Science, Health Science Division, London,
841 – 89.
3. Anderson WE, Cunha BA, 2010. Varicella-Zoster Virus Clinical Presentation, available
form: http://emedicine.medscape.com/article/231927-clinical#a0217, March, 20, 2012.
4. Chan JYC, Tian L, Kwan YW, Chan MW, Leung CW. Hospitalizations for varicella in
children and adolescents in a referral hospital in Hong Kong, 2004 to 2008: A time series
study. BMC Public Health. 2011; 11: 366. Published online 2011 May 23, Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3119164/?tool=pubmed. March, 20, 2012.
5. Arvin AM. Varicella-Zoster Virus, Clinical Microbiology Riviews, July 1996 : 9 ; 3, 361 –
81
6. Brooks GF, Butel JS, Ornston LN, Jawets E, Melnick JL, Adelberg EA. Medical
Microbiology (Terjemahan) Ed. 20, 1996, Editor:Setawan I, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta. 424 – 5.
7. Drew WL: Herpesviruses, In: Wilson WR (Ed). Current Diagnosis & Treatment in
Infectious Diseases, 2002, Lange Medical Books/McGraw-Hill Medical Publishing Division,
New York, 400 – 12.
8. Zein U: Ilmu Kesehatan Umum, 2010, USU Press, Medan, 170.
9. The Recommended Immunization Schedules for Persons Aged 0 Through 18 Years are
approved by the Advisory Committee on Immunization Practices, 2011, Available from:
http://www. cdc.gov/vaccines/recs/acip). March, 20, 2012.

Jurnal Kedokteran Methodist Vol . 6 No.6 15 Maret 2013

1
1

Anda mungkin juga menyukai