Anda di halaman 1dari 8

Nama : Andi Irawan

Nim : 021649469

Jurusan : S1 Manajemen

1. PERKEMBANGAN KELOMPOK
Kelompok biasanya berkembang melalui sebuah urutan terstandar dalam evolusi
mereka. Kita menyebut model ini model lima tahap perkembangan kelompok.
Meskipun riset mengindikasikan bahwa tidak semua kelompok mengikuti pola ini,
model tersebut adalah sebuah kerangka kerja yang berguna untuk memahami
perkembangan kelompok. Dalam bagian ini, kita mendeskripsikan model umum yang
terdiri atas lima tahap tersebut dan sebuah model alternatid untuk kelompok –
kelompok sementara dengan tenggar waktu.
Seperti diperlihatkan pada gambar model lima tahap perkembangan kelompok (five –
stage – group – development – model) menyebutkan karakteristik perkembangan
kelompok dalam lima tahap yang berbeda pembentukan, timbulnya konflik,
normalisasi, hasil berupa kinerja, dan pembubarannya?
a. Tahap Pembentukan (forming)
Memiliki karakteristik besarnya ketidakpastian atas tujuan, struktur, dan
kepemimpinan kelmpok tersebut. Para anggotanya “menguji kedalam air” untuk
menentukan jenis – jenis perilaku yang dapat diterima. Tahap ini selesai ketika
para anggotanya mulai menganggap diri mereka sebagai bagian dari kelompok.
b. Tahap Timbulnya Konflik (Strorming)
Satu dari konflik intrakelompok. Para anggotanya menerima keberadaan
kelompok tersebut, tetapi terdapat penolakan terhadap batasan – batasan yang
diterapkan kelompok tersebut terhadap setiap individu. Lebih jauh lagi, terdapat
konflik atas siapa yang akan mengendalikan kelompok tersebut. Ketika tahap ini
selesai, terdapat sebuah hierarki yang relatif kelas atas kepemimpinan dalam
kelompok tersebut.
c. Tahap Normalisasi
Tahap ketiga ini adalah tahap di mana hubungan yang dekat terbentuk dan
kelompok tersebut menunjukkan kekohesifan. Dalam tahap ini terdapat sebuah
rasa yang kuat akan identitas kelompok dan persahabatan. Tahap normalisasi
(norming stage) ini selesai ketika struktur kelompok tersebut menjadi solid dan
kelompok telah mengasimilasi serangkaian ekspektasi definisi yang benar atas
perilaku anggota.

d. Tahap Performing (Berkinerja)


Pada titik ini struktur telah sepenuhnya fungsional dan diterima. Energi kelompok 
telah berpindah dari saling mengenal dan memahami menjadi mengerjakan tugas
yang ada.
e. Tahap Adjourning Stage (Pembubaran)
Untuk kelompok – kelompok kerja yang permanen, berkinerja adalah tahap
terakhir dalam perkembangan mereka. Tetapi, untuk komisi, tim, angkatan tugas
sementara, dan kelompok -  kelompok kerja yang mempunyai tugas yang terbatas
untuk dilakukan, terdapat tahap pembubaran. Dalam tahap ini, kelompok tersebut
mempersiapkan diri untuk pembubarannya. Kinerja tugas yang tinggi tidak lagi
menjadi prioritas tertinggi kelompok. Sebagai gantinya, perhatian diarahkan untuk
menyelesaikan aktivitas – aktivitas. Respons dari anggota kelompok dalam tahap
ini bervariasi. Beberapa merasa gembira, bersenang – senang dalam persahabatan
dan pertemanan yang didapatkan selama kehidupan kelompok kerja tersebut.
(Stephen P. Robbins. Timothy A. Judge (358 – 360)).
Tipe – Tipe Kelompok
Kelompok-kelompok di dalam organisasi secara sengaja direncanakan atau
sengaja dibiarkan terbentuk oleh manajemen selaku bagian dari struktur organisasi
formal. Kendati begitu, kelompok juga kerap muncul melalui proses sosial dan
organisasi informal. Organisasi informal muncul lewat interaksi antar pekerja di
dalam organisasi dan perkembangan kelompok jika interaksi tersebut
berhubungan dengan norma perilaku mereka sendiri, kendati tidak digariskan
lewat struktur formal organisasi. Dengan demikian, terdapat perbedaan antara
kelompok formal dan informal.
a. Kelompok Formal
Kelompok ini dibangun selaku akibat dari pola struktur organisasi dan
pembagian kerja yang ditandai untuk menegakkan tugas – tugas. Kebutuhan
dan proses organisasi menimbulkan formulasi tipe – tipe kelompok yang
berbeda – beda. Khususnya ada dua tipe kelompok formal, diantaranya :
1) Kelompok Komando (Command Group)
Kelompok komando ditentukan oleh bagan organisasi. Kelompok terdiri
dari bawahan yang melapor langsung kepada seorang supervisor tertentu.
Hubungan wewenang antara manajer departemen dengan supervisor, atau
antara seorang perawat senior dan bawahannya, merupakan kelompok
komado.
2) Kelompok tugas (Task Group)
Kelompok tugas terdiri dari para karyawan yang bekerja – sama untuk
menyelesaikan suatu tugas atau proyek tertentu. Misalnya, kegiatan para
karyawan administrasi dalam perusahaan asuransi pada waktu orang
mengajukan tuntutan kecelakaan, merupakan tugas yang harus
dilaksanakan
b. Kelompok Informal
Kelompok informal adalah pengelompokan secara wajar dari orang – orang
dalam situasi kerja untuk memenuhi kebutuhan sosial. Dengan perkataan lain,
kelompok informal tidak muncul karena dibentuk dengan sengaja, tetapi
muncul secara wajar. Orang mengenal dua macam kelompok informal khusus
diantaranya:
1) Kelompok Kepentingan (Interest Group)
Orang yang mungkin tidak merupakan anggota dari kelompok komando
atau kelompok tugas yang sama, mungkin bergabung untuk mencapai
sesuatu sasaran bersama. Para karyawan yang bersama – sama bergabung
dalam kelompok untuk membentuk front yang terpadu menghadapi
manajemen untuk mendapatkan manfaat yang lebih banyak dan pelayan
wanita yang mengumpulkan uang persen mereka merupakan contoh dari
kelompok kepentingan. Perlu diketahui juga tujuan kelompok semacam itu
tidak berhubungan dengan tujuan organisasi, tetapi tujuan itu bersifat
khusus bagi tiap – tiap kelompok.
2) Kelompok Persahabatan (Friendship Group)
Banyak kelompok dibentuk karena para anggotanya mempunyai sesuatu
kesamaan, misalnya usia, kepercayaan politis, atau latar belakang etnis.
Kelompok persahabatan ini seringkali melebarkan interaksi dan
komunikasi mereka sampai pada kegiatan diluar pekerjaan.
2. Menurut Ross (1993), manajemen konflik merupakan langkah-langkah yang diambil
para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan ke arah hasil
tertentu yang mungkin atau tidak mungkin menghasilkan suatu akhir berupa
penyelesaian konflik dan mungkin atau tidak mungkin menghasilkan ketenangan, hal
positif, kreatif, bermufakat, atau agresif.
Manajemen konflik sangat berpengaruh bagi anggota organisasi. Pemimpin organisasi
dituntut menguasai manajemen konflik agar konflik yang muncul dapat berdampak
positif untuk meningkatkan mutu organisasi.
3. MODEL-MODEL DALAM KOMUNIKASI
a. Model S-R
Model ini merupakan model yang paling sederhana darimodel-model komunikasi
lainnya. Hakikatnya terdapat padaproses aksi- reaksi, maksudnya apabila
seseorang memberikanaksi maka orang yang merupakan sasaran komunikasi
akanmemberikan reaksi berupa respon tertentu, dalam hal ini aksiyang dilakukan
dapat berbentuk verbal (kata-kata), isyarat,perbuatan atau hanya sekedar
gambar.Secara luas, model ini juga menjelaskan bahwa suatureaksi yang
dilakukan dapat berhubungan dengan kegiatankomunikasi yang akan terjadi
setelahnya. Dapat di asumsikan bahwa perilaku komunikasi manusia dapat
diramalkan. Manusiapada model ini adalah makhluk yang statis, yang
melakukansegala sesutunya akibat adanya rangsangan dari luar (stimulus)bukan
berdasarkan inisiatif dan kehendak masing- masing individu.
b. Model Aristoteles atau Model Retoris
Pada saat Yunani sangat mengagungkan kemampuanberpidato, aristoteles muncul
dengan teori retorisnya. Teori inimemaparkan bahwa komunikasi terjadi apabila
seseorang mulaimenyampaikan pembicaraannya pada khalayak pendengar.Maka
dapat dikatakan Aristoteles menganggap ada setidaknya 3unsur terpenting dalam
komunikasi yaitu pembicara (speaker),pesan atau isi pembicaraan (messages),
pendengar (listener). Fokus model ini adalah pada kemampuan bicara atau pidato
yang biasanya berpusat pada kekmampuan persuasiseorang pembicara yang dapat
dilihat dari isi pidato, susunan pidato dan cara penyampainya, dengan tercapainya
tiga hal diatas maka seseorang dapat diukur kemampuan persuasinya. Kekurangan
model ini terdapat pada asumsi bahwakomunikasi adalah sutu kegiatran terstruktu
r yang selaludisengaja, jadi pembicara menyampaikan dan pendengar hanya
mendengarkan tanpa dibahas mengenai gangguan yang mungkin terjadi dalam
proses penyampaian, efek yang akan terjadi dan sebagainya. Kemudian,
model ini tidak mebahasmengenai aspek nonverbal dalam persuasi yang mungkin
sajaterjadi dalam suatu komunikasi.

c. Model Shannon dan Weaver


Model yang diciptakan oleh Shannon dan Weaver adalahmodel yang paling
mempengaruhi model komunikasi lain. Pada model ini Shannon dan Weaver
menjelaskan bahwa dalamberkomunikasi terjadi pengubahan pesan oleh
transmetter yangberasal dari sumber informasi menjadi sinyal yang sesuai
dengansaluran yang digunakan. Saluran adalah medium pengirim
pesandari transmetter ke penerima. Bila di asumsikan dalampercakapan maka
sumber informasi adalah otak (transmetter),menyampaikan sinyal berupa suara
yang akan di salurkan olehudara (channel) menuju indera
pendengaran (receiver) .Selain itu yang paling penting adalah model ini
mejelaskanadanya gangguan (noise) yang terjadi dalam proses
komunikasi,gangguan kemdian dibagi menjadi dua bagian yaitu gangguan
psikologis dan gangguan fisik. Gangguan psikologis meliputi
gangguan yang berkaitan dengan pemikiran dan perasaan. Kelemahan
dari model ini lagi-lagi adalah, komunikasi masihdianggap sebagi sesuatu yang
statis dan satu arah.
d. Model Schramm
Schramm telah memaparkan tiga model. Model pertamamirip dengan model yang 
dikemukakan oleh Shanonnon danWeaver. Pada model kedua beliau memperkena
lkan gagasanbahwa kesamaan dalam bidang pengalaman sumber dansasaranlah
yang sebenarnya dikomunikasikan karena bagian dari sinyal itulah yang
dianut sama opleh kedua belah pihak. Kemudian model ketiga yang diperkenalkan
oleh Schramm yaitu anggapan bahwa komunikasi adalah interaksi dengan kedua
pihak yang menyandi, menafsirkan, menyandi balik, mentransmisikan, dan
menerima sinyal. Terjadi hubungan antara model kedua dan ketiga dimana suatu
umpan balik dapat terjadi bila antara sumber dan sasaran terdapat kesamaan
pengalaman mengenai hal yang sedang dikomunikasikan, semakin luas ruang
lingkup pengetahuan yang sama maka semakin mudah pula komunikasi
akan terjalin Contoh sederhananya adalah masalah bahasa, seorang yang
berbahasa afrika akan mengalami kesulitan berkomunikasidengan seseorang berba
hasa cina karena terjadi perbedaan pemahaman mengenai bahasa diantara
keduanya yang sangat signifikan.

e. Model Westley dan Maclean


Westley dan Maclean merumuskan suatu model yangmengaitkan komunikasi anta
r pribadi, komunikasi massa, dan memasukkan umpan balik dalam proses
komunikasi. Menurut kedua pakar ini umpan balik merupakan pembeda yang
mendasar antara komunikasi antar pribadi dan komunikasimassa.Dalam komunika
si antarpribadi seorang sumber dapatmengetahui umpan balik dengan segera
karena efek atau
pesanyang akan dismpaikan langung akan terlihat sesaat setelahpesan tersebut
sampai ke sasaran. Akan tetapi berbeda dengankomunikasi massa, umpan balik
dalam komunikasi model seperti ini bersifat tertunda, karena efek yang
terjadi atau sampai tidaknya pesan kepada sasaran tidak dapat secara langsung
diketahui, umpan balik yang terjadi mungkin berupa respon yang akan terlihat
beberapa saat kemudian.Dalam model ini terdpat lima unsur objek oreintasi,
pesan,sumber, penerima, dan umpan balik. Sumber A menyampaikan suatu objek
sorotan (X) kepada B dan pada saat tertentu B akan mengumpan balik suatu pesan
kepada A sebagai respon dari pesan yang disampaikan. Kemudian dalam
perkembangannya kedua teoretisi ini menambahkan unsur C sebagai gatekeeper
atau opinion leader (pemimpin pendapat) yang menerima pesandari A atau
ikut menyoroti objek sorotan dan kemudianmenyampaikan tafsirannya sendiri me
ngenai objek sorotankepada B, dalam kasus ini terjadi penyaringan karena B
sebagai sasaran tidak menerima informasi secara langsung dari A, melainkan
dari seorang yang telah memilihkan informasi darisumber yang mungkin saja
lebih dari satu.
4. Salah satu teori motivasi yang banyak mendapat sambutan yang amat positif di bidang
manajemen organisasi adalah teori Hirarkhi Kebutuhan yang dikemukakan oleh
Abraham H. Maslow. Menurut Maslow setiap individu memiliki kebutuhan-
kebutuhan yang tersusun secara hirarkhi dari tingkat yang paling mendasar sampai
pada tingkatan yang paling tinggi. Setiap kali kebutuhan pada tingkatan paling rendah
telah terpenuhi maka akan muncul kebutuhan lain yang lebih tinggi. Sehingga
seorang apa yang mungkin dapat dilakukan oleh seorang manajer adalah
sebagai berikut:
a. Pengaruh Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis terhadap Kinerja Pegawai
Pemenuhan kebutuhan fisiologis dalam karya tulis ini terbukti secara parsial
mampu memberikan konstribusi yang signifikan dalam mempengaruhi motivasi
kerja pegawai dalam meningkatkan kinerja pegawai.
b. Pengaruh Pemenuhan Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan Kerja 
terhadap Kinerja Pegawai
Pemenuhan kebutuhan keamanan dan keselamatan kerja dalam karya tulis
ini terbukti secara parsial mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam
mempengaruhi motivasi kerja pegawai dalam meningkatkan kinerja pegawai. Hal
ini berarti faktor pemenuhan kebutuhan keamanan dan keselamatan kerja yang
meliputi ketenangan dalam bekerja, kebebasan berpendapat, kebebasan
berinovasi, jaminan kesehatan, jaminan hari tua/pensiun, kelengkapan fasilitas
kerja, lokasi pekerjaan, dan kenyamanan dalam bekerja mampu memotivasi
pegawai untuk meningkatkan kinerjanya.
c. Pengaruh Pemenuhan Kebutuhan Sosial terhadap Kinerja Pegawai
Variabel pemenuhan kebutuhan sosial dalam karya tulis ini terbukti secara
parsial mampu memberikan konstribusi yang signifikan dalam mempengaruhi
motivasi kerja pegawai dalam meningkatkan kinerja. Hal ini berarti, kebutuhan
sosial yang meliputi hubungan dengan sesama pegawai, hubungan dengan atasan,
hubungan dengan instansi lain, hubungan dengan pegawai lain pada bagian
lain. Secara fitrah, manusia memerlukan interaksi sosial sesamanya. Oleh karena
itu manusia yang normal pasti membutuhkan hubungan dengan manusia lainnya,
kebutuhan untuk berkumpul, berdiskusi, bersenda gurau ataupun penyaluran bakat
dan minat adalah hal yang menjadi perhatian dalam suatu organisasi.
d. Pengaruh Kebutuhan Penghargaan terhadap Kinerja Pegawai
Kebutuhan penghargaan yang meliputi penghargaan atau sanjungan atau pujian
dari atasan, penghargaan berupa promosi jabatan, penghargaan berupa insentif
barang dan penghargaan berupa piagam
penghargaan/lencana/piala dapat memotivasi pegawai untuk meningkatkan
prestasi kerja.
e. Pengaruh Aktualisasi Diri terhadap Kinerja Pegawai
Pemenuhan kebutuhan aktualisasi diri dalam karya tulis ini mampu memberikan
kontribusi yang signifikan dalam mempengaruhi motivasi kerja pegawai dalam
meningkatkan kinerjanya. Kebutuhan aktualisasi diri pegawai yang meliputi
keinginan berkarya sesuai dengan keahlian yang dimiliki untuk peningkatan karier
dan keberhasilan instansinya, keinginan menyampaikan kemampuan (pengetahuan
dan keterampilan) yang dimiliki kepada orang lain, dan keinginan untuk
menemukan dan mengembangkan hal baru atas dasar potensi yang ada dalam
dirinya, mampu memotivasi untuk meningkatkan kinerjanya.
5. Strategi Mengatasi Konflik
Menurut Stevenin (2000, pp.134-135), terdapat lima langkah meraih kedamaian
dalam konflik. Apa pun sumber masalahnya, lima langkah berikut ini bersifat
mendasar dalam mengatasi kesulitan:
a. Pengenalan
Kesenjangan antara keadaan yang ada diidentifikasi dan bagaimana keadaan yang
seharusnya. Satu-satunya yang menjadi perangkap adalah kesalahan dalam
mendeteksi (tidak mempedulikan masalah atau menganggap ada masalah padahal
sebenarnya tidak ada).
b. Diagnosis
Inilah langkah yang terpenting. Metode yang benar dan telah diuji mengenai
siapa, apa, mengapa, dimana, dan bagaimana berhasil dengan sempurna. Pusatkan
perhatian pada masalah utama dan bukan pada hal-hal sepele.
c. Menyepakati suatu solusi
Kumpulkanlah masukan mengenai jalan keluar yang memungkinkan dari orang-
orang yang terlibat di dalamnya. Saringlah penyelesaian yang tidak dapat
diterapkan atau tidak praktis. Jangan sekali-kali menyelesaikan dengan cara yang
tidak terlalu baik. Carilah yang terbaik.
d. Pelaksanaan
Ingatlah bahwa akan selalu ada keuntungan dan kerugian. Hati-hati, jangan
biarkan pertimbangan ini terlalu mempengaruhi pilihan dan arah kelompok.
e. Evaluasi
Penyelesaian itu sendiri dapat melahirkan serangkaian masalah baru. Jika
penyelesaiannya tampak tidak berhasil, kembalilah ke langkah-langkah
sebelumnya dan cobalah lagi

Anda mungkin juga menyukai