Anda di halaman 1dari 3

Wawancara Muhammad Andre Kurniawan

Astria : AFIKOM merupakan jenis UKM ditingkat apa mas di UPN ?

Andre : Kedudukan AFIKOM adalah ekstrakulikuler dibawah himpunan ilmu komunikasi.

Astria : Jadi AFIKOM hanya untuk mahasiswa Ilmu Komunikasi ya?

Andre : Iya, hanya untuk anak-anak ilmu komunikasi.

Astria : Apa saja kegiatan Afikom? Apa ada produksi film, festival film?

Andre : Afikom bergerak dibidang produksi, distribusi, dan apresiasi film. Produksinya biasanya
membuat Video atau Syuting film. Kita mendistribusikan film lewat festival, pemutaran layar
alternative,dll. Kalau apresiasi kita ada pemutaran film, baik film produksi Afikom yang dibawa
keluar, sampai film orang lain.

Astria : Afikom memproduksi film yang seperti apa ? Film Pendek atau Dokumenter?

Andre : Memproduksi film fiksi. Kalau secara durasi kita memproduksi film pendek. Di Satu periode
atau satu kepengurusan kami memproduksi 6-7 film setiap tahunnya.

Astria : Kalau Afikom sering mengangkat tema film yang seperti apa mas?

Andre : Kita tidak menentukan tema film, karena kita belum dipandang oleh komunitas lain. Tapi
biasanya kehidupan masayarakat kelas menengah kebawah. Tapi, kayaknya ke budaya, tapi tidak
memungkiri untuk membuat bentuk-bentuk tema-tema film yang lain.

Astria : Apakah pendistribusiannya selalu diikutkan ke festival setiap tahun?

Andre : Iya, kalau pendistribusian film selalu dilakukan setiap periode. Biasanya yang di
distribusikan film yang notabennya baru. Selama dua atau tiga tahun kebelakang, disetiap tahunnya
kita bisa mendapatkan sampai sepuluh sebelas penghargaan.

Astria : Itu di festival film jogja atau ada yang diluar?

Andre : Untuk festival kami klasternya ada tiga. Yang pertama, festival lokal itu Jogja dan
sekitarnya, kayak acara film kampus, Lalu Nasinal dan Internasional. Kalau Internasional lebih ke
platformsi kita sih. Kita mendistribusikan film seperti fiksi, dll. Sebelas penghargaan itu kita dapat
dari local, nasional, dan internasional.

Astria : Untuk apresiasi tadi kan ada screaning film ya mas? Itu berarti screaning dilm di luar
kampus dan di dalam kampus?

Andre : Iya, sebenarnya kebanyakan di dalam kampus. Tapi kebanyakan bentuk filmnya yang
disuguhkan ke penonton biasanya film Afikom sendiri atau film orang lain. Kita undang
filmmakernya,kita putarkan lalu kita buat diskusi lalu dibahas filmnya. Kalau diluar kampus lebih ke
launching film . Afikom kalau launching fil satu periode bias tiga kali launching film.

Astria : Berarti launching film ini untuk masyarakat umum atau gimana mas?

Andre : Kalau launching film ditujukan untuk semua (umum), tidak Cuma untuk teman-teman
filmmaker.

Astria : Pernah tidak melakukan sreaning film didesa-desa?


Andre : Pernah tahun lalu, pemutaran film-film lama. Tempatnya di daerah utara. Tapi, itu untuk
skala besar. Kalau untuk skala kecil, biasanya kami kerjasama dengan teman-teman KKN.

Astria : Bagaiman respon masyarakat umum ketika anda mengadakan screaning film di dalam
kampus atau di luar kampus?

Andre : Kalau untuk respon tidak ada yang valid. Biasanya kita mendapatkan penonton yang selalu
mengiginkan pemutaran film. Responnya tergantung film yang kita putar. Kadang kita mengangkat
tema yang tidak dekat dengan sasaran kita. Umpamanya kita mengangkat tema tentang gender,
tetapi yang datang malah masyarakat biasa. Kalau temanya sesuai pasti dapat respon positif.

Astria : harapan mengadakan screaning film?

Andre : Harapannya agar film kita bisa sampai ke penonton. Kita kalau dibingan menghibur juga
bisa, dibilang mengedukasi juga oke,. Tapi yang paling penting adalah menghargai filmmaker.

Astria : Dana untuk melakukan produksi, distribusi, dan apresiasi film dapat darimana mas?

Andre : Untuk dana kita masih pesimis. Kalau bantuan dari kampus dari tahun 2016 – 2020 , kayak
ada gak ada. Pernah sekali dibantu dana ketika film Afikom menang di Jepang dan itu cairnya satu
tahun kemudian.

Astria : Pernah mencoba dana keluar gak mas?

Andre : Kalau dari luar kita mendapatkan dana dari sponsor doang. Kalau kita mau buat film kita
akan mebuata proposal kretif untuk diajukan ke sponsor, paling dapat untuk pemotongan sewa alat
syuting atau Kaos dari Djarum untuk syuting. Itu untuk produksi, kalau buat event ada lah beberapa.

Astria : Kan di Dinas Kebudayaan Jogja ada Dana pembuatan film (DANAIS), belum pernah kesitu
mas?

Andre : Tahun kemarin sudah pernah mencoba untuk mengikuti program dari DANAIS, kita sudah
mengikuti workshop, festival. Tapi kami belum lolos untuk ikut program itu. Sekarang juga sedang
mencoba, sedang dalam proses.

Astria : Jadi gimana menurut Mas dengan adanya bantuan dana untuk film maker dari pemerintah?

Andre : Khususnya untuk Danais ya? Sebenernya memang seharusnya seperti itu sih untuk
menghidupkan ekosistem film di Yogyakarta khususnya. Selain kita membuat kan kita juga butuh
penyokong dana dari yang basisnya pemerintah agar ekosistem film di Jogja atau Indonesia bias
berjalan dengan baik. Menurut saya sangat baik sih program dari pemerintah namun memang
mungkin selama ini yang lolos ke dalam Danais menurut saya memang benar-benar bukan lagi
komunitas yang biasa. Mungkin yang basisnya kampus bias dihitung jari yang lolos Danais. Jadi
ibaratnya kalo boleh jujur, pemerintah punya dana 300 juta untuk produksi film, gak mungkin dia
memberikan cuma-cuma kepada mahasiswa yang basisnya Cuma komunitas kampus, mending pilih
production house. Mungkin seperti itu pendapat saya pribadi.

Astria : Menurut Mas bagaimana dengan adanya komunitas-komunitas film di Jogja baik di kampus
maupun luar kampus?

Andre : Kalo ngomongin tentang komunitas-komunitas yang produksi film yang ada di Jogja, secara
sederhana, lahirnya komunitas kan berdasarkan kesamaan hobi atau kesukaan terhadap sesuatu.
Dengan adanya komunitas-komunitas di Jogja, sebenarnya itu membuka pintu relasi. Memang kalo
(03:28 ga jelas) selama ini bergesekan-bergesekan dengan komunitas tu ujung-ujungnya ya paling
sharing, bertukar pikiran, terus kita pernah kumpul bareng di satu daerah perkumpulan komunitas
film di Indonesia, itu ujung-ujungnya ke relasi. Relasi ini bentuknya banyak ya, bisa ilmu, bisa ngadain
pemutaran bareng, bisa tukar film, bahkan bisa ikut syuting bareng, bahkan kita dapet informasi
syuting dari komunitas lain, kita diajakin. Jadi, komunitas-komunitas yang ada di Jogja
menghidupkan ekosistem film yang ada di Jogja.

Astria : Bagaimana pendapat Mas dengan adanya festival film dan kompetisi film?

Andre : Memang bener sih, karena kan sebuah ekosistem harus berkesinambungan antara satu
sama lain. Si pembuat juga butuh filmnya diapresiasi melalui si apresiator. Jadi dengan adanya
festival atau apresiasi itu sebenernya sangat menguntungkan pembuat film yang bergerak cuma di
bidang produksi. Kecuali kalo Afikom kan istilahnya(??) banyak ada produksi, distribusi, apresiasi.
Kan ada tiga. Tapi (5:14 – 5:20 ga jelas) ada juga yang bergeraknya di Cuma produksi doang, ada juga
yang bergeraknya di apresiasi doang. Dengan adanya festival atau apresiasi sebenernya
menguntungkan si pembuat film sih, pembentukan Afikom juga. Film kita bisa diterima di program
ini, kita dapat berbagai macam penonton. Sebenernya adanya festival dan kompetisi tu fungsinya it
sih. Lagi-lagi untuk menghidupkan dan mengkesinambungkan antara si pembuat dan si apresiator.

Astria : Menurut Mas, bagaimana perkembangan film-film Indonesia sampai saat ini? Misal dari
segi ide cerita, apresiasi masyarakat. Film komersiil, film festival, begitu Mas.

Andre : Menurut saya gak bisa disamain sih. Kalo dibagi dua klaster mungkin antar film komersil
yang basisnya bioskop dan (06:40 ga jelas) sama film yang independen seperti film komunitas. Kalo
ngomongin soal film indie atau film komunitas sebenernya dikatakan berkembang itu ya cukup
berkembang karena kalo sekarang itu dari segi teknik pasti berkembang. Dari tahun ke tahun pasti
berkembang lah. Kalau megenai ide cerita, menurut saya kalau membaca beberapa festival atau
kecenderungan film-film komunitas, yang banyak diapresiasi dan banyak penghargaan itu lebih ke
arah film-film yang mengangkat isu-isu gender, lingkungan yang sekarang marak dalam dua tahun
belakangan ini ya, banyak diminati. Jadi film sebenarnya itu cukup berkembang namun memang
pada dasarnya setiap komunitas atau setiap film punya ciri khas masing-masing. Beda dengan film
komersil atau film bioskop. Memang yang paling kelihatan itu di bagian genre sih.

Anda mungkin juga menyukai