BAHAN AJAR
UNTUK KELAS VII
SMP/MTS
BILANGAN
BERNUANSA STEM
UIN ABDURAHMAN
WAHID
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT atas limpahan
rahmat, karunia, dan kemudahan yang telah diberikan oleh-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Bahan Ajar Matematika dengan Model
Discovery Learning Bernuansa STEM (Science, Technology, Engineering, and
Mathematics) pada Materi Bilangan dengan baik. Bahan ajar ini digunakan
sebagai pegangan peserta didik dan pendidik Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan literasi matematis siswa guna menyongsong PISA 2022. Bahan
ajar ini merupakan produk dari mata kuliah Telaah Kurikulum yang penulis
kembangkan sesuai dengan hasil penelitian penulis sebelumnya. Bahan
ajar ini disusun sesuai kompetensi inti dan kompetensi dasar Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama pada kurikulum 2013 yang disesuaikan dengan
aspek Discovery Learning-STEM untuk memberikan pengalaman bermakna
kepada peserta didik melalui berbagai aktivitas pembelajaran dan materi
yang disediakan. Aktivitas tersebut mengharuskan siswa untuk aktif dalam
pembelajaran yang akan melatih kemampuan literasi matematis siswa.
Konsep yang disajikan pada bahan ajar ini tersusun secara sistematis yang
dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari yang akan mempermudah siswa
dalam memahami materi yang diberikan. Pengembangan bahan ajar ini
tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak
dapat disebutkan satu persatu. Oleh karena itu, penulis menyampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan bahan ajar ini. Penulis berharap, bahan ajar ini bisa
bermanfaat bagi dunia pendidikan khusunya dalam upaya meningkatkan
kemampuan literasi matematis siswa.
Terima Kasih
Tim Penulis
Kelompok 5
DAFTAR ISI
I.PENDAHULUAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR PENCAPAIAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
MANFAAT
FRAMEWORK STEM
PETA KONSEP
PETUNJUK PENGGUNAAN
MOTIVASI
II.KEGIATAN BELAJAR
III.PENUTUP
UJI KOMPETENSI
REFLEKSI DIRI
DAFTAR PUSTAKA
PROFIL PENULIS
KOMPETENSI DASAR
1.1 Menjelaskan dan menentukan urutan pada bilangan bulat (positif
dan negatif) dan pecahan (biasa, campuran, desimal, persen).
1.2 Menjelaskan dan melakukan operasi hitung bilangan bulat dan
pecahan dengan memanfaatkan berbagai sifat operasi.
1.3 Menjelaskan dan menentukan representasi bilangan dalam bentuk
bilangan berpangkat bulat positif dan negatif.
4.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan urutan beberapa
bilangan bulat dan pecahan (biasa, campuran, desimal, persen).
4.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung
bilangan bulat dan pecahan.
4.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bilangan dalam
bentuk bilangan berpangkat bulat positif dan negatif.
INDIKATOR PENCAPAIAN
1. Siswa mampu menjelaskan urutan pada bilangan bulat dan pecahan.
2. Siswa mampu menjelaskan berbagai sifat operasi hitung yang
melibatkan bilangan bulat dan pecahan.
3. Siswa mampu menyatakan suatu bilangan dalam bentuk bilangan
berpangkat bulat.
4. Siswa mampu menentukan hasil operasi hitung bilangan bulat dan
bilangan pecahan dengan memanfaatkan berbagai sifat operasi.
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Peserta didik dapat memberikan contoh bilangan bulat.
2. Peserta didik dapat melakukan operasi penjumlahan, pengurangan,
perkalian, dan pembagian bilangan bulat termasuk operasi campuran.
3. Peserta didik dapat menaksir hasil perkalian dan pembagian bilangan
bulat.
4. Peserta didik dapat menghitung kuadrat dan pangkat tiga serta akar
kuadrat dan akar pangkat tiga bilangan bulat.
5. Peserta didik dapat memberikan contoh berbagai bentuk dan jenis
bilangan pecahan: bilangan pecahan biasa, campuran, desimal, persen,
dan permil.
6.Peserta didik dapat menyelesaikan operasi hitung: penjumlahan,
pengurangan, perkalian, pembagian, dan pangkat bilangan pecahan dan
bilangan desimal.
7.Peserta didik dapat menyelesaikan oprasi hitung mengenai FPB dan
KPK
MANFAAT
Kali ini kita akan membahas mengenai manfaat yang dapat kita
ambil setelah memepelajari materi Bilangan. Banyak sekali
penerapan bilangan bulat dalam kehidupan sehari misalnya
pada disiplin ilmu fisika, bidang kedokteran, pendidikan maupun
bidang ekonomi. Salah satunya adalah penerapan bilangan bulat
pada termometer
FRAMEWORK STEM
a ba ha sa.
buk a n hany ran”
em atika s pe nala
“Mat h b ah a sa plu
a a dala
Matematik
P . Fe ynman
d
– Richar
BILANGAN BULAT
Sebelum kita menyimak apa itu bilangan bulat mari kita ketahui
pengertiannya....
KEGIATAN 1
2. Asosiatif
Selain sifat komutatif, pada penjumlahan bilangan bulat
juga berlaku sifat asosiatif (pengelompokan). Secara
umum, jika a, b, dan c adalah sebarang bilangan bulat,
maka berlaku
Sifat-sifat
1. Komutatif
a×b=b×a
2. Asosiatif
(a × b) × c = a × ( b × c)
3. Distributif
Perkalian terhadap penjumlahan
a × (b + c) = a × b + a × c
Perkalian terhadap pengurangan
a × (b − c) = a × b − a × c
Jika kita kaitkan dengan kehidupan sehari-hari kita bisa
mengambil nilai dari operasi perkalian dua bilangan bulat.
Berikut contoh kaitan antara operasi perkalian dengan
konsep ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Lengkapi Tabel 1.9 berikut.
OPERASI BILANGAN PECAHAN
OPERASI BILANGAN PECAHAN
OPERASI BILANGAN PECAHAN
OPERASI PERKALIAN DAN
PEMBAGIAN BILANGAN BULAT
OPERASI PERKALIAN DAN
PEMBAGIAN
OPERASI PERKALIAN DAN
PEMBAGIAN
OPERASI PERKALIAN DAN
PEMBAGIAN
Urutan Operasi
Urutan operasi yang dimaksud adalah operasi penjumlahan (+), pengurangan (–),
perkalian (×), dan pembagian (÷).
Seandainya tidak ada aturan urutan operasi pada bilangan bulat. Misal ada suatu
soal matematika sebagai berikut.
Tentukan hasil dari 6 + 2 × 4 = ...
Kemungkinan jawaban pertama 6 + 2 × 4 = 8 × 4 = 32
Kemungkinan jawaban kedua 6 + 2 × 4 = 6 + 8 = 14
Jawaban manakah yang benar, dan jawaban manakah yang salah. Jika tidak dibuat
aturan dalam urutan operasi matematika, maka dalam perhitungan matematika
akan menghasilkan beberapa kemungkinan jawaban yang berbeda seperti di atas.
Oleh karena itu, para matematikawan sepakat untuk membuat aturan tentang
urutan operasi.
Urutan Operasi
salah satu caranya adalah dengan membagi bilangan tersebut secara berulang.
Contoh:
Cara menjadikan bilangan desimal 648 menjadi bilangan berpangkat.
648 : 2
324 : 2
162 : 2
81 : 3
27 : 3
9:3
3:3
1
648 = 2 × 2 × 2 × 3 × 3 ×3 ×3
3 4
=2 ×3
Membandingkan Bilangan Berpangkat Besar
Amati Contoh 1 berikut.
Contoh 1
Tentukan bilangan yang lebih besar antara 56 dengan 65
Kalau dalam bilangan desimal, untuk membandingkan cukup mudah, yaitu dengan melihat
angka-angka penyusunnya. Namun, untuk bilangan berpangkat tidak semudah itu. Mungkin
sebagian dari siswa menduga bahwa antara bilangan 56 dengan 65 adalah sama besar karena
angka-angka penyusunnya sama, tetapi berbeda posisi. Untuk membuktikan kebenaran dugaan
tersebut, kita bisa rinci bilangan berpangkat tersebut menjadi bilangan desimal lebih dulu.
56 = 5 × 5 × 5 × 5 × 5 × 5 = 15.625
65 = 6 × 6 × 6 × 6 × 6 = 7.776
Ternyata setelah mengubah menjadi bilangan desimal, nampak bahwa 56 lebih dari 65.
Cara pada contoh 1 di atas cukup efektif untuk digunakan membandingkan bilangan
berpangkat. Namun, ada kalanya suatu bilangan tidak perlu dijadikan ke dalam bentuk
desimalnya untuk bisa membandingkannya. Perhatikan Contoh 2 berikut.
Contoh 2
Tentukan bilangan yang lebih besar antara bilangan 100101 dengan 101100. Kedua bilangan
tersebut cukup susah untuk dituliskan ke dalam bilangan desimal, karena angkanya yang
(relatif) banyak. Dengan menggunakan kalkulator sederhana tidak akan bisa menghasilkan
bilangan desimalnya karena pada kalkulator tersebut hanya terbatas sampai 9 angka saja.
Untuk membandingkan bilangan berpangkat yang cukup besar tersebut, kalian bisa melakukan
semacam percobaan untuk bilangan-bilangan yang lebih kecil, tetapi dengan pola yang sama.
34 > 43
45 > 54
56 > 65
Lanjutkan untuk melakukan beberapa percobaan lagi agar lebih meyakinkan kalian.
Dengan melakuakan percobaan tersebut kita bisa menggeneralisasi bahwa
100101 > 101100
BILANGAN BULAT BERPANGKAT POSITIF
4
KPK dan FPB
Alternatif penyelesaian
Pola makan Zainul, Evan, dan Tohir adalah Kelipatan Persekutuan dari 2, 3, dan 5. Jadi Zainul,
Evan, dan Tohir akan makan bersama-sama lagi setelah 30 hari, 60 hari, 90 hari, dan seterusnya.
30 hari terhitung sejak hari mereka makan bersama pertama kali.
Statement (identifikasi masalah)
Utusan anggota pramuka dari kelas VII, VIII, dan IX sebuah SMP untuk mengikuti Perkemahan
Sabtu Minggu (Persami) sebanyak 108 orang. Utusan dari kelas VII sebanyak 30 orang, kelas VIII
sebanyak 36 orang dan dari kelas IX sebanyak 42 orang. Untuk acara baris-berbaris semua utusan
dibagi dalam beberapa kelompok. Tiap kelompok merupakan campuran dari kelas VII, VIII, dan IX,
dengan jumlah anggota tiap kelompok adalah sama.
1) Berapa sebanyak-banyaknya kelompok yang dapat dibentuk?
2) Berapa banyak anggota tiap kelompok?
KPK dan FPB
1. Bagaimana cara menentukan KPK atau FPB antara 3 bilangan atau lebih? 2. Apakah KPK
atau FPB hanya berlaku untuk bilangan bulat positif?
Data processing (pengolahan Data)
Untuk bilangan yang KPK-nya cukup besar kalian bisa menggunakan cara:
1. Faktorisasi prima
2. Pembagian bersusun
Menentukan KPK dengan Faktorisasi Prima
Tentukan KPK dari 90 dan 168.
Alternatif penyelesaian :
Langkah 1: menyatakan bilangan 90 dan 168 ke dalam bentuk faktorisasi prima. Untuk
menentukannya bisa menggunakan bantuan pohon faktor, sebagai berikut.
KPK dan FPB
Keterangan:
Tanda panah merah berarti bilangan tersebut tidak terbagi habis oleh
pembaginya.
Langkah 2: Kalikan semua pembagi
KPK dari 9, 15, dan 42 adalah 3 × 2 × 7 × 5 × 3 = 630
Tugas kalians
1. Tentukan KPK dari 54, 90, dan 168 dengan cara faktorisasi prima.
2. Tentukan KPK dari 90 dan 168 dengan cara pembagian bersusun.
Faktor Persekutuan
a dikatakan faktor dari bilangan bulat b jika a membagi habis b. Dengan kata lain dapat
ditulis b = a × n, dengan n adalah suatu bilangan bulat. Daftarlah faktor-faktor positif dari
bilangan berikut!
Faktor positif dari 6 adalah 1, 2, 3, 6.
Faktor positif dari 8 adalah 1, 2, 4, 8.
Faktor positif dari 9 adalah 1, 3, 9.
Faktor positif dari 13 adalah 1 dan 13.
Faktor positif dari 15 adalah 1, 3, 5, dan 15.
Faktor positif dari 24 adalah 1, 2, 3, 4, 6, 8, 12, dan 24.
Faktof positif dari 36 adalah 1, 2, 3, 4, 6, 9, 12, ..., ....
Faktof positif dari 48 adalah 1, 2, 3, 4, 6, 8, ..., ..., ..., ....
KPK dan FPB
Alternatif penyelesaian :
Langkah 1 : Menyatakan bilangan 90 dan 168 ke dalam bentuk faktorisasi prima
Untuk menentukannya bisa menggunakan bantuan pohon faktor, sebagai berikut.
Dari Tabel diatas daftar bilangan-bilangan yang sama antara kelipatan 1 dan 2
adalah 2, 4, 6, 8, dan 10
KPK = a × b
2. Diketahui4
bilangan bulat positif c dan d.
6 membagi c.
6membagi d.
Belum tentu 6 adalah FPB dari c dan d. FPB adalah pembagi bersama
─
2. Suhu terendah yang terjadi di kota A adalah 18ᵒC, sedangkan suhu
tertinggi yang pernah terjadi adalah 15ᵒC. Adapun suhu terendah dan
─
suhutertinggi yang pernah terjadi di kota B adalah 27ᵒC dan 7ᵒC. Di
antara kedua kota itu, kota manakan yang mempunyai interval suhu
lebih besar?
3. Suhu udara di padang gurun pada pukul 12.00 siang adalah 44ᵒC.
Setelah pukul 12.00 tersebut suhu udara mulai turun secara bertahap.
Pada pukul 21.00 suhu udara menjadi 2ᵒC.
a. Berapa penurunan rata-rata suhu setiap 3 jam?
b. Berapa derajat suhu udara pada pukul 18.00?
b. 180%
c. 625%
d. 1,25
7. Ari dan Dewi berjalan dari tempat A ke tempat B yang berjarak 100
m.
Panjang langkah Ari 60 cm dan panjang langkah Dewi 50 cm. Mereka
mulai melangkah bersamaan dengan kecepatan sama. Berapa meter
sisa jarak yang harus mereka tempuh saat langkah mereka bertemu di
satu tempat untuk terakhir kalinya
REFLEKSI
REFLEKSI
REFLEKSI
REFLEKSI
DAFTAR PUSTAKA
As'ari, Abdur
Rahman.2017.Buku Guru
Matematika
kelas VII. Jakarta:Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan
Steam. Makasar
BIODATA
Nama : Zulfa Nabila
Nim : 2620033
Prodi : Tadris Matematika
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Alamat : Ds. Kemasan, Kec. Bojong, Kab.
Pekalongan