Anda di halaman 1dari 2

NAMA : FEBRI HIDAYAT

KELAS : 02SAKK002
NIM : 211011200886

UTS HUKUM BISNIS

1. Mengapa definisi hukum tidak ada yang baku?

 Karena hukum adalah kumpulan peraturan yang mengatur tingkah laku manusia di
dalam masyarakat dan terdapat sanksi bagi para pelanggarnya. Hukum mempunyai
sifat memaksa, mengikat, dan mengatur hubungan manusia dengan manusia, manusia
dengan masyarakat, serta masyarakat dengan masyarakat.

2. Apa yang Saudara pahami syarat suatu perjanjian di kaitkan dengan asas
Konsensualisme?

 Asas konsensualisme mengacu pada Kitab Undang-Undang Hukum Perdata


khususnya Pasal 1320 yang mengatur: “Untuk sahnya suatu perjanjian diperlukan
empat syarat:
1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;
2. Kecakapan untuk membuat perikatan;
3. Suatu hal tertentu;
4. Suatu sebab yang halal.

3. Apa pengertian Hak cipta menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2014? Coba Saudara
jelaskan berikut contoh dan masa berlakunya.

 Hak Cipta dalam Undang-Undang Nomor 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta adalah
hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif
setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Indonesia mengalami
banyak perubahan dalam Undang-Undang mengenai Hak Cipta.
Contohnya : karya fotografi

4. Apa yang Saudara pahami tentang Hak Tanggungan? Dan bagaimana kedudukan
Hipotik setelah lahirnya Hak Tanggungan?

 Hak Tanggungan atas tanah beserta benda-benda yang berkaitan dengan tanah, yang
selanjutnya disebut Hak Tanggungan, adalah hak jaminan yang dibebankan pada hak
atas tanah sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960
tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, berikut atau tidak berikut atau tidak
berikut benda-benda lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu, untuk
pelunasan utang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada
kreditor tertentu terhadap kreditor-kreditor lain.

Sesuai Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (“KUH Perdata”), agar


terjadi perjanjian yang sah, hanya perlu dipenuhi empat syarat:

 kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya;


 kecakapan untuk membuat suatu perikatan;
 suatu pokok persoalan tertentu;
 suatu sebab yang halal/tidak terlarang.

5. Apakah pihak debitur boleh melakukan permohonan kepailitan kepada Pengadilan


Niaga? Coba Saudara jelaskan?
 Permohonan pailit dapat diajukan oleh kreditor atau para kreditor atau bahkan
oleh debitor itu sendiri
Suatu permohonan pailit umumnya diajukan oleh kreditor yang memiliki
tunggakan piutang terhadap debitor. Namun pada dasarnya selain diajukan oleh
pihak kreditor, debitor yang bersangkutan juga dapat mengajukan permohonan
kepailitan atas dirinya sendiri.
Hal tersebut sebagaimana diatur dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang No. 37
tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
(“UU Kepailitan dan PKPU”),

Anda mungkin juga menyukai