PENDAHULUAN
Pemerintah Daerah Kota Lubuklinggau yang telah memiliki Kepala Daerah periode 2018 – 2023 melalui
pemilihan langsung wajib menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang
berfungsi sebagai dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 (lima) tahun kedepan. Ketentuan
tersebut sejalan dengan Undang–undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-
undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Lubuklinggau 2018-2023 merupakan
arah pembangunan yang ingin dicapai daerah dalam kurun waktu masa bakti kepala daerah yang
disusun berdasarkan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah Terpilih, dimana kegiatan yang direncanakan
sesuai dengan urusan pemerintah dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah.
RPJMD Kota Lubuklinggau mengintegrasikan rancangan RPJMD dengan rancangan Renstra-SKPD, serta
masukkan dan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan pembangunan melalui konsultasi publik
dan musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang). Dalam penyusunan RPJMD Kota
Lubuklinggau Tahun 2018-2023 sebagai penjabaran visi, misi dan program kepala daerah terpilih, juga
berpedoman pada RPJMD Propinsi Sumatera Selatan, serta kementerian/lembaga yang terkait.
Sedangkan tata cara penyusunan RPJMD Kota Lubuklinggau mengacu pada Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata cara perencanaan, pengendalian dan evaluasi
pembangunan daerah, tata cara evaluasi rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerahdan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta tata cara
perubahan rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, rencana pembangunan jangka menengah
daerah dan rencana kerja Pemerintah Daerah.
Sebagai salah satu SKPD Pemerintah Kota Lubuklinggau, RSUD Siti Aisyah mempunyai kewajiban
menyusun Revisi Renstra (Rencana Strategis) tahun 2018-2023 dan selanjutnya menjadi pedoman
dalam penyelenggaraan kegiatan RSUD Siti Aisyah selama kurun waktu lima tahun kedepan.
Dokumen ini akan menjadi acuan RSUD Siti Aisyah untuk menyusun rencana kerja yang akan
diselenggarakan setiap tahun sehingga kegiatan akan terarah dan tepat sasaran.
Landasan Hukum untuk menyusun Revisi Renstra RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau tahun 2018-2023,
sebagai berikut :
1.3.1. Maksud
Maksud dan tujuan disusunnya Revisi RENSTRA RSUD Siti Aisyah ini diharapkan secara keseluruhan
dapat melaksanakan dan merencanakan “Pelayanan yang Bermutu“ yaitu pelayanan yang berkualitas
yang secara langsung dapat dirasakan oleh masyarakat melalui :
1.3.2. Tujuan
1. Sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan pada RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau lima tahun
ke depan sehingga pelaksanaannya terarah dan tepat sasaran.
2. Sebagai alat pengendali, monitoring dan evaluasi pencapaian kinerja 5 (lima) tahun ke depan.
Adapun pembuatan Dokumen Revisi Rencana Strategis (Renstra) RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau
tahun 2018-2023 ini disusun ke dalam 7 (tujuh) bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN: Pada Bab Pendahuluan dipaparkan Latar Belakang, Landasan Hukum, Maksud
dan Tujuan dan diakhiri dengan Sistematika Penulisan Rencana Strategis.
BAB II GAMBARAN PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SITI AISYAH KOTA
LUBUKLINGGAU : Dalam bab ini diuraikan mengenai tugas, fungsi dan struktur organisasi, sumber daya
yang dimiliki, kinerja pelayanan sasaran/target serta tantangan dan peluang pengembangan RSUD Siti
Aisyah periode sebelumnya.
BAB III PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI : Pada bab ini
berisi uraian Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi, Telaah Visi, Misi dan Program
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih, Telaah Renstra K/L dan Renstra Propinsi, Telaah
Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis, dan diakhiri Perumusan Isu-Isu
Strategis.
BAB IV TUJUAN DAN SASARAN,: Dalam Bab ini dirumuskan tujuan dan sasaran Jangka Menengah.
BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN : Dalam Bab ini diuraikan Strategi Arah Kebijakan Rumah Sakit
dalam upaya mewujudkan visi dan misi Rumah Sakit.
BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, SERTA PENDANAAN : Dalam Bab ini akan dikemukakan
dijelaskan Revisi Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan
Indikatif.
BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN : Pada Bab ini dikemukakan Indikator Kinerja
SKPD yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai dalam lima tahun mendatang
sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Rumah Sakit Umum Daerah Siti Aisyah Kota Lubuklinggau adalah Rumah Sakit milik Pemerintah Kota
Lubuklinggau, yang mana pertama kali didirikan pada tahun 1990/1993 berbentuk Yayasan Rumah Sakit
Islam Siti Aisyah Lubuklinggau, yang diselenggarakan oleh Yayasan Rumah Sakit Islam Siti Aisyah
berdasarkan Surat Izin sementara Kanwil Propinsi Sumatera selatan Nomor. YM.01.02.3.1.8420 tanggal
10 Oktober 1994 .
Pada tanggal 11 Maret 2004 Penyelenggaraan Pengelolaan Yayasan Rumah Sakit Islam Siti Aisyah
sepenuhnya diserahkan kepada Pemerintah Kota Lubuklinggau berdasarkan penanda tanganan Nota
Kesepakatan (MOU) antara Ketua Yayasan Rumah sakit Islam siti Aisyah dengan Pemerintah Kota
Lubuklinggau dan seluruh asset milik Yayasan Rumah Sakit Islam Siti Aisyah diserahkan kepada
Pemerintah Kota Lubuklinggau pada tanggal 19 Desember 2006. Selanjutnya melalui Peraturan Walikota
Lubuklinggau Nomor : 03 Tahun 2007 Rumah sakit Islam Siti Aisyah resmi menjadi milik Kota
Lubuklinggau dan ditetapkan status Rumah sakit menjadi Kelas/Type D berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 332/Menkes/SK/V/2009 tanggal 7 Mei 2009. kemudian
pada tanggal 7 Juni 2012 RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau ditetapkan sebagai Rumah Sakit Umum
Kelas C sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : HK.03.05/I/907/12, Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/391/2014 tentang Pedoman Penetapan
Rumah Sakit Rujukan Regional Dan Pergub Nomor : 1 tahun 2015 Tentang Perubahan atas peraturan
Gubernur Nomor 41 Tahun 2014 Tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan.
2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Siti Aisyah
Penjabaran tugas pokok dan fungsi Rumah Sakit Umum Siti Aisyah Kota Lubuklinggau diatur melalui
Peraturan Walikota Lubuklinggau Nomor 63 Tahun 2014, dimana Rumah Sakit Umum Daerah Siti
Aisyah Kota Lubuklinggau mempunyai tugas melaksanakan upaya kesehatan secara berdayaguna dan
berhasilguna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara serasi,
terpadu dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan, sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Tugas Pokok RSUD Siti Aisyah sebagai tempat pelayanan kesehatan mempunyai Tugas memberikan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 44 tahun 2009 BAB III Pasal 4 tentang Rumah Sakit yaitu yang dimaksud dengan pelayanan
kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga
kesehatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit
dan memulihkan kesehatan.
2.1.1. Kedudukan
Rumah Sakit Umum Daerah Siti Aisyah Kota Lubuklinggau berkedudukan sebagai rumah sakit milik
pemerintah daerah yang merupakan unsur pendukung tugas walikota di Bidang Pelayanan Kesehatan
Rujukan yang dipimpin oleh seorang direktur berada di bawah dan bertanggungjawab kepada walikota
melalui sekretaris daerah .
Susunan Organisasi Rumah Sakit Siti Aisyah Kota Lubuklinggau terdiri dari :
a. Direktur;
b. Bagian Tata Usaha (Sekretariat) membawahkan :
1.Sub Bagian Umum dan Publikasi
2.Sub Bagian perlengkapan dan
3.Sub Bagian Kepegawaian
c. Bidang Keuangan, Membawahkan :
1.Seksi Anggaran dan Perbendaharaan dan
2.Seksi Pembukuan dan Aset
d. Bidang Perencanaan dan Pengembangan :
1.Seksi penyusunan program,Monitoring dan Evaluasi
2.Seksi Penelitian dan Pengembangan
e. Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan membawahkan :
1.Seksi pelayanan dan Penunjang Medik
2.Seksi Keperawataan
f. Instalasi;
g. Komite – Komite, Terdiri dari ;
1. Komite Medik
2.Komite Keperawatan
Direktur
Komite-Komite
Satuan Pengawas
Internal
Instalasi Instalasi
Gambar 2.1
c. Bidang Keuangan
Tugas pokok : melaksanakan penatausahaan dan pengendalian anggaran, perbendaharaan,
pembukuan dan aset.
Revisi Rencana Strategis RSUD Siti Aisyah Lubuklinggau 2018-2023 9
Fungsi :
- Perumusan kebijakan teknis dalam penyusunan dan pengendalian dibidang anggaran,
perbendaharaan, pembukuan dan asset;
- Menyelenggarakan koordinasi penyusunan anggaran Rumah Sakit;
- Menyelenggarakan koordinasi penyusunan besaran tarif pelayanan kesehatan;
- Menyelenggarakan pengelolaan pendapatan dan belanja;
- Menyelenggarakan pengelolaan kas;
- Menyelenggarakan pengelolaan utang piutang;
- Menyelenggarakan koordinasi penyusunan kebijakan pengelolaan barang, asset tetap dan
investasi;
- Menyelenggarakan Sistem informasi manajemen keuangan;
- Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh direktur, sesuai dengan tugas dan fungsinya.
f. Instalasi merupakan fasilitas penyelenggaraan pelayanan fungsional di Rumah Sakit Siti Aisyah
Lubuklinggau yang mempunyai tugas membantu direktur dalam penyelenggaraan pelayanan
fungsional sesuai dengan fungsinya.
h. Satuan Pengawas Internal bertugas membantu direktur dalam melaksanakan pengawasan internal
terhadap pengelolaan sumber daya rumah sakit.
i. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pemerintah daerah
sesuai dengan keahlian dan kebutuhan
2.2.1. Sumber Daya Manusia (SDM) RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau.
Jumlah Ketenagaan di Rumah Sakit Siti Aisyah saat ini berjumlah 581 orang yang terdiri dari 186 orang
PNS dan 309 orang sebagai pegawai honor, Pegawai training sebanyak 34 orang, pegawai magang
sebanyak 40 dan pegawai anorganic sebanyak 12 orang dari sekian banyaknya pegawai yang ada RS Siti
Aisyah masih sangat kekurangan untuk tenaga medis, khususnya untuk dokter spesialis sebagai
gambaran dapat dilihat pada tabel dengan distribusi pegawai sebagaimana pada tabel 2.1 sebagai
berikut :
Tabel 2.1
Keadaan dan Kebutuhan Tenaga Medis
RSUD Siti Aisyah Sesuai Standar RS Tipe C Per Desember 2019
Diolah dari data kepegawaiaan RSUD Siti Aisyah Per Desember 2019
Dari tabel 2.1 diatas dapat tergambar bahwa Rumah Sakit Siti Aisyah masih sangat kekurangan dengan
tenaga kesehatan, khususnya untuk dokter spesialis anak, kandungan, penyakit dalam dan bedah.
Dimana selama ini dokter spesialis ini berkerja paruh waktu (dokter on call). Sehingga untuk pelayanan
poliklinik dokter spesialis tidak berjalan sebagaimana mestinya. Untuk mengantisipasi perkembangan
rumah sakit maka sangat dibutuhkan tenaga dokter spesialis ini, untuk itu rekruitmen dokter spesialis
ini harus dilakukan melalui kerjasama dengan perguruan tinggi atau rekruitmen melalui pengangkatan
CPNS daerah, guna untuk pengembangan dan peningkatan pelayanan rumah sakit sesuai dengan visi
dan misi dari RSUD Siti Aisyah
Berdasarkan tabel diatas, komposisi pegawai terdiri dari golongan I sebanyak 3 orang, golongan II
sebanyak 16 orang, golongan III sebanyak 144 orang, golongan IV sebanyak 50 orang dan pegawai non
pangkat /golongan sebanyak 403 orang .
Tabel 2.3
Komposisi pegawai RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau berdasarkan Tingkat
Pendidikan per Desember 2019
Berdasarkan tabel di atas, komposisi Tingkat Pendidikan pegawai terdiri dari golongan Pasca sarjana/S2
sebanyak 23 orang (3,96%), Sarjana/S1 sebanyak 80 orang (13,77 %), Sarjana muda/Diploma III
sebanyak 285 orang (49,05%), Diploma 1 sebanyak 6 orang (1,03%) ,SLTA sebanyak 94 orang (16,18%)
SLTP sebanyak 18 orang (3,1%) SD Sederajat 16 orang ( 2,75 % ).
2.2.2. Sumber Daya Sarana dan Prasarana RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau.
Perlengkapan sarana dan prasarana yang memadai secara kualitas maupun kuantitas, diperlukan
sebagai unsur pendukung bagi kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi RSUD Siti Aisyah sebagai
pusat pelayanan kesehatan rujukan,dimana sarana dan prasarana yang ada saat ini dapat dilihat pada
tabel 2.4 dibawah ini.
Luas
No. Jenis Sarana Tahun Pembangunan Kondisi Bangunan
Bangunan
Dari tabel 2.4 diatas dapat dilihat bahwa sarana Rumah Sakit yang tersedia sudah banyak yang
mengalami kerusakan sesuai dengan umur dari bangunan tersebut, walaupun ada sebagian dari sarana
Rumah sakit dalam keadaan baik karena baru dibangun, Dalam rangka untuk peningkatan dan
pengembangan Rumah Sakit, bangunan yang sudah rusak dan dianggap tidak layak harus dibangun
kembali dan dilakukan rehab.
Selain Sarana Rumah Sakit yang tersedia, kegiatan Operasional Rumah Sakit juga ditunjang oleh
prasarana yang ada diantaranya : Sumber daya Listrik dengan kapasitas yang tersedia PLN 300 KVA dan
2 unit Genset masing masi berdaya 350 KVA dan xxx KVA, sumur gali 3 bh, sumur bor 4 bh dan PAM,
sarana komunikasi dan Pelayanan transportasi (ambulans 6 bh).
Untuk sarana transportasi, RS Siti Aisyah memiliki :
1. Kendaraan operasional Roda 4 dan dan Ambulan
- 6unit Kendaraan Operasional.
- 4 unit Kendaraan Ambulan.
- 1 unit Kendaraan Jenazah.
2. Kendaraan Roda 2 (Dua) ada 4 ( Empat) unit.
4. Pelayanan Penunjang
Pelayanan penunjang di RS Siti Aisyah menunjukkan kinerja yang cenderung meningkat. Jumlah
pemeriksaan yang terbanyak dilakukan pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologi terbanyak
adalah Thorax dan tindakan pembedahan terbanyak adalah operasi besar. Jika dibandingkan dengan
positioning RSUD Siti Aisyah dalam persaingan, maka kondisi ini perlu ditingkatkan kembali agar ratio
pemeriksaan penunjang medik seimbang dengan tindakan medik. Berikut ini adalah pelayanan
penunjang yang dimiliki Rumah Sakit Umum Daerah Siti Aisyah :
1. Pelayanan Bedah
2. Pelayanan Radiologi ( termasuk USG )
3. Pelayanan Laboratorium
4. Pelayanan Farmasi
5. Pelayanan Konsultasi Gizi
6. Pelayanan Rehabilitasi Medik
7. Pelayanan ICU
8. Pelayanan Ambulan
9. Pelayanan Pemulasaran Jenazah
10. Pelayanan terintegrasi terdiri dari :
RS PONEK
11. Pelayanan lain terdiri dari :
IPSRS
Laundry
Ipal & Incinerator
CSSD
Hemodialisa
SIMRS
Tabel 2.5.
Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja
RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau
Tahun 2019
Bila dilihat dari tabel di atas, capaian realisasi belanja program rata-rata sudah mencapai 92.95%.
2.3.2. Kunjungan Pasien
Tabel berikut ini adalah realisasi kunjungan pasien RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau Tahun Per
Desember 2020.
Tabel 2.6
Jumlah Kunjungan Pasien RSUD Siti Aisyah Per Desember 2019
Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa kunjungan pasien RSUD Siti Aisyah di dominasi oleh pasien rawat
jalan dengan total kunjungan sebesar 26002 Per Desember 2019 sedangkan kunjungan rawat inap
sebesar 9664 Rendahnya kunjungan rawat inap ini bisa saja disebabkan karena masih kurangnya tempat
tidur (TT) dikarenakan ada pembangunan gedung dan rehab di beberapa ruangan rawat inap.
Tabel 2.7
Capaian Indikator Pelayanan Rawat Inap RSUD Siti Aisyah
Pencapaian Indikator
No. Indikator Pelayanan
2018 2019
1. Bed Occupancy Rate (BOR) 63,81 63,60
2. Average Length of Stay (AvLOS) 3,18 hari 3,57 hari
3. Turn Over Interval (TOI) 1,81 kali 2,04 kali
4. Net Death Rate (NDR) 1,64 1,92
5. Gross Death Rate (GDR) 3,78% 4,14%
Sumber : Sistem Informasi Rumah Sakit RSUD Siti Aisyah Lubuklinggau tahun 2019
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat capaian indikator pelayanan dari tahun ke tahun mengalami
perubahan beberapa indikator menunjukkan capaian yang cukup memuaskan dalam artian memenuhi
target yang telah ditetapkan, sedangkan indikator lain, seperti telah disebutkan di atas menunjukkan
capaian yang belum memenuhi target yang telah ditetapkan.
PP nomor 23 tahun 2005 tentang Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan Permendagri
Nomor 61 tahun 2007 tentang Pedoman Tekhnis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah,
dimana PP tersebut memberikan keleluasaan terhadap Badan Layanan Umum Daerah untuk mengelola
keuangan secara mandiri dan fleksibel dengan menonjolkan produktifitas ,efisiensi dan efektifitas.
Secara umum PP dan Permendagri tersebut menimbulkan peluang sekaligus tentangan bagi Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Siti Aisyah Kota Lubuklinggau, karena untuk dapat mengelola keuangan
sesuai PPK-BLUD, Rumah Sakit Umum Daerah Siti Aisyah Kota Lubuklinggau harus mampu
meningkatkan kinerjanya baik dalam aspek pelayanan, administrasi, sumber daya keuangan maupun
sarana dan prasarana.
2.3.1. Analisa Peluang dan Ancaman Dari Faktor Internal/Eksternal
b. Aspek Keuangan
Biaya pelayanan kesehatan termasuk kategori rendah bila dibandingkan dengan sarana kesehatan
yang lain
Adanya PP 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan
Permendagri 61 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum Daerah, yang memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan
Sumber pendanaan dari pemerintah daerah belum sesuai dengan amanat UU No. 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan
Tingkat kemiskinan di masyarakat belum mengalami penurunan
Krisis keuangan global dan nasional yang mengancam daya beli masyarakat.
Adanya pandemi covid 19 yang membuat pendapatan Rumah Sakit menurun dan pengeluaran
Rumah sakit bertambah.
c. Aspek SDM
Jumlah tenaga medis sudah cukup memadai, namun dokter spesialis masih kurang. dengan adanya
program beasiswa diharapkan pada tahun 2020 tenaga dokter umum sudah memiliki kualifikasi dokter
spesialis dan program pelatihan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan mampu meningkatkan
kompetensi tenaga kesehatan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
d. Aspek Administrasi
Jumlah pegawai administrasi masih sedikit yang berkualifikasi S1 (sarjana) khususnya bidang
administrasi rumah sakit.
ANALISIS SWOT
Berikut ini adalah hasil analisis SWOT (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Siti Aisyah :
Kekuatan Kelemahan
No.Uraian
1 2 3 Tot 1 2 3 Tot
ASPEK SDM
Kekuatan Kelemahan
No. Uraian
1 2 3 Tot 1 2
ASPEK SARANA DAN
PRASARANA
Kuadran II Kuadran I
(3,8)
Kelemahan Kekuatan
Peluang Ancaman
Kuadran I
- Merupakan posisi yang sangat menguntungkan - Organisasi mempunyai peluang dan kekuatan
sehingga ia dapat memanfaatkan peluang yang ada secara maksimal - Seyogyanya menerapkan strategi
yang mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.
Kuadran II
- Meskipun menghadapi berbagai ancaman, organisasi mempunyai keunggulan sumber daya -
Organisasi-organisasi pada posisi seperti ini dapat menggunakan kekuatannya untuk memanfaatkan
peluang jangka panjang - Dilakukan melalui penggunaan strategi diversifikasi produk atau pasar.
Kuadran III
- Organisasi menghadapi peluang pasar yang besar tetapi sumber dayanya lemah - Karena itu tidak
dapat memanfaatkan peluang tersebut secara optimal - Fokus posisi organisasi pada posisi seperti inilah
meminimalkan kendala-kendala internal organisasi.
Dari diagram di atas, terlihat bahwa Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Siti Aisyah berada di kuadran I
yang berarti organisasi mempunyai kekuatan dan peluang yang besar namun tidak dapat menganggap
remeh juga ancaman yang cukup signifikan dari luar, terutama pesaing. Sehingga fokus strategi yang
harus dikembangkan dalam posisi adalah pertumbuhan agresif dengan meningkatkan pengembangan
rumah sakit di berbagai lini dengan cara :
1. Pengembangan jenis pelayanan kesehatan. Strategi ini dapat berupa pembukaan pelayanan
kesehatan baru seperti pelayanan trauma centre, pelayanan rehabilitasi NAPZA dan pelayanan
haemodialisis. Disamping itu dapat diupayakan pengembangan unit usaha yang bersifat komersial
seperti apotik dan asrama/mess (rumah singgah untuk keluarga pasien)
2. Pembenahan internal untuk meningkatkan daya saing Pembenahan internal perlu dilakukan
terutama untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada seperti pembenahan bidang sumber
daya manusia, sarana dan prasarana dan administrasi rumah sakit.
3. Peningkatan pelayanan yang berorientasi pelanggan. Peningkatan pelayanan kesehatan yang
berorientasi pelanggan perlu dilaksanakan terutama menghadapi persaingan rumah sakit yang
semakin ketat. Pasien dalam memilih rumah sakit tentu saja melihat keunggulan yang dimiliki
rumah sakit bersangkutan. Strategi ini dapat berupa pengembangan fasilitas-fasilitas penunjang
medis, penyediaan sistem rujukan, peningkatan kesembuhan pasien, peningkatan pendidikan dan
pelatihan SDM bidang kesehatan.
4. Restrukturisasi pengelolaan keuangan Pengelolaan keuangan yang efektif dan efisien merupakan
kunci kinerja keuangan yang sehat. Oleh sebab itu restrukturisasi perlu dilaksanakan dengan cara
antara lain evaluasi sistem keuangan yang berlaku dan menyesuaikan dengan pola pengelolaan
keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PK-BLUD) yang mendorong efisiensi, efektivitas dan
produktivitas.
Permasalahan-permasalahan yang sering dihadapi dalam pelaksanaan pelayanan di Rumah Sakit antara
lain :
a. Faktor Internal
1) Jenis dan jumlah SDM masih kurang utama untuk dokter spesialis dan tenaga kesehatan untuk
spesialistik tertentu. Untuk tenaga bidan,perawat,nutrisionis,analis kesehatan rata-rata sudah
mencukupi
2) Sarana dan Prasarana di Rumah Sakit masih perlu ditambah karena masih banyak kekurangan;
3) Keamanan masih perlu ditingkatkan;
4) Motivasi pegawai belum mengarah kepada budaya kerja.
b. Faktor Eksternal
1) Tingginya tuntutan masyarakat dalam peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat;
2) Faktor ekonomi yang kurang mendukung untuk saat ini;
3) Daya beli masyarakat menurun:
4) Tingginya persaingan dalam bidang Pelayanan Kesehatan yang menawarkan produk pelayanan
dengan kualitas yang baik
5) Pandemi Covid 19
Misi
1) Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang
kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim dan mencerminkan
kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan
2) Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan negara hukum
3) Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri sebagai negara
maritim
4) Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera
5) Mewujudkan bangsa yang berdaya saing
6) Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju,kuat dan berbasiskan
kepentingan nasional, serta
7) Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan
Selanjutnya terdapat 9 agenda prioritas yang dikenal dengan” NAWA CITA” yang ingin diwujudkan
pada Kabinet Kerja, yakni :
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman
pada seluruh warga Negara
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih,
efektif, demokratis, dan terpercaya
3. MembangunIndonesia dari pingiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka
negara kesatuan
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas
korupsi,bermartabat dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia
6. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan mengerakkan sektor-sektor strategis ekonomi
domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
Visi Dinas Kesehatan Sumatera Selatan menurut Renstra Propinsi Sumatera Selatan Tahun 2019-2023
sebagai berikut :
“Sumatera Selatan Maju Untuk Semua” .
1. Membangun Sumsel berbasis ekonomi kerakyatan, yang didukung sektor pertanian, industri, dan
UMKM yang tangguh untuk mengatasi pengangguran dan kemiskinan baik di perkotaan maupun di
perdesaan;
Dengan mempertimbangkan kesesuaian dan keterkaitan dengan Visi dan Misi Kementrian Kesehatan,
Visi dan Misi Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Selatan, Visi dan misi Walikota terpilih, juga indikator-
indikator yang terdapat pada the Millenium Development Goals (MDGs) maka telah disusun Visi dan
Misi Rumah Sakit Umum Daerah Siti Aisyah yaitu :
MISI
Dalam rangka mewujudkan Visi tersebut, maka Misi RSUD Siti Aisyah adalah sebagai berikut :
1) Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia;
2) Meningkatkan daya saing ekonomi dan kesejahteraan;
3) Meningkatkan infrastruktur berwawasan lingkungan;
4) Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik
Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Daerah Siti Aisyah yaitu :
VISI
“ Terwujudnya Rumah Sakit Umum Daerah Siti Aisyah sebagai Rumah Sakit Unggulan yang
Profesional dengan Mengutamakan Kepuasan dan Keselamatan Pasien ”.
MISI
Dalam rangka mewujudkan Visi tersebut, maka Misi RSUD Siti Aisyah adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas layanan rumah sakit yang berorientasi mutu dan keselamatan pasien.
Adapun penjabaran dari Misi tersebut diatas diuraikan seperti dibawah ini :
1. Meningkatkan kualitas Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Mengembangkan Pelayanan Kesehatan
dengan berfokus memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi mutu dan keselamatan
pasien sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat di setiap lapisan sesuai dengan standar
profesi dan operasional prosedur yang ditetapkan. Oleh karena itu RSUD Siti Aisyah dituntut untuk
proaktif dalam upaya kesehatan di daerah dan tidak semata – mata memberikan pelayanan di
dalam Rumah Sakit saja tetapi memberi bimbingan dan rujukan kepada pelayanan kesehatan dasar
terhadap wilayah cakupan sekitar Rumah Sakit.
2. Meningkatkan kinerja dan mutu pelayanan dilakukan oleh RSUD Siti Aisyah melalui kebijakan
manajerial, dan kebijakan teknis dengan melakukan fasilitasi sarana dan prasarana dalam pelayanan
kesehatan. Peningkatan kinerja dan mutu pelayanan yang baik diharapkan akan menumbuhkan
keadaan dan situasi kerja serta pelayanan kesehatan yang aman dan nyaman dapat terselenggara
dengan baik, dapat dicapai.
3. Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
3.4. TelaahanRencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Tiga Prinsip Dasar KLHS (Kajian Lingkungan Hidup Strategis) yaitu :
1. Keterkaitan / holistik : Keterkaitan kebijakan pusat dan daerah, global dan lokal, keterkaitan sektor,
keterka-itan kelembagaan, sebab-akibat dampak
2. Keseimbangan : Keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan konservasi, fungsi ekonomi dan
fungsi sosial, kepentingan jangka pendek dan jangka panjang.
3. Keadilan : Distribusi akses dan kontrol terhadap sumber daya alam dan lingkungan yang lebih baik,
distribusi kegiatan ekonomi yang lebih merata.
UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 14
menyatakan bahwa instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup salah
satunya adalah dengan melakukan kajian lingkungan hidup strategis (KLHS). Kajian ini wajib disusun
oleh pemerintah dan pemerintah daerah untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan
telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana,
dan/atau program (KRP).
Sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor
5 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan atau kegiatan yang wajib memiliki Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup.
Dalam rencana tata ruang wilayah dan kajian lingkungan hidup strategis terlihat bahwa pola
penggunaan tanah di Kota Lubuklinggau dititik beratkan pada perumahan permukiman, pusat
perindustrian, perdagangan dan jasa, sosial, kebudayaan dan kesejahteraan lainnya. Dengan hal
b. Hiburan (Taman publik dan non publik dan taman hiburan rakyat)
d. Membangun, Menambah dan memelihara (Tempat sampah, rumah sakit, puskesmas, panti jompo/
cacat).
Dari hasil penelaahan terhadap rencana tata ruang wilayah dan kajian lingkungan hidup
strategis dapat dikemukakan faktor penghambat dan pendorong dari pelayanan RSUD Siti Aisyah adalah
:
Faktor penghambat :
1. Dikarenakan belum luasnya lapangan kerja bagi putra-putri daerah, menyebabkan banyak sumber
daya manusia (termasuk yang putra daerah yang terbaik) berpindah (merantau) ke kabupaten/kota
ataupun provinsi lain. Hal ini menyebabkan SDM yang ada di kabupaten/kota masih rendah,
khususnya SDM kesehatan.
2. Minimnya dana bagi pembangunan, penambahan dan juga pemeliharaan sarana dan prasarana
publik dan juga sarana dan prasarana penunjang kesehatan.
b. Walaupun dengan fasilitas dan sarana penunjang kesehatan yang masih kurang, keberadaan
pelayanan kesehatan yang ditawarkan RSUD Siti Aisyah sudah dapat menjangkau masyarakat
sekitarnya dengan penawaran biaya pelayanan kesehatan lebih murah dibandingkan dengan rumah
sakit pesaing.
c. Adanya dukungan dana dari APBD dan pengelolaan dana BLUD serta dukungan dana dari pihak lain
seperti APBN, NGO dan masukan dana luar negeri (bila didapat) dapat membantu meningkatkan
mutu pelayanan bagi rumah sakit.
4.1. Visi
Visi, Misi Rumah Sakit Umum Daerah Siti Aisyah
Visi SKPD adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai SKPD
melalui penyelenggaraan tugas dan fungsi dalam kurun waktu lima tahun yang akan datang, sedangkan
Misi SKPD adalah rumusan umum mengenai upaya- upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan
misi SKPD.
Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Daerah Siti Aisyah yaitu :
VISI
“ Terwujudnya Rumah Sakit Umum Daerah Siti Aisyah sebagai Rumah Sakit Unggulan yang
Profesional dengan Mengutamakan Kepuasan dan Keselamatan Pasien ”.
MISI
Dalam rangka mewujudkan Visi tersebut, maka Misi RSUD Siti Aisyah adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas layanan rumah sakit yang berorientasi mutu dan keselamatan pasien.
2. Meningkatkan capaian kinerja rumah sakit dengan melakukan pengelolaan secara transparan,
akuntabel, efektif dan efisien.
Adapun penjabaran dari Misi tersebut diatas diuraikan seperti dibawah ini :
1. Meningkatkan kualitas Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Mengembangkan Pelayanan Kesehatan
dengan berfokus memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi mutu dan keselamatan
pasien sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat di setiap lapisan sesuai dengan standar
profesi dan operasional prosedur yang ditetapkan. Oleh karena itu RSUD Siti Aisyah dituntut untuk
proaktif dalam upaya kesehatan di daerah dan tidak semata – mata memberikan pelayanan di
dalam Rumah Sakit saja tetapi memberi bimbingan dan rujukan kepada pelayanan kesehatan dasar
terhadap wilayah cakupan sekitar Rumah Sakit.
2. Meningkatkan kinerja dan mutu pelayanan dilakukan oleh RSUD Siti Aisyah melalui kebijakan
manajerial, dan kebijakan teknis dengan melakukan fasilitasi sarana dan prasarana dalam pelayanan
kesehatan. Peningkatan kinerja dan mutu pelayanan yang baik diharapkan akan menumbuhkan
keadaan dan situasi kerja serta pelayanan kesehatan yang aman dan nyaman dapat terselenggara
dengan baik, dapat dicapai.
3. Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
Tujuan Sasaran Kode Program dan Kegiatan Indikator Kinerja, Tujuan, Sasaran,
Program (Outcome) dan Kegiatan
(Output)
1 2 3 4 5
Meningkatnya derajat
kesehatan masyarakat Indek Kesehatan
yang berkualitas
1.1 Meningkatnya kualitas layanan Indikator Kepuasan Pasien
rumah sakit
1.1.1 Meningkatnya Jenis Layanan Persentase layanan unggulan rumah
unggulan sakit
Program Peningkatan Layanan Jumlah Layanan Unggulan Rumah
Rumah Sakit Sakit
1.1.1.1 Meningkatnya Keberhasilan Peningkatan Pelayanan Rumah Jumlah Pelayanan Kasus Sulit yang
Pelayanan Kasus Sulit Sakit diatasi
1.1.1.2 Bertambahnya jumlah dokter Penyediaan pelayanan kesehatan Persentase jumlah dokter spesialis
spesialis dan sub spesialis tetap spesialistik dan sub spesialis tetap per kategori
layanan
1.1.1.3 Terwujudnya pengembangan Pembinaan fasyankes untuk Peningkatan fasyankes yang
jaringan layanan kesehatan pengembangan jaringan kesehatan mendukung pengembangan jaringan
1.1.2 Meningkatnya sarana dan Program pengadaan peningkatan Persentase sarana dan
prasarana yang sesuai standar sarana dan prasarana rumah sakit prasarana rumah sakit sesuai
standar
1.1.2.1 Meningkatnya keandalan sarana dan Pemeliharaan Sarana dan Tingkat keandalan sarana dan
prasarana Rumah Sakit Prasarana Rumah Sakit prasana medik vital dan non
vital
1.1.2.2 Meningkatnya ketersediaan sarana Pengadaan peningkatan sarana dan Jumlah Sarana dan Prasarana yang
dan prasarana rumah sakit prasarana terpenuhi sesuai kebutuhan
Pengadaan Dokumen Master Plan Dokumen Master Plan Rumah Sakit
Rumah Sakit
1.2 Tercapainya sustainability akreditasi Kelas Rumah Sakit dan Tingkat
dan peningkatan kelas RS Akreditasinya
1.2.1 Teralaksananya tindak lanjut SIP Program Standarisasi Layanan Persentase SIP yang ditindak lanjuti
yang ditindak lajuti Kesehatan
1.2.1.1 Terlaksanyanya review akreditasi Pendampingan review Akreditasi Jumlah Kegiatan dan review
Rumah Sakit RS akreditasi RS yang dilaksanakan
1.2.1.2 Monitoring SIP akreditasi Rumah Monitoring SIP akreditasi Rumah Jumlah monitoring SIP
Sakit Sakit
1.2.2 Meningkatnya profesionalisme Persentase SDM yang mempunyai
tenaga kesehatan kompetensi sesuai standar
Program Peningkatan kapasitas Persentase aparatur yang telah
Sumber Daya Aparatur mengikuti pelatihan dan pendidikan
PIM
1.2.2.1 Meningkatnya frekuensi pendidikan jumlah SDM Kesehatan yang
dan pelatihan nakes mendapatkan pelatihan kesehatan
minimal 20 jam pertahun
Pendidikan dan pelatihan formal Jumlah SDM yang mengikuti
Pelatihan
Persentase aparatur yang telah
mengikuti pelatihan dan pendidikan
lainnya
1.3 Terwujudnya sistem manejemen Good Goverage Governance
kerja yang terukur dan terpadu
Nilai Self Assesment Rumah Sakit
1.3.1 Meningkatnya sikronisasi capaian Nilai Capaian kinerja tiap unit rumah
kinerja dan keuangan sakit
Program peningkatan dan Persentase dokumen perencanaan dan
pengembangan sistem capaian dokumen pelaporan yang disusun
kinerja dan keuangan tepat waktu
1.3.1.1 Meningkatnya perencanaan dan Jumlah Perencanaan dan keuangan
monev program rumah sakit yang berkualitas
4.3.2. Kebijakan
Kebijakan adalah pedoman yang wajib dipenuhi dalam melakukan tindakan untuk melaksanakan
strategi yang dipilih agar lebih terarah dan mencapai tujuan dan sasaran. Hubungan Tujuan, Sasaran,
Strategi, dan Kebijakan terlampir pada Lampiran 4.2. Beberapa kebijakan yang diambil adalah :
1. Pengembangan layanan unggulan yang berorientasi kebutuhan/tuntutan pasien.
2. Penambahan jumlah dokter spesialis tetap Rumah Sakit sesuai dengan jenis layanan spesialistik
yang dibutuhkan Rumah Sakit.
3. Pengembangan peningkatan sarana dan prasarana RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau sesuai
standar Rumah Sakit.
Untuk mewujudkan Visi, Misi, Tujuan, Strategi dan Kebijakan serta memperhatikan posisi organisasi
hasil analisis lingkungan, maka strategi dikembangkan dengan 5 program dan kegiatannya. Program-
program tersebut kemudian dijabarkan lebih lanjut menjadi kegiatan yang akan dilaksanakan setiap
tahunnya. Untuk mengukur tingkat keberhasilan program, maka diperlukan parameter / indikator
kinerja setiap program, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif.
Rincian program dan kegiatan dapat diuraikan dibawah ini :
1. Program pemenuhan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat
a. Operasional pelayanan rumah sakit
b. Pengadaan sarana fasilitasi kesehatan
c. Pemeliharaan prasarana dan pendukung fasilitas pelayanan kesehatan
d. Pelaksanaan akreditasi
e. Peningkatan tata kelola rumah sakit dan fasilitasi pelayanan kesehatan tingkat daerah kab/kota.
2. Program peningkatan kapasitas sumber daya manusia kesehatan
a. Pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia kesehatan sesuai standar
b. Penyelenggaraan pelatihan untuk peningkatan kapasitas sumber daya manusia kesehatan
3. Program penunjang urusan pemerintah daerah
a. Penyusunan program dan kegiatan perangkat daerah dalam dokumen perencanaan
b. Koordinasi dan sinkoronisasi perencanaan perangkat daerah
Rencana program, kegiatan indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif dapat dilihat
dalam Lampiran 5.1. Rencana strategis ini akan dilaksanakan secara bertahap setiap tahun dari tahun
2018 sampai dengan tahun 2024 untuk mendapatkan kondisi yang diharapkan sesuai dengan yang
tertuang dalam visi misi Rumah Sakit.
Indikator kinerja RSUD Siti Aisyah yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD adalah indikator
kinerja yang secara langsung menunjukan kinerja yang akan dicapai RSUD Siti Aisyah untuk lima tahun
mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD Kota
Lubuklinggau.
Perumusan indikator kinerja RSUD Siti Aisyah dalam Rencana Strategis ini mengacu pada tujuan dan
sasaran RPJMD serta Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 129/Menkes/SK/II/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit dan SPM yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan
tahun 2012. Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang
merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal.
Maksud ditetapkannya Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang rumah sakit adalah guna memberikan
pelayanan atau kegiatan minimal yang harus dilakukan rumah sakit sebagai tolok ukur kinerja dalam
menentukan capaian jenis dan mutu pelayanan kesehatan rujukan di RSUD Siti Aisyah Kota
Lubuklinggau.
Standar Pelayanan Minimal bidang rumah sakit pada RSUD Siti Aisyah meliputi jenis indikator dan
standar pencapaian kinerja pelayanan rumah sakit, jenis pelayanan rumah sakit yang wajib disediakan
oleh rumah sakit, yang meliputi :
a. Pelayanan gawat darurat;
b. Pelayanan rawat jalan;
c. Pelayanan rawat inap;
d. Pelayanan bedah;
e. Pelayanan persalinan dan perinatologi;
f. Pelayanan intensif;
g. Pelayanan radiologi;
h. Pelayanan laboratorium patologi klinik;
i. Pelayanan rehabilitasi medik;
j. Pelayanan Hemodialisa
Kinerja Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Siti Aisyah secara umum cukup baik. Ini tidak terlepas dari
komitmen dan dukungan seluruh karyawan dalam pencapaian visi dan misi organisasi. Namun juga
harus disadari bahwa masih terdapat beberapa kelemahan yang perlu dibenahi dan masih banyak
tantangan yang harus dihadapi. Oleh sebab itu tidak salah bila strategi pengembangan organisasi ke
depan berprinsip mempertahankan kekuatan dan memperbaiki kelemahan.
Revisi Rencana Strategis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Siti Aisyah ini disusun dengan berusaha
mengoptimalkan seluruh potensi yang dimiliki rumah sakit. Seluruh aspek rumah sakit sedapat mungkin
telah dicantumkan dalam penyusunan Rencana Strategis. Namun demikian, sebaik apapun sebuah
perencanaan, akan menjadi sia-sia bila tidak mendapat dukungan dan komitmen dari para
pelaksananya. Oleh sebab itu partisipasi dari seluruh komponen oganisasi mutlak diperlukan baik dalam
penyusunan maupun sosialisasi dokumen ini.
Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan revisi Renstra ini disampaikan penghargaan yang
setinggi-tingginya. Tentunya revisi Renstra RSUD Siti Aisyah Tahun 2018-2023 ini dapat dilaksanakan dan
mencapai tujuannya, bila dilakukan dengan dedikasi yang tinggi dan kerja keras dari segenap aparatur
kesehatan di lingkungan RSUD Siti Aisyah. Penerapan nilai-nilai yang dianut dan dijunjung tinggi oleh
RSUD Siti Aisyah, diharapkan dapat memacu semangat aparat RSUD Siti Aisyah dalam pelaksanaan
Renstra ini. Dan akhirnya, semoga dokumen ini bermanfaat dalam pelaksanaan operasional dan
pencapaian Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Siti Aisyah Kota Lubuklinggau.