Anda di halaman 1dari 2

‫بِس ِْم هّٰللا ِ الرَّحْ مٰ ِن ال َّر ِحي ِْم‬ karena pihak yang berlaku demikian, hakikatnya bermaksud menghindarkan

karena pihak yang berlaku demikian, hakikatnya bermaksud menghindarkan diri dari
hartanya untuk tidak jatuh diberikan atau didermakan membantu orang lain.
Khutbah Jumat: Ancaman-ancaman bagi Orang Kikir
Syekh Nawawi al-Bantani, di dalam Kitab Nashaihu al-’Ibad, halaman 63, beliau menukil
Khutbah I keterangan dari para ahli hikmah, bahwa perilaku kikir merupakan bagian dari karakter
.‫(ر ْينَ عَ( َذابًا ُّم ِه ْينً ۚ(ا‬ ْ َ‫اس بِ ْالب ُْخ( ِل َويَ ْكتُ ُم(وْ نَ َم(آ ٰا ٰتىهُ ُم هّٰللا ُ ِم ْن ف‬
ِ ِ‫ض(لِ ٖ ۗه َواَ ْعتَ( ْدنَا لِ ْل ٰكف‬
‫هّٰلِل‬
َ َّ‫ ۨالَّ ِذ ْينَ يَ ْب َخلُوْ نَ َويَ(ْأ ُمرُوْ نَ الن‬:‫ْالحمد ِ ْالقَاِئل‬ hayawani. Beliau menukil sebuah pernyataan:
‫هّٰللا‬
‫ أم((ا‬.‫ص(حْ بِ ِه َو َم ْن تَبِ( َع هُ(دًى ُمبِ ْينً((ا‬ َ ‫صلَّى ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم نَبِيًّا َك ِر ْي ًما َو َعلَى آلِ( ِه َو‬ َ ‫والصالةُ والسال ُم على النَّبِ ِّي الهُدَى ُم َح َّم ٍد‬ ‫ت ْال َحيَ َوانِيَّة‬ ُ َ‫ت ْاِإل ْن َسانِيَّ ِة َوِإ ْثب‬
ِ ‫ات عَادَا‬ ِ ‫ْالب ُْخ ُل َمحْ ُو‬
ِ ‫صفَا‬
‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬ ‫هّٰلِلا‬
،‫(ات يَّوْ َم ْالقِيَا َم( ِة‬ٌ (‫لظ ْل ُم ظُلُ َم‬ ُّ َ‫ ا‬:‫صلَّى ُ علي ِه وس (لَّ َم‬ َ ‫ قَا َل النَّبِ ُّي‬. َ‫َّاي بِتَ ْق َوى ِ فَقَ ْد فَا َز ْال ُمتَّقُوْ ن‬
َ ‫ص ْي ُك ْم وَِإي‬ ِ ْ‫ فَيَا ِعبَا َد ِ! ُأو‬.‫بعد‬
‫ َأ َم( َرهُ ْم بِ ْالقَ ِط ْي َع( ِة‬،‫الش( َّح َأ ْهلَ((كَ َم ْن َك((انَ قَ ْبلَ ُك ْم‬ ُّ ‫ فَ(ِإ َّن‬،َّ‫الش(ح‬ ُّ ‫ َوِإيَّا ُك ْم َو‬،‫ش َوالَ التَّفَحُّ ش‬ ‫هّٰللا‬
َ ْ‫ فَِإ َّن َ الَ يُ ِحبُّ الفَح‬،‫ش‬ َ ْ‫وَِإيَّا ُك ْم َوالفَح‬ "Kikir itu menghapus karakter kemanusiaan dan meneguhkan karakter kebinatangan.”
‫ رواه أحمد وأبو داود‬."‫ وأمرهم بِالفُجُوْ ِر فَفَ َجرُوْ ا‬،‫ َوَأ َم َرهُ ْم بِالب ُْخ ِل فبَ ِخلُوْ ا‬،‫فَقَطَعُوْ ا‬
ْ ْ
Bagaimana tidak menghapus karakter kemanusiaan? Orang yang kikir punya rasa tega
Hadirin, jamaah Jumat hafidhakumullah, dengan melihat saudara yang ada di kanan kirinya masih kekurangan, sementara ia
bergelimang harta. Tabiat orang yang kikir adalah senantiasa memperhitungkan bahwa
Marilah kita senantiasa meningkatkan rasa takwa kita kepada Allah subhanahu wata’ala, harta yang dikeluarkan, tidak boleh keluar secara cuma-cuma, melainkan harus ada imbal
dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya! Allah baliknya. Ia senantiasa berfikir bahwa pengeluaran materi harus sebanding dengan
subhanahu wata’ala sudah berjanji, bahwa bagi orang yang mau bertakwa, maka dirinya manfaat yang didapatkan. Padahal, pengeluaran yang dimaksud di sini adalah pengeluaran
akan dianugerahi solusi atau jalan keluar dari segala permasalahan. Jangan takut dengan yang bersifat sosial.
sesuatu yang belum terjadi! Karena hakikatnya, semua hal yang ada di dunia ini,
senantiasa tidak akan pernah lepas dari genggaman taqdir-Nya. Termasuk dalam urusan Andaikan prinsip pengeluaran sedemikian rupa itu berhubungan dengan masalah kerja
dunia. Ibarat air sungai yang mengalir. Apa yang kita keluarkan dan ikhtiarkan senantiasa atau produksi, maka hal tersebut bisa dibenarkan. Akan tetapi, bila dikaitkan dengan
akan berganti dengan sesuatu yang lebih baik. Itu semua adalah tanda-tanda anugerah urusan sosial, kemudian ia berorientasi pada imbal balik berupa pemasukan, maka itulah
dari-Nya. Oleh karena itu, tidak patut bagi kita, bersifat berat tangan dari melakukan amal hakikatnya kikir yang dicela. Dan sebagaimana ungkapan yang dinukil oleh Syekh
shalih selama di dunia ini. Yakinlah! Bahwa Allah subhanahu wata’ala pasti tidak akan Nawawi Banten di atas tadi, tabiat terakhir dapat meneguhkan karakteristik hewan, karena
menyia-nyiakan itu semua. Sungguh, Allah subhanahu wata’ala Maha Kaya lagi Maha ketiadaan mau berbagi dengan sesama. Mengapa demikian?
Mengetahui.
Karena hewan tidak memiliki hati dan aqal. Apa yang dia dapat harus dinikmati untuk
Sidang Jumat yang semoga dirahmati Allah! dirinya sendiri. Lain halnya dengan watak dasar manusia, dengan anugerah hati dan akal
yang dimilikinya, ia dapat merasakan dan mau berbagi penderitaan dengan orang lain.
Ada sebuah maqalah atau kutipan bijak dari Sayyidina Ali ibn Abi Thalib karamallahu Itulah sebabnya, bila hati dan akal tidak digunakan, maka sama artinya dengan telah
wajhah yang cukup menarik. Isi dari maqalah ini merupakan inti tema khutbah kali ini. mengitsbatkan diri orang tersebut layaknya berkarakter hewani.
Maqalah itu berbunyi:
Sidang Jumat hafidhakumullah,
‫اب اَْأل ْغنِيَاء‬
َ ‫ َوي َُحا َسبُ ِح َس‬،‫ْش ْالفُقَ َراء‬
َ ‫ْالبَ ْخ ْي ُل يَ ِعيْشُ ِعي‬
Allah subhanahu wata’ala memberikan ancaman kepada orang yang kikir itu dengan
“Orang kikir hidup (di dunia) bagai orang fakir, namun kelak (di akhirat) ia akan dihisab beragam ancaman.
sebagai orang kaya (hartawan).”
Pertama, kelak di hari kiamat, ia akan dikalungi dengan harta yang dikikirkannya.
Hadirin hafidhakumullah,
‫هّٰلِل‬ ‫هّٰللا‬
ِ ‫َواَل يَحْ َسبَ َّن الَّ ِذ ْينَ يَ ْب َخلُوْ نَ بِ َمٓا ٰا ٰتىهُ ُم ُ ِم ْن فَضْ لِ ٖه ه َُو خَ ْيرًا لَّهُ ْم ۗ بَلْ ه َُو َشرٌّ لَّهُ ْم ۗ َسيُطَ َّوقُوْ نَ َم((ا بَ ِخلُ((وْ ا بِ( ٖ(ه يَ((وْ َم ْالقِ ٰي َم( ِة ۗ َو‬
Dalam bahasa keseharian kita, orang yang bakhil (kikir) itu seolah sama pengertiannya ‫ض َوهّٰللا ُ بِ َما تَ ْع َملُوْ نَ َخبِ ْي ٌر‬
dengan seseorang yang sebenarnya kaya tapi berlagak miskin/fakir. Mau dikelompokkan ِ ۗ ْ‫ت َوااْل َر‬
ِ ‫اث السَّمٰ ٰو‬ ُ ‫ِم ْي َر‬
sebagai bagian dari orang fakir, tidak pantas, karena ia termasuk orang yang berada dan “Dan jangan sekali-kali orang-orang yang kikir dengan apa yang diberikan Allah kepada
berkecukupan. Namun, ketika hendak dikelompokkan sebagai orang kaya, kesehariannya mereka dari karunia-Nya mengira bahwa (kikir) itu baik bagi mereka, padahal (kikir) itu
menunjukkan tabiat layaknya orang yang fakir. Gaya hidup seperti ini dicela oleh syariat, buruk bagi mereka. Apa (harta) yang mereka kikirkan itu akan dikalungkan (di lehernya)
pada hari Kiamat. Milik Allah-lah warisan (apa yang ada) di langit dan di bumi. Allah "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari rasa prihatin dan susah, dari sifat lemah dan
Mahateliti apa yang kamu kerjakan” (QS Ali Imran [3] : 180). malas, dari sifat kikir dan pengecut, dari belitan utang dan tunduk pada seseorang.” HR.
Bukhari-Muslim
Kedua, kelak mereka akan diadzab dengan adzab yang hina.
Doa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam di atas secara tidak langsung menunjukkan
Di dalam QS Al-Nisa [4] ayat 37, Allah subhanahu wata’ala berfirman: pengertian, bahwa hendaknya kita menjauhi sifat kikir itu di antara sifat-sifat lainnya yang
‫اس بِ ْالب ُْخ ِل َويَ ْكتُ ُموْ َ(ن َمآ ٰا ٰتىهُ ُم هّٰللا ُ ِم ْن فَضْ لِ ٖ ۗه َواَ ْعتَ ْدنَا لِ ْل ٰكفِ ِر ْينَ َع َذابًا ُّم ِه ْينً ۚا‬
َ َّ‫ۨ الَّ ِذ ْينَ يَ ْب َخلُوْ نَ َويَْأ ُمرُوْ نَ الن‬ dicela. Maka dari itulah, kita tidak heran bila kemudian sahabat beliau, Sayyidina Ali ibn
Abi Thalib mengatakan sebuah maqalah:
“(yaitu) orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir, dan menyembunyikan
karunia yang telah diberikan Allah kepadanya. Kami telah menyediakan untuk orang- ‫ َويُ َحا َسبُ فِي‬،‫ْش ْالفُقَ َرا ِء‬
َ ‫ فَيَ ِعيْشُ فِي ال ُّد ْنيّا ِعي‬،‫ب‬ َ ُ‫ َويَفُوْ تُهُ ْال َغنِى الَّ ِذي ِإيَّاه‬،‫ب‬
َ َ‫طل‬ َ ‫ْج ُل ْالفَ ْق َر الَّ ِذي ِم ْنهُ ه ََر‬ِ ‫ْت لِ ْلبَ ِخ ْي ِل يَ ْستَع‬
ُ ‫ع َِجب‬
orang kafir azab yang menghinakan.” (QS Al-Nisa [4]: 37) ْ ‫َْأل‬
‫اب ا غنِيَا ِء‬ َ ‫آلخ َر ِة ِح َس‬ ِ ‫ْا‬
Ketiga, Allah Mahakaya dan tidak butuh dengan kekayaan orang yang kikir. “Aku heran dengan orang yang bakhil. Ia menyegerakan kefakiran yang karenanya ia
berusaha lari dan memilih meninggalkan rasa kecukupan yang selama ini ia cari-cari. Ia
Allah subhanahu wata’ala berfirman di dalam QS Al-Hadid [57] ayat 24: hidup di dunia sebagai orang fakir padahal kelak di akhirat ia dihisab sebagai orang kaya.”
‫اس بِ ْالب ُْخ ِل َۗو َم ْن يَّتَ َو َّل فَا ِ َّن هّٰللا َ هُ َو ْال َغنِ ُّي ْال َح ِم ْي ُد‬
َ َّ‫ۨ الَّ ِذ ْينَ يَ ْب َخلُوْ نَ َويَْأ ُمرُوْ نَ الن‬ Sidang Jumat yang semoga dirahmati Allah,
“Yaitu orang-orang yang kikir dan menyuruh orang lain berbuat kikir. Barangsiapa Walhasil, tidak patut bagi kita untuk berlaku kikir. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang
berpaling (dari perintah-perintah Allah), maka sesungguhnya Allah, Dia Maha Kaya, sebentar lagi akan kita peringati hari kelahirannya, telah banyak memberi suri tauladan
Maha Terpuji.” mengenai jiwa sosial ini. Untuk itu, sebagai umatnya, seyogyanya kita mencontoh akhlak
Keempat, kebakhilan akan menjadi bagian dari kegelapan di hari kiamat. dan teladan beliau ini. Karena bagaimanapun, kelak di hari kiamat, kita membutuhkan
syafaat dari beliau. Bagaimana kita mau mendapatkan syafaat, bila kita tidak meneladani
Di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud rahimahullah, Baginda Nabi apa yang telah beliau sampaikan dan banyak kesempatan.
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
‫ لَّقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِي َرسُو ِل هَّللا ِ ُأ ْس َوةٌ َح َسنَةٌ لِّ َمن َكانَ يَرْ جُو هّٰللا َ َو ْاليَوْ َم‬.‫من الَّر ِحيم‬ ‫هّٰللا‬
ِ ْ‫ بِس ِْم ِ الرَّح‬.‫أعوذ با من الشيطان الرجيم‬
‫هّٰلل‬
َ‫ فَِإ َّن ال ُّش َّح َأ ْهلَكَ َم ْن َكان‬،َّ‫ َوِإيَّا ُك ْم َوال ُّشح‬،‫ش َوالَ التَّفَحُّ ش‬ ‫هّٰللا‬
َ ْ‫ فَِإ َّن َ الَ ي ُِحبُّ الفَح‬،‫ش‬ َ ْ‫ وَِإيَّا ُك ْم َوالفَح‬،‫ات يَّوْ َم ْالقِيَا َم ِة‬
ٌ ‫لظ ْل ُم ظُلُ َم‬
ُّ َ‫"ا‬ ‫اآْل ِخ َر َو َذ َك َر هَّللا َ َكثِيرًا‬
ْ ُ ْ
‫ رواه أحمد وأبو داود‬."‫ وأمرهم بِالفُجُوْ ِر فَفَ َجرُوْ ا‬،‫ َو َم َرهُ ْم بِالب ُْخ ِل فبَ ِخلوْ ا‬،‫طعُوْ ا‬ ‫َأ‬ ْ ‫َأ‬
َ َ‫ َم َرهُ ْم بِالقَ ِط ْي َع ِة فَق‬،‫قَ ْبلَ ُك ْم‬
‫ت َوال( ِّذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم َوتَقَب ََّل ِمنِّي َو ِم ْن ُك ْم تِاَل َوتَ(هُ ِإنَّهُ هُ( َو‬ ‫هّٰللا‬
ِ ‫آن ْال َك ِري ِْم َونَفَ َعنِ ْي َوِإيَّا ُك ْم بِ َم((ا فِ ْي( ِه ِمنَ ْاآليَ((ا‬
ِ ْ‫بَا َركَ ُ ِل ْي َولَ ُك ْم فِي ْالقُر‬
“Sifat aniaya itu akan menjadi kegelapan kelak di hari kiamat. Takutlah kalian dari ‫ال َّس ِم ْي ُع ْال َعلِ ْي ُم‬
perbuatan tabu, karena sesungguhnya Allah Ta’ala tidak menyukai perbuatan tabu atau
keji! Dan takutlah kalian dari kikir! Karena sesungguhnya kekikiran merupakan sebab
rusaknya kaum sebelum kalian. Ketika kekikiran memerintahkan mereka harus dengan
memutus silaturahim, maka memilih memutusnya. Ketika kekikiran memerintahkan
bakhil, mereka bakhil. Ketika kekikiran memerintahkan berbuat tidak terpuji (fujur),
mereka berlaku tak terpuji.” HR. Abu Dawud
Kelima, Nabi senantiasa berdoa agar dijauhkan dari sifat kikir.
Di dalam sebuah hadits, disampaikan sebuah penjelasan bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam senantiasa berdoa:
‫متفق عليه‬." ...‫ و َغلَبَة الرِّ ِ َجا ِل‬،‫ض ْل ِع ال َّدي ِْن‬ ْ ‫ وال َعجْ ز‬،‫والح َز ِن‬ ‫ك ِمنَ ْالهَ ِّم‬ ٰ
َ ِ‫اللّهُ َّم إنِّي َأعُو ُذ ب‬
َ ‫ و‬،‫ َوالب ُْخ ِل وال ُج ْب ِن‬،‫وال َك َس ِل‬ َ

Anda mungkin juga menyukai