Bab I Pendahuluan: Tourism, Dan Outbound Tourism (Pitana Dan Diarta 2009:51) - Ismayanti (2010:13)
Bab I Pendahuluan: Tourism, Dan Outbound Tourism (Pitana Dan Diarta 2009:51) - Ismayanti (2010:13)
PENDAHULUAN
perjalanan wisata dapat dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu, domestic tourism, inbound
tourism, dan outbound tourism (Pitana dan Diarta 2009:51). Ismayanti (2010:13)
menjelaskan bahwa domestic tourism adalah jenis wisata yang terjadi ketika wisatawan
Contohnya adalah perjalanan wisata yang dilakukan oleh orang yang berdomisili di
Indonesia dari Yogyakarta ke Bali. Seseorang yang melakukan perjalanan wisata jenis
ini disebut wisatawan domestik atau domestic tourist. Wisata jenis ini tidak banyak
membawa dampak pada negara yang bersangkutan karena perjalanan wisata masih
Inbound tourism adalah kegiatan perjalanan wisata menuju sebuah negara atau
masuk ke perbatasan sebuah negara (Ismayanti, 2010:13). Contoh wisata jenis ini
adalah wisatawan asing yang masuk ke Indonesia untuk melakukan perjalanan wisata.
Perjalanan jenis ini memberikan dampak positif bagi Indonesia. Beberapa contohnya
adalah, devisa negara akan meningkat, lapangan pekerjaan di Indonesia menjadi lebih
1
2
Sedangkan dampak negatifnya adalah ketika banyak wisatawan asing yang datang ke
Indonesia maka banyak pula kebudayaan asing yang masuk, hal ini dapat
mengakibatkan terkikisnya kebudayaan asli Indonesia yang menjadi salah satu daya
wisata yang dilakukan wisatawan asal suatu negara ke luar dari negara tempat ia
berdomisili. Contohnya adalah orang Indonesia yang keluar dari negara untuk
wisata jenis ini adalah menciptakan lapangan pekerjaan untuk biro perjalanan di negara
asal wisatawan, meningkatkan wawasan tentang budaya dan adat istiadat yang ada di
negara lain, menumbuhkan toleransi dan terjalinnya pertukaran budaya antar bangsa.
Dampak negatifnya adalah mengurangi devisa negara, terjadinya degradasi moral dan
perubahan gaya hidup yang bertentangan dengan budaya lokal karena terlalu
terpengaruh dengan budaya yang ada di negara lain. Setiap jenis perjalanan wisata yang
telah dijelaskan di atas memiliki dampak positif maupun negatif untuk negara
Indonesia.
Indonesia, tidak dapat dipungkiri masyarakat Indonesia pun tidak sedikit yang ingin
atau telah melakukan perjalanan wisata ke luar negeri. Dengan adanya kemajuan
menjadi tidak sulit untuk dilakukan oleh seseorang. Dalam tabel di bawah ini, dapat
3
terlihat bahwa dari tahun ke tahun jumlah orang Indonesia yang melakukan perjalanan
WISATAWAN NASIONAL
Rata-rata lama tinggal
TAHUN Pertumbuhan
Jumlah (hari)
(%)
2009 5,053,269 1.13 8.81
2010 6,235,606 23.40 8.20
2011 6,750,416 8.26 7.67
2012 7,453,633 10.42 7,67**)
2013 7.973.440*) 9.07 6.49
Sumber: Pusdatin Kemenparekraf & BPS
*) Data sementara melalui 19 pintu keluar utama
**) Data estimasi (dikarenakan tidak ada survei Outbound pada tahun 2012))
Senior General Manager Head Consumer Card BCA, Santoso saat pameran
wisata Astindo Fair 2014 yang diselenggarakan oleh Asosiasi Perusahaan Penjual Tiket
bahwa semakin banyak orang Indonesia yang melancong ke luar negeri. Ketua Panitia
Penyelenggara Astindo Fair 2014 Anto Haditono, menuturkan tren perjalanan ke luar
negeri berubah-ubah. Beberapa tahun yang lalu, tren mengarah ke Eropa dan beberapa
tahun belakangan ini banyak agen perjalanan yang menawarkan paket wisata ke Asia
Endy Poerwanto menjelaskan bahwa Korea Selatan masih menjadi daya tarik
tersendiri bagi wisatawan asal Indonesia. Negara yang dikenal dengan tren K-Pop
(Korean-Pop) selama ini menjadi magnet bagi banyak wisatawan internasional, tak
1
http://travel.kompas.com/read/2014/03/21/1502279/Orang.Indonesia.Pilih.Melancong.ke.Luar.Negeri.
Diakses pada Selasa, 28 Oktober 2014 Pukul 10.15 WIB
4
terkecuali dari Indonesia. Terbukti tahun 2013, jumlah warga Indonesia yang berlibur
ke Korea Selatan melonjak sekitar 30%-40% dibandingkan 2012 lalu. Sampai kuartal
ketiga tahun ini jumlah kunjungan wisatawan asal Indonesia yang pergi kesana tercatat
sudah mencapai di atas 30 ribu orang. Destinasi wisata yang dituju turis Indonesia saat
pengambilan gambar drama televisi dan video klip asal negara tersebut. Salah satu
contohnya adalah Nami Island, lokasi pengambilan gambar drama televisi yang
berjudul Winter Sonata. Selain itu, ada juga Pulau Jeju yang sering muncul di drama
televisi, salah satunya yang berjudul Boys Before Flowers dan daerah Gangnam yang
ada di video musik Psy, salah satu penyanyi asal Korea Selatan2.
Pitana (2005:58) mengatakan bahwa hal yang mendasar dari pariwisata dan
wisatawan adalah motivasi, motivasi dikatakan sebagai hal yang mendasar karena hal
itu merupakan “trigger”3 dalam suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh
wisatawan. Sesuai dengan hal yang telah disebutkan di atas, motivasi merupakan hal
yang sangat mendasar dari proses perjalanan wisata dan oleh karena itu penelitian
mengenai motivasi sangat perlu untuk dilakukan. Kepopuleran K-Pop sedikit banyak
Selatan. Untuk itu perlu diteliti lebih lanjut mengenai apa sebenarnya motivasi
2
http://bisniswisata.co/view/kanal/?open=1&alias=berita&id=4577. Diakses pada Selasa, 28 Oktober
2014 Pukul 10.30 WIB
3
Trigger adalah peluncur sesuatu atau pencetus
(http://www.oxforddictionaries.com/definition/english/trigger?q=TRIGGER&searchDictCode=all)
5
wisatawan juga merupakan hal yang tidak kalah penting untuk diketahui agar hal-hal
Subjek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah penggemar boyband4 EXO
mereka lakukan lebih sering secara online (dalam jaringan) melalui media sosial, salah
admin dan mulai aktif sejak 2 Mei 2012. Hingga saat ini @EXOPLANETJogja
kegiatan secara online seperti mendiskusikan acara penting dan jadwal acara yang akan
pertemuan agar antar followers bisa lebih mengenal dan mengadakan perayaan saat
salah satu anggota EXO sedang ulang tahun juga sering dilakukan oleh fanbase ini.
4
Boyband adalah grup musik yang terdiri dari beberapa lelaki muda yang musik dan penampilan
mereka dibuat untuk menarik penggemar remaja
(http://www.oxforddictionaries.com/definition/english/boy-band?q=boyband&searchDictCode=all)
5
Fanbase adalah kelompok penggemar dari seseorang maupun grup yang sedang terkenal
(http://www.oxforddictionaries.com/definition/english/fan-base?q=fanbase&searchDictCode=all)
6
Akun twitter resmi EXO-L Jogja (@EXOPLANETJogja) per 20 November 2014 pukul 09:50
6
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
2. Manfaat Praktis
7
Dalam hal praktis penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi biro
perjalanan wisata ke Korea Selatan, rencana kegiatan yang dibuat bisa lebih sesuai
dengan keinginan wisatawan. Penelitian ini juga dapat dijadikan acuan untuk
nusantara dan mancanegara juga bisa tertarik dengan daya tarik wisata yang
dimiliki oleh Indonesia. Bagaimana Korea Selatan bisa menggunakan ikon budaya
mengenai hal tersebut belum pernah dilakukan. Namun demikian penulis menemukan
beberapa penelitian terdahulu yang membahas tentang permasalahan yang serupa baik
dari segi metodologi maupun subyek penelitian, seperti dijelaskan dibawah ini.
Penelitian pertama adalah skripsi yang telah ditulis oleh Diah Ajeng Puspita
Wardani (2014) dengan judul “Analisis Karakteristik dan Motivasi Wisatawan dalam
pengembangan atraksi wisata yang tepat untuk Taman Kyai Langgeng. Dalam
penelitian ini metode pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi, wawancara,
studi pustaka, sampel dan kuesioner. Meode penelitian yang dilakukan adalah
kombinasi atau yang sering disebut dengan istilah mixed-method, yaitu penggabungan
metode penelitian kuantitatif dan kualitatif secara berurutan. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa segmentasi dan target pasar Taman Kyai Langgeng adalah
konsep wisata edukasi untuk memenuhi kebutuhan dan motivasi dari wisatawan
rombongan pelajar.
Penelitian kedua adalah skripsi yang telah ditulis oleh Isniyati (2014) dengan
mengenai daya tarik wisata yang ada di Pantai Somandeng, serta karakteristik dan
motivasi wisatawan yang mengunjungi obyek wisata tersebut. Metode yang digunakan
untuk menganalisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis statistik
deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul. Metode
pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara,
studi pustaka, dan kuesioner. Dalam penelitian ini dapat diketahui jika wisatawan
terbanyak berasal dari luar Yogyakarta, wisatawan berjenis kelamin laki-laki adalah
9
yang paling banyak, dari segi usia wisatawan yang datang berumur sekitar 18-28 tahun,
dari hasil analisis motivasi berwisata menunjukan bahwa sebagian besar wisatawan
memiliki motivasi fisik yaitu melihat keindahan alam Pantai Somandeng. Oleh karenai
itu, konsep pengembangan yang tepat untuk diterapkan di Pantai Somandeng adalah
konsep wisata bahari yang merupakan sebuah konsep yang menerapkan kegiatan
wisata yang berkaitan dengan pantai, yang didasarkan pada keunikan pemandangan
Penelitian ketiga adalah skripsi yang telah ditulis oleh Daniel Raditya (2014)
penelitian ini dijelaskan mengenai gambaran umum Merapi Farma Herbal sebagai
salah satu tempat wisata khusus yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),
motivasi serta faktor penarik dan faktor pendorong wisatawan untuk berkunjung ke
Merapi Farma Herbal. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data berupa
Merapi Farma Herbal dan observasi di lokasi penelitian untuk melihat pergerakan
bahwa, motivasi utama kunjungan wisatawan terhadap Merapi Farma Herbal adalah
keinginan untuk menjaga kesehatan atau sembuh dari suatu penyakit, keinginan
10
beristirahat dari rutinitas harian, dan pemulihan fisik, jiwa, maupun pikiran. Sementara
produk jamu olahan Merapi Farma Herbal yang bermanfaat dan berdiri juga sebagai
destinasi wisata, faktor selanjutnya adalah suasana Merapi Farma Herbal yang
yang biasa disebut Korean-Pop atau K-POP yang pernah dilakukan sebelumnya telah
dibuat oleh Thao Emilie DO (2012) dalam tesisnya yang berjudul “Emergence of the
Korean Populer Culture in the World”. Tesis tersebut berisi tentang awal mula dari
semakin berkembang hingga ke luar Korea dan diterima oleh masyarakat di negara
lain, faktor kunci dibalik berkembangnya hal tersebut, dan hal-hal yang terdapat di
dampak dari semakin populernya budaya dari Korea Selatan ini adalah orang-orang
melakukan perjalanan wisata ke Korea Selatan. Selain itu teknik analisis data yang
metode pengumpulan data studi pustaka, wawancara dan observasi yang dilakukan
berhasil diperoleh dari metode pencarian data tersebut akan dipaparkan dalam
penelitian ini secara deskriptif. Hal tersebut membuktikan bahwa penelitian ini berbeda
dilakukan ketika wisatawan melakukan perjalanan wisata melewati batas dari negara
Wisatawan yang melakukan melakukan perjalanan wisata melintasi batas suatu negara
selanjutnya akan disebut dengan istilah wisatawan mancanegara. Kegiatan wisata yang
dilakukan wisatawan asing yang masuk ke perbatasan suatu negara disebut dengan
inbound tourism. Sedangkan kegiatan perjalanan wisata yang keluar dari negara
asalnya atau keluar dari perbatasan negara asal disebut outbond tourism. Perjalanan
wisata ke Korea Selatan merupakan jenis outbond tourism. Untuk itu, perjalanan wisata
Warga Negara Indonesia ke Korea Selatan dapat dikelompokkan menjadi wisata jenis
outbond tourism.
menjelaskan bahwa setiap wisatawan memiliki sifat yang unik dan dapat dilihat dari
individu, gaya hidup dan kelas sosial. Dalam penelitian ini kelas sosial tidak
a. Kepribadian individu
menjadi lima sifat yang disebut psikosentrik yang berarti terpusat, allosentrik
allosentrik, dan midsentrik. Di bawah ini merupakan tabel yang dapat memberi
allosentrik.
adalah, perjalanan wisata yang dilakukan hanya satu tema, topik, atau tujuan.
melakukan lintas budaya. Ia juga tidak suka mengambil resiko. Oleh karena itu
wisatawan ini hanya melakukan kegiatan wisata yang lazim di tempat wisata
yang sudah terkenal. Wisata terstruktur dan rutin adalah hal yang diinginkan,
sehingga lebih suka menggunakan paket wisata siap pakai yang telah
wisata dengan berbagai tema, topik, maupun tujuan. Ia suka mencari informasi-
informasi sendiri tentang suatu tempat wisata dan menikmati pencarian dan
dan lingkungan merupakan hal yang membuat wisatawan lebih senang dan
sifatnya juga menunjukkan sifat allosentrik. Beberapa sifat yang dimiliki oleh
berbelanja.
b. Gaya Hidup
memadukan nilai dan gaya hidup dalam Values and Lifestyles (VALS). VALS
terdiri atas beberapa klasifikasi, yaitu (1) kelompok yang didorong oleh
kebutuhan (need-driven). Wisatawan dalam kelompok ini ada dua tipe gaya
hidup, gaya hidup survivor (berjuang) dan gaya hidup sustainer (bertahan).
Wisatawan survivor memiliki gaya hidup apa adanya, selamat dan murah
sekitarnya. Wisatawan jenis ini ada tiga tipe, yaitu gaya hidup belonger
gaya hidup belonger merupakan orang yang sederhana dan tidak rumit. Tidak
merupakan gaya hidup yang dimiliki oleh wisatawan yang perjalanan wisatanya
dengan kelompok ini terdiri dari empat tipe, tipe i-am-me (saya-aku),
directed lifestyle (kendali diri). Wisatawan dengan gaya hidup i-am-me adalah
orang yang masih sangat muda, mudah ragu, egois dan individualis. Memiliki
sifat penasaran dan mencoba hal-hal baru merupakan ciri wisatawan dengan
dirasakan oleh dirinya sendiri, walaupun menurut orang lain hal yang diraihnya
tidaklah penting.
(4) Kombinasi gaya hidup yang diarahkan dari dalam dan dari luar. Dengan
gaya hidup seperti ini, wisatawan tergolong orang yang mapan dan bertoleransi
tinggi pada segala kondisi. Penyedia jasa wisata sangat menyukai wisatawan
dengan gaya hidup seperti ini dan menganggap wisatawan dengan gaya hidup
a. Manfaat perjalanan, yaitu manfaat yang ingin dipenuhi oleh wisatawan melalui
b. Fasilitas yang digunakan, yaitu fasilitas yang digunakan oleh wisatawan dalam
mempunyai motivasi yang berbeda-beda. Menurut Murphy (via Pitana dan Gayatri,
melakukan perjalanan wisata bisa bermacam-macam, maka dalam terori ini motivasi-
berikut:
yang bersifat fisik atau fisiologis, antara lain untuk relaksasi, kesehatan,
adat, tradisi dan kesenian daerah lain. Termasuk juga ketertarikan akan berbagai
motivasi yang bersifat sosial, seperti mengunjungi teman dan keluarga, menemui
d. Fantasy motivation (motivasi fantasi) yaitu adanya motivasi bahwa di daerah lain
wisatawan akan bisa lepas dari rutinitas keseharian yang menjemukan dan yang
yang mereka miliki bisa lebih dari satu motivasi saja, melainkan gabungan dari
perjalanan wisata. Jadi seorang wisatawan dalam melakukan perjalanan wisata bisa
ini merupakan penggemar boyband EXO, salah satu bintang K-Pop. Teori mengenai
budaya populer akan digunakan dalam penelitian ini karena boyband EXO merupakan
bintang K-Pop, dan K-Pop merupakan salah satu ikon budaya popular dari Korea
Selatan yang beberapa tahun belakangan ini berkembang di seluruh dunia termasuk
bidang pariwisata. Kepopuleran EXO sebagai bintang K-Pop menjadi daya tarik
Budaya populer merupakan seluruh bentuk bentuk ide, sudut pandang, sikap, dan
gaya yang mudah untuk dimengerti oleh masyarakat secara luas sehingga hal tersebut
akan mudah diterima dan banyak yang menyukainya. Budaya populer berkembang
melalui teknologi, media informatika dan pasar industri. Hasil produksi komersial
merupakan awal dari kemunculan budaya populer ini. Ciri umum budaya populer
diantaranya adalah, adanya tren atau kesukaan masyarakat yang tinggi, mudah
masyarakat tetapi budaya populer ini biasanya tidak bertahan lama karena akan
digantikan dengan budaya populer lainnya. Karena merupakan hasil dari produksi
massa dengan baik. Menurut Rakhmat (1998) (via Sumadiria, 2014:19), komunikasi
massa adalah jenis komunikasi yang ditujukan kepada masyarakat luas yang heterogen.
Komunikasi massa dilakukan melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang
sama dapat diterima secara cepat, serentak dan sesaat. Teori mengenai komunikasi
massa digunakan dalam penelitian ini karena K-Pop merupakan budaya populer yang
memanfaatkan media cetak, media elektronik, dan media online untuk menyebarkan
kontennya sehingga K-Pop bisa dikenal secara global seperti sekarang ini.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka,
a. Studi Pustaka
Pada tahap ini peneliti melakukan pencarian rujukan teori ataupun data sekunder
sebagai acuan dalam proses penelitian yang didapat dari buku-buku dari
b. Wawancara
diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal–hal dari responden yang lebih
diberikan oleh responden kemudian direkam atau dicatat oleh pengumpul data atau
yang dapat memberikan data untuk penelitian ini. Pihak-pihak tersebut diantaranya
untuk mengetahui profil dari EXO dan anggota-anggota dari fanbase tersebut yang
Pengelola fanbase mengatakan bahwa telah ada 30 orang anggota yang telah
responden dalam penelitian ini. Metode yang digunakan untuk pemilihan sampel
7
Wawancara peneliti dengan Feby (pengurus komunitas EXO-L Jogja) pada 13 Januari 2015
21
c. Observasi
Menurut Kusmayadi dan Sugiarto (2000:84), observasi adalah salah satu cara
memperoleh data dengan mengamati, meneliti, atau mengukur kejadian yang sedang
kegiatan online melalui media sosial maupun offline dengan mengikuti pertemuan-
data ini diharapkan peneliti dapat mendapat informasi dan memperkuat informasi
sistematis, akurat dan faktual. Dalam metode ini terdapat unsur-unsur antara lain,
(prosedur penelitian dan analisis data) dan penarikan kesimpulan. Adapun berdasarkan
sifat datanya, penelitian ini menggunakan data kualitatif karena data yang diperoleh
tidak bernilai numerik atau nilainya bukan angka. Setelah peneliti mendapatkan data
yang lengkap melalui studi pustaka, observasi kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
terkait dengan penelitian ini maka peneliti akan menganalisis dan memaparkan
ditentukan berdasarkan fenomena yang menarik bagi peneliti. Studi kepustakaan dan
permasalahan yang akan diteliti. Tahap persiapan dimulai pada bulan Desember 2014.
Pada bulan Januari 2015 peneliti melakukan wawancara dengan salah satu
seluruh responden dimulai pada bulan Februari 2015. Setelah data yang diperoleh
dirasa cukup, peneliti menganalisis data-data tersebut agar siap untuk dideskripsikan
analisis data kemudian menuangkannya dalam bentuk deskriptif dalam penelitian ini
pada bulan Maret 2015. Dalam proses penulisan, peneliti menyadari bahwa ada
beberapa informasi belum lengkap, untuk itu peneliti kemudian menghubungi kembali
Penelitian ini disusun menjadi empat bab dengan fokus pembahasan yang
berbeda. Meskipun setiap bab memiliki fokus pembahasan yang berbeda, antara satu
bab dengan bab lainnya dihubungkan sehingga akan membentuk suatu kesatuan yang
Bab satu adalah pendahuluan, berisi deskripsi alasan pengambilan tema, rumusan
rumusan masalah , manfaat penelitian berupa manfaat teoritis dan manfaat praktis,
penelitian, landasan teori yang merupakan teori–teori yang mendukung dan metode
penelitian yang merupakan langkah konkret yang dilakukan oleh dalam melakukan
penelitian.
Bab dua adalah bab yang menjelaskan deskripsi subjek penelitian, termasuk di
dalamnya penjelasan tentang K-Pop sebagai salah satu budaya popular Korea Selatan,
hubungan K-Pop dengan pariwisata di korea selatan, boyband EXO dan fanbase
mereka. Bab tiga adalah bab yang berisi deskripsi mengenai karakteristik penggemar
boyband EXO di Yogyarta yang melakukan kegiatan wisata ke Korea Selatan serta
menjelaskan apa saja yang menjadi motivasi mereka hingga akhirnya memutuskan
Bab empat merupakan penutup yang berisi kesimpulan dan saran dari