BAB VIII
SISTEM RANGKAIAN PELEDAKAN MISFIRE
8.1 Tujuan
Tujuan penyampaian materi ini adalah :
1. Mengetahui cara penyambungan rangkaian serta perhitungannya pada
peledakan dengan menggunakan metode rangkaian listrik dan metode
nonel
2. Mengetahui hal-hal yang dapat menyebabkan misfire terjadi dan
mengetahui bagaimana cara mengatasi misfire tersebut.
65
66
Gambar 8.1
Single Series Electric Blasting Circuit
Rtotal = R1 + R2+ R3 +… + Rn
=nR
i total = i 1 = i 2 = in
Volt = i (nr)
Dalam peledakkan seri, rangkaian peledakan yang sudah siap harus diuji
kontinuitasnya dengan teliti. Arus peledakkan harus paling rendah 1,5 A (pada
suatu detonator), supaya tiap-tiap detonator dapat berfungsi secara optimal.
Contoh : terdapat 50 detonator listrik yang akan diledakkan dan dihubungkan
secara seri, dengan masing-masing tahanan detonator sebesar 1,6 ohm,
menggunakan 100 yard kabel utama dan 100 yard kabel pembantu. Maka :
Tahanan 50 detonator adalah : 50 x 1,6 ohm = 80 ohm
Tahanan kabel utama : 100 yard = 5 ohm
Tahanan kabel pembantu : 100 yard = 8 ohm +
Total tahanan = 93 ohm
Catatan :
Pada rangkaian seri, biasanya menggunakan arus listrik yang rendah tetapi
membutuhkan voltase yang tinggi.
67
Gambar 8.2
Hubungan Paralel
Gambar 8.3
Hubungan Seri – Paralel
Contoh perhitungan :
Apabila 50 detonator diatur dalam 10 deret (rangkaian paralel) dan setiap
deret terdiri dari 5 detonator (rangkaian seri), berapa voltase dalam rangkaian
tersebut ?
Perhitungan :
Dalam 10 deret rangkaian paralel, arus yang diperlukan adalah
= 1,5 A x 10 = 15 A
Gambar 8.4
Hubungan Paralel – Seri
69
Contoh perhitungan :
Apabila dibuat 10 group seri, dimana setiap 5 detonator dihubungkan
dalam rangkaian paralel (contoh pada Gambar 8.4), berapa voltase yang
terdapat dalam rangkaian tersebut ?
Perhitungan :
Tahanan tiap group paralel adalah = (1,6)/5 = 0,32 ohm
Sedangkan tahanan dari 10 group paralel yang disambung dengan seri adalah
= 10 x 0,32 ohm = 3,2 ohm.
Jumlah tahanan = 3,2 + 8 + 5 = 16,2 ohm
Arus yang dibutuhkan adalah = 0,5 x 5 = 2,5 A
Jadi voltase dalam rangkaian = 16,2 ohm x 2,5 A = 40 volt
Gambar 8.5
Rangkaian corner cut (echelon)
71
Gambar 8.6
Rangkaian corner V cut
72
Gambar 8.7
Rangkaian Box cut
73
Gambar 8.8
Rangkaian Box Cut Zig-Zag
8.4 Misfire
8.4.1 Penyebab Terjadinya Misfire dan Cara Menanganinya
Misfire adalah suatu keadaan dimana bahan peledak yang dipasang dan
diisi ke dalam lubang bor tidak dapat meledak. Hal-hal yang menyebabkan
terjadinya misfire dapat berasal dari bahan peledaknya sendiri, detonator, sumbu
atau kawat penghantar. Oleh sebab itu, bahan-bahan peledak harus ditangani
dengan baik, serta dibutuhkan ketelitian dari tim juru ledak.
74
b. Kabel
Kabel utama mungkin dapat rusak akibat suatu peledakkan, sehingga
untuk penggunaan berikutnya harus diperiksa dengan teliti. Untuk
mengetahui adanya kabel yang putus atu telanjang, untuk mencegah
timbulnya misfire dari adanya hubungan pendek atau bocoran arus tanah,
akibat dari kerusakkan kabel. Pencegahannya : Pergunakanlah kawat
yang baik, kawat yang banyak sambungannya, mungkin akan menambah
turunnya tegangan dan kebocoran arus.
Cara mengatasi misfire tersebut :
Bila peledakkan dengan listrik, maka kabel utama dilepaskan dulu dari
blasting machine. Sesudah 5 (lima) menit baru aman mendekati lubang
bordimana terjadi. Pertama-tama kawat penghantar diperiksa kalau
terdapat putus atau lepas, kontak dengan tanah, air atau konduktor lain.
Kalau hal ini terjadi, maka dibetulkan dan kabel utama dipasang lagi pada
blasting machine, kemudian diledakkan.
c. Kesalahan dalam Penyambungan
Kemungkinan tipe “multi shut exploder generator” yang dioperasikan
secara mekanis. Apabila mekanis tersebut tidak bekerja karena tidak
cukup kecepatannya, maka arus yang ditimbulkannya tidak cukup untuk
dapat menyalakan detonator-detonator dalam hubungan seri. Misfire
dapat terjadi akibat hubungan pendek, karena juru ledak kurang perhatian
terhadap adanya arus pendek dari kabel. Berikut adalah cara
penanganan terjadinya misfire karena kesalahan dalam penyambungan,
sebagai berikut :
- Apabila jaringan kabel tidak ditest, sambungan yang longgar atau
kotor mengakibatkan tahanan yang tinggi, akan berakibat terjadinya
misfire.
- Kesalahan-kesalahan tersebut dapat ditiadakan dengan cara
pengecekan yang hati-hati dan sistematis dari semua sambungan-
sambungan.
- Apabila misfire terjadi, kabel utama harus dicabut dari exploder dan
“kunci exploder” harus selalu dicabut dan selalu dibawah sendiri oleh
juru ledak. Setelah 5 (lima) menit menunggu, juru ledak mulai
menguji kabel dan hubungan-hubungannya dan suatu kesalahan
77
“Snake Holling”
Gambar 8.9
Jenis-jenis Secondary Blasting
8.5 Tugas
8.5.1 Laporan Akhir
1. Rangkaian seri 40 detonator short delay dengan tahanan tiap detonator
1,8 ohms, 35 m kawat penyambung (connecting wire) 22 AWG tahanan
16,14 / 330 m dan 60 m kawat utama (lead wire) terbuat tembaga ganda
berukuran 23/0,076 yang diisolasi dengan plastik PVC dengan tahanan
5,8 ohms per 100 m. Hitung total tahanan dan voltage.
2. Suatu rangkaian paralel 15 detonator short delay dengan tahanan tiap
detonator 1,8 ohms, 30 m bus wire ukuran 16 AWG dengan tahanan 4,02
ohm /330m, 40 m kawat penyambung ukuran 22 AWG tahanan 16,14 /
330m dan 150 m kawat utama ukuran 22 AWG tahanan 16,14 / 330m.
Hitunglah total tahanan dan voltage.
3. Suatu rangkaian parallel-seri terdiri dari 4 seri masing-masing mempunyai
40 detonator short delay dengan tahanan tiap detonator 1,8 ohms, kawat
penyambung ukuran 22 AWG 40 m tahanan 16,14 / 330m, dan kawat
79