Anda di halaman 1dari 12

1

PERANAN KOPERASI DALAM PROGRAM PENGEMBANGAN EKONOMI


SECARA NASIONAL UNTUK MEWUJUDKAN KEMAKMURAN YANG ADIL DAN
MERATA BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA

Oleh

NAMA : NURHASIN

NIM : 030822169

PROG. STUDI : ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS : FHSIP

UNIVERSITAS TERBUKA
2022
2

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL..................................................................................................1
DAFTAR ISI..................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................3
1.1. LATAR BELAKANG.............................................................................................3
1.2. RUMUSAN MASALAH........................................................................................5
1.3. TUJUAN PENULISAN..........................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................6
2.1. PERANAN KOPERASI.........................................................................................6
2.2. SEJARAH KOPERASI............................................................................................7
BAB III PEMBAHASAN..............................................................................................9
3.1 PERKEMBANGAN KONDISI KOPERASI DI INDONESIA SAAT INI............9
3.2 KENDALA BERKEMBANGNYA PERKOPERASIAN DI INDONESIA.........10
3.3 KEBUTUHAN MASYARAKAT INDONESIA TERHADAP KOPERASI
SAAT INI...............................................................................................................11
3.4 PERAN KOPERASI INDONESIA DALAM PROGRAM PENGEMBANGAN
EKONOMI NASIONAL........................................................................................12
BAB IV KESIMPULAN..............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................15
3

BAB I
PENDAHULUAN
3.1 LATAR BELAKANG
Fenomena koperasi yang terjadi pada masa sekarang mengalami perkembangan usaha dan
kelembagaan yang menggairahkan. Namun demikian, koperasi masih memiliki berbagai kendala
untuk pengembangannya sebagai badan usaha. Hal ini perlu memperoleh perhatian dalam
pembangunan usaha koperasi pada masa mendatang. Koperasi pada dasarnya adalah pembentukan
badan usaha yang bertujuan untuk menggalang kerja sama di antara orang-orang yang mempunyai
keterbatasan ekonomi guna mencapai tujuan bersama. Pembentukan badan usaha koperasi tersebut
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa bagi para anggota, baik yang bersifat
individual maupun kelompok.
Namun dalam perkembangannya, koperasi yang salah satu lembaga ekonomi harus siap
mencari untung dan bukannya sekedar mengejar sisa hasil usaha (SHU) setia berperan dalam
perekonomian nasional. Perekonomian nasional dengan demikian menjadi sangat vital dalam usaha
pemenuhan cita-cita tersebut. Perekonomian yang tujuan utamanya adalah pemerataan dan
pertumbuhan ekonomi bagi seluruh rakyat Indonesia. Sebab, tanpa perekonomian nasional yang
kuat dan memihak rakyat maka mustahil cita-cita tersebut akan tercapai. Kuncinya harus ada
strategi ekonomi makro-mikro yang ramah pada pasar tetapi juga ada keberpihakan pada sektor
ekonomi rakyat. Ekonomi makro-mikro tidak bisa dipisahkan dan dianggap berdiri sendiri,
sebaliknya keduanya harus seimbang dan saling meneguhkan.
Beberapa pengertian Koperasi menyebutkan, “Koperasi adalah suatu perkumpulan orang,
biasanya yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas, yang melalui suatu bentuk organisasi
perusahaan yang diawasi secara demokratis, masing-masing memberikan sumbangan yang setara
terhadap modal yang diperlukan, dan bersedia menanggung risiko serta menerima imbalan yang
sesuai dengan usaha yang mereka lakukan”.
Pengertian lainnya menyebutkan, “Koperasi didirikan sebagai persekutuan kaum yang
lemah untuk membela keperluan hidupnyadengan ongkos semurah-murahnya,itulah yang dituju.
Pada koperasi didahulukan keperluan bersama, bukan keuntungan”.
Dari definisi-definisi tersebut bisa dilihat bahwa dalam koperasi setidak- tidaknya terdapat
dua unsur yang yang saling berkaitan satu sama lain. Unsur pertama adalah unsur ekonomi,
sedangkan unsur kedua adalah unsur sosial. Sebagai suatu bentuk perusahaan, Koperasi berusaha
memperjuangkan pemenuhan kebutuhan ekonomi para anggotanya secara efisien. Sedangkan
sebagai perkumpulan orang, Koperasi memiliki watak sosial. Keuntungan bukanlah tujuan utama
koperasi. Yang lebih diutamakan dalam koperasi adalah peningkatan kesejahteraan ekonomi para
4

anggotanya. Koperasi memperjuangkan kebutuhan ekonomi para anggotanya dan memiliki tujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan para anggotanya. Oleh karena itu saya mengangkat judul pada
karya ilmiah ini “Peranan Koperasi dalam Program pengembangan Ekonomi Secara Nasional
untuk Mewujudkan Kemakmuran yang Adil dan Merata Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”.

3.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana perkembangan kondisi koperasi di Indonesia saat ini ?
2. Adakah kendala yang terjadi akibat berkembangnya perkoperasian di Indonesia?
3. Bagaimana kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap koperasi saat ini?
4. Apa saja peran koperasi Indonesia dalam program pengembangan ekonomi nasional?

3.3 TUJUAN PENULISAN


Tujuan penulisan karya ilmiah ini yaitu untuk mengetahui
1. Perkembangan kondisi koperasi di Indonesia saat ini
2. Kendala yang terjadi akibat berkembangnya perkoperasian di Indonesia
3. Pebutuhan masyarakat Indonesia terhadap koperasi saat ini
4. Peran koperasi Indonesia dalam program pengembangan ekonomi nasional
5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PERANAN KOPERASI


Peranan koperasi dalam perekonomian Indonesia dapat dilihat dari:
1. Kedudukannya sebagai pemain utama dalam kegiatan ekonomi di berbagai sektor,
2. Penyedia lapangan kerja yang besar,
3. Pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan pemberdayaan
masyarakat,
4. Sumbangannya dan menjaga neraca pembayaran melalui kegiatan ekspor.
Peran koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah sangat strategis dalam perekonomian
Indonesia, sehingga perlu menjadi fokus pembangunan ekonomi nasional pada masa mendatang.
Pemberdayaan kopersi secara terstruktur dan berkelanjutan diharapkan akan mampu
menyelaraskan struktur perekonomian nasional, mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional,
mengurangi tingkat pengangguran terbuka, menurunkan tingkat kemiskinan, mendinamisasi
sektor riil, dan memperbaiki pemerataan pendapatan masyarakat. Pemberdayaan koperasi juga
meningkatkan pencapaian sasaran di bidang pendidikan, kesehatan, dan indikator kesejahteraan
masyarakat Indonesia lainnya.
Perkembangan koperasi secara nasional di masa mendatang diperkirakan menunjukan
peningkatan yang signifikan namun masih lemah secara kualitas. Untuk diperlukan komitmen
yang kuat untuk membangun koperasi yang mampu menolong dirinya sendiri sesuai jati diri
koperasi. Hanya koperasi yang berkembang melaui praktek melaksanakan nilai koperasi yang
akan mampu bertahan dan mampu memberikan manfaat bagi anggotanya. Prospek koperasi
pada masa mendatang dapat dilihat dari banyaknya jumlah koperasi, jumlah anggota dan jumlah
manager, jumlah modal, volume usaha dan besarnya SHU yang telah dihimpun koperasi, sangat
prosfektif untuk dikembangkan.

2.2 SEJARAH KOPERASI


Gerakan koperasi di dunia, dimulai pada pertengahan abad 18 dan awal abad 19 di Inggris.
Lembaga ini sering disebut dengan “KOPERASI PRAINDUSTRI”. pada abad ini juga dikenal
memunculkan Revolusi Industri dan munculnya sebuah ideologi yang kemudian begitu
menguasai sistem perekonomian dunia. Kita mengenalnya dengan kapitalisme. Ideologi ini,
pada perjalanan sejarahnya, kemudian mendapatkan lawan sepadan dengan hadim sosialisme.
Koperasi hadir di antara kedua kekuatan besar ekonomi itu.
6

Menghadapi kenyataan yang ditimbulkan oleh Revolusi Industri tersebut, di antara


pemikir/pembaru sosial menghendaki agar adanya perubahan terbatas pada dampak-dampak
negatif dari sistem kapitalisme. Para pembaru sosial dibidang koperasi, seperti Charles Fourier
(1772-1837) dari Prancis, Robert Owen (1771-1858) dari Inggris, N.F.S. Grundevig (1783-
1873) dari Denmark, Herman Schulze-Delitzch (1808-1883) dan Friendrich Raiffeisen (1818-
1888) dari Jerman hingga ke para pelopor (pioner) Rochdale, yang koperasinya telah diakui
sebagai koperasi yang memiliki prinsip-prinsip yang dinilai cukup rasional dan dapat diterima
secara universal.
Dengan berpegang pada asas-asas Rochdale, para pelopor koperasi Rochdale
mengembangkan toko kecil mereka itu menjadi usaha yang mampu mendirikan pabrik,
menyediakan rumah bagi para anggotanya, serta menyelenggarakan pendidikan untuk
meningokatkan pengetahuan anggota dan pengurus koperasi.
Pertama kali koperasi muncul dieropa pada awal abad ke-19. Ada dua alasan yang
mendasari pengaruh sosialisme yang terdapat di eropa itu muncul dengan alasan 1). terdapatnya
kesamaan motif antara gerakan koperasi dengan gerakan sosialis, 2). sebagai suatu bentuk
organisasi ekonomi yang berbeda dengan bentuk struktur organisasi ekonomi kapitalis.
7

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Perkembangan Kondisi Koperasi di Indonesia Saat Ini


Di kutib dari Pipnews.co.id, jakarta yang membahas tentang saran untuk membuat
catatan perkembangan koperasi setiap tahun yang akan berguna untuk perencanaan tahun
berikutnya dan memperbaiki pelaksanaan yang salah dan meningkatkan pelaksanaan yang
sudah benar supaya koperasi bisa maju.
Setelah koperasi di Indonesia berumur lebih dari satu abad, tetapi sosoknya masih setara
dengan usaha mikro dan kecil dan bernuansa kemiskinan. Masih dalam sosok kecil-lemah-
sakit-tergantung-kuno masih jauh dari yang seharusnya yaitu besar-kuat-sehat-mandiri-
modern.
Pengembangan koperasi di Indonesia yang telah digerakan melalui dukungan kuat
program pemerintah yang telah dijalankan dalam waktu lama dan tidak mudah ke luar dari
kungkungan pengalaman tersebut.
Perkembangan koperasi saat ini sudah bisa dibilang cukup baik namun dalam hal sisi
fokus bisnis koperasi harus diarahkan pada ciri universalitas kebutuhan yang tinggi seperti
jasa keuangan pelayanan infrastruktur serta pembelian bersama.

3.2 Kendala Berkembangnya Perkoperasian di Indonesia

Beberapa kendala pokok yang dihadapi oleh koperasi di Indonesia yaitu

1. Kurang berkembangnya koperasi juga berkaitan sekali dengan kondisi modal


keuangan badan usaha tersebut. Kendala modal itu bisa jadi karena kurang adanya
dukungan modal dan sumber koperasi itu sendiri. Jadi untuk keluar dari masalah
tersebut harus dilakukan melalui terobosan struktural, maksudnya dilakukan
restrukturasi dalam penguasaan faktor produksi.
2. Banyak anggota, pengurus maupun pengelola koperasi kurang bisa mendukung
jalannya koperasi. Dengan kondisi seperti ini maka koperasi berjalan dengan tidak
profesional dalam artian tidak dijalankan sesuai dengan kaidah sebagai usaha lainnya.
3. Manajemen koperasi harus diarahkan pada orientasi strategik dan gerakan koperasi
harus memiliki manusia-manusia yang mampu menghimpun dan memobilisasikan
berbagai sumber daya yang diperlukan untuk memanfaatkan peluang usaha. Oleh
8

karena itu koperasi harus teliti dalam memilih pengurus maupun pengelola agar badan
usaha yang didirikan akan berkembang dengan baik.

Selain itu terdapat beberapa hal yang menyebab sulitnya perkembangan koperasi di
Indonesia, antara lain:

1. Imej koperasi sebagai ekonomi kelas dua masih tertanam dalam benak orang-orang
Indonesia sehingga menjadi sedikit penghambat dalam pengembangan koperasi
menjadi unit ekonomi yang lebih besar, maju dan punya daya saing dengan
perusahaan-perusahaan besar.
2. Perkembangan koperasi di Indonesia berkembang bukan dari kesadaran masyarakat,
tetapi muncul dari dukungan pemerintah yang disosialisasikan ke bawah.
3. Tingkat partisipasi anggota koperasi masih sangat rendah, ini disebabkan sosialisasi
yang belum optimal. Masyarakat yang menjadi anggota hanya sebatas tahu koperasi
itu hanya untuk melayani konsumen seperti biasa, baik untuk barang konsumsi atau
pinjaman.
4. Pemerintah terlalu memanjakan koperasi, ini juga menjadi alasan kuat mengapa
koperasi Indonesia tidak maju-maju. Koperasi banyak dibantu oleh pemerintah lewat
dana-dana segar tanpa ada pengawasan terhadap bantuan tersebut. Sifat bantuannya
pun tidak wajib di kembalikan. Tentu saja ini menjadi bantuan yang tidak mendidik.
Koperasi menjadi “manja” dan tidak mandiri hanya menunggu bantuan selanjutnya
dari pemerintah.
5. Kurangnya kesadaran masyarakat akan kebutuhannya untuk memperbaiki diri,
meningkatkan kesejahteraan, atau mengembangkan diri secara mandiri.

6. Kurannya pengembangan kerjasama antar usaha koperasi.

3.3 Kebutuhan Masyarakat Indonesia Terhadap Koperasi Saat Ini

Dikutip dari laman Antara News yang membahas tentang cara pandang masyarakat
terhadap koperasi sejak zaman kolonial Hindia-Belanda sampai saat ini tidak banyak
mengalami perubahan sehingga dasarankan agar segera diubah.

Menurut Suroto yang juga sebagai Ketua Umum Asosiasi Kader Sosio Ekonomi
(ASKES) menilai bahwa masyarakat di Indonesia berpikir bahwa koperasi selalu
9

diidentikkan sebagai usaha kecil-kecilan hingga usaha untuk kelompok yang lemah dan
miskin. Padahal menurut dia, koperasi merupakan sistem ekonomi alternatif agar
kesejahteraan dan keadilan ekonomi dapat terjadi secara bersamaan. Oleh karena itu, kita
harus berpikir bahwa seharusnya koperasi dipandang secara sama sebagai sebuah entitas
bisnis seperti lainnya.

Koperasi cenderung dijadikan objek kegiatan kearitatif (belas kasih), penyaluran


program, dan lain sebagainya bukan untuk membangun sebuah bisnis yang berbasis
solidaritas dan gotong royong dalam mewujudkan demokrasi ekonomi yang sangat relevan
dengan tuntunan masyarakat.

3.4 Peran Koperasi Indonesia dalam Program Pengembangan Ekonomi Nasional

Pada masa ini, pengembangan koperasi kurang mendapat perhatian karena koperasi
kurang memperlihatkan kinerja dan citra yang lebih baik dari masa sebelumnya. Keadaan ini
merupakan salah satu bukti bahwa komitmen pemerintah masih kurang dalam pembangunan
dan pengembangan koperasi.

Pembangunan adalah suatu proses yang harus berkelanjutan dan tersistem. Pertanyaan
berikutnya bagaimana prospek koperasi pada masa yang akan datang. Jawabannya adalah
sangat prospektif jika koperasi itu memiliki jati diri.

Koperasi yang mempraktekkan prinsip-prinsip koperasi dalam organisasi dan usahanya.


Koperasi sebagai salah satu badan usaha, organisasi dan kegiatan usahanya harus dilakukan
berdasarkan prinsip-prinsip koperasi. Karena prinsip koperasi merupakan garis-garis
penuntun yang digunakan oleh koperasi untuk melaksanakan nilai-nilai dalam praktek seperti
keanggotaan sukarela dan terbuka, pengendalian oleh anggota secara demokratis, partisipasi
ekonomi anggota, pendidikan, pelatihan dan informasi, kerjasama diantara koperasi dan
kepedulian terhadap komunitas.

Secara garis besar peran dan tugas koperasi ialaha

a. Meningkatkan taraf hidup sederhana masyarakat Indonesia


b. Mengembangkan demokrasi ekonomi di Indonesia
c. Mewujudkan pendapatan masyarakat yang adil dan merata dengan cara menyatukan,
membina, dan mengembangkan setiap potensi yang ada
10

Untuk mengetahui peran yang dapat diharapkan dari koperasi dalam rangka
penyembuhan perekonomian nasional kiranya perlu diperhatikan bahwa disatu sisi koperasi
telah diakui sebagai lembaga solusi dalam rangka menangkal kesenjangan serta mewujudkan
pemerataan, tetapi di sisi lain kebijaksanaan makro ekonomi belum sepenuhnya disesuaikan
dengan perubahan-perubahan perekonomian dunia yang mengarah pada pasar bebas.
11

BAB IV

KESIMPULAN

Dari pembahasan pada bab 3 dapat diberikan kesimpulan bahwa:

1) Perkembangan koperasi di Indonesia saat ini sudah dapat dikatakan cukup baik, namun
dalam hal sisi fokus bisnis koperasi harus diarahkan pada ciri universalitas kebutuhan
yang tinggi seperti jasa keuangan pelayanan infrastruktur serta pembelian bersama.
2) Kendala berkembangnya koperasi di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor, antara
lain kondisi modal keungan, anggota dan pengurus koperasi yang kurang mendukung
jalannya koperasi, manajemen koperasi, kurangnya kesadaran masyarakat, pemerintah
yang terlalu memanjakan koperasi, tingkat partisipasi anggota koperasi yang kurang, dan
juga karena kurangnya pengembangan kerjasama antar usaha koperasi.
3) Kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap koperasi di Indonesia masih kurang
dikarenakan paradigma masyarakat yang beranggapan bahwa koperasi selalu diidentikan
sebagai usaha kecil-kecilan hingga usaha untuk kelompok yang lemah dan miskin.
4) Peran koperasi Indonesia dalam program pengembangan ekonomi nasional perlu
diperhatikan bahwa di satu sisi koperasi telah diakui sebagai lembaga solusi dalam
rangka menangkal kesenjangan serta mewujudkan pemerataan.
12

DAFTAR PUSTAKA

BMP ADPU 4330

Edilius dan Sudarsono, 1993, Koperasi Dalam Teori dan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta


Hatta, Mohammad, 1954. Kumpulan Karangan III, Balai Pustaka, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai