i
I. PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
1
II. TINJAUAN PUSTAKA
2
2.2. Outsourcing
2.3. Insourcing
3
insourcing mengembangan proyek dengan memanfaatkan spesialis
teknologi informasi dalam perusahaan tersebut. Contoh insourcing adalah
suatu perusahaan membuat aplikasi sistem informasi untuk mengembangkan
bisnisnya dengan memperdayakan karyawannya sendiri.
Insourcing, sebagai istilah yang digunakan di sini, hanya berarti
perusahaan melakukan fungsi internal, sehingga hanya menimbulkan biaya
tetap dan administratif yang relevan di samping biaya variabel dari aktivitas.
Ketika suatu sistem informasi dilakukan insource, sering ditangani pada
"biaya kembali" dasar untuk organisasi pengguna dengan harga pengalihan
agak sewenang-wenang yang diterapkan (King, 2008).
2.4. Maintainability
Saat produk perangkat lunak telah selesai dipasang (installed) dan mulai
diimplementasikan, beberapa jenis perubahan akan terjadi sejalan waktu
penggunaannya sehingga dibutuhkan pemeliharaan. Jones (2010)
menyatakan bahwa ada tiga aktivitas pemeliharaan produk perangkat lunak,
yaitu
1. perbaikan kerusakan (defect repair),
2. perluasan atau peningkatan produk perangkat lunak (enhancement), dan
3. pemugaran (renovation).
4
III. PEMBAHASAN
5
Biaya pengembangan sistem informasi dapat disesuaikan dengan
anggaran dan kebutuhan perusahaan. Mahal atau murahnya biaya
pengembangan sistem informasi tergantung jenis program yang dibeli
sahingga dana yang ada dapat digunakan dalam aset perusahaan
karena tak perlu ada aset untuk teknologi informasi. Perusahaan juga
dapat memilih partner/provider sesuai anggaran dan kebutuhan.
Outsourcing juga mengurangi risiko penghamburan investasi jika
penggunaan sumber daya sistem informasi belum optimal. Jika hal
ini terjadi maka perusahaan hanya menggunakan sumber daya sistem
yang optimal pada saat-saat tertentu saja, sehingga sumber daya
sistem informasi menjadi tidak dimanfaatkan pada waktu yang lainnya.
6
isu dan tantangan dalam outsourcing. O’Brien (2010) mengemukakan faktor
yang menjadi kunci sukses penerapan sistem outsourcing yaitu :
1. Memahami maksud dan tujuan serta sasaran perusahaan
2. Memiliki perencanaan/misi dan visi yang strategis
3. Memilih secara tepat service provider/vendor/rekanan yang tepat
4. Komunikasi yang terbuka antara pihak yang berkepentingan
5. Mendapat dukungan dan keterlibatan dari pihak manajemen dan
eksekutif
6. Memelihara lingkungan baik dan terbuka dengan individu dan
kelompok terkait
7. Memberikan perhatian secara berhati-hati pada persoalan yang
menyangkut karyawan dan memperhatikan isu terkait karyawan, misal
pengurangan karyawan.
8. Kontrak yang terstuktur
9. Memiliki justifikasi ekonomi dan keuangan yang layak
7
8. Dapat dijadikan sebagai keunggulan kompetitif karena menunjukkan
kemandirian dalam berusaha dan menambah rasa percaya diri
perusahaan akan kemampuannya.
9. Mendukung pengembangan sistem yang sedang dijalankan dan tidak
adanya konflik kepentingan bila dibandingkan dengan outsourcing
karena terdapat rasa memiliki.
10. Sesuai untuk pengembangan sistem dan proyek yang kompleks
11. Kedekatan departemen yang mengelola sistem informasi dengan end-
user akan mempermudah dalam pengembangan sistem sesuai dengan
harapan.
12. Pengambilan keputusan dapat dikendalikan oleh perusahaan tanpa
adanya campur tangan dari pihak luar
8
pekerjaan yang dapat dikelompokkan dalam lingkup pemeliharaan.
Keduapuluhtiga aktivitas pemeliharaan ini merupakan bentuk-bentuk dari
modifikasi perangkat lunak eksisting. Terkadang beberapa aktivitas tersebut
dapat terjadi berurutan dalam satu aliran kerja modifikasi, misanya reverse
engineering seringkali mendahului aktivitas reengineering.
Jones (2010) mengungkapkan hal-hal yang menjadi kunci keberhasilan
suatu perusahaan dalam aktivitas ini. Best practices dalam software
maintenance di antaranya seperti,
a. menggunakan jasa spesialis pemeliharaan dibandingkan orang dengan
kualifikasi sebagai developer;
b. mempertimbangkan opsi outsourcing;
c. merekam atau mencatat semua bugs / kesalahan yang pernah dilaporkan
pengguna;
d. mencatat response time sejak laporan kerusakan/bugs diterima hingga
tindakan koreksi mulai dilakukan;
e. mencatat response time sejak tindakan koreksi mulai dilakukan hingga
penanganan selesai;
f. mencatat semua aktivitas pemeliharaan yang dilakukan dan juga
biayanya.
9
memperbaiki bug dan kesalahan logika tidak terdeteksi selama periode
pengujian implementasi. pemeliharaan adaptif mengacu pada kegiatan-
kegiatan yang terkait dengan modifikasi fungsi yang ada atau menambahkan
fungsi baru untuk mengakomodasi perubahan dalam bisnis atau operasi
lingkungan. Kegiatan pemeliharaan perfektif melibatkan perubahan yang
dibuat untuk sistem dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja fungsi atau
antarmuka. Kategori akhir dari kegiatan pemeliharaan, perawatan
pencegahan, termasuk didalamnya kegiatan-kegiatan untuk mengurangi
kemungkinan kegagalan sistem atau memperpanjang kapasitas dari masa
manfaat suatu sistem. Meski terkadang kegiatan pemeliharaan terendah-
prioritas, pemeliharaan preventif tetap memberikan nilai tambah yang tinggi
dan penting untuk sebuah organisasi menyadari nilai penuh investasi dalam
sistem.
Swanson (1999) mengartikan maintainability dari suatu Sitem
Informasi sebagai memperluas fungsi atau meningkatkan kemampuan
sistem informasi, di mana pemakaian sumberdaya dalam aktivitas
pemeliharaan, pengoperasian dan penggunaannya adalah seekonomis
mungkin. Alokasi sumberdaya perlu dipertimbangkan dengan cermat, baik
biaya maupun usaha yang akan dikeluarkan dalam pemeliharaan sistem
informasi. Untuk mendukung keandalan dan memenuhi kebutuhan serta
mempertimbangkan biaya pemeliharaan software yang besar, alokasi
sumberdaya perlu diperhitungkan dengan baik. Resource yang ditinjau
meliputi biaya (maintenace cost) dan usaha (maintenance effort) seperti
penjelasan berikut ini,
Maintenance Cost
Swanson (1999) mengungkapkan pemeliharan SI yang berbasis
Teknologi Informasi (TI) memakan biaya yang relatif mahal. Perubahan
atau modifikasi atas suatu perangkat lunak akan membutuhkan biaya
dalam pelaksanaan kegiatannya. Banker (1993) dalam Huber (2009)
menyebutkan ada dua tipe biaya dalam modifikasi software, yaitu biaya
finansial dan biaya waktu. Biaya finansial adalah akumulasi biaya dari
komponen pekerja yang terlibat di dalamnya. Semakin banyak pekerja
yang terlibat maka biaya ini akan semakin tinggi. Biaya waktu adalah
akumulasi biaya yang timbul dari aktivitas ini sepanjang rentang waktu
berlangsungnya aktivitas, di mana biaya finansial adalah komponen
yang mempengaruhi biaya waktu. Semakin lama proses
modifikasi software berlangsung untuk mencari tahu (discover),
mengimplementasikan (implement), menguji (test) dan
mendokumentasikan (document), maka komponen biaya ini akan
semakin tinggi.
Maintenance Effort
Jika suatu aplikasi perangkat lunak yang dimiliki oleh sebuah organisasi
dalam proses pengembangannya dibuat agar lebih mudah untuk
dimodifikasi, misalnya dibangun dengan tingkat kerumitan yang
rendah, maka usaha (effort) yang dicurahkan oleh organisasi tersebut
dikemudian hari akan lebih ringan (Swanson, 1999). Maintenance
effort sebagai input aktivitas pemeliharaan terdiri dari sumberdaya yang
dialokasikan dan digunakan dalam tugas ini, misalnya sumberdaya
10
mesin, workbenches dan sumberdaya manusia atau staff. Sumberdaya
manusia sendiri dibedakan berdasarkan keterampilan (skills),
pengalaman dan motivasinya, yang kemudian dikelompokkan lagi
sesuai job class serta besaran gaji.
4.1. Simpulan
11
yang membangun sistem informasi dari koreksi atas kesalahan-kesalahan
(bugs).
4.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
12