Anda di halaman 1dari 5

BAB 3

MEKANISME PEMBENTUKAN GERAM

Pada mulanya diperkirakan geram terbentuk karena adanya retak


mikro (micro crack) yang timbul pada benda kerjatepat diujung pahat pada
saat pemotongan dimulai. Dengan bertambahnya tekanan pahat, retak
' tersebut menialar kedepan sehingga terjadilah geram, lihat gambar 3.1a.
Anggapan ini sekarang sudah ditinggalkan berkat hasil berbagai penelitian
mengenai mekanisme pembentukan geram. Logam yang pada umumnya
bersifat ulet (ductile) apabila mendapat tekanan akan timbul,tegangan
(stress) didaerah disekitar konsentrasi gaya penekanan mata potong pahat.
Iegangan pada logam (benda kerja) tersebut mempunyai orientasi yang
kompleks dan pada salah satu arah akan terjadi tegangan geser (shearing
stress) yang maksimum. Apabila tegangan geser ini melebihi kekuatan
logam yang bersangkutan maka akan terjadi deformasi plastik (perubahan
bentuk) yang menggeser dan memutuskan benda kerja diujung pahat pada
suatu bldang geser (shear plane), lihat gambar 3.1b.

Bidang geser mempunyai


r. Tcdl usg b. Tsl y.ng dhnut
lokasi tertentu yang membuat sudut
terhadap vektor kecepatan potong
dan dinamakan sudut geser (shear
angle, O). Proses terbentuknya
geram tersebut dapat diterangkan
melalui analogi tumpukan kartu. Bila
seturnpuk kartu dijajarkan dan
Bcda-kdta 9..|dl.kcllr
diatur sedikit miring $esuai dengan
sudtlt geser rD) kemudian didorong
dengan papan (penggaris) yang
membuat sudut terhadap garis
Gambar 3.1 Teori yang menerangkan terjadinya geram. vertikal (sesuai dengan sudut
geram yo) maka kartu bergeser
keatas relatif terhadap kartu dibelakangnya. pergeseran tersebut
berlangsung secara berurutan dan kartu terdorong melewati bidang atas
papan, lihat gambar 3.2a. Analogi kartu tersebut menerangkan keadaan
sesungguhnya dari kristal logam (struktur butir metalografis) yang
terdelormasi sehingga merupakan lapisan tipis yang tergeser pada bidang

J4arln l€tEr Ard| po.pqdangan


klrnal .
\
Bldrng gae.. _t
S{drngpl.t

b Bond.{6fi

Gambar 3.2 Proses terbentuknya geram menurut teori analogi kartu


(Piispanen analogy) dan perpanjangan kristal setelah teriadi
deformasi dan pergeseran bagi benda kerja berkrisal tunggal.
26 MEKANISME PEMBENTUKAN GERAM

geser. Arah perpanjangan kristal (cristal elongation) membuat sudut ( ,lrc


)
sedikit lebih besar daripada sudut geser, lihat gambar 3.2b.

Proses deformasi tersebut tidak berlangsung secara mendadak


pada bidang geser melainkan melalui bidang yang sempit dengan
kecepatan regangan geser (shear strain) yang sangat cepat (0,05 p sec).
Pengaruh kecepatan peregangan setinggi itu terhadap sifat-sifat material
belum kita ketahui sepenuhnya. Dengan demikian, penelitian yang lebih jauh
atas mekanisme pembentukan geram masih tetap diperlukan guna
mengetahui pengaruh berbagai variabel pada proses pemotongan.
Ramalan atas karakteristik proses perhotongan yang direncanakan
diharapkan menjadi lebih mudah, tanpa harus memakai berbagai rumus
empirik yang relatif mahal untuk memperolehnya.

Dalam bab ini akan dibicarakan salah satu mekanisme


pembentukan geram. Meskipun model tersebut belum mampu menjelaskan
sepenuhnya tentang mekanisme yang terjadi dalam kondisi pemotongan
yang sesungguhnya akan tetapi sedikitnya akan memberikan gambaran
atas kaitan beberapa variabel yang menpengaruhi besaran penting dalam
proses pemotongan yaitu gaya potong. Selain menentukan daya potong,
gaya potong akan menentukan ketelitian geometrik produk yang mana
merupakan salah satu tujuan utama sejak dimulainya revoiusi proses
pemesinan.

3.1 KOMPONEN GAYA PEMBENTUKAN GERAM

Suatu analisis mekanisme pembentukan geram yang dikemukan


oleh Merchant mendasarkan teorinya atas model pemotonganlistem tegak
(orthogonal system). Sistem pemotongan tegJl merupakan
penyederhanaan dari sistem pemotongan miring (obligue system) dimana
gaya diuraikan menjadi komponennya pada suatu bidang. Beberapa asumsi
yang digunakan dalam analisis model tersebut adatah,

- mata potong pahat sangat tajam sehingga tidak menggosok atau


menggaruk benda kerja,
- deformasi terjadi hanya dalam dua dimensi,
- distribusi tegangan yang merata pada bidang geser, dan
- gaya aksi dan reaksi pahat terhadap bidang geram adalah sama
besar dan segaris (tidak menimbulkan momen koppel).

Karena sistem gaya dipandang hanya pada satu bidang (bukan


ruang) maka gaya total dapat diuraikan menjadi dua komponen gaya yang
saling tegak lurus. Tergantung pada cara penguraian dalam nat ini ciapat
dikemukakan tiga cara yaitu,

1. Gaya total (F), ditinjau dari proses deformasi material, dapat


diuraikan menjadi dua komponen yaitu,
F3 ;gaya geser yang mendeformasikan material pada bidang
geser sehingga melampaui batas elastik, dan
F"n ;gaya normal pada bidang geser yang menyebabkan
pahat tetap menempel pada benda kerja,

2. Gaya total (F) dapat diketahui arah dan besarnya dengan cara
membuat dinamometer (alat ukur gaya dimana pahat dipasang
padanya dan alat tersebut dipasang pada mesin perkakas) yang
IIEKANISME PEMBENTUKAN GERAI{ 27

mengukur dua komponen gaya yaitu,


Fv ;gaya potong, searah dengan kecepatan potong, dan
Ft ;gaya makan, searah dengan kecepatan makan,

3. Gaya total (F) yang bereaksi pada bidang geram ( A1 ,face, bidang
pada pahat dimana geram mengalir) diuraikan menjadi dua kompo-
nen untuk rnenentukan'koefisien gesek geram terhadap pahat.
yaitu,
Fy ;gaya geeek pada bidang geram, dan
Fvn ;gaya normal pada bldang geram.

Karena berasal dari satu gaya yang sama mereka dapat dilukiskan
pada suatu lingkaran dengan diameter yang sama dengan gaya total (F),
lihat gambar 3.3, Lingkaran tersebut digambarkan persis diujung pahat
sedemikian rupa sehingga semua komponen menempati lokasi seperti yang
dimaksud. Gambar ini merupakan sistem gaya pada pemotongan
orthogonal dan dalam prakteknya dapat didekati dengan menggunakan
pahat dengan sudut q = 90o dan sudut ls = 0o (sudut miring, inclination
angle; lihat pada bab 4) dengan kecepatan potong jauh tebih tinggi
daripada kecepatan makan.

As

s /, Geram

Gambar 3.3 Lingkaran Gaya Pemotongan (Lingkaran Merchant).

Sewaktu pemotongan mulai berlangsung, gaya potong Fu akan


membesar. Daerah dimuka mata potong akan menderita tegangan geser
dengan orientasi dan harga yang bervariasi. Salahsatu bidang akan
menderita tegangan geser yang terbesar, dan dengan naiknya gaya potong
maka tegangan geser pada bidang tersebut (bidang geser) akan
melampaui batas elastik (yield) sehingga terjadi deformasi plastik yang
menyebabkan terbentuknya geram. Bila hal ini telah terjadi maka gaya
potong telah mencapai harga maksimun (tidak mungkin naik lagi).
Berdasarkan anallsls geometrlk dari lingkaran gaya (Merchang dapat
diturunkan rumus dasar gaya potong Fu.
28 MEKANISME PEMBENTUKAN GERAM

Dari, F"-Fcos(rt y.), dan F"- Fcos(O +t -yo),


F"cOS(l-y,)
maka, r''-"o,
^
16*1$'
Gaya geser Fs dapat digantikan dengan penampang bidang geser dan
tegangan geser yang terjadi padanya yaitu,

Fs = Ashi. rshi ; N,
dimana, t"6i = tegangan geser pada bidang geser; N/mm2,
Ashi - penampang bidang geser,
=A/sinrD;mm2,
A = pgnampang geram sebelum terpotong,
=b.h;mm2.
Dengan demikian rumus gaya potong adalah,
cos(q - v" )
F"- t"6b.h ;N......(3,1)
slniD cos( O * n - y, )

Dari rumus (3.1) dapat disimpulkan beberapa varibel yang mempe-


ngaruhi gaya pemotongan sebagai berikut,

Dari rumus 3.1 diatas pengaruh dari masing-masing sudut tersebut


terhadap gaya potong belum terlihat dengan jelas, untuk itu perlu ditelaah
satu persatu.

Koefisien gesek (p, coefficient of friction. ) dari pahat terhadap


geram dapat dicari berdasarkan informasi yang diperoleh dari dinamometer
dengan cara seperti yang dijelaskan berikut.
Dari gambar 3.3, gaya gesek dan gaya normal pada bidang geram ( F. dan
Frn ) dapat diturunkan dari gaya potong dan gaya makan ( Fu dan Fi),
yaitu,

Dalam hal ini perlu dicatat bahwa tegangan geser tersebut harganya tidak dapat diukur secara
Engsung metatut percobaan tarik seperti Vanq dilakukan dalam iest kekuatan looam. sebab
1-e_c-e_P?lqn legangql
yang terjadi dalam "pro5es pemesinan sangat tinggi. Oleli kaiena itu
ornamakan sebagai tegangan geser dinamik.

Lebih cocok disebut sebagai koefislen gesek setara (apparent coefficlent of frlctlon) karena
dalam keadaan sesunqouhnya geram tidak menggesbli pahat melainkanimengaiii diaiasrta
lihat paragraf 5.3.3.
ilEKANISME PEMEENTUKAN GERAil 29

Fr - Fl@s1o + F" slnlo , dan Frr- F, @syo - Frsln1".


Maka koefisien gesek adalah :

u - tanr, -
t, F, + F'lallf
F, - F, - FrlanYo'
(3.2)

i#},!';'t:ffi
:";xst#ru#,[{tt"'mffi5p*#
Dalam kenyataan, gaya potong dan gaya makan berubah dengan
berubahnya sudut geram dan hal ini disebabkan oleh perubahan sudut
geser O,

3.2 SUDUT GESER DAN RASIO PEMAMPATAN TEBAL GERAM


Gaya potong tidak akan melebihi harga maksimum yang tercapai
setelah bidang geser terbentuk dengan orientasi sebesar sudut geser o
relatif terhadap kecepatan potong. Karena gaya potong Fu merupakan
fungsi dari sudut geser O (rumus 3.1), maka sudut geser maksimum dapat
dicari dengan cara deferensiasi dan hasilnya disamakan dengan nol,

u4-0.
ao
Diferensiasi rumus (3.1) akan menghasilkan komponen yang dapat
disamakan dengan nol yaitu,

coso cos(O*tt-t,) - slniD sin(iD+4-yo)-0,dan


cos ( 2iD * q - yo ) - 0,

yang berarti, 2o * q - yo - 90 ,

maka, o-45o*!-a
22
Menurut Merchant, persamaan (3.3) tersebut ternyata hanya sesuai
untuk pemotongan sejenis plastik sintetik yang mempunyai kristaltunggal
dan tidak berlaku bagi logam yang mempunyai struktur polikristal. Hal ini
disebabkan karena kekuatan logam polik ristal dipengaruhi oleh temperatur,
kecepatan geseran, regangan geser dan tegangan normal pada bidang
geser. Dari berbagai penelitian atas sudut geser O tersebut ternyata belum
ada satupun yang menghasilkan rumus yang berlaku bagi pemotongan
suatu logam yang sesungguhnya. Hal ini menyatakan bahwa logam pada
daerah geser yang mengalami temperatur, tegangan, dan kecepatan-
regangan yang tinggi tidak bersifat sebagai material ideal yang plastik.
Meskipun demikian, dari rumus (3.3) dan berdasarkan logika dapat ditarik
kesimpulan bahwa,

1. Sudut geser O ditentukan oleh sudut geram 1o. Semakin besar


sudut geram maka sudut geser akan membesar dan menyebabkan
penurunan luas bidang geser (lihat gambar 3.3) sehingga
menurunkan gaya potong, '

Anda mungkin juga menyukai