Anda di halaman 1dari 42

MAKALAH

TELAAH MATEMATIKA SMP

(Aritmatika Sosial, Garis Dan Sudut, Segitiga dan Segiempat, Penyajian


Data, dan Sistem Koordinat)

OLEH
KELOMPOK II

Fausiatul Iffa (105365149 15)


Ikrima (105365124 15)
Ayu Wirani (105365129 15)
Khairunnisa (105365139 15)
Alfi Nurkhauly (105365122 15)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH MAKASSAR
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena berkat


Rahmat dan Hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah Telaah
Matematika SMP (Aritmatika Sosial, Garis dan Sudut, Penyajian Data, dan
Sistem Koordinat). Makalah ini membahas tentang bagaimana pengaplikasian
matematika dalam kehidupan sehari-hari yang dikenal dengan istilah aritmetika
sosial, mengenal garis dan besar sudut, bagaimana penyajian sebuah data, dan
mengenal system koordinat pada bidang kartesius.

Makalah ini kami buat untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi
peserta diskusi pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya serta
memperdalam materi pembelajaran di SMP. Kami mengucapkan terima kasih
untuk semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini,
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, hal ini dari
segi penyusunan maupun dari segi materi. “Tidak ada gading yang tak retak”,
demikian pula dengan makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
setiap kritik dan saran yang bersifat membangun, yang dapat memperbaiki dan
menyempurnakan makalah kami selanjutnya.

Makassar, November 2016

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL................................................................................. i
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 3
C. Tujuan Penulisan................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 4
A. Aritmetika Sosial............................................................................... 4
B. Garis dan Sudut.................................................................................. 11
C. Segitiga dan Segiempat...................................................................... 16
D. Penyajian Data................................................................................... 26
E. Sistem Koordinat............................................................................... 30
BAB III PENUTUP...................................................................................... 36
A. Kesimpulan........................................................................................ 36
B. Saran.................................................................................................. 37
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 38
LAMPIRAN.................................................................................................. 40
Lampiran 1.1 Soal dan Pembahasan Ujian Nasional............................... 40

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui
penalaran. Ini bukan berarti ilmu yang lain tidak diperoleh melalui
penalaran. Matematika lebih menekankan aktivitas dalam penalaran atau
dunia rasio, sedangkan ilmu lain lebih menekankan hasil observasi atau
eksperimen disamping penalaran. Pada tahap awal matematika terbentuk
dari pengalaman manusia dalam dunia secara empiris, kemudian diproses
dalam dunia rasio, yaitu diolah secara analisis dan sintesis dengan penalaran
di dalam struktur kognitif sehingga menuju konsep-konsep matematika.
Agar konsep yang dibentuk dipahami orang lain, maka digunakan
notasi dan istilah secara cermat yang disepakati secara universal dan
dikenal dengan bahasa matematika.
Matematika memiliki bahasa dan aturan yang terdefinisi dengan baik,
penalaran yang jelas, sistematis, dan keterkaitan antar konsep yang kuat.
Unsur utama pekerjaan matematika adalah penalaran deduktif yang
bekerja atas dasar asumsi atau kebenaran konsistensi. Selain itu,
matematika bekerja melalui penalaran induktif yang didasarkan fakta dan
gejala yang muncul untuk sampai pada perkiraan tertentu. Tetapi penalaran itu
harus tetap dibuktikan secara deduktif dan dengan argumentasi yang
konsisten. Matematika dapat dipandang sebagai pelayan dan sekaligus
raja dari ilmu-ilmu lain.
Sebagai pelayan, matematika adalah ilmu dasar yang mendasari dan
melayani berbagai ilmu pengetahuan lain. Sebagai contoh, IPA fisika
dalam hitungannya selalu menggunakan bantuan matematika. Sebagai
raja, perkembangan matematika tidak tergantung dengan ilmu lain.
Seiring dengan perkembangan teknologi, banyak cabang-cabang
matematika murni seperti aritmatika, geometri, dan aljabar dapat
diterapkan dalam berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir, serta
dapat dipakai sebagai alat bantu memecahkan masalah kehidupan sehari-hari.
Kegiatan perdagangan yang biasa dilakukan oleh masyarakat meliputi
kegiatan jual beli barang antara penjual (pedagang) dan pembeli. Kegiatan
perdagangan dapat terjadi berdasarkan prinsip saling menguntungkan.
Penjual mendapat keuntungan berupa uang dari barang yang dijualnya,
sedangkan pembeli mendapat keuntungan dari barang yang dibelinya atas
dasar manfaat yang diperoleh dari barang tersebut.
Dalam melakukan kegiatan perdagangan, seorang pedagang harus
pandai melakukan perhitungan perdagangan atas barang dagangannya.
Misalnya, untuk mendapatkan keuntungan yang wajar, seorang pedagang
harus menetapkan berapa harga jual pada barang dagangannya sehingga
harga jual tersebut tidak terlalu tinggi (agar dapat bersaing) dan juga tidak

1
terlalu rendah (agar tidak rugi). Hal itu tentunya membutuhkan perhitungan
tertentu yang dibahas dalam aritmetika sosial.
Aritmetika merupakan bagian dari matematika yang disebut ilmu hitung.
Kata “sosial” dapat diartikan sebagai hal-hal yang berkenaan dengan
masyarakat. Jadi, aritmetika sosial dapat diartikan sebagai bagian dari
matematika yang membahas perhitungan-perhitungan yang digunakan
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
Geometri datar, merupakan studi tentang titik, garis, sudut, dan
bangun-bangun geometri yang terletak pada sebuah bidang datar. Berbagai
mekanisme peralatan dalam kehidupan nyata banyak diciptakan berdasarkan
prinsip-prinsip geometri datar. Sebagai contoh sifat-sifat jajar genjang
digunakan untuk membuat mekanisme pemindah rantai pada sepeda balap,
pantograph (alat untuk memperbesar gambar), sifat belah ketupat digunakan
pada mekanisme pantograf kereta api listrik, konstruksi trapesium digunakan
untuk sistem stir mobil, susunan segitiga yang kaku digunakan pada
konstruksi bangunan dan jembatan, serta masih banyak lagi aplikasi yang
lain. Tidak dapat dipungkiri, geometri berperan besar dalam membantu
manusia memecahkan permasalahan yang dihadapi.
Kita sering menjumpai bahkan meng-gunakan sebuah garis dalam
kehidupan sehari-hari. Misalnya jalan raya yang diberi garis warna putih, baik
di pinggir jalan ataupun di tengah jalan sebagai pembatas. Demikian juga
halnya dengan sudut. Sebagai contoh, seorang atlit lempar cakram harus
memperhitungkan sudut lemparannya agar jatuhnya cakram tepat pada
tempat yang diharapkan. Jika sudut lemparannya terlalu kecil atau besar,
maka cakram tersebut akan jatuh pada tempat yang tidak diharapkan.
Selain itu, hampir setiap konstruksi bangunan yang dibuat manusia
memuat bentuk bangun segitiga dan segi empat. Amatilah lingkungan
sekitarmu. Bentuk bangun manakah yang ada pada benda-benda di
sekitarmu? Apakah setiap bangun yang kalian temukan sebagian besar terdiri
dari bangun segitiga dan segiempat? Untuk memahami lebih jauh menge-
nai segitiga dan segi empat mempelajari materi dengan saksama.
Statistika adalah ilmu pengetahuan tentang pengumpulan data, penyajian
data, penganalisisan data, penarikan kesimpulan, dan pembuatan keputusan.
Data merupakan kumpulan fakta atau angka atau segala sesuatu yang dapat
dipercaya kebenarannya sehingga dapat digunakan sebagai dasar menarik
suatu kesimpulan.
Descartes, adalah salah satu pemikir paling penting dan berpengaruh
dalam sejarah barat modern. Me-todenya ialah dengan meragukan
semua pengetahuan yang ada, yang kemudian mengantarkannya pada
kesimpulan bahwa pengetahuan yang ia kategorikan ke dalam tiga
bagian dapat diragukan, yaitu pengetahuan yang berasal dari pengalaman
inderawi dapat diragu-kan, fakta umum tentang dunia semisal api itu panas

2
dan benda yang berat akan jatuh juga dapat diragukan, dan prinsip-prinsip
logika dan matematika juga ia ragukan.
Dari keraguan tersebut, Descartes hendak mencari pengetahuan apa yang
tidak dapat diragukan yang akhirnya mengantarkan pada premisnya Cogito
Ergo Sum yang art-inya “aku berpikir maka aku ada”.
Hikmah yang dapat dipetik antara lain:
1. Keyakinan yang sempurna dan mutlak terhadap keberadaan adanya
Tuhan, dan semua obyek di dunia ini adalah ciptaan Tuhan.
2. Tidak mudah puas terhadap sesuatu yang sudah didapatkan, sehingga terus
ber-fikir melakukan inovasi untuk menemukan sesuatu yang baru.
3. Manusia diciptakan oleh Tuhan dengan bentuk yang sempurna, oleh
karena itu manusia harus menggunakan akal dan pikirannya untuk
memanfaatkan lingkun-gan dengan sebaik-baiknya.
4. Saling membantu dan kerja sama sesama manusia agar terjadi
interaksi yang positif dalam melakukan aktifitas dan belajar.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan matematika dengan kehidupan sosial?
2. Bagaimana hubungan antara garis dan sudut?
3. Bagaimana cara menghitung keliling dan luas segiempat dan segitiga?
4. Bagaimana cara penyajian data?
5. Bagaimana system korrdinat itu?
6. Apa hubungan system kordinat terhadap kehidupan?
C. Tujuan
1. Untuk memahami hubungan matematika dalam kehidupan sosial melalui
materi aritmetika sosial
2. Untuk mengetahui cara perhitungan-perhitungan pada kegiatan ekonomi
perdagangan
3. Untuk memahami garis, dan sudut
4. Untuk mengetahui hubungan garis dengan garis dan sudut dengan sudut
5. Untuk memahami bidang datar segiempat dan segitiga
6. Untuk memahami macam-macam jenis segi empat dan segitiga
7. Untuk memahami cara perhitungan keliling dan luas segiempat dan
segitiga
8. Untuk memahami cara penyajian data
9. Untuk memahami bentuk-bentuk penyajian data pada statistic
10. Untuk memahami sistem koordinat sebuah letak
11. Untuk letak suatu benda atau lokasi dapat dilakukan dengan
memperhatikan denah suatu benda atau lokasi.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Aritmatika Sosial
Aritmetika merupakan bagian dari matematika yang disebut ilmu hitung.
Kata “sosial” dapat diartikan sebagai hal-hal yang berkenaan dengan
masyarakat. Jadi, aritmetika sosial dapat diartikan sebagai bagian dari
matematika yang membahas perhitungan-perhitungan yang digunakan
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran aritmatika sosial ini sangat penting karena dengan belajar
aritmatika sosial, kita bisa menentukan keuntungan dalam usaha kita. Kita
dapat menghindari yang namanya kerugian.
a. Nilai Keseluruhan, Nilai Per Unit, Dan Nilai Sebagian

b. Harga Pembelian, Harga Penjualan, Untung, dan Rugi.


Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita menjumpai atau
melakukan kegiatan jual beli atau perdagangan. Dalam perdagangan
terdapat penjual dan pembeli. Jika kita ingin memperoleh barang yang kita
inginkan maka kita harus melakukan pertukaran untuk mendapatkannya.
Misalnya penjual menyerahkan barang kepada pembeli sebagai gantinya
pembeli menyerahkan uang sebagai pengganti barang kepada penjual.
Seorang pedagang membeli barang dari pabrik untuk dijual lagi di pasar.
Harga barang dari pabrik disebut modal atau harga pembelian sedangkan
harga dari hasil penjualan barang disebut harga penjualan. Dalam
perdagangan sering terjadi dua kemungkinan yaitu pedagan mendapat
untung dan rugi.
Sekilas Materi Pembelajaran yang ada pada Aritmatika Sosial seperti
itu, dan Sebagai pemahamannya kita pelajari di bawah ini tentang
Pembelajaran Aritmatika Sosial :
1. Untung
Untuk memahami pengertian untung perhatikan contoh berikut:
Pak Umar membeli sebidang tanah dengan harga Rp 10.000.000,-
kemudian karena ada suatu keperluan pak Umar menjual kembali tanah

4
tersebut dengan harga Rp 11.500.000,-. Ternyata harga penjualan lebih
besar dibanding harga pembelian, berarti pak Umar mendapat untung.
Selisih harga penjualan dengan harga pembelian = Rp 11.500.000,- – Rp
10.000.000,- = Rp 1.500.000,-. Jadi pak Umar mendapatkan untung
sebesar Rp 1.500.000,-. Berdasarkan contoh diatas, maka dapat ditarik
kesimpulan:
Penjual dikatakan untung jika harga penjualan lebih besar dibanding
dengan harga pembelian.

RUMUS Untung = Harga jual – Harga beli

2. Rugi
Ruri membeli radio bekas dengan harga Rp 150.000,- radio itu
diperbaiki dan menghabiskan biaya Rp 30.000,- kemudian Ruri menjual
radio itu dan terjual dengan harga Rp 160.000,-.
Modal (harga pembelian) = Rp 150.000,- + Rp 30.000,- = Rp 180.000,-.
Harga penjualan = Rp 160.000,-.
Ternyata harga jual lebih rendah dari pada harga harga pembelian, jadi
Ruri mengalami rugi.
Selisih harga pembelian dan harga penjualan = Rp 180.000,- – Rp
160.000,- = RP 20.000,-.
Berdasarkan uraian diatas penjual dikatakan rugi jika harga penjualan
lebih rendah dibanding harga pembelian.

RUMUS Rugi = Harga beli – Harga jual

3. Harga Pembelian dan Harga Penjualan


Telah dikemukakan bahwa besar keuntungan atau kerugian dapat
dihitung jika harga penjualan dan harga pembelian telah diketahui. Besar
keuntungan dirumuskan:
Untung = Harga jual – Harga beli
Maka dapat diturunkan dua rumus yaitu:

Harga jual = Harga beli + Untung


Harga beli = Harga jual – Untung

Besar kerugian dirumuskan:


Rugi = Harga beli – Harga jual
Maka dapat diturunkan rumus:

Harga jual = Harga beli – Rugi


Harga beli = Harga jual + Rugi

c. Persentase Untung dan Rugi

5
1. Menentukan Persentase Untung atau Rugi
Pada persentase untung berarti untung dibanding dengan harga
pembelian, dan persentase rugi berarti rugi dibanding harga pembelian.

Contoh:
a) Seorang bapak membeli sebuah mobil seharga Rp 50.000.000,-.
Karena sudah bosan dengan mobil tersebut maka mobil tersebut
dijual dengan harga Rp 45.000.000,. Tentukan persentase
kerugiannya!
Jawab:
Harga beli Rp 50.000.000
Harga jual Rp 45.000.000
Rugi = Rp 50.000.000 – Rp 45.000.000 = Rp 5.000.000
Sehingga,
5 . 000 .000 100
⋅ =10 %
Persentase rugi = 50 .000 . 000 100
Jadi besar persentase kerugiannya adalah 10 %.
b) Seorang pedagang membeli gula 5 kg dengan harga Rp 35.000,
kemudian dijual dengan harga Rp 45.000, Berapakah besar
persentase keuntungan pedagang tersebut?
Jawab:
Harga beli Rp 35.000,
Harga jual Rp 45.000,
Untung = Rp 45.000 – Rp 35.000 = Rp 10.000
Sehingga,
10 .000 100
⋅ =28 ,57 %
Persentase untung 35 .000 100
Jadi persentase keuntungan adalah 28,57 %

2. Menentukan harga pembelian atau harga penjualan berdasarkan


persentase untung atau rugi

6
Contoh:
Seorang pedagang membeli ikan seharga Rp 50.000 / ekor. Jika pedagang
tersebut menghendaki untung 20 % berapa rupiahkah ikan tersebut harus
dijual?
Jawab:
Harga beli = Rp 50.000
20
⋅50 . 000=Rp .10 . 000
Untung 20 % dari harga beli = 100
Harga jual = harga beli + untung = Rp 50.000 + Rp 10.000 = Rp 60.000
Jadi pedagang itu harus menjual dengan harga Rp 60.000
Persentase untung atau rugi selalu dibandingkan terhadap harga pembelian
(modal), kecuali ada keterangan lain yaitu Persentase Untung, Persentase
Rugi dan Harga Pembelian.

d. Rabat (diskon), Bruto, Tara, dan Netto


1. Rabat
Rabat adalah potongan harga atau lebih dikenal dengan diskon.
Contoh:
Sebuah toko memberikan diskon 15 %, budi membeli sebuah rice cooker
dengan harga Rp 420.000. berapakah harga yang harus dibayar budi?
Jawab:
Harga sebelum diskon = Rp 420.000
Potongan harga = 15 % x Rp 420.000 = Rp 63.000
Harga setelah diskon = Rp 420.000 – Rp 63.000 = Rp 375. 000
Jadi budi harus membayar Rp 375.000
Berdasarkan contoh diatas dapat diperoleh rumus:

Harga bersih = Harga kotor – Rabat (diskon)

7
Harga kotor adalah harga sebelum didiskon
Harga bersih adalah harga setelah didiskon
Harga bersih = neto x harga persatuan berat
2. Bruto, Tara, dan Neto
Dalam sebuah karung yang berisi pupuk tertera tulisan berat bersih 50
kg sedangkan berat kotor 0,08 kg, maka berat seluruhnya = 50 kg + 0,08
kg = 50,8 kg.
Berat karung dan pupuk yaitu 50,8 kg disebut bruto (berat kotor)
Berat karung 0,08 kg disebut disebut tara
Berat pupuk 50 kg disebut berat neto ( berat bersih)
Jadi hubungan bruto, tara, dan neto adalah:

Bruto = Neto + Tara


Tara = Bruto - Neto
Neto = Bruto - Tara

Rumus Bruto, Tara dan Neto (Tara dalam bentuk persen (%))

100
Netto⋅
Bruto = 100−Tara

1−Netto
⋅100 %
Tara = Bruto

100−Tara
Bruto⋅
Netto = 100

Rumus Tara Jika Diketahui Persen Tara dan Bruto

Tara = Persen Tara x Bruto

e. Bunga Tabungan dan Pajak


1. Bunga Tabungan (Bunga Tunggal)
Jika kita menyimpan uang dibank jumlah uang kita akan bertambah,
hal itu terjadi karena kita mendapatkan bunga dari bank. Jenis bunga
tabungan yang akan kita pelajari adalah bunga tunggal, artinya yang
mendapat bunga hanya modalnya saja, sedangkan bunganya tidak akan
berbunga lagi. Apabila bunganya turut berbunga maka jenis bunga tersebut
disebut bunga majemuk.

8
Contoh:
Rio menabung dibank sebesar Rp 75.000 dengan bunga 12% per tahun.
Hitung jumlah uang rio setelah enam bulan.
Jawab:
Besar modal (uang tabungan) = Rp 75.000
Bunga 1 tahun 12 %
1
12 %⋅ =6 %
Bunga 6 bulan = 2 = Rp 4500
Jadi jumlah uang Rio setelah disimpan selama enam bulan menjadi:
= Rp 75.000 + Rp 4500 = Rp 79.500
Dari contoh tersebut dapat disimpulkan
Bunga 1 tahun = persen bunga x modal
Bunga n bulan = x persen bunga x modal = x bunga 1 tahun
Persen bunga selalu dinyatakan untuk 1 tahun, kecuali jika ada
keterangan lain pada soal.
2. Pengertian Pajak
Pajak adalah statu kewajiban dari masyarakat untuk menterahkan
sebagian kekayaannya pada negara menurut peraturan yan di tetapkan oleh
negara. Pegawai tetap maupun swasta negeri dikenakan pajak dari
penghasilan kena pajak yang disebut pajak penghasilan (PPh). Sedangkan
barang atau belanjaan dari pabrik, dealer, grosor, atau toko maka harga
barangnya dikenakan pajak yang disebut pajak pertambahan nilai (PPN).
Contoh:
Seorang ibu mendapat gaji sebulan sebesar Rp 1.000.000 dengan
penghasilan tidak kena pajak Rp 400.000. jika besar pajak penghasilan
(PPh) adalah 10 % berapakah gaji yang diterima ibu tersebut?
Jawab:
Diketahui:
Besar penghasilan Rp 1.000.000
Penghasilan tidak kena pajak Rp 400.000
Pengahasilan kena pajak = Rp 1.000.000 – Rp 400.000 = Rp 600.000
Pajak penghasilan 10 %
Ditanya: Gaji yang diterima ibu tersebut ?

9
Jawab:
Besar pajak penghasilan = 10 % x Rp 600.000 = Rp 600.000
Jadi besar gaji yang diterima ibu tersebut adalah = Rp 1.000.000 – Rp
60.000 = Rp 940.000

10
B. GARIS DAN SUDUT
a. Garis
1. Pengertian Garis
Garis merupakan susunan titik-titik (bisa tak hingga) yang saling
bersebelahan dan berderet memanjang ke dua arah (kanan/kiri,
atas/bawah)
2. Kedudukan dua buah Garis
a. Garis Sejajar
Posisi dua garis akan dikatakan sejajar apabila kedua garis tersebut
berada di satu bidang dan apabila kedua garis tersebut di perpenjang
tidak akan bisa saling berpotongan.
b. Garis Berpotongan
Dua buah garis dikatakan berpotongan apabila keduanya memiliki
sebuah titik potong atau biasa disebut sebagai titik persekutuan.
c. Garis berhimpit
Dua buah garis akan dikatakan berhimpit apabila kedua garis
tersebut memiliki setidaknya dua titik potong. sebagai contoh jarum
jam ketika menunjukkan pukul 12 pas. kedua jarum jam tersebut akan
saling berhimpit.
d. Garis Bersilangan
Dua buah garis dapat dikatakan bersilangan apabila keduanya tidak
sejajar dan tidak berada pada satu bidang. Untuk memahami beragam
kedudukan garis di atas perhatikan saja gambar berikut ini:

b. Sudut
1. Pengertian Sudut
Sudut adalah suatu daerah yang dibentuk oleh dua buah ruas garis
yang titik pangkalnya sama. Di dalam ilmu matematika, sudut dapat

11
diartikan sebagai sebuah daerah yang terbentuk karena adanya dua buah
garis sinar yang titik pangkalnya saling bersekutu atau berhimpit.
2. Bagian-bagian pada suatu sudut
Sudut memiliki tiga bagian penting, yaitu:
a. Kaki Sudut
Garis sinar yang membentuk sudut tersebut.
b. Titik Sudut
Titik pangkal/ titik potong tempat berhimpitnya garis sinar.
c. Daerah Sudut
Daerah atau ruang yang ada diantara dua kaki sudut.
Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut:

3. Jenis-jenis Sudut
Ada beragam jenis sudut semuanya dibedakan berdasarkan besar dari
daerah sudut yang terbentuk, diantaranya:
a. Sudut Siku-siku
Adalah sebuah sudut yang memiliki besar daerah sudut 90°.
b. Sudut Lancip
Adalah sebuah sudut yang memiliki besar daerah sudut diantara 0° dan
90°(0°< D < 90°).
c. Sudut Tumpul
Adalah sebuah sudut yang memiliki besar daerah sudut diantara 90°
dan 180°(90°< D < 180°).
d. Sudut Lurus
Adalah sebuah sudut yang memiliki besar daerah sudut 180°.
e. Sudut Refleks
Adalah sebuah sudut yang memiliki besar daerah sudut diantara 180°
dan 360°(180° < D < 360°).
4. Hubungan antar Sudut
a. Sudut Berpenyiku
Apabila ada dua buah sudut berhimpitan dan membentuk sudut
siku-siku, maka sudut yang satu akan menjadi sudut penyiku bagi
sudut yang lain sehingga kedua sudut tersebut dinyatakan sebagai
sudut yang saling berpenyiku (komplemen).

12
∠ABD + ∠DBC = 90°
b. Sudut Berpelurus
Apabila ada dua buah sudut yang berhimpitan dan saling
membentuk sudut lurus maka sudut yang satu akan menjadi sudut
pelurus bagi sudut yang lain sehingga kedua sudut tersebit bisa
dikatakan sebagai sudut yang saling berpelurus (suplemen).

∠PQS + ∠SQT + ∠TQR = 180° 


c. Hubungan Antar Sudut apabila Dua Garis Sejajar Dipotong oleh
Garis Lain
Simak dengan baik gambar di bawah ini:

d. Sudut Sehadap (sama besar)


Adalah sudut yang memiliki posisi yang sama dan besarnyapun sama.
pada gambar di atas, sudut yang sehadap adalah:
∠A = ∠E 
∠B = ∠F
∠C = ∠G
∠D = ∠H

13
e. Sudut Dalam Berseberangan (sama besar)
Adalah sudut yang ada di bagian dalam dan posisinya saling
berseberangan, pada gambar di ats sudut dalam berseberangan adalah:
∠C = ∠E 
∠D = ∠F
f. Sudut Luar Berseberangan (sama besar)
Adalah sudut yang berada di bagian luar dan posisinya saling
berseberangan, contohnya:
∠A = ∠G
∠B = ∠H
g. Sudut Dalam Sepihak
Adalah sudut yang berada di bagian dalam dan berada pada sisi yang
sama. bila dijumlahkan, sudut yang saling sepihak akan membentuk
sudut 180°. contohnya:
∠D + ∠E = 180°
∠C + ∠F = 180°
h. Sudut Luar Sepihak
Adalah sudut yang berada di bagian luar dan berada pada sisi yang
sama. bila dijumlahkan, sudut yang saling sepihak akan membentuk
sudut 180°. Contohnya:
∠B + ∠G = 180°
∠A + ∠H = 180°
i. Sudut bertolak belakang (sama besar)
Merupakan sudut yang posisinya saling bertolak belakang, pada
gambar di atas, sudut yang bertolak belakang adalah:
∠A = ∠C 
∠B = ∠D
∠E = ∠G 
∠F = ∠H 
5. Satuan Sudut
Di dalam ukuran derajat, nilai 1 derajat mewakili sebuah sudut yang
diputar sejauh 1/360 putaran. artinya 1°=1/360 putaran.
Untuk menyatakan ukuran sudut yang lebih kecil dari derajat (°) kita
bisa menggunakan menit (') dan detik (''). perhatikan hubungan derajat,
menit, dan detik berikut ini:
1 derajat (1°) = 60 menit (60')
1 menit (1') = 1/60°
1 menit (1') = 60 detik (60”)
1 derajat (1°) = 3600 detik (3600'')
1 detik (1'') = 1/3600°

ukuran sudut dalam satuan radian:

14
1° = p/180 radian
atau
1 radian = 180°/p

Apabila nilai p = 3,14159 maka:


1° = p/180 radian = 3,14159/180 = 0,017453
atau
1 radian = 180°/p = 180°/3,14159 = 57,296°
Contoh:
1) Perhatikan gambar di bawah ini!

Jika besar ∠ABH = 119,5o dan ∠DFC = 60o maka besar ∠CDF = ....
a. 59,5o
b. 60o
c. 60,5o
d. 120,5 o
Peny:
∠CBH = 180o- ∠ABH = 180o- 119,5o
= 60,5o
∠CBH = ∠DCF (sehadap)
= 60,5o
∠CDF = 180o- 60o - 60,5o
= 59,5 o

15
C. SEGIEMPAT DAN SEGITIGA
1. Persegi

Persegi adalah bangun datar yang mempunyai empat buah sisi sama
panjang dan memiliki empat sudut siku-siku.
a. Sifat-sifat Persegi
Sifat-sifat persegi antara lain:
a. Keempat sisinya sama panjang dan sisi yang berhadapan sejajar.
AB = BC = CD = AD, AB // CD dan AD // BC
b. Semua sudutnya sama besar.
∠BAD=∠ABC=∠BCD=∠ADC=90O (siku-siku).
c. Kedua diagonalnya sama panjang dan berpotongan ditengah-tengah
membentuk sudut 90O. AC = BD.
d. Kedua diagonalnya membagi dua sama besar sudut-sudut persegi
tersebut. ∠AOB=∠BOC=∠COD=∠AOD=∠90O.
e. Mempunyai 4 sumbu simetri, 4 simetri lipat, dan 4 simetri putar.
Rumus:
Luas persegi Keterangan:
L = s² L = luas s = sisi persegi
Keliling persegi
K = 4.s K = keliling
s = ukuran sisi
K = 2 x alas + 2 x sisi miring ( atau
jumlah semua sisinya )

Contoh soal :
Hitunglah luas dan keliling persegi yang panjang sisinya 8cm.
Diketahui : sisi persegi = 8cm
Ditanyakan : luas dan keliling persegi
Jawab :
Rumus Luas : L= sisi x sisi
rumus keliling :
K= sisi+sisi+sisi+sisi atau (4s)
L= 8cm x 8cm K= 8+8+8+8
L= 64cm K= 32cm

16
Jadi luas persegi adalah 64cm, sedangkan kelilingnya adalah 32cm.
1. Persegi Panjang

Persegi Panjang, yaitu bangun datar yang mempunyai sisi berhadapan


yang sama panjang, dan memiliki empat buah titik sudut siku-siku.
Persegi panjang memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
a. Memiliki 4 ruas garis: AB , DC, AD dan BC.
b. Dua ruas garis yang berhadapan sama panjang.
c. Memiliki dua macam ukuran panjang dan lebar.
d. Memiliki empat buah sudut sama besar (90o).
Rumus Persegi Panjang Keterangan :
Luas =pxl p = Panjang
Keliling = 2p + 2l l = Lebar
Contoh soal :
Hitunglah luas dan keliling persegi panjang dengan ukuran panjang 12cm
dan lebar 5cm.
Diketahui : p = 12cm, l = 5cm
Ditanyakan : Luas dan Keliling persegi panjang
Jawab : rumus L = p x l rumus K = 2p + 2l
L = 12cm x 5cm K = (2 x 12) + (2 x 5)
L = 60cm2 K = 24 + 10 = 34
Jadi luas persegi panjang adalah 60cm2 dan keliling persegi panjang
adalah 34cm
2. Segitiga

Segitiga merupakan bangun datar yang terbentuk dari tiga buah titik yang
tidak terletak pada satu garis lurus dan saling dihubungkan akan

17
berpotongan dan membentuk tiga buah sudut. Titik potong garis tersebut
merupakan titik sudut segitiga. Segitiga sendiri ada beberapa macam.
1. Jenis segitiga bedasarkan panjang sisinya
a. Segitiga sama kaki yaitu segitiga yang mempunyai dua sisi sama panjang.

A
kibatnya, Segitiga sama kaki juga memiliki dua sudut yang berhadapan
sama besar atau sering disebut kaki segitiga. Bangun segitiga sama kaki
memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
a. Memiliki 3 ruas garis: AB, AC, dan BC.
b. Dua ruas garis kaki sama panjang, AC dan BC.
c. Memiliki dua macam ukuran alas dan tinggi.
d. Memiliki tiga buah sudut lancip.
b. Segitiga sama sisi

Segitiga sama sisi, yaitu segitiga yang ketiga sisinya sama panjang.
Akibatnya, ketiga sudutnya sama besar, yaitu 60o. Bangun segitiga sama
sisi memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
a. Memiliki 3 ruas garis: AB, AC, dan BC
b. Ketiga (semua) ruas garis sama panjang.
c. Memiliki dua macam ukuran alas dan tinggi.
d. Memiliki tiga buah sudut sama besar (60o)
c. Segitiga sembarang

Segitiga sembarang, yaitu segitiga yang ketiga sisinya berbeda


panjangnya. Akibatnya, ketiga sudut segitiga tersebut juga tidak ada yang
sama.

18
Bangun segitiga sembarang memiliki sifat-sifat sebagai berikut
a. Memiliki 3 ruas garis: GH, HI, dan IG
b. 3 sisinya tidak sama panjang
c. Punya 3 sudut lancip yang tidak sama besar
2. Jenis segitiga bedasarkan besar sudutnya
a. Segitiga siku-siku yaitu segitiga yang besar salah satu sudutnya 90 o (siku-
siku).

Bangun segitiga sama sisi memiliki sifat-sifat sebagai berikut.


a. Memiliki 3 ruas garis: AB, AC, dan BC
b. Memiliki dua macam ukuran alas dan tinggi.
c. Memiliki dua buah sudut sama besar (60o)
b. Segitiga tumpul yaitu segitiga yang besar salah satu sudutnya lebih dari
90o atau sudut tumpul.

Bangun segitiga sama sisi memiliki sifat-sifat sebagai berikut


a. Memiliki 3 ruas garis: DE, EF, FD`
b. Memiliki lebih dari 90o tetapi kurang dari 180o.
c. Segitiga lancip yaitu segitiga yang besar salah satu sudutnya kurang dari
90o atau sudut tumpul. Bangun segitiga sama sisi memiliki sifat-sifat
sebagai berikut.

a. Memiliki 3 ruas garis: GH, HI, IG.


b. Memiliki sudut yang besarnya kurang dari 90o.
Rumus luas segitiga Keterangan :
L=½axt a = alas s = sisi
K=s+s+s t = tinggi

19
Contoh
Carilah luas dan keliling segitiga berikut.
Diketahui : sisi AB (alas) = 5cm, sisi BC (sisi miring) = 13cm, dan sisi CA
(tinggi) =12cm
Ditanyakan : Luas dan Keliling
Rumus : L = ½ a x t K= sisi+sisi+sisi
L = ½ 5cm x 12cm K= 5cm +13cm +12cm
L = ½ (5cm x 12cm) K= 30cm
L = ½ 60cm = 30cm2
Jadi luas segitiga adalah 30cm2 dan kelilingnya adalah 30cm
4. Belah Ketupat

Bangun belah ketupat memiliki sifat-sifat sebagai berikut.


a. Memiliki 4 sisi dan 4 titik sudut.
b. Keempat sisinya sama panjang.
c. Memiliki 2 pasang sudut yang berhadapan sama besar.
d. Diagonalnya berpotongan tegak lurus.
e. Memiliki 2 simetri lipat.
f. Memiliki simetri putar tingkat 2.
Rumus belah ketupat :
Luas = ½ x diagonal 1 x diagonal 2
Keliling = 4s atau sisi x sisi x sisi x sisi
Contoh Soal :
Tentukanlah luas dan keliling belah ketupat yang panjang sisinya 4cm dan
panjang kedua diagonalnya 6 cm.
Diketahui : sisi = 4cm, diagonal 1= 6cm, diagonal 2= 6cm
Ditanyakan : luas dan keliling belah ketupat
Jawab :
Rumus luas: Keliling :
L = ½ x d1 x d2 K = sisi + sisi + sisi + sisi
L = ½ (6 cm x 6cm) K = 4cm + 4cm + 4cm + 4cm
L = ½ x 36cm = 18cm2 K = 16cm
Jadi luas belah ketupat adalah 18cm2 dan kelilingnya adalah 16cm.

20
5. Trapesium

Trapesium terbagi atas beberapa bangun datar diantaranya.


a. Trapesium sama kaki

Bangun datar Trapesium memliki sifat-sifat diantaranya:


a. Terdapat 1 pasang sisi yang sejajar (BA,CD).
b. Terdapat 2 pasang sudut yang sama besar (sudut A dan sudut D, sudut
B dan sudut C).
b. Trapesium Siku-siku.

Pada trapezium siku-siku, selain memiliki sepasang sisi yang sejajar, juga
memiliki satu buah sudut siku-siku. Pada gambar di bawah ini. Merupakan
trapesium siku-siku, dimana A = 90° sifat trapesium siku-siku yaitu, salah
satu kakinya tegak lurus terhadap sisi yang sejajar.
Bangun datar Trapesium siku-siku memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
a. Mempunyai 2 sudut siku-siku.
b. Diagonal tidak sama panjang.
c. Tidak mempunyai simetri lipat.
c. Trapesium sembaran.

21
Pada trapesium sembarang, sisinya tidak sama panjang dan tidak ada yang
tegak lurus dengan sisi sejajarnyanya. Pada gambar dibawah merupakan
trapesium sembarang.
Bangun datar Trapesium sembarang memiliki Sifat-sifat sebagai berikut.
a. Keempat sisinya tidak sama panjang.
b. Keempat sudutnya tidak sama besar.
c. Diagonalnya tidak sama panjang.
d. Tidak memiliki simetri lipat.

Rumus Trapesium
K=(a+b)+(c+d)
L=½x(a+b)xt

Contoh:
Hitunglah luas dan keliling dari trapesium berikut:

Jawab:
Dari trapesium sama kaki EFGH di atas diketahui panjang EH = FG = HG
= 20 cm. HI = 16 cm dan EF = 2 x HG.

untuk mencari keliling kita cari tahu terlebih dahulu panjang EF:
EF = 2 x HG
EF = 2 x 20
EF = 40

Keliling = EF + FG + GH + HE
Keliling = 40 + 20 + 20 + 20 = 100 cm

Luas = ½ x (GH + EF) x HI


Luas = ½ (20 + 40) x 16

Luas = 30 × 16
Luas = 480 cm2 

22
6. Layang-Layang

Layang-layang adalah bangun datar dua dimensi yang dibentuk oleh dua
pasang rusuk yang masing-masing pasanganya sama panjang dan saling
membentuk sudut.
Pada bangun datar Layang - Layang, mempunyai sifat-sifat diantaranya :
a. Memiliki 4 sisi dan 4 titik sudut.
b. Memiliki 2 pasang sisi yang sama panjang.
c. Memiliki 2 sudut yang sama besar.
d. Diagonalnya berpotongan tegak lurus.
e. Salah satu diagonalnya membagi diagonal yang lain sama panjang.
f. Memiliki 1 simetri lipat.

Rumus
Luas = ½ x AC x BD
Keliling = AB + BC + CD + AD

Contoh soal :
1) Diketahui ada sebuah layang-layang kecil yang memiliki panjang
diagonal horizontal yaitu 12cm, dan diagonal vertikalnya
15cm.hitunglah luas layang-layang.
Diketahui : diagonal horizontal (d1) =12cm dan diagonal vertical (d2) =
15cm
Ditanyakan : luas layang-layang
Jawab :
L = ½ x d1 x d2
L = ½ x 12cm x 15cm
L = 90cm2
Jadi luas layang-layang tersebut adalah 90cm2
2) Sebuah layang-layang memiliki sisi yaitu s1 = 9cm dan s2= 12cm,
hitunglah kelilingnya.
Diketahui : s1 = 9cm dan s2 = 12cm
Ditanyakan : keliling layang-layang
Jawaban :
K= 2(s1 + s2)

23
K= 2(9cm + 12cm)
K= 2(21cm)
K = 42cm
Jadi keliling layang-layang adalah 42cm.
7. Jajar Genjang

Jajar Genjang adalah bangun datar dua dimensi yang yang dibentuk oleh
dua pasang rusuk yang masing-masing sama panjang dan sejajar dengan
pasanganya, dan memiliki dua pasang sudut bukan siku-siku yang masing
masing sama besar dengan sudut di hadapanya.
Pada bangun datar Jajaran Genjang, mempunyai sifat-sifat diantaranya :
a. Memiliki 4 sisi dan 4 titik sudut
Rumus
Luas = alas x tinggi
K = 2 x alas + 2 x sisi miring ( atau jumlah semua sisinya )
Contoh soal :
1) Jika ABCD suatu jajargenjang seperti tampak pada gambar di bawah
ini, maka hitunglah luas ABCD, panjang CF dan keliling ABCD.

Jawab :
Luas jajar genjang ABCD dapat kita cari dengan menggunkan rumus
luas jajar genjang yaitu
Luas ABCD = alas x tinggi
Luas ABCD = 6 x 10
Luas ABCD = 60
Untuk mencari panjang CF dapat kita peroleh dengan rumus luas jajar
genjang juga, yaitu:
Luas ABCD = alas x tinggi
Luas ABCD = AB x CF

24
60 = 12 x CF
CF = 60/12CF = 5
keliling ABCD = 2 (AB + AD
keliling ABCD = 2 (12 + 6)
keliling ABCD = 2 x 18
keliling ABCD = 36

25
D. PENYAJIAN DATA
Penyajian Data  merupakan salah satu materi bagian dari Statistika. Untuk
penyajian data dapat disajikan dalam bentuk Tabel, diagram batang, diagram
garis, diagram lingkaran, diagram batang daun, dan diagram kotak garis.
Berikut penjelasan masing-masing penyajian data tunggal.
1. Tabel
Penyajian data tunggal dalam bentuk tabel dinamakan tabel distribusi
frekuensi tunggal. Disini langsung melibatkan frekuensinya masing-
masing.
Contoh :
Berikut adalah data ulangan harian matematika dari 30 siswa kelas XI.
7, 8, 6, 8, 7, 7,
6, 6, 6, 7, 7, 7,
7, 7, 8, 6, 6, 6,
7, 7, 5, 5, 7, 7,
6, 6, 8, 8, 5, 6
Dari kumpulan data di atas, susunlah dalam bentuk tabel!
Penyelesaian :
Dari data di atas, terdapat beberapa nilai yang sama.
*). Nilai amatan 5 muncul sebanyak 3 sehingga frekuensinya f=3
*). Nilai amatan 6 muncul sebanyak 10 sehingga frekuensinya f=10
*). Nilai amatan 7 muncul sebanyak 12 sehingga frekuensinya f=12
*). Nilai amatan 8 muncul sebanyak 5 sehingga frekuensinya f=5
Tabel distribusi frekuensi tunggalnya,

Tally (Turus) menyatakan tanda yang menunjukkan banyaknya data.


a. Diagram Batang
Diagram batang adalah diagram penyajian data dalam bentuk batang
atau kotak yang dicatat dalam interval tertentu pada bidang cartesius. Ada
dua jenis diagram batang, yaitu diagram batang vertical dan diagram
batang horizontal.

26
Contoh :
Jumlah lulusan SMA X di suatu daerah dari tahun 2001 sampai tahun 2004
adalah sebagai berikut.

Nyatakan data di atas dalam bentuk diagram batang.


Penyelesaian :
Data tersebut dapat disajikan dengan diagram batang sebagai berikut.

b. Diagram Garis 
Diagram garis adalah diagram penyajian data dalam bentuk garis.
Diagram garis biasanya digunakan untuk menggambarkan keadaan yang
berkesinambungan.
Contoh :
Dalam enam bulan pertama tahun 2007, pemakaian daya listrik dari
koperasi ABC seperti tertuang pada tabel berikut. 

27
Sajikan data diatas kedalam diagram garis dan kemudian tafsirkan!
Penyelesaian : 

Dari diagram garis di atas dapat dibaca dan ditafsirkan, misalkan :


*) Pada bulan Januari – Februari pemakaian listrik bertambah dengan
kemiringan garisnya positif.
*) Pada bulan Februari – Maret pemakaian listrik menurun dengan
kemiringan garisnya negatif.
*) Dari bulan Maret – Juni pemakaian listrik semakin meningkat dengan
kemiringan garisnya positif untuk setiap bulannya, meskipun
kemiringannya ini masih lebih kecil dibandingkan dengan periode
bulan Januari - Februari. 
c. Diagram Lingkaran
Diagram lingkaran adalah diagram penyajian data dalam bentuk
lingkaran. Bagian-bagian dari daerah lingkaran menunjukkan bagian
bagian atau persen dari keseluruhan. Untuk membuat diagram lingkaran,
terlebih dahulu ditentukan besarnya persentase setiap objek terhadap
keseluruhan data dan besarnya sudut pusat sector lingkaran. Cara
menentukan besar sudut dan persentase datanya, 
a. Besar persentase: Persentase nilai A = (banyak A) × (jumlah seluruh
data) × 100% 
b. Besar Sudut: Sudut nilai A = (banyak A) × (jumlah seluruh data) ×
360∘ 
Untuk memudahkan mengingat, pada lingkaran berlaku perbandingan:

Banyak nilai A jumlah seluruh data = (Sudut A) × 360∘


= (Persen A) × 100%

28
Contoh: 
Tabel berikut menunjukkan banyaknya siswa di suatu kabupaten menurut
tingkat sekolah pada tahun 2007.

Sajikan data di atas dalam diagram lingkaran dan tentukan besar


persentasenya masing-masing!
Penyelesaian:
Jumlah seluruh siswa adalah 1.000 orang. Seluruh siswa diklasifikasikan
menjadi 5 kategori:
SD = 175 orang
SMP = 600 orang
SMA = 225 orang
*) Menentukan besarnya persentase masing-masing:
siswa SD = 1751000×100%=17,5% 
siswa SMP = 6001000×100%=60% 
siswa SMA = 2251000×100%=22,5% 
*) Menentukan besarnya sudut masing-masing:
siswa SD = 1751000×360∘=63∘
siswa SMP = 6001000×360∘=216∘
siswa SMP = 2251000×360∘=81∘
Berikut diagram lingkarannya:

29
E. SISTEM KOORDINAT

Tujuan mempelajari sistem koordinat adalah:


1. Menentukan letak suatu benda atau lokasi dapat dilakukan dengan
memperhatikan denah suatu benda atau lokasi.
2. Titik koordinat sangat berguna untuk mengetahui posisi suatu kota,
gunung, danau dan lain sebagainya dalam bidang datar yang disebut peta.
3. Sumbu diagram terdiri dari dua garis yang berpotongan tegak lurus. Garis
yang mendatar disebut sumbu x dan yang tegak disebut sumbu y. Titik
potong sumbu x dan y disebut titik asal. Titik ini dinyatakan sebagai titik
nol.
4. Setiap titik pada bidang Cartesius dihubungkan dengan jarak tertentu ke
sumbu x yang disebut absis, sedangkan jarak tertentu ke sumbu y disebut
koordinat. Absis dan ordinat mewakili pasangan bilangan atau pasangan
berurut yang disebut koordinat.

30
a. Membuat Denah Letak Benda
Perhatikan denah berikut:

Dari denah tersebut, kamu dapat memperoleh informasi berikut.


1. Sebelah timur Kantor Kelurahan terdapat perumahan penduduk.
2. Puskesmas terletak di sebelah barat perkebunan kelapa.
3. Sebelah utara komplek perumahan terdapat perkebunan kelapa dan
sekolah.
4. Jembatan terletak di sebelah selatan persawahan.
Latihan 1
Perhatikan denah di atas!
1. Di sebelah utara puskesmas terdapat…
2. Kompleks perumahan terdapat di sebelah... Pasar Tradisional
3. Di sebelah barat perumahan penduduk terdapat...
Jawaban
1. Perumahan Penduduk
2. Timur
3. Kantor Kelurahan
b. Mengenal Koordinat Posisi Sebuah Benda
Koordinat adalah bilangan yang dipakai untuk menunjukkan lokasi
suatu titik di garis permukaan atau ruang. Koordinat dapat memudahkan
kita dalam menemukan letak benda.

31
Latihan 2
Perhatikan gambar berikut:

1. Telepon terletak di posisi (3, …).


2. Helm terletak di posisi (6, ...).
3. Tempat pensil terletak di posisi (..., F).
4. Motor terletak di posisi (..., ...).
5. Kursi terletak di posisi (..., ...).
6. Komputer terletak di posisi (..., ...).
7. Rumah terletak di posisi (..., ...).
8. ... terletak di posisi (7, A).
9. ... terletak di posisi (5, E).
10. ... terletak di posisi (4, C).
Jawaban:
1. (3, B)
2. (6, B)
3. (2, F)
4. (4, F)
5. (6, G)
6. (1, G)
7. (7, F)
8. Handphone
9. Mobil
10. Rumah Sakit
c. Menentukan Posisi Titik Pada Sistem Koordinat Cartesius
Sumbu diagram terdiri dari dua garis yang berpotongan tegak lurus.
Garis yang mendatar disebut sumbu x dan yang tegak disebut sumbu y.
Titik potong sumbu x dan y disebut titik asal. Titik ini dinyatakan sebagai
titik nol. Pada sumbu x dan sumbu y terletak titik yang berjarak sama.

32
Pada sumbu x dari titik nol ke kanan dan seterusnya
merupakan bilangan positif, sedangkan dari titik nol ke kiri dan seterusnya
merupakan bilangan negatif. Pada sumbu y, dari titik nol ke atas
merupakan bilangan positif, dan dari titik nol ke bawah merupakan
bilangan negatif.
Setiap titik pada bidang cartesius dihubungkan pada jarak tertentu ke
sumbu x yang disebut absis, sedangkan jarak tertentu ke sumbu y
disebut ordinat. Absis dan ordinat mewakili pasangan bilangan (pasangan
berurut) yang disebut koordinat. Penulisan koordinat ditulis dalam tanda
kurung. Koordinat x selalu ditulis terlebih dahulu diikuti tanda koma dan
kemudian koordinat y.
Garis tegak lurus pada bidang cartesius, membagi bidang menjadi
empat bagian, yang dinamakan kuadran, yaitu kuadran 1, kuadran 2,
kuadran 3, dan kuadran 4. Pada kuadran 1 nilai x dan y positif, pada
kuadran 2 nilai x negatif dan nilai y positif, pada kuadran 3 nilai x negatif
dan nilai y negatif, dan pada kuadran 4 nilai x positif dan nilai y negatif.

Latihan 3
Gambarlah pada kertas berpetak sebuah bidang koordinat kemudian tentukan
letak titik-titik A (-2, 2), B (3, 2), C (3, -3), D (-2, -3)
Jawaban:

33
d. Menyelesaikan Masalah Yang Berkaitan dengan Sistem Koordinat
Cartesius
Untuk memudahkan pebacaan peta, sering peta dilengkapi garis bantu
yang mendatar dan tegak  atau garis lintang dan garis bujur. Dasar pembuatan
garis tersebut merupakan dasar dari bidang koordinat.

Latihan 4
Gambar di bawah menunjukkan peta propinsi Aceh.

Salin dan lengkapilah pernyataan-pernyataan berikut di buku latihanmu.


1. Kota Janto terletak pada koordinat (4, ...).
2. Kota Meulaboh terletak pada koordinat (..., J).
3. Kota Langsa terletak pada koordinat (..., ...).
4. Kota ... terletak pada koordinat (9, F).
5. Kota ... terletak pada koordinat (9, N).
Jawaban:
1. (4, N)
2. (5, J)
3. (12, K)
4. Tapak Tuan
5. Lhoksumawe

34
e. Menentukan Letak Titik dalam Sistem Koordinat Cartesius
Sumbu diagram terdiri dari dua garis yang berpotongan tegak lurus. Garis
yang mendatar disebut sumbu x dan yang tegak disebut sumbu y. Titik potong
sumbu x dan y  disebut titik asal. Titik ini dinyatakan sebagai titik nol. Pada
sumbu x dan sumbu y terletak titik yang berjarak sama. Titik-titik tersebut
disesuaikan dengan bilangan cacah.
Pada sumbu x, dari titik 0 ke kanan dan seterusnya merupakan bilangan
positif, sedangkan dari titik 0 ke kiri dan seterusnya merupakan bilangan
negatif. Pada sumbu y, dari titik 0 ke atas merupakan bilangan positif dan dari
titik 0 ke bawah merupakan bilangan negatif.
Setiap titik pada bidang kartesius dihubungkan dengan jarak tertentu ke
sumbu x yang disebut absis titik itu, sedangkan jarak tertentu ke
sumbu y disebut ordinat titik itu. Absis dan ordinat mewakili pasangan
bilangan (pasangan berurut) yang disebut koordinat. Penulisan koordinat
ditulis dalam tanda kurung. Koordinat x selalu ditulis terlebih dahulu, diikuti
tanda koma dan kemudian koordinat y.
Garis tegak lurus pada bidang kartesius, membagi bidang menjadi empat
bagian, yang dinamakan kuadran, yaitu kuadran I, kuadran II, kuadran III, dan
kuadran IV. Pada kuadran I, nilai x dan y positif, pada kuadran II
nilai x negative dan nilai y positif, pada kuadran III nilai x negative dan
nilai y negatif, dan pada kuadran IV nilai x positif dan nilai y negatif.
Letak titik pada bidang datar (koordinat) ditulis secara berpasangan (x, y)
dengan x adalah nilai yang terletak pada sumbu x dan y adalah nilai yang
terletak pada sumbu y.

35
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun simpulan dari makalah ini yaitu:
1. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat peristiwa jual beli suatu
barang. Pada jual beli tersebut terdapat harga pembelian, harga penjualan,
untung/rugi, berat barang, berat kemasan dan berat keseluruhan. Dalam
kegiatan ekonomi bagaimana cara menentukan salah satu dari harga
pembelian, harga penjualan, untung/rugi, berat barang, berat kemasan dan
berat keseluruhan. Kita jadi lebih teliti dalam melakukan jual beli apabila
sudah mengetahui bagian dari aritmatika sosial tersebut.
Penjual dikatakan rugi jika harga penjualan lebih rendah dibanding harga
pembelian. Bruto, netto dan tara adalah istilah-istilah yang berkaitan
dengan berat barang. Bruto adalah berat kotor suatu barang yaitu berat
bersih dan berat kemasan. Netto adalah berat bersih atau berat sebenarnya
dari suatu barang. Sedangkan tara adalah potongan berat suatu barang,
yaitu berat kemasan.
2. Garis merupakan susunan titik-titik (bisa tak hingga) yang saling
bersebelahan dan berderet memanjang ke dua arah (kanan/kiri,
atas/bawah). Kedudukan dua buah garis yaitu, Garis Sejajar, Garis
Berpotongan, Garis berhimpit, Garis Bersilangan, Sudut adalah suatu
daerah yang dibentuk oleh dua buah ruas garis yang titik pangkalnya sama.
Di dalam ilmu matematika, sudut dapat diartikan sebagai sebuah daerah
yang terbentuk karena adanya dua buah garis sinar yang titik pangkalnya
saling bersekutu atau berhimpit, Bagian-bagian pada suatu sudut yaitu,
Kaki Sudut, Titik Sudut, Daerah Sudut, Jenis-jenis Sudut, Sudut Siku-siku,
Sudut Lancip, Sudut Tumpul, Sudut Lurus, dan Sudut Refleks.
3. Terdapat berbagai cara untuk mendefinisikan segiempat dan segitiga.
Terdapat berbagai macam jenis segiempat dan segitiga. Pada setiap
segitiga ABC berlaku ketidaksamaan segitiga, yaitu jumlah panjang dua
sisi segitiga selalu lebih panjang dari sisi yang lain. Jumlah besar sudut
suatu segitiga adalah 180°. Pada dasarnya suatu segitiga dapat dianggap
sebagai suatu segiempat yang dibagi menurut salah satu diagonalnya.
Konsep segitiga adalah suatu konsep yang merupakan dasar untuk
menguasai konsep konsep bangun datar lain bahkan untuk membantu
mengkaji konsep bangun ruang khususnya bangun ruang sisi datar.
4. Penyajian data merupakan salah satu kegiatan dalam pembuatan laporan
hasil penelitian yang telah dilakukan agar dapat dipahami dan dianalisis
sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Data yang disajikan harus
sederhana, jelas agar mudah dibaca. Penyajian data juga dimaksudkan agar
para pengamat dapat dengan mudah memahami apa yang kita sajikan.
Penyajian data dalam bentuk tabel bertujuan untuk memberikan informasi
dan gambaran mengenai jumlah secara terperinci sehingga memudahkan
pengolah data dalam menganalisis data tersebut.

36
Data-data angka juga dapat disajikan ke dalam bentuk grafik dan diagram.
Penyajian data ke dalam grafik biasanya dipandang lebih menarik karena
data-data itu tersaji dalam bentuk visual (gambar). Diagram, dalam
fungsinya dapatlah disamakan dengan sebuah potret yang dapat
memberikan gambaran serta uraian-uraian dari tempat dimana gambar itu
diambil.
5. Untuk bisa menentukan suatu denah, kalian terlebih dahulu harus
memahami konsep skala dan perbandingan. Kemudian ketika membaca
denah kalian harus memperhatikan hal yang paling utama yaitu penunjuk
arah. Menentukan letak suatu benda atau lokasi dapat dilakukan dengan
memperhatikan denah suatu benda atau lokasi.
Koordinat adalah bilangan yang dipakai untuk menunjukkan lokasi suatu
titik di garis permukaan atau ruang. Koordinat dapat memudahkan kita
dalam menemukan letak benda atau lokasi suatu tempat.
Sumbu diagram terdiri dari dua garis yang berpotongan tegak lurus. Garis
yang mendatar disebut sumbu x dan yang tegak disebut sumbu y. Titik
potong sumbu x dan y disebut titik asal. Titik ini dinyatakan sebagai titik
nol.
Setiap titik pada bidang Cartesius dihubungkan dengan jarak tertentu ke
sumbu x yang disebut absis, sedangkan jarak tertentu ke sumbu y disebut
koordinat. Absis dan ordinat mewakili pasangan bilangan atau pasangan
berurut yang disebut koordinat.
Letak titik pada bidang datar (koordinat) ditulis secara berpasangan (x, y)
dengan x adalah nilai yang terletak pada sumbu X dan y adalah nilai yang
terletak pada sumbu Y.
B. Saran
Tanpa kita sadari ternyata begitu banyak manfaat dari aplikasi matematika
untuk kehidupan sehari-hari. Baik dalam bidang ekonomi, pendidikan, dan
dalam berbagai disiplin ilmu yang lainya. Oleh karena itu penulis
menyarankan agar kita lebih seius dalam mempelajari matematika dan jangan
dijadikan matematika sebagai sesuatu yang menyeramkan untuk dipelajari
karena matematika adalah bagian sangat dekat yang tak terpisahkan dari
kehidupan kita.

37
DAFTAR PUSTAKA
Manik, Rosida. Penunjang Belajar Untuk SMP/MTs Kelas 7 MATEMATIKA.
Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009. (Di unduh
dari : Bukupaket.com)
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.
Matematika/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.Edisi Revisi. Jakarta :
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014. (Di unduh dari :
Bukupaket.com)
Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Matematika / Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2014. (Di unduh dari : Bukupaket.com)
https://banksoalunas.files.wordpress.com/2008/03/matematika.pdf. (Diakses pada
tanggal 15 November 2016)
https://mgmpmatsatapmalang.files.wordpress.com/2014/02/materi-pengayaan-un-
matematika-smp-mts-2014.pdf. (Diakset pada tanggal 15 November 2016)
https://asrimaysa.wordpress.com/2015/05/06/aritmatika-sosial/. (Diakset pada
tanggal 15 November 2016)
http://herubelajarmatematika.blogspot.co.id/p/aritmatika-sosial.html. (Diakset
pada tanggal 22 November 2016)
http://www.rumusmatematikadasar.com/2014/12/materi-pengertian-garis-dan-
sudut-matematika-kelas-7-smp.html. (Diakset pada tanggal 22 November
2016)
http://sellyhendriati07.blogspot.co.id/2015/02/v-behaviorurldefaultvmlo_22.html
(Diakset pada tanggal 22 November 2016)
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahU
KEwjh_-mC-8HQAhUHo48KHRUWAtAQFggbMAA&url=http%3A%2F
%2Ftechnonatura.sch.id%2Fsites%2Ftechnonatura.sch.id%2Ffiles%2Fteori
%2520bab%2520Garis%2520dan%2520Sudut
%25203.pdf&usg=AFQjCNGGAZsoRbUQQKsRxBLrx4Vb1hB9oQ&sig2
=M80datIGdOCutpSRapn17A. (Diakset pada tanggal 22 November 2016)

38
http://www.docs-engine.com/pdf/1/kumpulan-soal-dan-pembahasan-garis-dan-
sudut.html. (Diakset pada tanggal 25 November 2016)
https://www.scribd.com/doc/83262670/makalah-Matematika-k7110145-
k7110177-k7110179. (Diakset pada tanggal 26 November 2016)

39

Anda mungkin juga menyukai