Anda di halaman 1dari 6

DAYA CERNA (IN VITRO) DAN KARAKTERISTIK PATI BERAS BIRU INSTAN

DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK BUNGA TELANG

Puspita Sari, Sih Yuwanti, Dewi Astuti Purnama Sari

ABSTRAK

Konsumsi beras putih mulai dikurangi oleh penderita diabetes guna mengontrol kenaikan
glukosa darah. Konsumsi beras dengan nilai IG dan daya cerna rendah dapat dijadikan solusi
bagi penderita diabetes. Beras dengan nilai daya cerna rendah dapat dihasilkan dengan cara
pengolahan beras menjadi beras biru instan menggunakan metode autoclaving-freezing serta
penambahan ekstrak bunga telang sebagai pewarna alami biru dan berperan sebagai
antioksidan. Tujuan penelitian ini untuk mengkarakterisasi kadar total pati, amilosa,
amilopektin, daya cerna pati (in vitro) serta profil pati terhidrolisis beras biru instan.

Kata kunci: Beras instan, autoclaving-freezing, ekstrak bunga telang

Latar belakang kesehatan yaitu diabetes (Mercier dan


Colonna 1988 dan Hu et.al., 2012).
Beras merupakan makanan pokok
hampir di seluruh wilayah Indonesia dan Beras dengan nilai daya cerna
sebagai sumber ka rbohidrat utama dalam rendah dapat membantu penderita diabetes
menu sehari-hari. Budaya makan nasi di untuk mengontrol tingkat glukosa dalam
Indonesia masih sangat kuat dan melekat darah agar tetap stabil dan peningkatannya
pada masyarakat sehingga konsumsi beras berjalan secara lambat (Septianingrum
cenderung meningkat dari tahun ke tahun. et.al., 2016). Pangan yang memiliki nilai
Konsumsi beras meningkat dari 113,72 IG rendah pada umumnya dapat menaikan
menjadi 114,61 kg pada tahun 2011-2015, kadar glukosa darah dengan lambat
namun terjadi penurunan menjadi 111,58 sehingga memiliki nilai daya cerna yang
kg/kapita/tahun pada tahun 2015-2017 rendah (Arif et al., 2013). Basmati dan
(BPS, 2017). Beras memiliki komposisi Tajmahal merupakan beras asal India dan
kimia terbesar yaitu karbohidrat sebesar Pakistan yang mempunyai nilai IG 50-66
78,9% (Persagi, 2009). Beras berperan (Koswara, 2009b; Widowati, 2007;
penting dalam memenuhi kebutuhan Shobana et.al., 2012). Beras tersebut
asupan energi dan gizi karena kandungan termasuk dalam kelompok nilai IG rendah
pati yang tinggi sekitar 80-85% (Suriani, hingga sedang sehingga lebih aman untuk
2015). Pati dihidrolisis oleh enzim dikonsumsi penderita diabetes karena
pemecah pati menjadi glukosa agar mudah peningkatan glukosa dalam darah berjalan
diserap oleh tubuh sehingga berkontribusi lambat. Jumah impor beras Basmati dan
meningkatkan kadar glukosa dalam darah, Taj Mahal ke Indonesia mengalami
jika penyerapan glukosa dalam darah kenaikan pada tahun 2015 sampai 2018.
berlebih dapat menimbulkan masalah Impor beras Basmati mengalami kenaikan
dari 34 ribu ton menjadi 338 ribu ton
sedangkan Tajmahal dari 180 ribu ton pada modifikasi pati garut dengan
menjadi 311 ribu ton (BPS, 2019). autoclaving-cooling seiring dengan
Basmati dan Taj Mahal banyak peningkatan kadar pati resisten dari 1,35%
dikonsumsi di Indonesia untuk keperluan menjadi 7,49%.
kesehatan, namun harganya lebih mahal
Tujuan penelitian
dari pada beras putih sehingga perlu
adanya alternatif pengolahan beras agar Beras instan pada penelitian ini
dapat memproduksi beras yang memiliki dilakukan penambahan ekstrak bunga
daya cerna pati yang rendah. telang yang bertujuan untuk memberikan
warna biru pada beras, selain itu bunga
Prinsip dari autoclaving-freezing
telang mengandung polifenol sebesar
hampir sama dengan autoclaving cooling
20,07 mmol/mg bunga sehingga dapat
yaitu dengan adanya pemanasan
berperan sebagai antioksidan. Penambahan
bertekanan akan mengakiBatkan terjadinya
ekstrak bunga telang juga diharapkan
gelatinisasi, kemudian dilakukan
dapat menurunkan nilai daya cerna pati
pendinginan mengakibatkan terjadinya
pada beras. Polifenol dimungkinkan dapat
retrogradasi. Pada saat retrogradasi, fraksi
menurunkan daya cerna pati dengan
amilosa mengalami rekristalisasi dan
menghambat enzim α-amilase sehingga
terbentuk doublehelix yang distabilkan
pati menjadi tidak dikenali oleh enzim dan
oleh ikatan hidrogen sehingga lebih susah
daya cerna pati menjadi rendah
dihidrolisis oleh enzim dan akan
(Thompson et.al., 1984). Warna biru dari
menurunkan nilai daya cerna
ekstrak bunga telang menunjukkan
(Septianingrum et.al, 2016). Perbedaan
keberadaan antosianin jenis delphinidin
freezing dan cooling terletak pada
yang dapat diaplikasikan sebagai pewarna
penggunaan suhu pendinginan. Cooling
alami pada beras sehingga beras yang
menggunakan suhu rendah maupun suhu
dihasilkan akan lebih mempunyai daya
ruang (4-25oC) sedangkan freezing
tarik. Antosianin pada bunga telang
menggunakan suhu dibawah 0oC. Metode
merupakan antosianin terpoliasilasi atau
autoclaving-freezing pada penelitian ini
berikatan dengan lebih dari dua gugus asil
menggunakan suhu−20oC. Menurut
sehingga warnanya lebih stabil (Marpaung,
penelitian Niba (2003), pembuatan roti
2012).
jagung dengan pemanggangan kemudian
dilakukan penyimpanan selama 2 hari pada Metode penelitian
suhu freezer (−20oC) dapat meningkatkan
Penelitian ini terdiri dari 3 tahapan
kadar pati resisten dengan nilai paling
yaitu ekstraksi bunga telang, pembuatan
tinggi yaitu sebesar 8,72% dibandingkan
sampel dan analisis sampel. Tahap pertama
dengan penyimpanan suhu rendah (4oC)
adalah pembuatan ekstrak bunga telang.
sebesar 7,36% atau suhu ruang (20oC)
Ekstrak yang dihasilkan pada tahap ini
sebesar 7,65%. Penggunaan suhu beku
akan digunakan dalam pembuatan beras
dapat meningkatkan kandungan pati
biru instan dan beras biru pada tahapan
resisten sehingga diharapkan juga dapat
selanjutnya. Tahapan kedua yaitu
menurunkan daya cerna pati pada beras
pembuatan beras biru instan, beras biru
biru instan. Menurut penelitian Faridah
dan beras putih instan. Tahapan terakhir
et.al. (2013), penurunan daya cerna pati
yaitu analisis sifat pati pada beras meliputi
total pati, amilosa dan amilopektin, daya signifikan (α<0,05). Kadar amilosa beras
cerna pati secara in vitro serta profil pati putih Membramo dan Ciherang (20,21-
terhidrolisis secara enzimatis. 24,77%) lebih rendah dari pada Basmati
dan Taj Mahal (27,67-29,91%) sedangkan
Bahan. Bahan utama yang digunakan
kadar amilopektin beras putih Membramo
adalah beras Membramo, beras Ciherang,
dan Ciherang (58,44-60,25%) lebih tinggi
bunga telang kering berwarna biru, air dan
dari pada Basmati dan Taj Mahal (51,23-
sodium sitrat. Bahan-bahan kimia yang
58,48%). Hal ini berbanding terbalik
digunakan untuk analisa diantaranya
dengan amilosanya, dimana kadar amilosa
amilosa murni, etanol, NaOH, CH3COOH,
beras Membramo dan Ciherang lebih
KI, I2, heksan, HCl, glukosa murni, pati
rendah daripada Basmati dan Taj Mahal.
murni, natrium karbonat anhidrat, natrium
Data-data tersebut dapat diketahui bahwa
kalium tatrat atau garam rochelle, natrium
semakin rendah kandungan amilosa maka
bikarbonat, natrium sulfat anhidrat,
semakin tinggi kandungan amilopektinnya.
CuSO4.5H2O, H2SO4, ammonium
Menurut pendapat Supriyadi (2015),
molybdat, Na2HasO4.7H2O, maltosa
bahwa kandungan amilosa dan amilopektin
murni, 3,5- dinitrosalicylic acid,
berbanding terbalik, semakin tinggi
NaH2PO4.2H2O, Na2HPO4.2H2O, α-
kandungan amilosa suatu bahan maka
amilase, akuades.
semakin kecil kandungan amilopektin
Alat. Alat yang digunakan adalah blender, bahan tersebut.
kain saring, ayakan, neraca analitik, panci
Amilosa menjadi salah satu
presto, oven, loyang, plastik, sendok nasi,
parameter penting dalam menentukan
saringan, baskom, kertas minyak, kompor,
mutu tanak nasi dan juga dapat digunakan
freezer, sendok nasi, spatula, pipet mikro,
untuk memprediksi kecernaan nasi
tip, pi pump, vortex, magnetic stirrer,
(Septianingrum et.al, 2016).
batang stirrer, spektrofotometer, kertas
Pengelompokan amilosa beras menurut
saring, hotplate, waterbath, glassware,
Frei (2003), maka beras Membramo
termometer, kertas pH, stopwatch.
termasuk kelompok amilosa rendah (10–
Hasil dan pembahasan 20%), Ciherang sedang (20 – 25%)
sedangkan Basmati dan Tajmahal tinggi
Kadar Total Pati
(>25%). Menurut Septaningrum et al.
Beras sebagai makanan utama (2016), beras yang mengandung amilosa
sumber karbohidrat, berperan penting tinggi memiliki karakteristik nasi yang
dalam memenuhi kebutuhan akan asupan lebih keras biasanya disebut dengan nasi
energi dan gizi karena kandungan patinya pera. Beras yang mengandung amilosa
yang tinggi sekitar 80-85% (Suriani, rendah memiliki karakteristik nasi yang
2015). Bentuk butiran pati secara fisik bertekstur lunak yang biasanya disebut
berupa semikristalin yang terdiri dari unit nasi pulen. Oleh karena itu, tekstur beras
kristal yaitu amilosa dan unit amorf yaitu Membramo sangat pulen, beras Ciherang
amilopektin (Bank dan Greenwood, 1975). pulen sedangkan beras Basmati dan
Tajmahal pera. Semakin tinggi kadar
Hasil analisis kadar amilosa dan
amilosa maka nilai daya cerna akan
amilopektinpada beras putih Membramo,
semakin rendah. Amilosa dalam pati
Ciherang, Basmati dan Taj Mahal berbeda
berbentuk kristalin (Luna et.al., 2015). (cooling) dapat menyebabkan fraksi
Bentuk kristalin menyebabkan pencernaan amilosa mengalami rekristralisasi sehingga
menjadi lebih lambat karena adanya ikatan terjadi retrogradasi. Retrogradasi terjadi
hidrogen yang lebih kuat sehingga lebih karena rantai linier amilosa mengalami
tahan untuk dicerna. rekristalisasi dan terbentuk doublehelix
yang distabilkan oleh ikatan hidrogen yang
Daya Cerna Pati secara In Vitro
tahan terhadap hidrolisis enzim. Pati yang
Daya cerna pati in vitro memberi lebih tahan untuk cerna tersebut
gambaran secara tidak langsung dalam mengakibatkan turunnya nilai daya cerna
menggambarkan kemudahan pati untuk pati. Penurunan akan lebih besar lagi jika
dihidrolisis oleh enzim-enzim pencernaan dilakukan penambahan ekstrak pada saat
manusia (Santoso et.al., 2013 dan Surfina proses autoclaving- freezing. Hal ini
et.al., 2014). Semakin rendah nilai daya diduga karena pati memiliki gugus
cerna pati, maka semakin susah pati untuk hidrogen sehingga dapat membentuk
dicerna menjadi gula- gula sederhana. ikatan pati-polifenol yang kompleks dan
Hasil analisis daya cerna pati secara in akan terjadi perubahan kerentanan enzim.
vitro pada beras biru instan, putih instan, Ikatan tersebut dapat menghambat
biru dan putih dapat dilihat pada Gambar hidrolisis oleh enzim α-amilase karena
4. dihambat oleh ikatan polifenol sehingga
pati lebih tahan untuk dicerna dan dapat
Beras putih Membramo dan
menurunkan nilai daya cerna pati. Menurut
Ciherang memiliki nilai daya cerna pati
Zhu (2015) dan Xiao et.al. (2011),
(71,68-80,28%). Nilai daya cerna pati
penghambatan pencernaan karbohidrat
beras putih dua varietas yang telah
dapat berkolerasi dengan penambahan
diproses autoclaving-freezing dan
antosianin dimana antosianin dapat
dikombinasikan dengan penambahan
menunda hidrolisis pati sehingga struktur
ekstrak mengalami penurunan dan berbeda
pati menjadi kompleks dan akan terjadi
signifikan (α<0,05) dengan beras biru
perubahan kerentanan enzim.
instan 20 dan 40% (57,23-62,41%).
Kombinasi perlakuan autoclaving-freezing Hasil penelitian menunjukan
dengan penambahan ekstrak antosianin bahwa nilai daya cerna pati beras putih
bunga telang dapat menurunkan nilai daya antar varietas beras berbeda signifikan
cerna pati paling besar hingga 14,45- (α<0,05), Membramo 80,28%, Ciherang
17,87% dibandingkan dengan satu 71,68%, Basmati 65,34% dan Taj Mahal
perlakuan saja. Pada saat dilakukan proses 60,38%. Daya cerna pati beras putih
autoclaving pati akan tergelatinisasi dan Membramo memiliki nilai daya cerna yang
ketika dilakukan pendinginan (freezing) lebih tinggi dari pada Ciherang. Basmati
dapat menyebabkan fraksi amilosa dan Taj Mahal memiliki nilai yang lebih
mengalami rekristralisasi sehingga terjadi rendah dibandingkan dengan beras putih
retrogradasi dan terbentuk doublehelix Membramo dan Ciherang. Kandungan
yang distabilkan oleh ikatan hidrogen yang amilosa dapat berkaitan dengan nilai daya
tahan terhadap hidrolisis enzim. Menurut cerna. Semakin tinggi amilosa maka
Ekafitri (2017), pati yang telah semakin rendah nilai daya cerna.
tergelatinisasi, jika dilakukan pendinginan Membramo memiliki amilosa lebih rendah
daripada Ciherang sehingga daya cerna penelitian ini, beras putih juga memiliki
beras Membramo lebih tinggi nilai daya cerna yang lebih tinggi daripada
dibandingkan beras Ciherang. Beras putih beras biru instan, sehingga dengan adanya
Basmati dan Taj mahal memiliki proses autoclaving-freezing dan
kandungan amilosa lebih tinggi dari pada penambahan ekstrak antosianin bunga
beras putih Membramo dan Ciherang, telang diduga dapat menurunkan nilai IG
sehingga daya cerna beras Basmati dan Taj karena nilai daya cernanya juga menurun.
Mahal lebih rendah. Menurut penelitian Beras biru instan sangat berpotensi untuk
Widowati et al. (2008) serta Behall dan dijadikan alternatif pangan pada penderita
Hallfrisch (2005), kandungan amilosa diabetes karena memiliki nilai daya cerna
yang lebih tinggi menyebabkan pati yang rendah. Rendahnya nilai daya
pencernaan menjadi lebih lambat karena cerna pada beras biru instan juga dapat
amilosa merupakan polimer glukosa yang dijadikan sebagai alternatif pengganti
memiliki struktur lebih kristal karena beras impor dari India dan Pakistan yaitu
adanya ikatan hidrogen yang lebih kuat Basmati dan Tajmahal yang harganya
dibandingkan dengan amilopektin, lebih mahal enam kali lipat dibandingkan
sehingga akan suit untuk tergelatinisasi beras putih lokal Indonesia.
dan lebih sukar dihidrolisis oleh enzim-
Profil Pati Terhidrolisis secara
enzim pencernaan.
Enzimatis
Pada penelitian ini, pembuatan
Profil pati terhidrolisis secara
beras instan dengan penambahan ekstrak
enzimatis dapat menggambarkan jumlah
antosianin bunga telang dengan metode
pati yang dapat dihidrolisis oleh enzim
autoclaving-freezing dapat menurunkan
pencernaan dalam waktu tertentu (Arif et
daya cerna pati secara in vitro lebih rendah
al., 2013). Persentase hidrolisis pati tinggi
dari pada beras pembanding (beras putih)
menggambarkan daya cerna yang cepat,
dan nilai penurunan daya cerna dapat
sedangkan persentase hidrolisis yang lebih
mencapai 17,87%. Nilai daya cerna pati
rendah menggambarkan daya cerna lambat
beras biru instan (58,38-62,41%) lebih
karena resistensi yang tinggi terhadap
rendah dan berbeda signifikan (α<0,05)
hidrolisis daerah kristalin dari granula
daripada beras pembanding yaitu Basmati
(Adejumo et al., 2013).Pada analisis profil
sebesar 65,34% dan Taj Mahal sebesar
hidrolisis pati secara enzimatis, sampel
60,38%. Beras Basmati dan Taj Mahal
beras biru instan yang digunakan hanya
dikenal sebagai beras diabetes yang
dengan penambahan ekstrak an Profil pati
mempunyai nilai daya cerna dan IG yang
terhidrolis beras biru Membramo masih
rendah, ternyata nilai daya cerna beras biru
belum bisa menyamai beras Basmati dan
instan lebih rendah dibandingkan kedua
Taj Mahal. Profil beras biru instan
beras tersebut. Daya cerna pati dapat
Membramo sama dengan beras Basmati
dihubungkan dengan nilai IG, dengan
namun masih belum bisa menyamai beras
menurunnya nilai daya cerna
Taj Mahal sedangkan beras biru Ciherang
dimungkinkan juga nilai IG menurun.
hampir sama dengan beras Basmati dan
Menurut Arif et al. (2013), pangan dengan
beras biru instan Ciherang hampir sama
nilai daya cerna pati 9yang rendah
dengan beras Taj Mahal. Oleh karena itu,
memiliki nilai IG yang rendah. Pada
beras biru instan tersebut sangat berpotensi
untuk dijadikan alternatif pangan pada karena itu, beras biru instan tersebut sangat
penderita diabetes dan juga dapat dijadikan berpotensi untuk dijadikan alternatif
sebagai alternatif pengganti beras impor pangan pada penderita diabetes dan juga
dari India dan Pakistan yaitu Basmati dan dapat dijadikan sebagai alternatif
Tajmahal yang harganya lebih mahal enam pengganti beras impor dari India dan
kali lipat dibandingkan beras putih.tosianin Pakistan yaitu Basmati dan Tajmahal yang
bunga telang sebesar 40% karena memiliki harganya lebih mahal enam kali lipat
nilai daya cerna pati paling rendah. dibandingkan beras putih.
Kesimpulan
Pembuatan beras instan metode REFERENSI
autoclaving-freezing dengan penambahan
ekstrak antosianin bunga telang dan
menggunakan jenis beras yang berbeda
menghasilkan karakteristik sifat
karbohidrat yang berbeda pula. Beras biru
instan Membramo memiliki karakteristik
sebagai berikut; total pati sebesar 73,29-
73,50%, amilosa sebesar 21,84-22,06%,
amilopektin sebesar 51,21- 51,77% dan
daya cerna pati (in vitro) sebesar 61,60-
62,41% sedangkan beras biru instan
Ciherang karakteristik; total pati sebesar
73,35-74,85%, amilosa sebesar 25,79-
25,94%, amilopektin sebesar 47,07-
48,91% dan daya cerna pati (in vitro)
sebesar 57,23- 58,38%. Kombinasi proses
autoclaving-freezing dengan penambahan
ekstrak antosianin bunga telang dapat
menurunkan kadar total pati, amilopektin
dan daya cerna pati serta menaikan
kandungan amilosa lebih besar dari pada
hanya menggunakan salah satu perlakuan
saja. Penurunan daya cerna pati dapat
mencapai 17,87% dan dapat menghasilkan
nilai daya cerna pada beras biru instan
lebih rendah dibandingkan dengan beras
Basmati dan Taj Mahal. Profil pati
terhidrolis beras biru instan Membramo
sama dengan beras Basmati namun masih
belum bisa menyamai beras Taj Mahal,
sedangkan beras biru instan Ciherang
mendekati beras Taj Mahal dan lebih
unggul dibandingkan beras Basmati. Oleh

Anda mungkin juga menyukai