Anda di halaman 1dari 5

INOVASI OLAHAN DAGING MENJADI MEAT CHEESE

Angga Idam Muttaqin, Nanda Senina, Iin Siti


Alawiyah, Suryaman

Prodi Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Garut, Garut.


Jl. Raya Samarang, Jl. Hampor Kecamatan No.52A, Mekarwangi, Kec. Tarogong
Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat 44151 Telepon: (0262) 544217

Abstrak

Daging adalah salah satu hasil ternak yang mudah rusak, yang diakibatkan karena komposisi
gizinya. Disamping itu, daging juga merupakan bahan pangan yang berasal dari ternak, yang
banyak digemari masyarakat karena luasnya kemungkinan dalam pengolahan nya. Kondisi
komponen gizi yang cukup lengkap ini berakibat daging mudah mengalami kerusakan
terutama oleh kerja mikroorganisme, walaupun tidak kemungkinan terjadinya perubahan-
perubahan lainnya pada daging seperti perubahan akibat pengaruh fisiologik, fisik atau
kimiawi. Pengolahan daging bertujuan untuk menambah keragaman pangan dan
meningkatkan nilai tambah dari daging salah satunya adalah pengolahan daging menjadi
Meat Cheese. Dan pengawetan daging pun bertujuan untuk memperpanjang umur simpan
produk tersebut.

Kata kunci : Daging, desversifikasi produk

Pendahuluan protein, 3% lemak, 1,5% senyawa nitrogen


bukan protein serta vitamin dan mineral
Daging adalah jaringan otot ternak yang dalam jumlah sedikit (Hari Purnomo,
telah berubah secara biokimia setelah 2012).
ternak disembelih dan merupakan bagian
ternak yang dapat dimakan (Hari Purnomo, Pengolahan daging bertujuan untuk
2012). Konsumen memilih daging karena menambah keragaman pangan dan
karena kebiasaan pola makan atau dalam meningkatkan nilai tambah dari daging,
fungsi sosial, diamana seharusnya nilai disamping itu juga untuk memenuhi
gizi daging juga dijadikan pertimbanagan kebutuhan akan permitaan pasar terkait
yang penting dalam keputusan untuk dengan perubahan pola hidup masyarakat.
mengkonsumsi daging. Pengolahan daging juga beramanfaat bagi
penggunaan berbagai bagian karkas
Hasil ternak ini merupakan sumber protein maupun hasil samping daging serta
yang sangan penting bagi kesehatan tubuh, memanfaatkan bahan-bahan bukan daging
oleh karena komponen-komponen daging untuk menghasilkan produk olahan daging
seperti lemak, karohidrat, vitamin, mineral yang sesuai dengan harapan konsumen,
dan lain-lain. pada umumnya daging sedangkan pengawetan daging bertujuan
mengandung sekitar 75% air, 18 % untuk memperpanjan masa simpannya.
Perubahan-perubahan yang sifatnya cincang, 6 butir telur, 200 g keju
merusak daging sebagai bahan pangan mozarella (dipotong dadu) dan
dapat dihambat, dicegah, dihindari bahkan penambahan penyedap rasa
dihentikan, sehingga potensi daging secukupnya.
sebagai sumber gizi dapat dipertahankan. B. Pencampuran
Kualitas daging segar sebagai bahan baku Campurkan bahan seperti tepung
untuk pengolahan dapengawetan adalah panir, telur, dan penyedap rasa
sangat penting, karena kondisi daging kedalam daging cincang.
tersebut sagat besar pengaruhnya terhadap C. Pengadukan
kualiatas akhir produk olahan atau awetan Semua bahan sudah dicampur
daging (Hari Purnomo, 2012). dilakukan pengadukan secar merata
D. Pemotongan
Pembahasan keju mozarella di potong-potong
Meat Cheese merupakan olahan pangan menjadi seperti dadu.
yang berbahan dasar yang terdiri dari E. Pembalutan
tepung panir, tepung roti, daging cincang, Keju mozarella yang sudah
telur, keju mozarella, dan penyedap rasa. dipotong menjadi dadu, dibalut
Meat cheese adalah desversifikasi produk daging cincang dan bahan-bahan
dari bahan dasar daging dengen tujuan lain yang sudah dicampur dengan
untuk memper kaya atau meperagam daging cincang.
olahan pagan yang berbahan dasar daging.
F. Pembentukan
Prosedur pembuatan Meat Cheese Keju yang sudah dibalut dengan
daging cincang, maka dibentuk
Meat Cheese merupakan olahan pangan
menjadi bulat
yang berbahan dasar yang terdiri dari
G. Pengorengan
tepung panir, tepung roti, daging
Apabila sudah dibentuk maka
cincankmg, telur, keju Mozarella, dan
dilakukan penggorengan
penyedap rasa. Meat chees adalah
H. pengemasan
desversifikasi produk dari bahan dasar
Apabila kalau sudah dibentuk
daging dengen tujuan untuk memper kaya
menjadi bulat maka dapat dikemas
atau meperagam olahan pagan yang
secara vakum
berbahan dasar daging.

cara pembutan meat cheese

Bahan : tepung panir, tepung roti, daging


cincang, telur, keju mozarella, penyedap
rasa

Alat : wadah sedang , wadah besar, alat


pengemasan vakum.

A. Persiapan bahan
Tepung panir 1/4, 200 g tepung
roti, 1 kg daging sapi yang sudah di
mengalami kerusakan (Nurwantoro dkk,
2012)

Upaya untuk menekan


pertumbuhan mikroorganisme pada daging
harus dilakukan sejak penyembelihan
Diagram alir hingga saat daging tersebut dibeli
konsumen dan siap untuk dikonsumsi.
Beberapa teknologi seperti pendinginan,
Persiapan bahan
pembekuan, penggunaan bahan pengawet,
iradiasi, penggunaan tekanan tinggi serta
pengemasan dianggap mampu menangani
pencampuran masalah tersebut (Zhou et al., 2010 dalam
Miskiyah dkk, 2015).

Pengadukan Ada beberapa cara pengawetan daging :

1. Pendingan
Pendinginan adalah proses yang
Pemotongan sangat penting untuk higiene, keamanan
daging, memperpanjang daya simpan,
serta kenampakan dan kualitas daging
Pembalutan setelah diolah. Oleh karena itu
pendinginan daging dengan cara
penurunan suhu dan menggunakan alat
Pembentukan pendingin (refrigrator) adalah suatu
proses pengolahan daging dengan
tujuan meningkatkan daya simpan.
Pendinginan dapat menurunkan
Pengorengan Pengemasan
suhu permukaan daging dan dapat
menyebabkan kekeringan pada
Meat Cheese permukaan daging lebih cepat, sehingga
dapat menghambat pertumbuhan
(Angga, dkk) mikroorganisme. Akan tetapi ada
kelompok psikofilik mempunyai
kemapuan untuk tumbuh pada suhu
Cara Pengawetan daging lemari pendingin (refrigrator) yaitu
Daging sapi merupakan salah satu sekitar suhu 0℃ - 5℃ dengan
bahan pangan asal ternak yang banyak demikian penyimpanan daging dalam
mengandung nutrisi berupa air, protein, waktu yang cukup lama pada suhu ini
lemak, mineral, dan sedikit karbohidrat masih dapat mengakibatkan kerusakan
(glikogen dan glukosa). Akibat adanya daging.
nutrisi yang terkadung dalam daging sapi Untuk menghambat pertumbuhan
juga medium yang baik untuk dan kerja mikroorganisme, suhu
pertumbuhan bakteri, sehingga mudah pendinginan yang mendekati titik beku
daging (-15℃) dapat menghambat cairan berbumbu yang berfungsi
pertumbuhan mikroorganisme sebagai bahan perendam daging,
pembusuk dan patogen seperti biasanya digunakan untuk
Salmonella, Staphylococcus dan meningkatkan rendemen (yield)
Clostridium daging, memperbaiki flavor,
meningkatkan keempukan,
2. Penggunaan Edible film dari bawang meningkatkan kesan jus (juiceness),
putih meningkatkan daya ikat air,
Penggunaaan lapisan film yang menurunkan susut masak, dan
mengandung bahan antimikroba dapat memperpanjang masa simpan daging.
lebih efisien dalam mengatur proses Salah satu bumbu yang dapat
migrasi bahan aktif ke dalam produk digunakan sebaga bahan marinasi
pangan dibandingkan dengan daging sapi dan sekaligus sebagai anti
penyemprotan maupun pencelupan. bakteri adalah bawang putih. Bawang
Pencelupan dapat berakibat pada ber- putih mengandung senyawa organol
kurangnya aktivitas antimikroba sulfur berupa alliin dan allicin, apabila
karena larut dalam matriks makanan bawang putih diremas, maka alliin
ataupun bereaksi dengan komponen akan bereaksi dengan enzim alliinase,
pangan seperti protein dan lemak. selanjutnya berubah menjadi allicin
Permukaan daging yang dikemas dalam beberapa detik. Allicin
dengan lapisan film antimikroba akan merupakan senyawa derivat sulfur,
senantiasa dilindungi oleh bahan memberikan aroma (bau) yang “khas”
antimikroba sehingga kontaminasi pada bawang putih, dan bermanfaatan
dapat dikurangi untuk memperpanjang bagi tanaman bawang putih melawan
umur simpan daging segar. Edible mikroba dan serangga
film berfungsi sebagai penghalang
selektif terhadap per-pindahan air, 4. Pengemasan vakum.
oksigen, oksidasi lemak dan Pengemasan vakum pada
kehilangan aroma volatil, serta flavor prinsipnya adalah pengeluaran gas dan
dari makanan. Edible film dapat uap air dari produk yang dikemas,
berfungsi sebagai pembawa (carrier) sedangkan pengemasan non vakum
aditif makanan yang bersifat sebagai dilakukan tanpa mengeluarkan gas dan
agen anti pencoklatan, antimikroba, uap air yang terdpat dalam produk.
pewarna, pemberi flavor, nutrisi, dan Oleh karena itu pengemasan vakum
bumbu. cenderung menekan jumlah bakteri,
perubahan bau, rasa, serta
3. Pengawetan daging dengan metode penampakan selama penyimpanan,
Marinasi karena kondisi vakum, bakteri aerob
Salah satu metode yang tumbuh jumlahnya relatif lebih
pengolahan/pengawetan daging sapi kecil dibandingkan dalam kondisi
adalah dengan marinasi. Marinasi tidak vakum. (Rabiatul Adawiyah,
adalah proses perendaman daging di dkk, 2016)
dalam bahan marinade, sebelum Beberapa jenis produk yang
diolah lebih lanjut. Marinade adalah menggunakan kemasan plastik vakum
adalah makanan ringan, frozen food,
bakso, ikan, buah, sayur, camilan.
Kesimpulan

Daftar Pustaka

Purnomo, H. 2012. TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAN PENGAWETAN. Penerbit


Universitas Brawijaya Press

Miskiyah, Juniawati, Evi Savitri Iriani. 2015. Potensi Edible Film Antimikroba sebagai
Pengawet Daging. Buletin Perternakan Vol. 39 (2). Hal. 129-141.

Nurwantoro, V. P. Bintoro, A. M. Legowo, A. Purnomoadi., L. D. Ambara, A. Prokoso dan


S. Mulyani. 2012. Nilai PH, Kadar Air, dan Total Escherichia Coli Daging Sapi Yang
Dimarinasi dalam Jus Bawang Putih. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. Vol. 1 No. 2, 2012.

Rabiatul Adawiyah, Sri Widyastuti, Wiharyani Werdiningsig, 2016. Pengaruh Pengemasan


Vakum Terhadap Kualitas Mikrobiologis Ayam Bakar Asap Selama Penyimpanan. Jurnal
Ilmu dan Teknologi Pangan. Vol. 2 No 2, 2016

Anda mungkin juga menyukai