Disusun Oleh :
KELOMPOK II
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’ alamin, segala puji bagi Allah SWT pencipta dan pemelihara
alam semesta. Yang telah tuju hambanya yang takwa dengan cahaya yang mendekatkan
pada-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah “Agribisnis Peternakan
dengan judul “Agroindustri Sapi Pedaging”.
Penulis menyadari dalam makalah ini masih begitu banyak kekurangan maupun
kesalahan-kesalahan baik dari isinya maupun penulisannya, oleh karna itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran positif untuk perbaikan di kemudian hari. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat khususnya pada kami (penulis) dan umunya bagi para pembaca. Aamiin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Daging sapi merupakan salah satu bahan pangan yang dominan dikonsumsi oleh
masyarakat. Daging sapi sangat berperan dalam ketahanan 23 pangan dari suatu negara.
Pernyataan ini didukung karena daging sapi merupakan salah satu sumber gizi yang cukup
lengkap. Menurut Zulfanita dkk. (2013), pangan berupa daging merupakan hal penting dalam
kehidupan manusia karena kebutuhan yang berkaitan erat dengan peningkatan pembangunan
dan peningkatan kualitas intelektual melalui peningkatan gizi yang berasal dari ternak.
Dengan ini dapat dinyatakan bahwa pangan berupa daging merupakan bagian yang terpenting
dalam ketahanan pangan di suatu negara, yakni sebagai salah satu sumber kebutuhan manusia
untuk memenuhi kebutuhan gizi. Daging sapi memiliki berbagai jenis produk olahan.
Daging sapi dapat diolah menjadi daging lumat, daging potong daging, cincang,
diekstrak dan diawetkan menjadi berbagai jenis produk. Pengawetan daging dapat dilakukan
dengan cara pengasapan (smoking), dan pembekuan (freezing). Dewasa ini produk olahan
daging sapi banyak diproduksi oleh berbagai kalangan usaha, mulai dari kalangan Industri,
UKM, dan PKL. Produk yang dihasilkan pada kalangan usaha ini sudah sangat banyak ragam
variasinya. Keanekaragaman variasi ini akan membuat produk sapi yang dihasilkan menjadi
kompleks.
Topik pembahasan
Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Proses penyimpanan
1. Pengasapan
Pengasapan adalah proses pengawetan daging dengan cara memberikan asap
pada daging dalam suhu dan jangka waktu tertentu. Tujuan utama pengasapan
adalah pengembangan cita rasa, pengawetan, pengembangan wama, membuat atau
menciptakan produk baru, dan melindungi dari oksidasi lemak. Pengasapan dapat
dikerjakan antara lain dengan metode pengasapan panas, pengasapan dingin,
kadang campuran dari kedua metode tersebut dan dengan metode elektrostatis
smoking. Pengasapan dilakukan selama 4-8 jam di dalam almari pengasap.
Metode konvensional yang biasa dipakai untuk pengasapan daging yaitu
pengasapan dalam ruang asap yang disebut smoke house. Daging digantung pada
rak asap dan atau kayu dalam ruang asap dan daging tidak bolch saling
bersentuhan.
Proses pengasapan mempunyai beberapa akibat antara lain pengaruh yang
bersifat mengawetkan yang ditimbulkan oleh penyimpanan/penimbunan di
pennukan daging senyawa kimia seperti formaldehide, asetaldehida, aseton
diasetil, metanol, etanol, fenol, asam-asam format dan asetat, furfural dehida,
resin, bahan lilin, ter dan banyak senyawa lainnya. Akibat pengawetan juga
disebabkan olch pengeringan permukaan yang menguapkan kira-kira 3% dari
kehilangan seluruh berat pada produk-produk yang diasap panas. Pengaruh bahan
antioksidan juga dihasilkan oleh pemasukan senyawa-senyawa fenol ke dalam
produk dan pada permukaan bahan yang diasap, bahan-bahan ini menyebabkan
ketahanan simpan yang lebih lama.
2. Pembekuan
Pembekuan merupakan metode yang sangat baik untuk pengawetan daging
dan daging proses. Nilai nutrisi daging secara relatif tidak mengalami perubahan
selama pembekuan dan penyimpanan beku dalam jangka waktu yang terbatas.
Laju pembekuam ada dua macam, yaitu pembekuan lambat dan pembekuan
cepat. Waktu yang diperlukan untuk melewati temperatur 0°C sampai -5°C,
biasanya dipergunakan sebagai petunjuk kecepatan pembekuan. Beberapa metode
pembekuan daging yang dapat dipergunakan adalah udara diam, pembekuan plat,
pembekuan cepat, pencelupan kedalam cairan atau pemercikan cairan pembeku.
B. Proses pengolahan
1. Bakso
Bakso atau baso adalah makanan berupa bola daging. Bakso umumnya dibuat dari
campuran daging sapidan tepung tetapi ada juga yang terbuat dari daging ayam atau ikan.
Untuk jenis baksodaging sapi, ayam, dan ikan sekarang banyak ditawarkan dalam bentuk
frozen yang dijual di minimarket, supermarket, swalayan dan mall. Dalam penyajiannya
bakso biasa dsajikan dengan kuah kaldu dan mi. Ada beberapa pedagang yang dalam
proses pembuatanya menggunakan boraks atau bleng untuk membuat tepung lebih kenyal
mirip daging, hal ini membuat bakso pernah dianggap makanan yang kurang aman oleh
BPOM.
Perebusan bakso dilakukan dalam dua tahap agar permukaan bakso yang dihasilkan
tidak keriput dan tidak pecah akibat perubahan suhu yang terlalu cepat.Tahap pertama,
bakso dipanaskan dalam panci berisi air hangat sekitar 60oC sampai 80oC, sampai bakso
mengeras dan terapung.Tahap kedua, bakso direbus sampai matang dalam air mendidih.
2. Sosis
Sosis adalah makanan yang terbuat dari daging cincang, lemak hewan dan rempah
serta bahan-bahan lain. Sosis umumnya dibungkus dalam suatu pembungkus yang secara
tradisional menggunakan usus hewan, tapi sekarang kebanyakan menggunakan bahan
sintesis serta diawetkan dengan suatu cara, misalnya pengasapan. Pembuatan sosis
merupakan suatu teknik produksi dan pengawetan makanan yang telah dilakukan sejak
lama. Dibanyak Negara, sosis merupakan toping popular untuk pizza.
Komposisi nilai gizi pada sosis yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI
01-3820-1995), dengan ketentuan sebagai berikut :
Namun dibalik kelezatan sepotong sosis, perlu diwaspadai pula bahaya yang dapat
ditimbulkan bagi kesehatan. Pada beberapa jenis produk sosis mengandung kadar lemak
dan kolesterol serta sodium yang cukup tinggi yang berpotensi dapat menyebabkan
timbulnya penyakit jantung, stroke, maupun hipertensi apabila dikonsumsi secara
berlebihan.
3. Dendeng
Dendeng adalah daging yang dipotong tipis menjadi serpihan yang lemaknya
dipangkas, dibumbui dengan saus asam, asin atau manis dengan dikeringkan dengan api
kecil atau dijemur. Hasilnya adalah daging yang asin dan semi manis yang tidak perlu
disimpan di lemari es.
4. Kornet
Daging kornet atau cornet beef adalah daging sapi yang diawetkan dalam brine yang
kemudian dimasak dengan cara simmering. Biasanya digunakan potongan daging yang
seratnya memanjang seperti brisket. Nama cornet beef berasal dari garam kasar yang
digunakan. Corn artinya butiran, yaitu butiran garam.
5. Steak
Steak atau bistik adalah sepotong daging besar biasanya daging sapi. Daging merah,
dada ayam dan ikan sering kali dijadikan steak. Kebanyakan steak dipotong tegak lurus
dengan fiber otot, menambah kelegitan daging. Steak biasanya dipanggang meskipun
dapat digoreng atau dibroil.
6. Abon
Abon merupakan makanan yang praktis dan siap saji. Abon dapat disajikan bersama
nasi, roti, atau sebagai pengisi kue kering. Abon bisa terbuat dari daging. Umumnya
daging sapi atau kerbau. Abon tergolong produk olahan daging yang awet. Untuk
mempertahankan mutunya selama penyimpanan, abon dikemas dalam kantong plastik dan
ditutup dengan rapat. Dengan cara demikian, abon dapat disimpan pada suhu kamar
selama beberapa bulan.
7. Rendang
C. Proses pengemasan
Cara pengemasan daging segar pada tingkat pengecer ialah menggunakan kombinasi
nampan dan plastik pembungkus, yaitu daging diletakkan pada nampan yang cukup kaku
dan kemudian dibungkus dengan lembaran plastik pembungkus. Terdapat dua macam
plastik pembungkus yang digunakan, yaitu yang tidak dapat berkerut dan yang dapat
berkerut bila dipanaskan agar daging dapat dikemas dengan ketat. Bentuk pengemas
untuk daging, yaitu
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Daging sapi merupakan salah satu bahan pangan yang dominan dikonsumsi oleh
masyarakat, juga merupakan hal penting dalam kehidupan manusia karna kebutuhan yang
berkaitan erat dengan peningkatan pembangunan dan peningkatan kualitas intelektual
melalui peningkatan gizi yang berasal dari ternak. Daging sapi dapat diolah menjadi
daging lumat, daging potong, daging cincang, diekstrak dan diawetkan menjadi berbagai
jenis produk.
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
https://www.sapibagus.com/macam-macam-makanan-olahan-dari-daging-sapi/
Suradi, K. (2005). Pengemasan Bahan Pangan Hasil Ternak Dan Penentuan Waktu
Kadaluarsa. Jurnal Fasilitas Penanganan Pengemasan, 1(2), 58-60.