Anda di halaman 1dari 1

Desa Kekait

Berdiri sejak tahun 1866, pada ceritanya dahulu kala orang-orang dari segala penjuru pulau Lombok
datang ke lokasi tempat berdirinya Desa Kekait. Para musafir tersebut datang dengan tujuan mencari air
tuak (Air Nira/ Aren) untuk dijadikan minuman dan obat pinggang. Diceritakan pada saat itu air tuak
masih belum ada pengolahan menjadi gula merah (Gula Aren) dan hanya dijadikan minuman pelepas
lelah setelah bekerja karena manis menyegarkan serta dioercaya berkhasiat untuk sakit pinggang.

Singkat cerita, para musafir yang konon orang-orang dari Lombok Timur, Tengah, dan Barat ini sepakat
untuk "bedait" (bertemu dan berkumpul) di lokasi Dusun Kekait Thaibah ada saat ini. Konon, nama Desa
Kekait sendiri diambil dari kata "bedait" dimana tempat temu dan berkumpulnya para musafir dari
berbagai penjuru pulau Lombok tersebut.

Sejak berdirinya Desa pada tahun 1866, Desa Kekait memusung Kepala Desa (Kades) pertamanya yaitu
Amaq Rine dengan masa kepemimpinan dari tahun 1866 — 1901. Sejak pemerintahan Kades
pertamanya, kursi pemimpin Desa Kekait terus berlanjut ke generasi berikutnya hingga saat sekarang ini
tercatat ada tujuh nama yang menjabat dengan masa pemerintahan masing-masing (termasuk yang
kembali menjabat saat ini).

Desa Kekait sendiri sejak resmi berdiri mulanya terdiri dari lima Dusun yaitu Dusun Batubutir, Wadon,
Kekait Puncang, Kekait lauq dan Kekait Daye. Namun, berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 tahun
1999 tentang Pemerintah Daerah pada tahun 2001 Desa Kekait melekasanakan pemekaran Dusun Kekait
Lauq menjadi tiga Dusun yakni, Dusun Kekait Thaibah, Kekait I dan Kekait 2 (Tahun 2019 lalu Desa Kekait
kembali ada pemekaran menjadikan Nyangget sebagai salah satu bagian Dusun Desa). Setelah
pemekaran tersebut sehingga Desa Kekait kini terbagi atas delapan Dusun, diantaranya:

1. Dusun Batubutir

2. Dusun Wadon

3. Dusun Kekait Puncang

4. Dusun Kekait I

5. Dusun Kekait II

6. Dusun Kekait Thaibah

7. Dusun Kekait Daye

8. Dusun Nyangget

Anda mungkin juga menyukai