Anda di halaman 1dari 24

A.

Pendahuluan
Peralatan seperti pompa, fan, blower, dan compressor merupakan bagian peralatan
transportasi fluida dengan fasilitas impeller.
Fungsi utama dari alat-alat ini adalah untuk mempertinggi energi mekanik dari
suatu sistem aliran fluida sehingga fluida ini akan mengalir secara konstan.
Energi mekanik dapat ditimbulkan dengan jalan :
 Aksi positif displacement (perpindahan) pada reciprocating pump/
compressor, rotating pump/compressor.
 Aksi sentrifugal pada centrifugal pump/compressor.
Semua peralatan di atas mempunyai karaktreristik yang tersendiri. Karakteristik
ini menyatakan hubungan antara
 Capasity : Jumlah fluida yang dikeluarkan/unit waktu  gpm.
 Developed head : Energi yang disuplai kepada fluida/unit berat 
kenaikan
tekanan/densitas.
 Power : Energi yang disediakan oleh mesin per unit waktu.
 Efisiensi : Ratio energi yang disuplai kepada fluida dengan energi
yang disediakan oleh mesin.

Gambar III.1. Karakteristik


Setiap pompa mempunyai karakteristik berbeda-beda Karakteristik ini ditentukan
oleh pabrik pembuatnya.
Pompa dapat digolongkan menjadi 2 golongan (lihat grafik seleksi pompa III.2)
1. Positive Displacement Pump (PDP)
a. Reciprocating pump.
b. Rotary pump
2. Variable Head Capasity Pump (VHCP)
a. Pompa sentrifugal
b. Pompa turbine
Perbedaan kedua golongan itu, antara lain :
1. Pada VHCP, kapasitas dan head terbentuk karena adanya putara kipas.
2. Pada PDP, kapasitas dan head terbentuk karena adanya gerikin perpindahan.
3. Pada PDP, tidak memerlukan priming, sedangkan pada VICI sangat
diperlukan priming. Hal ini disebabkan karena pada PDI.
Setiap gerakan piston akan mempengaruhi cairan. Sedangkan pada VHCP
cairan yang mengalir disebabkan karena adanya gaya sentrifugal. Karena adanya
gaya ini fluidor akan terlempar. Bila tidak ada cairan sebagai priming agentnya,
maka tidak akan terjadi pengaliran arena yang keluar hanya gas atau udara saja.

B. Beberapa Pengertian Terminologi


Rating Capacity adalah kapasitas pada harga efisiensi maksimum.
Minimum Rating adalah suatu kapasitas minimum dari suatu pompa yang
mempunyai head yang tinggi bila pompa berjalan dengan kapasitas nol. Tetapi hal
ini tak mungkin karena pada kapasitas nol. pompa tersebut akan cavitation
(kavitasi). Dalam prakteknya diinginkan head yang tinggi, efisiensi tinggi dan BHP
rendah sehingga ongkos listrik akan lebih rendah. Tetapi kapasitas berkurang
sehingga bila ditinjau dari segi operasi, maka chart ini kurang efisien. Untuk ini
adalah efisien bila menjalankan pompa dengan kapasitas maksimum
Priming
Priming atau pemula adalah pengumpanan (pernancing) pertama cairan yang
dilakukan kepada pompa VHCP agar dapat terjadi aliran.
Cara-cara priming :

1. Dengan jalan pengisian :


a. Pengisian secara tidak langsung.
Pengisian disini dilakukan dnegan cara gravitasi jadi tidak diperlukan
pengisian langsung.

Gambar III.3. Pengisian secara tidak langsung


b. Pengisian secara tidak langsung
Pada tipe ini diperlukan pengisian secara langsung, Santi dengan
jalan memasukkan fluida dipompa ke casing Pada pengalira cara ini,
fluida disirkulasikan kembali ke pompa sehingga s tersebut mengisi
casing pompa dan pada pengisian selanjutma kerangan 2 ditutup,
kerangan 1 dibuka dan mengalir ke tempat yang diinginkan.
Gambar III.4. Pengisian secara langsung

2. Dengan vakum :
Pengaliran berlangsung karena adanya keadaan vakum. Keadaan vakum
ini diciptakan dengan melakukan penyedotan atau dengan menggunakan jet
ejektor.

Gambar III.5. Keadaan vakum dengan penyedotan

Gambar III.6. Keadaan vakum dengan jet ejector


Pada jet ejector, dengan kecepatan fluida yang tinggi akan diperoleh
tenaga kinetik. Tenaga kinetik ini akan menciptakan keadaan vakum sehingga
dapat menarik aliran.
Head
Head merupakan besaran energi yang terdapat di dalam persamaan neraca
energi dari sistim aliran fluida. Persamaan dikenal sebagai persamaan Bernoulli,
Satuan dari setiap head dalam persamaan ini adalah energi per satuan berat dari
fluida, misalnya ft-lb/lb atau cm gr/gr. Secara umum satuan yang biasa dipakai
adalah satuan panjang dari kolom fluida, ft atau cm.
Di dalam sistim aliran fluida terdapat dua macam head, yaitu :
1. Static Head
Static Head adalah energi yang diakibatkan karena adanya perbedaan tinggi
antara permukaan likuid dengan pusat pompa (Z) Berdasarkan perbedaan
dengan posisi pompa, maka static head dibedakan atas static suction head dan
static discharge head. Static auction head adalah perbedaan tinggi permukaan
likuid sebelum pompa (suction likuid level) dengan pusat pompa. sedangkan
static discharge head merupakan perbedaan tings permukaan likuid sesudah
pompa (discharge likuid level) dengan pusat pompa Stane menon head
dibedakan menjadi static suction. lift dan static suction head. Static suction
lift (SL) adalah stat suction head di mana posisi pompa berada di atas
permukaan fluida yang akan dialirkan (dihisap) oleh pompa (harganya negatif
sedangkan pada static suction head (SH) posisi pompa berada bawah
permukaan fluida yang akan dialirkan (harganya positif Gambar III.7
menunjukkan perbedaan kedua static suction head ini
Gambar III.7. (a). Suction Lift: (b). Suction Head

2. Dynamic Head
Dynamic Head terdiri dari :
 Tekanan pada discharge yang diinginkan
 Velocity discharge yang diinginkan
 H f pada sistem
Dynamic head adalah energi yang diakibatkan oleh adanya sifat alir fluida,
seperti velocity head. pressure head dan friction head. Velocity head adalah
energi yang diakibatkan oleh adanya kecepatan alir fluida dan dapat
diekivalenkan dengan jarak likuid di mana kecepatannya turun menjadi nol
Pressure head adalah energi yang diakibatkan oleh tekanan fluida. Friction
head adalah energi yang hilang karena adanya friksi dari fluida dan dapat
diekuivalenkan dengan jarak likuid yang diperlukan untuk mengantisipasi
kehilangan karena friksi dari likuid yang mengalir melalui pipa. Dalam hal ini
termasuk kehilangan karena fittingnya.

Discharge Head
Discharge head merupakan head dari fluida yang meninggalkan pompa :
Discharge head tergantung dari :
 Besarnya suction lift atau suction head dan discharge static head
 Tenaga yang diinginkan
 Kapasitas
 Desain pompa
Pada PDP discharge headnya besar sekali sehingga pada pemakaiannya
cukup digunakan I stage (tingkat) saja. Sedangkan pada pompa sentrifugal
discharge headnya kecil sekali sehingga bila diinginkan discharge head yang
besar, pompa ini harus menggunakan banyak tingkat, misalnya pada pompa
sentrifugal kadang-kadang dipakai 19 tingkat. Pada kompresor sentrifugal
sering dipakai 6 stage. Pada tiap stage ditambahkan impeller multistage,
pompa dipasang seri dan impeller yang lebih besar.

Gambar III.8. Tota; head dari suatu sistem fluida


a. Total Head = DH + SL + (FD + FS + VH)……………………..(III.1.)
b. Total Head = DH + PD + (SH+PS) + (FD + FS + VH)………...(III.2.)
Dimana : DH = Static Discharge Head
SL = Static Suction Lift
SH = Static Suction Head
PS = Pressure pada Suction Vessel
PD = Pressure pada Discharge Vessel
FS = Friksi pada Suction Line
FD = Friksi pada Discharge Line
VH = Velocity Head

Minimum Suction Lift


Minimum Suction Lift (MSL) adalah harga maksimum dari SL di mana
masih terdapat pengaliran. Bila haarga SL melebihi MSL, maka tidak akan
terdapat pengaliran lagi.
Persamaan Bernoulli antara A – B adalah sebagai berikut :
Gambar III.9. Sistem aliran fluida

Pada saat pemompaan aka berlangsung atau pada saat akan terjadi aliran
VA = 0 dan Vn = 0 ZA = 0 (dianggap posisi dasar perhitungan tinggi), maka
head yang masih ada pada persamaan Bernoulli tinggal (PA/) dan (g/gc) ZB,
di mana PA/ bertanda positif dan ZB bertanda negative.
Bila ZB > PA/, maka persamaan di atas menjadi negatif sehingga tidak
akan terjadi pengaliran
Pengaliran akan terjadi setidak-tidaknya pada ZB = PA/, tetapi karena
adanya tahanan dari A ke B (Hr), maka harga ZA harus < PA/.
Bila PA pada tekanan atmosfir = 14,7 sia, maka ZB = PA/, tetapi karena
adanya tahanan dari A ke B (Hr), maka harga :

Harga ini adalah harga ZB maksimum teoritis di mana masih terdapat


pengaliran. Harga ini dan disebut sebagai Minimum Suction Lift (MSL).
Sedangkan bila harga Hr diperhitungkan, maka harga MSL disebut ZB
maksimum pratikal yang besarnya = PA/ - Hr. Tabel III.I menunjukkan
perbedaan harga kedua macam ZB maksimum ini untuk air pada berbagai
temperature.
Tabel III.I.
ZB maksimum teoritis dan praktikal menurut °F

Tabel III.I menunjukkan bahwa bila fluida dipanaskan, maka harga ZB atau
SL akan mengecil. Pada titik didih normal, yaitu pada 100 °C atau 212 °F
harga SL = 0.
Tekanan PB < atau sama dengan tekanan uap airnya. Makin tinggi
temperatur air makin naik tekanan uap airnya. Untuk melawan tekanan uap air
ini, harga PB nya harus juga membesar sehingga harga (PA-PB)/ akan
mengecil sama dengan ZB maksimum teoritis.
Pada suhu 212°F dimana PB = 1 atm, maka harga ZB = (PA-PB)/ = 0, karena
PA = PB = 1 atm.

Net Positive Suction Head (NPSH)


Definisi : adalah selisih tekanan pada pompa inlet dengan tekanan uap likuid,
dinyatakan dalam ft dari likuid.
Gambar III.10. Skema yang menunjukkan NPSH

Ada dua harga NPSH yang dikenal, yaitu NPSH available atau NPSH, dan
NPSHav required atau NPSHreq.
NPSHav adalah NPSH yang dibentuk karena sistem pengaliran fluida.
NPSHreq adalah NPSH yang telah ditentukan oleh pabrik pembuatnya.
NPSH available atau

Dimana : PB = tekanan pada pompa inlet


PB = tekanan uap dari likuid
NPSHav harus > dari NPSHreq bila hal ini terjadi kebalikannya, maka akan
terjadi pemutusan aliran (aliran tidak ada). Dalam hal PB > dari PB’, maka harga
dari NPSHav positif. Pada keadaan ini akan terjadi aliran. Bila PB’ > PB, maka
harga NPSHav akan negatif sehingga cairan pada pompa casing akan
menguap.
Bila terjadi penguapan, akan terjadi :
 Pemutusan aliran
 Kerusakan pada bagian pompa
Besarnya PB > PB’ tergantung dari jenis dan rancangan pompa

Kavitasi
Kavitasi adalah kondisi dari pompa di mana terjadi local pressure drop
sehingga ruangan pompa terisi oleh uap air.
Kavitasi terjadi karena harga NPSH = 0
Hal ini terjadi bila :
1. Static suction lift bertambah (ZB ≫).
2. Friksi antara permukaan fluida yang akan dipompakan dengan pompa
inlet (Hfs ≫).
3. Menurunnya tekanan atau karena ketinggian (PA≪).
4. Naiknya temperature dari pompa likuid (PV≫).
5. Terjadinya penurunan tekanan absolut dari sistem fluid aitu sendiri,
misalnya pemompaan dari ivesel yang vakum

Tanda-tanda Kavitasi
1. Adanya noise dan vibrasi dari pompa, hal ini karena water hammer.
Water hammer adalah pemecahan vapor bubble (gelembung uap air)
karena impelle.
2. Terjadinya penurunan kurve dari head capacity dan efisiensi sehingga
akan terbentuk karakteristik pompa yang baru yang klebih rendah
dibandingkan dengan karakteristik pompa yang mula-mula sehingga
akan merugikan operasi.
3. Terjadinya lobang-lobang pada impeller, lobang-lobang ini terjadi
karena adanya uap air.
4. Korosi dari logam ppompa sehingga merusak peralatan dari pompa

Gambar III.14. Penurunan Parakteristik Pompa

Air Binding
Salah satu kerugian dari pemakaian pompa sentrifugal ialah sangat
tergantung inertia dari fluida yang akan dikembangkan terkanannya. Apabila
yang masuk impeller adalah udara, maka head yang di-generated
(dibangkitkan) adalah head dengan ft udara. Besarannya dapat dibandingkan
dengan head yang dibangkitkan oleh fluida dengan head ft fluida.
Head dengan satuan ft udara lebih kecil dibandingkan dengan head fluida
sehingga hal ini dapat menyebabkan pemutusan aliran yang disebut dengan air
binding.
Pemutusan aliran ini dapat diatas dengan jalan priming, yaitu mengisi
pompa dengan fluida sebelum di-discharge

Pengaruh Kapasitas
Bila suatu pompa mempunyai kapasitas 40gpm, digunakan untuk
memompakan suatu fluida dengan kapasitas 10gpm, maka pompa tersebut
tidak akan mengeluarkan fluida.
Ini disebabkan karena ruangan pompa tidak terisi seluruhnya oleh fluida
dan kelebihan tenaga dari pompa akan menimbulkan panas yang dapat
menguapkan air tadi. Masalah ini dapat dihindari apabila discharge dari
pompa disirkulasikan kembali.

C. Positive Displacement Pompa (PDP)


1. Reciprocating Pompa
Reciprocating Pompa adalah suatu jenis dan dari Positive
Displacement pump dengan menggunakan aksi displacement. Reciprocating
pump digunakan untuk:
- Proses yang memerlukan head yang tinggi
- Kapasitas fluida yang rendah
- Liquid yang kental (viscous Liquid) dan slurries (lumpur)
- Liquid yang mudah menguap (high volatile liquid)
a. Klasifikasi dari Reciprocating pump;
1. Ditinjau dari drive (penggeraknya):
a) Steam :
(1) Direct acting:
Pada direct acting, piston steam dihubungkan langsung dengan liquid
melalui piston rod.

Gambar III. 15. Direct Acting


(2) Crank dan Flywheel:
Antara pompa dengan crank shaft-nya terdapat flywhell.
(3) Tipe dari steam ends:
(a) Simple : satu silinder steam tekanan tinggi untuk setiap silinder
liquid.
(b) Compound Tandem : dua buah silinder (tekanan tinggi dan tekanan
rendah) dengan garis pusat yang sama.

Gambar III 16. Compound tandem


(c) Compound cross : dua buah silinder dengan garis pusat yang
membentuk sudut 90 o

Gambar III. 17. Compound cross


b) Power (motor)

Gambar III. 18. Pompa dengan penggerak Power (motor)


2) Ditinjau dari jumlah silinder (liquid silinder)
(a) simplex : 1 silinder
(b) duplex : 2 silinder
(c) triplex : 3 silinder
3) Ditinjau dari liquid endx:
(a) Piston
(b) Plunger (penghisap)
(1) End pocked (pada ujung plunger)
(2) Centre packed (pada tengah-tengah Plunger)
(c) Diaphragma : (Diaphragma)
(d) Single Acting : 1 pumping stroke dalam 1 x gerakan
(e) Double Acting : 2 pumping stroke dalam 1 x gerakan
4) Ditinjau dari susunan silinder :
- Horizontal : Steam dan liquid silinder sejajar permukaan bumi
- Vertikal : steam dan liquid silinder pada posisi tegak lurus, silinder
liquid direncanakan dengan 3 atau lebih.
b. Material untuk kontruksi reciprocating pump :
Material pompa distandardisasi oleh SHI (Standard of the Hydralic
Institute)
1) Bronze Fitted (BF)
a) Bronze Fitted pump terdiri dari:
- Bronze piston rod bronze
- Iron liquid piston atau plunger : besi
- Bronze atau rubber liquid valve seat, spring : bronze
- Iron atau steel liquid silinder : bronze atau besi
b) Bronze Fitted piston pattern, terdiri dari :
- Bronze lined liquid silinder
2) Fully Bronze Fitted (FBF)
- Piston, plunger, piston rod, liquid valve
- Liquid seat dan springnya terbuat dari bronze
- Liquid silinder terbuat dari besi atau baja
- Liquid silinder dilapisi oleh bronze
3) Acid Resisting (AR)
Semua bagian dari pompa yang berhubungan langsung dengan liquid yang
akan dipompa terdiri dari material yang tahan korosi
4) All Bronze (AB)
Semua bagian dari pompa yang berhubungan langsung dengan liquid yang
akan dipompa terdiri dari bronze
5) All Iron (AI)
Semua bagian dari pompa yang berhubungan langsung dengan yang akan
dipompa terdiri dari besi
6) Standard
Setiap pabrik pompa akan menggunakan suatu metal yang khusus pada
tiap-tiap regular production pada 1 kali proses produksi, pompa akan
dibuat dari suatu material yang khusus)
c) Bagian-bagian dari Reciprocating Pump
1) Silinder
Reciprocating pump mempunyai dua macam silinder, yaitu
a) Liquid silinder yang berisi cairan yang akan dipompa
- Liquid silinder untuk tekanan < 250 psig : dipakai cast iron
- Liquid silinder untuk tekanan > 250 psig : dipakai forged steel
b) Steam silinder yang berisi steam untuk penggerak pompa
Untuk menghandel liquid yang korosif digunakan siinder yang
dilapisi dengan pelapis. Sebagai pelapis digunakan Ni, Cr, steel alloy.
Pelapis yang dipakai tergantung dari liquid yang dihandel dan kondisi
pemompaan

Gambar III. 19. Sebagai contoh ukuran yang dipakai 10 m x 8 x 10 m


c) Dimensi dari setiap di atas silinder dinyatakan dengan 3 angka
yang merupakan (lihat gambar III. 19)
- diameter steam silinder
- diameter liquid silinder
- panjang stroke

2) Packing
Material dari packing yang biasa dipakai pada ujung piston dan kiri
kanan dari plunger, adalah:
- asbestos
- graphite
- karet, gabus
- kulit
- fiber
- untuk tekanan tinggi dipakai metallic-ring
3) Kerangan
Pada liquid silinder digunakan suatu kerangan yang berfungsi untuk
mengatur liquid masuk dan keluar. Macam kerangan yang digunakan,
yaitu:
- Disk valve
- Wing valve
- Ball valve
Pada steam silinder keterangan yang dipakai adalah slide valve
4) Air chamber
Air chamber ini berisi suatu medium yang elastis yang dipasang pada
reciprocating pump untuk menghasilkan aliran yang smooth
(konstan) sehingga akan mengeliminer intermettent flow (aliran yang
sebentar ada sebentar hilang) pada delivering valve. Selama pumping
stroke udara masuk pada air chamber dan mengkompres udara, dan
mengadakan ekspansi bila piston bergerak ke arah sebaliknya
sehingga aliran dapat smooth. Pada prinsipnya kerangan dari air
chamber sama dengan valve delivering pipe. (lihat gambar III. 20)
Gambar III. 20 Air Chumber
5) Power (motor) pada power driven reciprocating pump :
Pada steam driven reciprocating pump, liquid silinder dan qsteam
silinder terletak pada posisi yang berlawanan dengan suatu piston rod
yang sama. Pada power driven reciprocating pump, piston atau
plunger dihubungkan dengan piston rod. Disini piston digerakkan
oleh suatu tenaga yang berasal dari suatu crank shaft yang berotasi,
yang biasanya flywheel yang digerakkan oleh suatu motor. Dengan
cara ini akan didapatkan discharge yang seragam dan bebas dari
pulsasi (getaran) (lihat gambar III. 21)

Gambar III. 21. Vertical single-acting triplex power pump


d) Piston, plunger, dan diafragma
Piston merupakan suatu cakram yang tipis (plat disk) di mana
terdapat packing pada ujungnya dan packing rin pada badan dari
piston itu sendiri. Jadi semua packing terletak pada piston itu sendiri
Plunger merupakan suatu silinder baja yang panjang, packingnya
terletak konstan (stationary) pada bagian dalam dari silindernya dan
dapat diklasifikasikan menurut
- end packed
- centre packed
Diafragma berbeda dengan piston dan plunger. Diafragma merupakan
liquid end dari bahan yang fleksibel yang dilengkapi dengan
discharge valve pada pusatnya dan suction valve. Bagian yang
bergerak dari pompanya adalah diaphragma dan kerangannya sendiri.
Cara kerja piston, plunger, dan diafragma
1) Steam driven piston pump : (lihat gambar III. 22)
Cara kerjanya :
Tenaga dari steam akan mendorong steam piston dan akan dapat
mengatur pergerakan liquid piston. Steam piston dikontrol oleh :
- slide valve
- gear valve
Apabila liquid piston bergerak ke kanan, maka akan menekan
liquid keluar ruangan pada kepala dari liquid piston ini dan
mendorong liquid ini melalui discharge chamber. Apabila liquid
piston telah mencapai ujung akhir dari stroke, maka ia akan
menggerakkan valve rod. Valve rod ini akan menggerakkan slide
valve pada steam chest, akibatnya akan menggerakkan piston ke
arah sebaliknya. Apabila pompa 1 set suction valve saja, maka
fluida yang masuk hanya pada 1 bagian dari liquid piston.
Pompa ini namanya single acting di mana hanya terjadi discharge
karena 1 stroking dalam 1 arah saja.

Gambar III. 22. Steam-driven Reciprocating pump


Pada double acting, liquid masuk pada kedua bagian dari liquid
pistonnya sehingga terjadi discharger pada 2 stroking dalam 2 arah.
Piston ini akan berhenti total pada akhir dari strokenya dan
menghasilkan suatu getaran pada aliran dischargenya. Gerakan ini
dapat dikurangi dengan menggunakan air chamber.
Duplex piston pump terdiri dari 2 single piston pump (2 liquid
silinder) di dalam arah yang paralel yang mempunyai suction dan
discharge yang sama tetapi dengan kerangan masing-masing.
Dengan cara ini terjadi pengaturan, bila 1 piston dalam keadaan
mid stroke (stroke di tengah-tengah) akan mengeluarkan
maksimum rate. Sedangkan piston yang satu lagi pada akhir dari
stroke dan tidak mengerluarkan liquid.
Resultante dari discharge adalah steady dan mempunyai tekanan
tinggi bila dibandingkan dengan single piston pump (lihat gambar
III. 23 dan III. 24)

Gambar III. 23 Discharge curve of single-cylinder Double


acting pump

Gambar III. 24 Discharge curve of triplex single acting


pump
2) Steam driven plunger pump : (lihat gambar III. 25 dan III. 26)
Berbeda dengan piston, maka plunger pump merupakan long barrel
di mana packingnya terdapat pada head silinder yang terletak pada
endpacked dan centre packed. Bila packing ini sudah rusak/usang
dapat diambil dengan melepaskan head dari pompa itu. Intial
costnya besar, ujung dari plunger tidak mempunyai packed seperti
halnya pada piston. Plunger pump digunakan untuk tekanan pompa
yang tinggi antara 400-1000 psi. Dengan cara pemasangan packing
seperti diatas, maka bila ada kebocoran dapat terlihat dari luar.

Gambar III. 25. Plunger pump dengan end packed.

Gambar III. 26. Plunger pump dengan centre packed.


3) Pompa Diafragma
Pompa ini mempunyai diafragma yang flexsible A dan dilengkapi
dengan discharge valve C. Pompa ini tidak mempunyai bagian yang
bergerak (moving part) kecuali diaphragmanya yang flexsible dan
kerangan. Dengan gerakan yang eksentrik, maka diaphragma
digerakkan sehingga dapat terjadi aliran. (lihat gambar III. 27)
Pompa ini sangat baik untuk crude oil (lumpur minyak) atau liquid
yang banyak mengandung solid dalam bentuk suspensi head yang
rendah.

Gambar III. 27 Pompa Diafragma


e. Kapasitas Pompa
Kapasitas dari reciprocating pump dibedakan atas kapasitas teoritis
dan kapasitas aktual
Kapasitas teoritis reciprocating pump tergantung displacement
(perpindahan) dan liquid pistonnya :
Rumus :
Piston speed x area dari liquid piston
ft/Sec x ft 2 → ft 3 /sec
2
πD
G = 7,48 PCF - Z
4 (144)
Atau : G = 0,0408 D 2 PCF - Z …………………………………………….(III. 6)
Dimana : G = kapasitas teoritis (gpm)
D = diameter dari piston atau plunger (in)
P = piston speed (ft/min)
C = banyaknya silinder
F = factor 0,5 untuk single acting, 1 untuk double acting
Z = koreksi terhadap volume yang ditempati oleh piston
rod untuk :
- single acting Z = 0
- double acting Z = 0,0204 dr 2 P. C
dr = diameter dari roda (in)
Kapasitas teoritis pompa tidak pernah tercapai karena adanya slip.
Slip ini dapat disebabkan oleh :
- Tidak sempurnanya packing
- Kebocoran pada kerangan
- Rusaknya kerangan sehingga tidak menutup sempurna pada saat
piston bergerak kembali
Karena itu, kapasitas yang selalu ada pada pompa adalah kapasitas
aktual. Rasio antara kapasitas aktual dengan kapasitas teoritis
disebut efisiensi volumetrik.
G∧
Ev = x 100% ……………………………………………………………(111. 7)
G
Ev = Efisiensi volumetrik
G A = kapasitas aktual
G = kapasitas teoritis
Slip (besarnya pergeseran) :
Slip = 1 - G A /G. …………………………………………………………………(111. 8)
G−G A kebocoran
Slip = = ………………………
G T h eoretical displacement
(111. 9)
f. WHP dan BHP :
WHP adalah liquid horse power merupakan tenaga yang dibawa oleh
fluida keluar dari suatu pompa
WHP mempunyai satuan Horse Power (HP)
BHP (Brake Horse Power) adalah tenaga yang digunakan untuk
menggerakkan pompa. Sebagai penggerak dari pompa bisa steam
atau power
( P D−P S ) 1 1
W= (E) (G) (P)
E. p 7,48 33.000
( P D−P S )( G A )
W= ………………………………………………………………(111.
1715
10)
P D = discharge pressure, psia
PS = Suction pressure, psia
W = WHP
G A = kapasitas aktual, gpm (G A =EV . G)
Ƿ = density
g. Efisiensi Mekanis ( Em )
Efisiensi mekanis dari penggerak pompa dikenal 2 macam, yaitu :
1) Untuk steam driven pump
WHP
Em = ………………………………………………………(111. 11)
IHP
IHP = Indicator Horse Power
2) Untuk power driven pump
WHP
Em = ………………………………………………………..(111. 12)
BHP
h. Hubungan antara tekanan pada steam silinder dan liquid silinder
1) Tekanan pada steam silinder
Tekanan pada steam silinder besarnya tergantung dari tekanan
steam yang digunakan.
( MEP)(⊓. D S 2)
FS = …………………………………..……………….(111. 13)
4
Dimana :
FS = gaya pada steam silinder
MEP = mean effective pressure yang diperoleh dari indicator
Ds = diameter steam silinder
Harga MEP dikoreksi untuk bermacam-macam steam engine
untuk :
- simple cylinder : MEP = p - b
P
- untuk Compound : MEP = 2P - - bR
R
Dimana : P = steam pressure
b = back pressure
R = (tekanan intermediate pada silinder)/(tekanan
tinggi pada silinder)
Bila harga b sangat kecil, maka harga MEP tidak perlu dikoreksi
untuk rumus-rumus ini.
2) Tekanan pada liquid silinder
2
F w = ( P D - PS ) ( π . D w) ………………………………………………..(111. 14)
4
Dimana :
P D = discharge pressure (psia)
PS = suction pressure (psia)
D w = diameter liquid silinder
F w = gaya pada liquid silinder
3)

Anda mungkin juga menyukai