PERSEPSI
MENGENAI DIRI
SENDIRI DAN
ORANG LAIN
Laura Wihanto, dr, M.Si
◦ Pembentukan kesan
◦ Teori atribusi
◦ Ketepatan kesan
2
Reality
Membuat kesan terperinci hanya berdasar sedikit sekali informasi
Mis: hanya berdasarkan penampilan fisik
PEMBENTUKAN
KESAN MENGENAI
ORANG LAIN
PERSEPSI MENGENAI
ORANG LAIN
PENYEBAB
perilaku
TEORI
ATRIBUSI :
Dapat memprediksi kejadian2
◦ Menganggap manusia di lingkungan
sebagai psikolog
amatir yang berusaha
memahami perilaku
Attribution: the process by which individuals explain the causes
yang diamatinya
of behavior and events
4
Perilaku tertentu dapat berdasar :
atribusi
Tingkat korespondensi tergantung:
1. Harus dianggap bahwa orang itu mempunyai pilihan, jika terpaksa maka dapat
diabaikan, mis: tidak menyontek karena dijaga ketat
2. Jika merupakan tindakan yang diinginkan masyarakat, informasi atribusi yang
diperoleh sedikit, mis: datang melayat dan memberi sumbangan
3. Makin sedikit efek dari tindakan yang diamati, makin besar dapat digunakan untuk
kesimpulan korespondensi, mis: menolong secara anonim lebih tinggi
korespodensinya daripada menolong diketahui orang banyak
5
PERSEPSI MENGENAI Bergantung ketrampilan mempersepsi
ORANG LAIN
Cara lain:
6
PERSEPSI DIRI
PERSEPSI DIRI
Peran observasi kita terhadap perilaku kita
sendiri pada keadaan di mana perilaku itu
Teori persepsi
diri timbul dapat membuat kesimpulan tentang
diri kita
8
“
9
Perilaku/p Reaksi dan
ersepsi harapan orang
Pendekatan lain
kita
Interaktif
Contoh : memperlakukan seorang anak sebagai anak nakal ,
terhadap lama kelamaan anak itu menjadi nakal betul
Persepsi
Diri Persepsi kita mengenai reaksi orang lain terhadap kita
membantu menentukan persepsi diri kita dan konsep diri kita
10
Perilaku kita terhadap orang lain
dipengaruhi oleh pikiran dan harapan kita
tentang pikiran dan harapan orang lain itu
tentang kita
Manajeme
n Kesan Terjadi manipulasi apa yang dilakukan
/katakan
Perilaku verbal lebih mudah
dikendalikan daripada perilaku non
verbal
11
Penilaian
berdasarkan Mempengaruhi
Persepsi atau salah
informasi saat diagnosis dan terapi
persepsi
wawancara (verbal selanjutnya
&non verbal)
mempengaruhi
Persepsi
dalam Faktor kesamaan
interaksi pasien dengan orang
lain yang telah
pasien dan dikenal
karyawan
kesehatan Sebaliknya pasien juga melakukan hal yang sama, membangun
persepsi terhadap tenaga kesehatan yang dapat mempengaruhi
hasil terapi
Mis: Tenaga kesehatan dianggap kompeten atau sembrono/tidak
peduli
12
MEMBANTU ORANG BERUBAH
(menolong orang lain berubah)
Bahan kajian :
• Pendekatan dalam membantu manusia seutuhnya
• Suasana menolong
• Pendekatan somatik;
• Pendekatan psikologis
• Pengambilan keputusan pada akhir hidup
• Gangguan iatrogenik
13
Pendekatan somatik:
Pendekatan psikologis:
- Pembedahan
- Psikoterapi dinamik
- Farmakoterapi
- Psikoterapi genetik-dinamik
PENDEKATAN - Fisioterapi
- Cara psikologis lain
-
DALAM Sarana fisik lainnya
MEMBANTU
MANUSIA
SEUTUHNYA Pendekatan spiritual:
- Doa
Pendekatan lingkungan:
- Manipulasi lingkungan
- Upacara spiritual lainnya
- Sosioterapi
◦ Faktor pengganggu :
SUASANA
◦ Resistensi : hambatan pasien mengeluarkan isi hati
15
Contoh dalam konteks kedokteran jiwa
▪ Obat psikotropik:
16
Pendekatan Psikologis
Psikoterapi profesional : cara pengobatan terhadap masalah emosional
pasien yang datang dengan sukarela dan dilakukan oleh seseorang yang terlatih
dalam hubungan profesional yang bertujuan menghilangkan, mengubah, atau
menghambat perilaku yang terganggu dan mengembangkan kepribadian yang
positif
17
Jenis:
◦ Hipnosis
- Desensitisasi in vitro (dalam fantasi)/in vivo (dalam kenyataan) > naik tangga ,
Terapi bawah, bergoyang2 hingga ketakutan sampai tidak tidak takut lagi
kognitif
-
(CBT)
Operant conditioning> diberi pujian/reward setiap kali berhasil melangkah
- Regulasi diri sendiri> klien diminta meyakinkan diri sendiri setiap naik tangga
19
dengan missal mengatakan “ ini tidak sukar, saya bisa mengatasinya”
1. Psikoterapi Reedukatif 2. Psikoterapi Rekonstruktif
Tujuan mencapai pengertian tentang Tujuan mencapai pengertian tentang
konflik di alam sadar konflik di alam tak sadar
Cara, a.l: Jenis:
20
KUALITAS HIDUP
Tujuan utama menolong bukan memperpanjang hidup tetapi memperhatikan KUALITAS HIDUP
Kondisi
badani
Pekerjaan
Aspek dan waktu
spiritual
Kualitas luang
hidup
Aspek
Hubungan
psikologis
antar
dan
manusia
emosional
21
Pengambilan keputusan pada akhir hidup
• Penolong pada akhirnya harus menyadari bahwa usahanya sudah cukup secara
pemikiran ilmiah (sekuat pikiran, tenaga dan hati nurani)
• Kita wajib memperpanjang hidup dengan cara proporsional (wajar), tidak dengan cara
yang tidak proporsional
• Keputusan etik didasarkan pada informasi yang masuk , kita tidak perlu merasa
bersalah asalkan sudah dipertimbangkan masak2 dan merupakan keputusan yang
terbaik
22
Gangguan Iatrogenik
Gangguan pada pasien karena pertolongan tanpa disadari oleh penolong (bukan resiko yang
diperhitungkan) yang disebabkan karena sikap, wawancara, ucapan, dan pertolongan itu sendiri.
Bentuk :
1. Gangguan iatrogenik klinis
Mis: akibat obat atau pembedahan yang tidak perlu
2. Gangguan iatrogenik sosial
Mis: anjuran memakai obat padahal penyebab gangguan kesehatan adalah kedaan sosial yang jelek
3. Gangguan iatrogenik kultural
Mis: pasien jadi menganggap hidup badaninya sebagai sesuatu yang tidak berarti dan dimanipulasi
daripada sebagai bagian dari pribadinya yang harus hidup, bertumbuh dan diangkat lebih dari
yang lain
Jenis :
• Gangguan iatrogenik badani
• Gangguan iatrogenik mental/ ggn psikiatrogenik
23
Terima Kasih
24