Anda di halaman 1dari 17

Mata Kuliah Dasar Ilmu Komunikasi

Persepsi :
Inti Komunikasi
Prita Priantini Nur Chidayah, S.Pt., M.I.Kom
Pada abad ke-19 terjadi perbedaan
pandangan antara para psikolog dengan
pawa ilmuwan mengenai mata.

Para psikolog menyebut mata sebagai


kamera dan retina sebagai film yang
merekam pola-pola cahaya.
Sedangkan, para ilmuwan menyebut apa
yang kita lihat adalah hasil citra retina mata
dan kondisi pikiran pengamat.

Kita dapat mengatakan ilmuwan dan


psikolog memiliki perbedaan persepsi dalam
mendefinisikan mata
Persepsi : proses internal yang memungkinkan
kita memilih, mengorganisasikan, dan
menafisirkan rangsangan dari lingkungan kita,
dan proses tersebut mempengaruhi kita.

Persepsi : cara organisme memberi makna


(Wenburg & Wilmot).

Persepsi : proses dengan mana kita menjadi


sadar akan banyaknya stimulus yang
mempengaruhi indra kita.
Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan
penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi,
yang identik dengan penyandian-balik
(decoding) dalam proses komunikasi.

Persepsi disebut sebagai inti komunikasi,


karena jika persepsi kita tidak akurat, tidak
mungkin kita berkomunikasi dengan efektif.
Persepsilah yang menentukan kita memilih
suatu pesan dan mengabaikan pesan yang
lain.
Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi
antarindividu, semakin mudah dan semakin
sering mereka berkomunikasi.
Persepsi meliputi penginderaan (sensasi)
melalui alat-alat indra kita, atensi, dan
interpretasi.

Kenneth K, Sereno, dan Edward M.


Bodaken, juga Judy C. Pearson, dan
Paul E. Nelson, menyebutkan bahwa
persepsi terdiri dari tiga aktivitas,
yaitu : seleksi, organisasi, dan
interpretasi.
Tahap terpenting dalam persepsi adalah
interpretasi atau informasi yang kita peroleh
melalui salah satu atau lebih indra kita.

Pengetahuan yang kita peroleh melalui


persepsi bukan pengetahuan mengenai objek
yang sebenarnya, melainkan pengetahuan
mengenai bagaimana tampaknya objek
tersebut.
Umumnya kita hanya dapat memperhatikan
satu rangsangan saja secara penuh.

Jika kita memperhatikan dua atau lebih


rangsangan pada saat yang sama, kualitas
perhatian kita akan berkurang terhadap
rangsangan-rangsangan tersebut.
A. Persepsi terhadap lingkungan fisik
Persepsi terbagi
Persepsi sering mengecoh kita. Itulah yang
menjadi disebut ilusi perseptual. Kita merasa dunia ini
datar, padahal bulat.

Dalam mempersepsi lingkungan fisik, kita


terkadang melakukan kekeliruan. Indra tidak
jarang menipu kita.

Latar belakang pengalaman, budaya, dan


suasana psikologis yang berbeda juga
membuat persepsi kita berbeda atas suatu
objek.
B. Persepsi sosial
Persepsi terbagi
Persepsi sosial adalah proses menangkap arti
menjadi objek-objek sosial dan kejadian-kejadian yang
kita alami dalam lingkaran kita. Manusia
bersifat emosional, sehingga penilaian
terhadap mereka bersifat berisiko.

Prinsip penting persepsi sosial :


1. Persepsi berdasarkan pengalaman
2. Persepsi bersifat selektif
3. Persepsi bersifat dugaan
4. Persepsi bersifat evaluatif
5. Persepsi bersifat kontekstual
Persepsi dan Budaya
Persepsi itu terikat pada budaya. Semakin
besar perbedaan budaya antara dua orang
semakin besar pula perbedaan persepsi
mereka terhadap realitas. Dan oleh karena
tidak ada dua orang yang mempunyai nilai-
nilai budaya yang persis sama, maka tidak
pernah ada dua orang yang mempunyai
persepsi yang pasti sama pula.
Persepsi dan Budaya
Larry A. Samovar dan Richard E. Porter
mengemukakan enam unsur budaya yang secara
langsung mempengaruhi persepsi kita ketika
berkomunikasi dengan orang dari budaya lain, yakni:
Kepercayaan, nilai, dan sikap
Pandangan dunia
Oraganisasi sosial
Tabiat manusia
Orientasi kegiatan
Persepsi tentang diri dan orang lain
KEKELIRUAN DAN
KEGAGALAN PERSEPSI

1. Kesalahan atribusi
Atribusi : proses dalam diri internal kita
untuk memahami penyebab perilaku orang
lain.

Dalam usaha mengetahui orang lain, kita


menggunakan berberapa sumber
informasi. Faktor seperti usia, gaya
pakaian, dan daya tarik dapat memberikan
isyarat mengenai sifat-sifat utama mereka.
KEKELIRUAN DAN
KEGAGALAN PERSEPSI

2. Efek halo
Kesalahan persepsi yang disebut efek halo (halo
effects) merujuk pada fakta bahwa begitu kita
membentuk kesan menyeluruh mengenai
seseorang, kesan yang menyeluruh ini
cenderung menimbulkan efek yang kuat atas
penilaian kita akan sifat-sifatnya yang spesifik.
Efek halo ini memang lazim berpengaruh kuat
pada diri kita dalam menilai orang lain.
KEKELIRUAN DAN
KEGAGALAN PERSEPSI
3. Steorotip
stereotyping : menggeneralisasikan orang-orang
berdasarkan informasi yang sedikit dan membentuk
asumsi mereka berdasarkan keanggotaan mereka dalam
suatu kelompok. Dengan kata lain, penstereotipan
adalah proses menempatkan orang-orang dan objek-
objek ke dalam kategori-kategori yang mapan atau
penilaian mengenai orang-orang atau objek-objek
berdasarkan kategori-kategori yang dianggap sesuai,
ketimbang berdasarkan karakteristik individual mereka.
KEKELIRUAN DAN
KEGAGALAN PERSEPSI

4. Prasangka
Suatu kekeliruan persepsi terhadap orang yang
berbeda adalah prasangka, suatu konsep yang
sangat dekat dengan stereotip. Prasangka adalah
sikap tidak adil terhadap seseorang atau suatu
kelompok.
Sebagaimana stereotip, prasangka ini alamiah dan
tidak terhindarkan.
KEKELIRUAN DAN
KEGAGALAN PERSEPSI
5. Gegar budaya (culture shock)
Menurut Kavalero Oberg gegar budaya (culture shock)
ditimbulkan oleh kecemasan karena hilangnya tanda-
tanda yang sudah dikenal dan simbol-simbol hubungan
sosial. Lundstedt mengatakan bahwa gegar budaya
adalah bentuk ketidakmampuan menyesuaikan diri
(personality mal-adjustment) yang merupakan reaksi
terhadap upaya sementara yang gagal untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan dan orang-orang
baru.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai