Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN II

Jurusan Teknik Lingkungan – FALTL- Universitas Trisakti


Genap 2021/2022
KELOMPOK 14
1. Jordan Nathaniel Nusalawo (082002000011)
2. Maisie Satya Ingrid Tertia Pariaribo (082002000013)

Asisten Mahasiswa : Aninda Lestari


PENENTUAN KADAR LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN MERKURI
(Hg) DI UDARA AMBIEN
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pencemaran udara terutama di kota-kota besar (ibukota provinsi) telah
menjadi salah satu masalah yang serius. Kontribusi pencemar terbesar berasal
dari emisi gas buang kendaraan bermotor, industri, pembangkit listrik, dan
kegiatan rumah tangga. Bahan pencemar udara yang ditimbulkan dapat berupa
gas maupun partikulat debu. Di Indonesia, saat ini belum tersedia data series
khususnya data logam berat di udara ambien. Polusi udara yang disebabkan
oleh paparan logam berat sangat berpengaruh untuk jangka panjang, disamping
itu polutan logam berat ini tahan di udara dan dapat berpindah-pindah sampai
ke daerah yang paling terpencil, karena biasanya polutan logam berat
terkandung dalam debu melayang di udara ambien dan apabila terhirup oleh
manusia melalui saluran pernafasan menembus sampai ke bagian dalam paru-
paru ke pembuluh darah hingga ke jantung.
Logam berat timbal (Pb), arsen (As), kadmium (Cd), merkuri (Hg),
kromium (Cr), mangan (Mn), dan nikel (Ni) adalah beberapa logam berat yang
menjadi pencemar di udara ambien yang umumnya berasal dari kegiatan
industri dan pembakaran batu bara. Meskipun kadarnya di atmosfer rendah,
logam-logam tersebut berkontribusi pada deposisi dan penumpukan
kandungan logam berat dalam tanah, sedimen dan organisme. Beberapa logam
berat yang ada di lingkungan membentuk bioakumulasi dalam rantai makanan,
sehingga menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan manusia dan
lingkungan
1.2 Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengukur dan mengetahui kadar
timbal (Pb) dan merkuri (Hg) dalam udara ambien di Kampus A, Gedung L
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Trisakti.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan mengililingi
bumi. Udara di alam tidak pernah ditemukan bersih tanpa polutan sama sekali.
(Nugroho, 2005). Pencemaran udara adalah jika udara di atmosfer dicampuri
dengan zat atau radiasi yang berpengaruh jelek terhadap organisme hidup.
(Sastrawijaya, 2009).
Menurut Undang-Undang No. 27 tahun 1997 pasal 1 ayat (12), bahwa
pencemaran udara disebabkan oleh aktivitas manusia seperti pencemaran yang
berasal dari pabrik, kendaraan bermotor, pembakaran sampah, sisa pertanian,
dan peristiwa alam seperti kebakaran hutan dan letusan gunung berapi
yang mengeluarkan gas, debu, dan awan panas.
Logam berat merupakan benda padat atau cair yang mempunyai berat 5
gram atau lebih untuk setiap cm3, dalam tubuh makhluk hidup logam berat
termasuk dalam mineral “trace” atau mineral yang jumlahnya sangat sedikit.
Terdapat logam yang bersifat esensial dan non-esensial, dimana logam yang
bersifat esensial digunakan untuk aktivitas sistem kerja enzim seperti seng
(Zn), tembaga (Cu), besi (Fe), dan lain sebagainya. Ada juga logam yang
bersifat non-esensial dan bersifat toksik terhadap makhluk hidup seperti timbal
(Pb), kadimium (Cd), dan merkuri (Hg). (Darmono, 2001)
Keberadaan logam berat di lingkungan dapat berasal dari dua sumber,
yaitu pertama berasal dari alam dengan kadar di biosfer yang relatif kecil.
Keberadaan logam secara alami tidak membahayakan lingkungan. Yang kedua
yaitu dari antropogenik dimana keberadaan logam berat tersebut diakibatkan
oleh aktivitas manusia, misalnya limbah industri pelapisan logam,
pertimbangan, cat, pembuangan zat kendaraan bermotor, serta barang-barang
bekas seperti baterai, kaleng, dan lain sebagainya. (Lubis dkk, 2013).
Timbal (Pb) termasuk dalam kelompok logam berat golongan IVA dalam
Sistem Periodik Unsur kimia. Logam Pb yang mencemari udara terdapat
dalam dua bentuk, yaitu dalam bentuk gas dan partikel-partikel. Gas timbal
terutama berasal dari pembakaran bahan aditif bensin dari kendaraan bermotor
yang terdiri dari tetraetil Pb dan tetrametil Pb. Partikel-partikel Pb di udara
berasal dari sumber-sumber lain seperti pabrik-pabrik alkil Pb dan Pb oksida,
pembakaran arang dan sebagainya. Polusi Pb yang terbesar berasal dari
pembakaran bensin, dimana dihasilkan berbagai komponen Pb, terutama
PbBrCl dan PbBrCl.2PbO (Fardiaz, 1992). Logam Pb yang terkandung dalam
bensin ini sangatlah berbahaya, sebab pembakaran bensin akan mengemisikan
0,09 gram timbal tiap 1 km. Bila di Jakarta, setiap harinya 1 juta unit kendaraan
bermotor yang bergerak sejauh 15 km akan mengemisikan 1,35 ton Pb/hari.
Efek yang ditimbulkan tidak main-main. Salah satunya yaitu kemunduran IQ
dan kerusakan otak yang ditimbulkan dari emisi timbal ini. Pada orang dewasa
umumnya ciri -ciri keracunan timbal adalah pusing, kehilangan selera, sakit
kepala, anemia, sukar tidur, lemah, dan keguguran kandungan. Selain itu timbal
berbahaya karena dapat mengakibatkan perubahan bentuk dan ukuran sel darah
merah yang mengakibatkan tekanan darah tinggi. Emisi Pb ke udara dapat
berupa gas atau partikel sebagai hasil samping pembakaran yang kurang
sempurna dalam mesin kendaraan bermotor. Semakin kurang sempurna proses
pembakaran dalam mesin kendaraan bermotor, maka semakin banyak jumlah
Pb yang akan di emisikan ke udara. Senyawa yang terdapat dalam kendaraan
bermotor yaitu PbBrCl, PbBrCl.2PbO, PbCl2, Pb(OH)Cl, PbBr2, dan
PbCO3.2PbO, diantara senyawa tersebut PbCO3.PbO merupakan senyawa
yang berbahaya bagi kesehatan. Manusia menyerap timbal melalui udara, debu,
air dan makanan. Tetraethyl lead (TEL), yang merupakan bahan logam timah
hitam (timbal) yang ditambahkan ke dalam bahan bakar berkualitas rendah
untuk menurunkan nilai oktan. Pb organik diabsorbsi terutama melalui saluran
pencernaan dan pernafasan dan merupakan sumber Pb utama di dalam tubuh.
Selain itu mangan pada MMT dan karsiogenik pada MTBE (bahan aditif pada
bensin selain TEL yang menghasilkan zat berbahaya bagi tubuh) (Anonim,
2010).
Kadar Hg di udara ambien daerah yang tidak tercemar oleh Hg berkisar
antara 20-50 ng/m3. Dengan kadar Hg udara ambien sebesar 50 ng/m3, dalam
waktu tiga hari banyaknya Hg yang terhisap oleh paru sebesar 1 µg/hari. Gejala
klinis yang timbul, tergantung pada banyaknya Hg yang masuk ke dalam tubuh,
mulai dari gejala yang paling ringan yaitu parestesia sampai gejala yang lebih
berat yaitu ataxia, dysarthria bahkan dapat menyebabkan kematian. Paparan
oleh Hg (biasanya berupa metil merkuri) pada saat prenatal akan nampak
setelah bayi lahir yang dapat berupa cerebral palsy maupun retardasi mental.
Keracunan ini dapat terjadi jika pada ibu hamil yang mengkonsumsi daging
binatang yang diberi pakan padi - padian yang disemprot fungisida yang
mengandung metil merkuri. Keracunan Hg yang akut dapat menyebabkan
terjadinya kerusakan saluran pencernaan, gangguan kardiova sculer, kegagalan
ginjal akut maupun shock. Pada pemeriksaan laboratorium tampak terjadinya
denaturasi protein enzim yang tidak aktif dan kerusakan membran sel. Metil
maupun etil merkuri merupakan racun yang dapat mengganggu susunan syaraf
pusat (serebrum dan serebellum) maupun syaraf perifer. Kelainan syaraf
perifer dapat berupa parastesia, hilangnya rasa pada anggota gerak dan sekitar
mulut serta dapat pula terjadi menyempitnya jarak pandang dan berkurangnya
pendengaran. Keracunan merkuri dapat pula berpengaruh terhadap fungsi
ginjal yaitu terjadinya proteinuria. Pada karyawan yang terpapar kronis oleh
fenil dan alkil merkuri dapat timbul dermatitis. Selain mempunyai efek pada
susunan syaraf, Hg juga dapat menyebabkan kelainan psikiatri berupa
insomnia, nervus, kepala pusing, gampang lupa, tremor dan depresi.
Prinsip uji yang digunakan antara lain memanfaatkan partikel di udara
ambien yang akan ditangkap menggunakan alat HVAS dan media penyaring.
Logam berat didalamnya akan didestruksi dengan pelarut asam, kemudian di
ukur dengan spektrofotometer serapan atom nyala.
III. ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
Berikut ini merupakan alat yang digunakan dalam pengujian logam
berat pada udara ambien.
Tabel 3.1 Alat-alat

No Nama Alat Jumlah Gambar

1 Spektrofotometer 1
serapan atom
nyala

2 Pipet Volumetrik 1

3 Gelas Ukur 100 ml 1

4 Pemanas Listrik 1

5 Gelas Piala 100 ml 1

6 Kaca Arloji 1
7 Kertas saring berpori 1

8 Labu ukur 1

1
9 Corong gelas

10 Gunting 1

3.2 Bahan
Berikut ini merupakan bahan yang digunakan dalam pengujian logam
berat pada udara ambien.
Tabel 3.2 Bahan-bahan
No Bahan Jumlah Gambar

Larutan asam nitrat 50 ml


1 (HNO3) (2+8)

2 Larutan asam klorida 110 ml


(HCl) (1+2)
3 Hidrogen peroksida 5 ml
(H2O2)

4 Air bebas mineral -

5 Gas asetilen - -

6 Filter pengujian TSP 1

IV. CARA KERJA


4.1 Diagram Sampling

Potong seperempat bagian Ambil satu bagian potongan


filter yang berasal dari filter, masukkan ke dalam
pengujian TSP, lalu hitung Erlenmeyer
dan catat luas (mm2)

Turunkan contoh uji dan Tambahkan 60 ml HCL, 5


Panaskan pada suhu 105 °C
diamkan hingga mencapai ml H2O2 pekat dan beri
kurang lebih1 jam di heater
suhu kamar / stabil kode “A” pada Erlenmeyer
4.2 Diagram Analisis

Saring sampel uji dengan Tambahkan 50 ml HCL pada


corong yang sudah diberi Erlenmeyer “A” kemudian
filter pada Erlenmeyer “A” panaskan selama 30 menit
ke Erlenmeyer “B”

Dinginkan contoh uji dan


Setelah didinginkan, kemudian lakukan
Pindahkan sampel uji
pindahkan sampel penyaringan kembali, lalu
Erlenmeyer “A” ke “B”
Erlenmeyer “B” 50 ml ke satukan filtrat dalam
kemudian panaskan hingga
labu ukur, lalu bilas erlenmeyer “B”
membentuk kristal
erlenmeyer “B” dengan
HNO3 tuang ke labu ukur

Kemudian isi labu ukur sampai


tanda tera dengan HNO3,
homogenkan dan ukur dengan
menggunakan alat SSA.

V. HASIL PENGAMATAN
5.1 Lokasi Penelitian
Lokasi : Depan Gedung L Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Kampus A
Universitas Trisakti
Titik Koordinat : 6°10'7.11 LS; 106°47'21.33 BT
Hari/Tanggal : Selasa, 17 Mei 2022
Waktu : 11.05 s.d 11.35 WIB
5.2 Data Meteorologi

Tabel 5.1 tabel data meteorologi


No Data Meteorologi Keterangan
1 Arah Angin Barat ke Timur
2 Kelembaban (%RH) 67%RH
3 Kecepatan Angin 1,67 m/s
4 Suhu udara 32 °C
5 Tekanan udara 775 mmHg

5.3 Data pengamatan

Tabel 5.2 Tabel data sampling Timbal (Pb)


Data Sampling Pb
Larutan Konsentrasi (ppm) Absorbansi
Blanko 0 0
Standar 1 0.5 0.01523
Standar 2 1 0.02416
Standar 3 2 0.04834
Standar 4 5 0.11446
Standar 5 10 0.22031

Tabel 5.3 Tabel data sampling Merkuri (Hg)


Data Sampling Hg
Larutan Konsentrasi (ppm) Absorbansi
Blanko 0 0
Standar 1 2 0.24404
Standar 2 3 0.36944
Standar 3 4 0.39731
Standar 4 5 0.7621
Standar 5 10 1.0216
Kurva kalibrasi Pb
0.25

0.2

0.15

0.1

0.05 y = 0.0219x + 0.003


R² = 0.9994
0
0 2 4 6 8 10 12

Grafik 1 Kurva Kalibrasi Pb

Kurva Kalibrasi Hg
1.2
y = 0.104x + 0.0496
1 R² = 0.9275

0.8

0.6

0.4

0.2

0
0 2 4 6 8 10 12

Grafik 2 Kurva Kalibrasi Hg

5.4 Data hasil pengamatan


Tabel 5.4 Tabel hasil pengamatan
No Parameter Konsentrasi Pb (ppm) Konsentrasi Hg (ppm)
Pb dan Hg
1 Terdapat pada kertas filter 5.708 9.475
hasil pengujian TSP
VI. RUMUS DAN PERHITUNGAN
6.1 Rumus
6.1.1 Konsentrasi Timbal contoh uji

Keterangan :
Cpb adalah kadar timbal di udara (µg/Nm3)
Ct adalah kadar timbal dalam larutan contoh uji (µg/mL)
Cb adalah kadar timbal dalam larutan blanko (µg/mL)
Vt adalah volume larutan contoh uji (mL)
S adalah luas contoh uji yang terpapar debu pada permukaan filter
(mm2)
St adalah luas contoh uji yang digunakan(mm2)
V adalah volume udara yang dihisap dikoreksi pada kondisi normal 25
°C, 760 mmHg (Nm3)

6.1.2 Konsentrasi Merkuri contoh uji

𝑆
(𝐶𝑡−𝐶𝑏)𝑥 𝑉𝑡 𝑥 ( )
𝑆𝑡
C Hg =
𝑉

Keterangan :
C Hg adalah kadar Merkuri di udara (µg/Nm3)
Ct adalah kadar Merkuri dalam larutan contoh uji (µg/mL)
Cb adalah kadar Merkuri dalam larutan blanko (µg/mL)
Vt adalah volume larutan contoh uji (mL)
S adalah luas contoh uji yang terpapar debu pada permukaan filter
(mm2)
St adalah luas contoh uji yang digunakan(mm2)
V adalah volume udara yang dihisap dikoreksi pada kondisi normal 25
°C, 760 mmHg (Nm3)
6.1.3 Konsentrasi C2

𝑡1 𝑛
C2 = 𝐶1 𝑥 (𝑡2)

Keterangan :
C1 adalah konsentrasi untuk waktu sampling t1
C2 adalah perkiraan konsentrasi untuk waktu sampling t2
n adalah konstanta 0.17 - 0.2, gunakan nilai tengah 0.185

6.1.4 Konversi ppm ke µg/Nm3

𝐵𝑀
C = 𝑝𝑝𝑚 𝑥 𝑥 103
24,45

Keterangan :
C adalah Konsentrasi kadar parameter (µg/Nm3)
BM adalah Berat Molekul

6.2 Perhitungan
6.2.1 Perhitungan Kadar Timbal (Pb)
Diketahui : Ct = 5,708 ppm
Cb = 0
Vt = 50 mL
V = 0,285 L/detik
S = 3972,5 mm2
St = 993,125 mm2
Ditanya : C Pb ?
Jawab :

3972,5
(5,708−0)𝑥 50 𝑥 ( )
993,125
C Pb 30 menit = = 4007,008 ppm
0,285
30 0,185
C Pb 24 jam = 4007,008 𝑥 (1440) = 1957,90 ppm

1440 0,185
C Pb 1 tahun = 1957,90 𝑥 (525960) = 657,22 ppm

Konversi kadar Timbal dari ppm ke µg/Nm3


207,2
C Pb 30 menit = 4007,008 x 24,45 𝑥 103 = 33957142 µg/Nm3
207,2
C Pb 24 jam = 1957,90 x 24,45 𝑥 103 = 16592106 µg/Nm3
207,2
C Pb 1 tahun = 657,22 x 24,45 𝑥 103 = 5569578 µg/Nm3

6.2.2 Perhitungan Kadar Merkuri (Hg)


Diketahui : Ct = 9,475 ppm
Cb = 0
Vt = 50 mL
V = 0,285 L/detik
S = 3972,5 mm2
St = 993,125 mm2
Ditanya : C Hg ?
Jawab :
𝑆
(𝐶𝑡−𝐶𝑏)𝑥 𝑉𝑡 𝑥 ( )
𝑆𝑡
CHg = 𝑉

3972,5
(9,475−0) 𝑥 50 𝑥 ( )
993,125
C Hg 30 menit = = 6651,714 ppm
0,285

30 0,185
C Hg 24 jam = 6651,714 𝑥 (1440) = 3250,15 ppm

1440 0,185
C Hg 1 tahun = 3250,15 𝑥 ( ) = 1091,00 ppm
525960

Konversi kadar Timbal dari ppm ke µg/Nm3


200,59
C Hg 30 menit = 6651,714 x 𝑥 103 = 54571260 µg/Nm3
24,45
200,59
C hg 24 jam = 3250,15 x 𝑥 103 = 26664556 µg/Nm3
24,45
207,2
C Hg 1 tahun = 1091,00 x 24,45 𝑥 103 = 8950662 µg/Nm3
VII. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini dilakukan pengamatan terhadap konsentrasi


Logam Berat (Pb dan Hg) di udara ambien di Universitas Trisakti Kampus A,
dengan menggunakan metode destruksi cara basah menggunakan
spektrofotometer serapan atom nyala. Titik pengambilan sampling berada di
depan Gedung L Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Pengambilan contoh uji
Logam Berat dilakukan selama 30 menit mulai pukul 11.05 -11.35 WIB.
Kondisi saat pengambilan contoh uji Logam Berat sekitar Gedung L Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, universitas Trisakti yaitu kelembaban sekitar 67% RH,
kecepatan angin sebesar 1,67 m/s, temperatur berkisar 32 °C, tekanan udara
sebesar 775 mmHg, dan arah angin bertiup dari barat ke timur.

Pada percobaan ini menggunakan filter hasil pengujian TSP, kemudian


pengujian menggunakan metode destruksi cara basah dan diukur dengan
spektrofotometer serapan atom nyala selama 30 menit dari hasil percobaan
tersebut kadar kandungan timbal (Pb) diudara ambien selama 30 menit sebesar
4007,008 ppm atau sebesar 33957142 µg/Nm3, dan perkiraan konsentrasi Pb
diudara ambien selama 24 jam sebesar 1957,90 ppm atau 16592105 µg/Nm3,
dan sebesar 657,22 ppm atau 5569578 µg/Nm3 dalam 1 tahun. Sementara untuk
konsentrasi Merkuri (Hg) diudara ambien selama 30 menit sebesar 6651,714
ppm atau 54571260 µg/Nm3, dan untuk perkiraan selama 24 jam 3250,15 ppm
atau 26664556 µg/Nm3, dan untuk 1 tahun sebesar 1091,00 ppm atau 8950662
µg/Nm3.

Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa Timbal (Pb) diudara ambien di
sekitar gedung L Fakultas Ekonomi dan Bisnis, universitas Trisakti sangat
tinggi karena kadar tersebut melewati batas ambang konsentrasi Pb di udara
ambien yang di tentukan berdasarkan Baku Mutu Udara Ambien PP RI No. 22
Tahun 2021 konsentrasi Pb di udara ambien selama 24 jam sebesar 2 µg/Nm3
dan berdasarkan KepGub DKI Jakarta No. 551 Tahun 2001 konsentrasi TSP di
udara ambien selama 24 jam sebesar 2 µg/Nm3 dan selama 1 tahun sebesar 1
µg/Nm3. Begitupun, untuk konsentrasi Merkuri (Hg) diudara ambien sekitar
kampus melewati ambang batas yang telah di tentukan oleh World Health
Organization (WHO), (2017) yaitu sebesar 1 µg/Nm3.

Konsentrasi Pb yang tinggi diudara ambien dapat berdampak pada


kesehatan manusia seperti kemunduran IQ dan kerusakan otak yang
ditimbulkan dari emisi timbal ini. Selain itu jika keracunan timbal dapat
mengakibatkan pusing, kehilangan selera, sakit kepala, anemia, sukar tidur,
lemah, dan keguguran kandungan, mengakibatkan perubahan bentuk dan
ukuran sel darah merah yang mengakibatkan tekanan darah tinggi. Dan juga
untuk kadar Hg yang tinggi dapat mengakibatkan kerusakan saluran
pencernaan, gangguan kardiova sculler, kegagalan ginjal akut maupun shock
dan bahkan menyebabkan kematian.

VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan dapat di ambil kesimpulan, yaitu:
1. Dalam menentukan kadar logam berat dalam udara ambien menggunakan
metode destruksi cara basah dengan spektrofotometer serapan atom nyala.
2. Konsentrasi timbal diudara ambien selama 30 menit sebesar 4007,008 ppm
atau sebesar 33957142 µg/Nm3, dan perkiraan konsentrasi Pb diudara
ambien selama 24 jam sebesar 1957,90 ppm atau 16592105 µg/Nm3, dan
sebesar 657,22 ppm atau 5569578 µg/Nm3 dalam 1 tahun. Jika
dibandingkan dengan Baku Mutu Udara Ambien konsentrasi timbal
melewati nilai batas ambang yang di tentukan.
3. Konsentrasi Merkuri (Hg) diudara ambien selama 30 menit sebesar
6651,714 ppm atau 54571260 µg/Nm3, dan untuk perkiraan selama 24 jam
3250,15 ppm atau 26664556 µg/Nm3, dan untuk 1 tahun sebesar 1091,00
ppm atau 8950662 µg/Nm3. Jika dibandingkan dengan Baku Mutu Udara
Ambien konsentrasi merkuri melewati nilai batas ambang yang di tentukan.
4. Konsentrasi Pb yang tinggi diudara ambien dapat berdampak pada
kesehatan manusia seperti kemunduran IQ dan kerusakan otak yang
ditimbulkan dari emisi timbal ini. Selain itu jika keracunan timbal dapat
mengakibatkan pusing, kehilangan selera, sakit kepala, anemia, sukar tidur,
lemah, dan keguguran kandungan, mengakibatkan perubahan bentuk dan
ukuran sel darah merah yang mengakibatkan tekanan darah tinggi. Dan juga
untuk kadar Hg yang tinggi dapat mengakibatkan kerusakan saluran
pencernaan, gangguan kardiova sculler, kegagalan ginjal akut maupun
shock dan bahkan menyebabkan kematian.
DAFTAR PUSTAKA

SNI 7119-4-2017. Udara ambien – Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan
metoda destruksi cara basah menggunakan spektrofotometer serapan atom nyala.

Baku Mutu Udara Ambien PP No. 22 Tahun 2021

Prasasti, C. I., Mukono, J., & Sudarmaji, S. (2006). Toksikologi logam berat
B3 dan dampaknya terhadap kesehatan. Jurnal Kesehatan Lingkungan Unair, 2(2),
3956.

Gusnita, D. (2012). Pencemaran logam berat timbal (Pb) di udara dan upaya
penghapusan bensin bertimbal. Berita Dirgantara, 13(3).

Mukhtar, R., Lahtiani, S., Panjaitan, E. H., Wahyudi, H., Santoso, M., &
Lestiani, D. D. (2014). Kajian Baku Mutu Logam Berat Di Udara Ambien
Sebagai Bahan Masukan Lampiran PP 41/1999 Tentang Pengendalian
Pencemaran Udara. Ecolab, 8(1), 32-42.

Ivan Fadillah Setyo Rizky. (2016). Laporan PKL Kesehatan Lingkungan


ANALISA KADAR LOGAM Cd, Pb DAN Zn SUNGAI TOWO Gresik
DENGAN MENGGUNAKAN AAS (Atomic Absorbent Spectophotometer).
https://www.academia.edu/31597938/Laporan_PKL_Kesehatan_Lingkungan_AN
ALISA_KADAR_LOGAM_Cd_Pb_DAN_Zn_SUNGAI_TOWO_Gresik_DENG
AN_MENGGUNAKAN_AAS_Atomic_Absorbent_Spectophotometer_ (diakses
22 Mei 2022)

Akbar salman. LAPRAK Pb dan Zn.docx. https://pdfcoffee.com/laprak-pb-dan-


zndocx-pdf-free.html (diakses 22 Mei 2022)
LAMPIRAN

- LOKASI

- HASIL PENGAMATAN
o Lokasi Penelitian
Lokasi : Depan Gedung L Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Kampus A
Universitas Trisakti
Titik Koordinat : 6°10'7.11 LS; 106°47'21.33 BT
Hari/Tanggal : Selasa, 17 Mei 2022
Waktu : 11.05 s.d 11.35 WIB
o Data Meteorologi

Tabel 5.1 tabel data meteorologi


No Data Meteorologi Keterangan
1 Arah Angin Barat ke Timur
2 Kelembaban (%RH) 67%RH
3 Kecepatan Angin 1,67 m/s
4 Suhu udara 32 °C
5 Tekanan udara 775 mmHg
o Data pengamatan
Tabel 5.2 Tabel data sampling Timbal (Pb)

Data Sampling Pb
Larutan Konsentrasi (ppm) Absorbansi
Blanko 0 0
Standar 1 0.5 0.01523
Standar 2 1 0.02416
Standar 3 2 0.04834
Standar 4 5 0.11446
Standar 5 10 0.22031

Tabel 5.3 Tabel data sampling Merkuri (Hg)

Data Sampling Hg
Larutan Konsentrasi (ppm) Absorbansi
Blanko 0 0
Standar 1 2 0.24404
Standar 2 3 0.36944
Standar 3 4 0.39731
Standar 4 5 0.7621
Standar 5 10 1.0216

Kurva kalibrasi Pb
0.25

0.2

0.15

0.1

0.05 y = 0.0219x + 0.003


R² = 0.9994
0
0 2 4 6 8 10 12

Grafik 1 Kurva Kalibrasi Pb


Kurva Kalibrasi Hg
1.2
y = 0.104x + 0.0496
1 R² = 0.9275

0.8

0.6

0.4

0.2

0
0 2 4 6 8 10 12

Grafik 2 Kurva Kalibrasi Hg

o Data hasil pengamatan


Tabel 5.4 Tabel hasil pengamatan
No Parameter Konsentrasi Pb (ppm) Konsentrasi Hg (ppm)
Pb dan Hg
1 Terdapat pada kertas filter 5.708 9.475
hasil pengujian TSP

Anda mungkin juga menyukai