Anda di halaman 1dari 82

UNIVERSITAS INDONESIA

Hubungan Karakteristik Pelajar SMA dengan Eustress


Ketika Pembelajaran Jarak Jauh

SKRIPSI

DINDA NOVIARMACHDA

1706977992

Fakultas Ilmu Keperawatan

Program Sarjana Reguler

Depok

Desember, 2020
UNIVERSITAS INDONESIA

Hubungan Karakteristik Pelajar SMA dengan Eustress


Ketika Pembelajaran Jarak Jauh

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana Ilmu Keperawatan

DINDA NOVIARMACHDA

1706977992

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM SARJANA REGULER

DEPOK

DESEMBER, 2020
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip
maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Dinda Noviarmachda

NPM : 1706977992

Tanda tangan :

Tanggal : 17 Desember 2020

i
Universitas Indonesia
HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal skripsi ini diajukan oleh:

Nama Mahasiswa : Dinda Noviarmachda

NPM : 1706977992

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Judul Skripsi : Hubungan Karakteristik Pelajar SMA dengan Eustress


Ketika Pembelajaran Jarak Jauh

Telah disetujui oleh pembimbing untuk dipertahankan di hadapan Dewan Penguji


dalam Sidang Akhir sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk
memperoleh gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi Sarjana
Keperawatan, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.

PEMBIMBING

Pembimbing : Dr. Novy Helena Chatarina Daulima, S.Kp., M.Sc

Disetujui di : Depok

Tanggal : 07 Juli 2021

ii
Universitas Indonesia
HALAMAN PENGESAHAN

Proposal skripsi ini diajukan oleh:

Nama : Dinda Noviarmachda

NPM : 1706977992

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Judul Skripsi : Hubungan Karakteristik Pelajar SMA dengan


Eustress Ketika Pembelajaran Jarak Jauh

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji pada Sidang Akhir dan
diterima sebagai persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana
Keperawatan pada Program Studi Sarjana Keperawatan, Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia

DEWAN PENGUJI

Pembimbing : Dr. Novy Helena Chatarina Daulima, S.Kp., M.Sc ( )

Penguji 1 : Ria Utami Panjaitan, M.Kep ( )

Penguji 2 : Herni Susanti, S.Kp., M.N., Ph.D ( )

Ditetapkan di : Depok

Tanggal :

iii
Universitas Indonesia
Kata Pengantar

Puji syukur kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan ridho-Nya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu
syarat untuk mencapai gelar Sarjana Keperawatan pada Fakultas Keperawatan
Universitas Indonesia. Saya menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini
banyak tantangan dan hambatan yang saya alami, namun dapat diselesaikan
dengan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima
kasih kepada:

1. Bapak Agus Setiawan, S.Kp., M.N., D.N selaku Dekan Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia.

2. Ibu Dr. Tuti Nuraini, S.Kp., M.Biomed sekalu koordinator mata kuliah
pengantar skripsi.

3 .Ibu Dr. Novy Helena Catharina Daulima, S.Kp., M.Sc selaku pembimbing saya
yang telah memberikan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing,
memberikan masukan, serta dukungan kepada saya.

4. Ibu Ria Utami Panjaitan, S.Kp., M. Kep selaku penguji saya yang telah
meluangkan waktu dan memberikan saran ketika sidang skripsi saya.

5. Ibu Herni Susanti, S.Kp., M.N., Ph.D selaku penguji saya yang telah
meluangkan waktu dan memberikan saran ketika sidang skripsi saya.

6. Ibu Wiwit Kurniawati, M.Kep., Sp. Mat selaku Pembimbing Akademis (PA)
saya yang selalu memberikan dukungan kepada saya.

7. Kedua orang tua saya dan keluarga sebagai support sistem untuk penyusunan
skripsi.

8. Amyra, Amiroh, Fanny, Rafi, Nita, Asyifa dan Yustika selaku teman dekat saya
yang selalu memberikan semangat dan menghibur saya di masa perkuliahan.

iv
Universitas Indonesia
9. Tania dan Dinda Tasya selaku teman-teman seperbimbingan saya yang selalu
membantu dan memberi informasi penting dalam penyelesaian proposal ini.

10. Seluruh mahasiwa S1 Reguler Fakultas Ilmu Keperawatan angkatan 2017


yang selalu memberikan informasi terkait pembuatan proposal dan menjadi
penyemangat dalam penyelesaian proposal ini.

11. Mas Alfi yang telah membantu dan memberikan support dalam penyusunan
proposal penelitian ini.

Semoga Allah SWT membalas kebaikan semua pihak yang telah berkenan
membantu saya. Saya berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu keperawatan di Indonesia.

Depok, 15 Desember 2020

Dinda Noviarmachda

v
Universitas Indonesia
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di


bawah ini:

Nama : Dinda Noviarmachda

NPM : 1706977992

Program Studi : Sarjana Ilmu Keperawatan

Fakultas : Ilmu Keperawatan

Jenis karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Non-eksklusif (Non-exclusive Royalty-
Free Right) atas karya saya yang berjudul:

Hubungan Karakteristik Pelajar SMA dengan Eustress Ketika Pembelajaran Jarak


Jauh

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-
ekslusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalih media/formatkan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan
memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

Dibuat di : Jakarta

Pada tanggal : 04 Juli 2021

Yang menyatakan,

vi
Universitas Indonesia
(Dinda Noviarmachda)

ABSTRAK

Nama : Dinda Noviarmachda


Program Studi : Ilmu Keperawatan
Judul : Hubungan Hubungan Karakteristik Pelajar SMA dengan
Eustress Ketika Pembelajaran Jarak Jauh

Eustress dapat memberikan dampak yang positif bagi pelajar SMA ketika
pembelajaran jarak jauh. Karakteristik merupakan ciri-ciri, sifat-sifat, maupun
semua keterangan pada elemen ataupun hal apa saja yang dimiliki elemen, elemen
yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis kelamin dan jurusan peminatan.
Untuk jurusan peminatan terbagi menjadi dua yaitu IPA dan IPS. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik pelajar SMA dengan
eustress ketika pembelajaran jarak jauh. Desain penelitian menggunakan
deskriptif korelasional dengan pendekatan cross-sectional dan melibatkan 328
pelajar di SMAN 39 Jakarta. Instrumen yang digunakan adalah Educational
Stress Scale for Adolescents (ESSA) dan Academic Eustress Scale (AES). Hasil
penelitian ini menggunakan uji T independen, menyatakan adanya hubungan yang
bermakna antara karakteristik pelajar SMA yaitu jenis kelamin dengan eustress
(p= .00, α= .005). Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi perawat
kesehatan jiwa dalam menjalankan perannya sebagi edukator.

Kata Kunci: eustress, karakteristik pelajar SMA, pembelajaran jarak jauh.

vii
Universitas Indonesia
ABSTRACT

Name : Dinda Noviarmachda


Study Program : Faculty of Nursing
Tittle : Relationship between Characteristics of High School Students
and Eustress during Distance Learning

Eustress can have a positive impact on high school students when studying
remotely. Characteristics are characteristics, traits, as well as all information on
elements or things that are owned by elements, the elements used in this study are
gender and majors of specialization. The majors of specialization are divided into
two, that’s it IPA and IPS. This study was conducted to determine the relationship
between the characteristics of high school students and the causes of distance
learning. The research design used correlational descriptive with a cross-sectional
approach and involved 328 students at SMAN 39 Jakarta. The instruments used
are the Educational Stress Scale for Adolescents (ESSA) and the Academic
Eustress Scale (AES). The results of this study using an independent T test,
stating that there is a significant relationship between the characteristics of high
school students, namely gender and eustress (p = .00, = .005). The results of this
study can be used as input for mental health nurses in using as educators.
Keywords: eustress, characteristics of high school students, distance learning.

viii
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS...............................................................


HALAMAN PERSETUJUAN..........................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................................
Kata Pengantar.................................................................................................................
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.......................................
ABSTRAK......................................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................................
BAB I.................................................................................................................................
PENDAHULUAN.............................................................................................................
1.1 Latar Belakang.............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................................
1.3.1 Tujuan Umum...................................................................................................
1.3.2 Tujuan Khusus..................................................................................................
1.4 Manfaat Penelitian...............................................................................................
1.4.1 Manfaat Keilmuan.............................................................................................
1.4.2 Manfaat Aplikatif..............................................................................................
BAB II...............................................................................................................................
TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................................
2.1 Eustress............................................................................................................
2.1.1 Definisi Eustress............................................................................................
2.1.2 Fungsi Eutress................................................................................................
2.1.3 Faktor Eustress............................................................................................
2.2 Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)....................................................................9
2.2.1 Definisi Pembelajaran Jarak Jauh.................................................................
2.2.2 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Jarak Jauh....................................

ix
Universitas Indonesia
2.3 Karakteristik Pelajar SMA...........................................................................13
2.3.1 Jenis Kelamin..................................................................................................
2.3.2 Program Peminatan.........................................................................................
2. 4 Kerangka Teori............................................................................................16
Kerangka Konsep dan Definisi Operasional...................................................................
3.1 Kerangka Konsep dan Definisi Operasional................................................17
3.1.1 Definisi Operasional..................................................................................18
3.2 Hipotesis Penelitian......................................................................................19
3.3 Metode Penelitian.........................................................................................19
3.3.1 Desain Penelitian............................................................................................
3.3.2 Populasi dan Sampel.......................................................................................
3.3.3 Kriteria Inklusi...........................................................................................
3.3.4 Tempat Penelitian......................................................................................
3.3.5 Waktu Penelitian.......................................................................................
3.3.6 Etika Penelitian...............................................................................................
3.3.7 Alat Pengumpulan Data..................................................................................
3.3.8 Uji Instrumen Penelitian.................................................................................
3.3.9 Prosedur Pengumpulan Data...........................................................................
3.3.10 Manajemen Data...........................................................................................
3.3.11 Rencana Analisis Data..................................................................................
BAB 4..............................................................................................................................
Hasil Penelitian................................................................................................................
4.1 Pelaksanaan Penelitian.................................................................................30
4.2 Penyajian Hasil Penelitian............................................................................30
4.2.1 Distribusi Karakteristik Pelajar SMAN 39 Jakarta...................................31
4.2.3 Distribusi Rata-rata Eustress Pelajar menurut Jenis Kelamin...................32
4.2.4 Distribusi Rata-rata Eustress Pelajar menurut Jurusan.............................32
BAB 5..............................................................................................................................
PEMBAHASAN..............................................................................................................
5.1 Gambaran Karakteristik Responden.............................................................34
5.2 Gambaran Eustress Pelajar SMAN 39.........................................................36

x
Universitas Indonesia
5.3 Hubungan Karakteristik Pelajar SMAN 39 Jakarta dengan esutress ketika
pembelajaran jarak jauh......................................................................................37
5.3.1 Hubungan Karakteristik Jenis Kelamin Pelajar SMA dengan Eustress..........
5.3.2 Hubungan Karakteristik Jurusan Peminatan Pelajar SMA dengan
Eustress…….............................................................................................................
5.4 Keterbatasan Penelitian................................................................................42
5.5 Implikasi Keperawatan.................................................................................43
5.5.1 Pelayanan Keperawatan..................................................................................
5.5.2 Pendidikan Keperawatan.................................................................................
5.5.3 Penelitian Keperawatan...................................................................................
Bab 6................................................................................................................................
Penutup............................................................................................................................
6.1 Kesimpulan................................................................................................................
6.2 Saran.............................................................................................................44
6.2.1. Bagi Sekolah..................................................................................................
6.2.2 Bagi Pelajar.....................................................................................................
6.2.3. Bagi Pelayanan Keperawatan.........................................................................
6.2.4 Bagi Penelitian Selanjutnya............................................................................
Daftar Pustaka.................................................................................................................
DAFTAR RIWAYAT HIDUP........................................................................................

xi
Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Definisi Operasional........................................................................................17


Tabel 3. 2 Analisis Univariat............................................................................................27
Tabel 3. 3 Analisis Bivariat..............................................................................................27

Tabel 4. 1 Distribusi Karakteristik Pelajar SMAN 39 Jakarta..........................................30


Tabel 4. 2 Distribusi Rata-rata Eustress Pelajar menurut Jenis Kelamin.........................31
Tabel 4. 3 Distribusi Rata-rata Eustress Pelajar menurut Jurusan...................................31

xii
Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kerangka Teori............................................................................................15

Gambar 3. 1 Kerangka Konsep........................................................................................16

xiii
Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Jadwal Penelitian.........................................................................................52
Lampiran 2: Halaman Judul Kuesioner............................................................................53
Lampiran 3: Penjelasan Penelitian...................................................................................54
Lampiran 4: Lembar Persetujuan Responden...................................................................56
Lampiran 5: Lembar Instrumen........................................................................................57
Lampiran 6: Perizinan Penelitian.....................................................................................57
Lampiran 7: Daftar Riwayat Hidup..................................................................................58

xiv
Universitas Indonesia
xv
Universitas Indonesia
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dari beberapa jenis stress, terdiri dari eustress dan distress. Jenis stres ini
dapat didefinisikan sebagai aspek yang positif atau negatif dari respon stres
masing-masing (McGowan et al. 2006). Eustress adalah respon psikologis
positif terhadap stressor. Meskipun banyak penelitian yang telah dilakukan
pada jenis stres, masih sedikit yang merujuk pada eustress. Salah satu peneliti
pertama yang menguji gagasan eustress adalah Hans Selye, yang
mengemukakan gagasan bahwa stres dapat menghasilkan hasil yang positif
(Selye 1975 ). Pada penelitian Gmelch tahun 1994, ditemukan bahwa stres
berdampak positif pada kemampuan kinerja individu. Sementara studi ini
dilakukan untuk meneliti eustress di antara pemain bisbol yang dilakukan
tanpa mengembangkan ukuran yang jelas atau definisi operasional untuk
eustress. Demikian pula dalam rangkaian studi kasus menunjukkan bahwa
stres terus berubah karena hubungan individu dengan lingkungan sekitarnya
dan penyebab stres yang ada (Lazarus, 1990). Hubungan dengan lingkungan
inilah yang dapat mempengaruhi sikap seseorang dan eustress telah ditemukan
sebagai hasil dari persepsi positif stressor (Le Fevre et al. 2003).

Menurut penelitian Chun-Tung Li pada tahun 2016 di Politeknik Hong Kong


71,33% eustress merupakan dorongan untuk kinerja yang lebih baik, dan
57,34% eustress merupakan keadaan pendukung mood yang lebih baik.
Penelitian ini memberikan hasil yang positif sebagai studi awal untuk
mengukur eustress. Selain itu ada penelitian dari O’Sullivan pada tahun 2011
mengenai hubungan antara harapan, eustress, efikasi diri, dan kepuasan hidup
diantara mahasiswa menghasilkan bahwa eustress pada variabel-variabel
tersebut di tingkat akademis memberikan kontribusi penting bagi penelitian.
Temuan ini mengilustrasikan bagaimana para mahasiswa yang mendapat

1
Universitas Indonesia
2

manfaat dari tekanan akademis, memiliki peningkatan kepuasan hidup baik di


kampus maupun dilingkungan sekitar.

Karakteristik merupakan hal yang berbeda mengenai seseorang, tempat, suatu


hal yang menggambarkannya. Sesuatu yang membuatnya unik dan berbeda.
Karakteristik dalam individu adalah sarana untuk memberitahu satu terpisah
dari yang lain, dengan cara bahwa orang tersebut akan dijelaskan dan diakui.
Sebuah fitur karakteristik dari orang yang biasanya satu yang berdiri di antara
sifat-sifat yang lain. Karakteristik pelajar meliputi jenis kelamin dan
peminatan jurusan.

Jenis kelamin merupakan salah satu kategori dasar dalam kehidupan sosial.
Ketika bertemu dengan orang baru, pasti akan berusaha mengidentifikasikan
jenis kelamin sebagai pria atau wanita. Seorang pakar psikologi memulai
suatu penelitian mengenai perilaku anak-anak. Dengan pertimbangan bahwa
pengetahuan mengenai jenis kelamin anak dapat mempengaruhi cara
pengamat memaknai perilaku anak ( Sears, dkk., 1985).

Secara umum, sekolah menengah di Indonesia diwadahi tiga lembaga yakni


Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan
Madrasah Aliyah (MA). Pelajar SMA bertujuan untuk menyediakan dan
menyiapkan pelajar untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih
tinggi, akademi, atau perguruan tinggi. Terdapat dua penjurusan untuk pelajar
SMA yaitu jurusan IPA (Fisika, Kimia, dan Biologi), dan jurusan IPS
(Sejarah, Sosiologi, Akuntansi, dan Ekonomi). Materi-materi tersebut
mempunyai jumlah jam pelajaran berbeda di tiap kelas masing-masing karena
di SMA kelas dibagi atas beberapa jurusan yaitu IPA dan IPS. Hal tersebut
menunjukkan bahwa tiap-tiap materi membutuhkan cara-cara belajar khusus
agar mudah dipahami dan diingat. Cara mempelajari materi IPA berbeda
dengan materi IPS (Soehardjono, 2012).

Tujuan penjurusan antara lain, mengelompokkan pelajar sesuai kecakapan,


kemampuan, bakat, dan minat yang relatif sama. Membantu mempersiapkan
pelajar melanjutkan studi dan memilih dunia kerja. Membantu memperkokoh

Universitas Indonesia
3

keberhasilan dan kecocokan atas prestasi yang akan dicapai di waktu


mendatang. Penjurusan diperkenalkan sebagai upaya untuk lebih
mengarahkan pelajar berdasarkan minat dan kemampuan akademiknya.
pelajar yang mempunyai kemampuan sains dan ilmu eksakta yang baik,
biasanya akan memilih jurusan IPA, dan yang memiliki minat sosial dan
ekonomi akan memilih jurusan IPS. Eustress mempunyai peranan penting
dalam proses pembelajaran baik untuk pelajar penjurusan IPA atau IPS,

Gagasan eustress sebagai stres yang positif merupakan stres yang bermanfaat
bagi kinerja sampai suatu tingkat optimal itu tercapai (Le Fevre et al. 2003).
Orang yang mengalami tingkat stres tertentu sebenarnya bisa lebih produktif
dan lebih efektif daripada jika stres itu tidak ada. Temuan dari penelitian
sebelumnya ini menunjukkan bahwa eustress telah dianggap sebagai proses
dan respon. Misalnya, eustress dapat mempengaruhi proses respon terhadap
stressor serta kualitas hasil akhir yang dicapai. Gagasan bahwa eustress adalah
hasil yang baik dan positif dari peristiwa stres dan respons stres.

Stres pada pelajar dapat disebabkan dari beberapa stressor yaitu masalah
akademis merupakan salah satu stressor eksternal yang sering terjadi pada
pelajar. Di tingkat akademis, respons positif terhadap stres dapat mencakup
belajar dan menyelesaikan tugas sedangkan hasil eustress dapat mencakup
produktivitas dan penyelesaian tugas serta ujian yang berhasil. Perilaku
tersebut mewakili respons dan hasil positif dari eustress. Dalam keadaan
pandemi seperti saat ini mengharuskan pelajar untuk mengikuti metode
pembelajaran jarak jauh yang dapat mempengaruhi proses dan hasil yang
berkaitan dengan respon setiap pelajar.

Pembelajaran jarak jauh (PJJ) membuat pengajar harus mempertimbangkan


pola pikir pelajar tentang proses pembelajaran, jika tidak ada metode
pembelajaran jarak jauh mengenai kualitas interaksi dengan pelajar akan
mempengaruhi efisiensi proses belajar mengajar (Makarova & Sartsev, 2017).
Ketika membahas mengenai interaksi pelajar dan pengajar, perlu dicatat
bahwa interaksi ini bermanfaat bagi kedua belah pihak (Razdorskaya,
Urusova, Reztsova, & Ulyanov, 2018) . Sehingga untuk berkomunikasi secara

Universitas Indonesia
4

langsung pelajar menjadi sangat terbatas. Keterbatasan komunikasi


menyebabkan terjadinya pembelajaran yang tidak efektif (Diana et al., 2020).
Umpan balik yang efektif dapat membantu pelajar untuk memperjelas tujuan
pembelajaran, kriteria dan standar yang diharapkan. Selain itu peran teman
sebaya dan pengajar dalam proses belajar sangat berpengaruh. Kondisi
pembelajaran jarak jauh dengan kurangnya kontak tatap muka, pujian dan
komentar positif menjadi faktor penting untuk meningkatkan harga diri dan
motivasi pelajar (Hew & Cheung, 2014). Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Yikealo, diketahui bahwa sebagian besar pelajar mengalami
eustress. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa stresor yang paling
sering menjadi pemicu terjadinya eustress.

1.2 Rumusan Masalah


Eustress akan didefinisikan sebagai proses merespons stres secara positif serta
hasil positif dari proses pembelajaran jarak jauh. Di tingkat akademis, respons
positif terhadap stres dapat mencakup belajar dan bekerja untuk
menyelesaikan tugas sedangkan hasil eustress dapat mencakup produktivitas
dan penyelesaian tugas dan ujian yang berhasil. Di Indoensia belum ada yang
meneliti mengenai eustress pada pelajar, seharusnya menjadi sangat penting
untuk diteliti karena eustress dapat meningkatkan mekanisme koping pelajar
untuk menghadapi stres selama pembelajaran jarak jauh.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
1.3.1.1 Diketahui hubungan karakteristik pelajar SMAN 39 Jakarta dengan
eustress ketika pembelajaran jarak jauh.

1.3.2 Tujuan Khusus


1.3.2.1 Diketahui karakteristik pelajar di Jakarta yang menghadapi
pembelajaran jarak jauh di SMAN 39 Jakarta.

1.3.2.2 Diketahui gambaran eustress pelajar SMAN 39 ketika


pembelajaran jarak jauh

Universitas Indonesia
5

1.3.2.3 Mengidentifikasi hubungan jenis kelamin dengan eustress pada


pelajar yang menghadapi pembelajaran jarak jauh di SMAN 39 Jakarta.

1.3.2.4 Mengidentifikasi hubungan jurusan peminatan dengan eustress


pada pelajar yang menghadapi pembelajaran jarak jauh di SMAN 39
Jakarta.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Keilmuan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan informasi
dalam mengembangkan psikoedukasi manajemen stres atau penanganan
stres pelajar ketika pembelajaran jarak jauh.

1.4.2 Manfaat Aplikatif


1.4.2.1 Pelajar

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan informasi mengenai


hubungan karakteristik pelajar SMA dengan eustres. Selain itu, diharapkan
dapat memberikan pemahaman pada pelajar SMA mengenai stres yang
positif dalam poembelajaran jarak jauh.

1.4.2.2 Guru dan Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi kepada guru dan
pihak sekolah mengenai karakteristik pelajar SMA dengan esutress pada
saat pembelajaran jarak jauh.

1.4.2.3 Pelayanan Keperawatan

Penelitian ini diharpkan dapat menjadi informasi kepada perawat


mengenai karakteristik pelajar SMA dengan eustress saat pembelajaran
jarak jauh dilakukan. Selain itu, diharapkan perawat mampu memotivasi
pelajar SMA sehingga menjadikan stres yang positif.

Universitas Indonesia
6

1.4.3 Manfaat Metodologi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi panduan yang dapat


dikembangkan sebagai dasar penelitian selanjutnya yang mengangkat tema
eustress pada pelajar. Selain itu diharapkan dapat mengembangkan
penelitian mengenai esutress.

Universitas Indonesia
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Eustress
Eustress memiliki korelasi positif signifikan dengan kepuasan dan harapan
hidup. Eustress dapat memicu perkembangan fisiologis secara positif yang
mempengaruhi proses hasil. Demikian dengan fungsi eustress
memungkinkan individu mencapai tujuan yang belum tercapai sebagai
motivasi seseorang menuju perbaikan dan tujuan yang positif. Selain itu,
terdapat beberapa faktor dari eustress yaitu motivasi, perfeksionalisme,
pola pikir serta individu yang senang mengalami hal baru.

2.1.1 Definisi Eustress


Menurut Selye (1975), eustress terkadang ada ketidakpastian apakah
mengacu pada tindakan stresor positif dari lingkungan sekitar atau reaksi
positif dari diri sendiri. Istilah eustress atau stres positif digunakan
terkadang hanya untuk menunjukkan faktor-faktor yang mendorong
persepsi positif dari suatu peristiwa atau kejadian, sedangkan dalam situasi
lain eustress menunjukkan reaksi yang positif pada diri sendiri yang positif
dari sebuah peristiwa.

Definisi yang lebih luas dari eustress sebagai sistem yang mencakup
dimensi psiko-sosial. Pemicu stres didefinisikan sebagai penghasil stres
potensial, dan diilustrasikan dalam fisik, psikologis, dan sosial, sementara
yang disebut pemicu stres juga dianggap sebagai tindakan ke arah yang
berlawanan dan terkait dengan gaya hidup (Milsum et al., 1985). Selain
itu, tidak dijelaskan secara spesifik bagaimana membedakan antara
eustress dan distress serta bagaimana cara mengukurnya. Sebuah konsep
lain menambah kebingungan lebih lanjut pada definisi eustress karena
berlawanan dengan konsep aslinya yang menganggap eustress sebagai
kondisi dari sebuah proses.

7
8

Menurut Lazarus (1990) eustress adalah respon kognitif positif terhadap


evaluasi kognitif dari sebuah situasi yang dapat berubah selama stresor
muncul. Selain itu, menurut Edwars (2000) eustress merupakan sebuah
respon positif antara persepsi dan harapan subyektif dari setiap individu.
Pendekatan yang dilakukan untuk mendefinisikan eustress, pada saat ini
dikembangkan berdasarkan hukum Yerkes-Dodson bahwa eustress
bermanfaat untuk motivasi diri sampai tingkat optimal tercapai dan setelah
kinerja puncak menurun, sebuah proses yang berkaitan dengan kesusahan
tercapai.

Eustress bersifat menyenangkan dan merupakan pengalaman yang


memuaskan. Stres jenis ini menimbulkan teganagan dalam hidup individu,
tetapi dampak yang ditimbulkan bermanfaat misalnya promosi kenaikan
jabatan, ujian SIM, seleksi pekerjaan dan psikotes, wawancara kerja,
semua kejadian tersebut dapat menimbulkan tegangan, kecemasan bagi
individu tetapi hasil yang dicapai akan bermanfaat. Eustress juga dapat
meningkatkan motivasi individu untuk menciptakan sesuatu, misalnya
menciptakan karya seni. Eustres menurut Nasir et al (2011) adalah stres
yang baik atau stress positif dimana individu ketika menghadapi suatu
kejadian selalu berpikiran yang positif dan setiap stimulus yang masuk
merupakan suatu pelajaran yang berharga dan mendorong seseorang untuk
selalu berpikir dan berperilaku bagaimana agar apa yang dilakukan selalu
membawa manfaat.

2.1.2 Fungsi Eutress


Stres dan dukungan diperlukan untuk pertumbuhan dan pengembangan
keterampilan pelajar, yang berkaitan dengan sumber fisiologis dan
emosional. Stres tidak dapat dihindari ketika pelajar diperkenalkan pada
situasi baru, seperti proses belajar mengajar (Murray et al., 2000). Stres
memiliki pengertian yang negatif dan paling sering dikaitkan dengan
respons yang tidak baik, tetapi stres juga dapat menghasilkan respons
positif dan produktif atau eustress berfungsi sebagai motivasi yang
optimal (Gibbons, Dempster, & Moutray, 2008). Fungsi eustress dalam

Universitas Indonesia
9

membangun lingkungan belajar yang baik mendorong dan


mengembangkan hubungan yang mendukung dengan teman sebaya, jenis
hubungan ini telah terbukti berdampak positif pada kinerja akademis
(Murray et al., 2000).

2.1.3 Faktor Eustress


Menurut Ambriz, et al. (2011), ada beberapa faktor yang dapat
meningkatkan atau menurunkan peluang seseorang mengalami eustress
yaitu:

a. Senang mengalami hal-hal baru dan percaya bahwa adanya minat


belajar. Ketekunan secara positif berhubungan dengan motivasi untuk
belajar. Motivasi merupakan karakteristik universal pada setiap kegiatan
organisme.

b. Perfeksionisme, keyakinan bahwa seseorang harus menjadi sempurna


untuk mencapai kondisi terbaik sehingga jika ada stressor. perfeksionisme
adalah orang-orang yang bekerja dengan sangat keras dan mendambakan
kesempurnaan dari setiap hal yang dilakukannya maupun yang dilakukan
oleh orang lain.

c. Pola pikir merupakan faktor penting dalam menentukan eustress.


Memiliki sifat optimis dan harga diri tinggi. Selain itu pola pikir ini juga
memungkinkan kita untuk mengatasi hambatan ketika kita mempelajari
sesuatu yang baru.

2.2 Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)


Pembelajaran jarak jauh merupakan pembelajaran menggunakan suatu
media yang memungkinkan terjadi interaksi antara pengajar dan pelajar.
Pembelajaran jarak jauh antara pengajar dan pelajar tidak bertatap muka
secara langsung di sekolah, melalui pembelajaran jarak jauh dimungkinkan
antara pengajar dan pelajar berbeda tempat dan dipisahkan oleh jarak yang
jauh.

Universitas Indonesia
10

Pembelajaran jarak jauh merupakan pembelajaran menggunakan suatu


media yang memungkinkan terjadi interaksi antara pengajar dan pelajar.
Dalam pembelajaran jarak jauh antara pengajar dan pelajar tidak bertatap
muka secara langsung di sekolah, melalui pembelajaran jarak jauh
dimungkinkan antara pengajar dan pelajar berbeda tempat dan dipisahkan
oleh jarak yang jauh. Sebagai dampak dari adanya pandemi covid-19 yang
mengharuskan segala bentuk kegiatan yang melibatkan orang banyak
dibatasi dan dikurangi untuk memutus rantai penyebaran covid-19.

2.2.1 Definisi Pembelajaran Jarak Jauh


Pembelajaran jarak jauh adalah pembelajaran yang diberikan kepada
peserta atau pelajar yang tidak berkumpul bersama di satu tempat secara
rutin untuk menerima pelajaran secara langsung. Bahan-bahan dan
instruksi pembelajaran detail yang bersifat khusus disediakan untuk pelajar
yang selanjutnya melaksanakan tugas-tugas yang akan dievaluasi oleh
pengajar (Prayogi, 2020). Dalam kenyataannya dapat dimungkinkan
pengajar dan pelajar terpisah oleh jarak dan waktu. Pada pelaksanaannya
ada beberapa faktor penting yang harus diperhatikan, agar sistem
pembelajaran jarak jauh dapat berjalan dengan baik, yaitu perhatian,
percaya diri, pengalaman, mudah menggunakan peralatan seperti gadget
dan laptop, kreatif menggunakan media pembelajaran, dan menjalin
interaksi dengan pelajar walaupun melalui media.

Sebagian besar peneliti mendefinisikan pembelajaran jarak jauh sebagai


kegiatan mengakses pembelajaran melalui penggunaan teknologi tertentu
(Benson & Concard, 2002). Pembelajaran jarak jauh sebagai bentuk
metode pembelajaran yang lebih modern sehingga meningkatkan akses
bagi pelajar yang diidentifikasi sebagai non-tradisional dan tidak efektif
untuk proses pembelajaran. Banyak peneliti membahas tidak hanya
kegunaan pembelajaran jarak jauh tetapi juga konektivitas, mobilitas dan
interaktivitasnya (Ally, 2004). Hiltz & Turoff (2005) membuat pernyataan
yang jelas bahwa pembelajaran online adalah bentuk pembelajaran jarak
jauh yang modern, atau edisi yang diperbarui. Adanya hubungan antara

Universitas Indonesia
11

pembelajaran jarak jauh dengan pembelajaran online yaitu dilakukan


dengan sistem tidak tatap muka dan melalui jaringan internet (Moore, et
al., 2011). Sedangkan pembelajaran tatap muka adalah pembelajaran
dimana pengajar dan pelajar bertemu secara bersamaan dan di lokasi yang
sama. Sesi sinkron dalam proses pembelajaran tatap muka. Karena tidak
ada teknologi komunikasi yang diperlukan untuk sesi tatap muka (Caner,
2012).

2.2.2 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Jarak Jauh


Pembelajaran jarak jauh ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Sistem
pembelajaran jarak jauh dengan berbagai pilihan dan sumber dayanya,
dapat dipersonalisasi dengan berbagai cara untuk menciptakan lingkungan
belajar yang sempurna yang sesuai dengan kebutuhan setiap pelajar
(Nazerly, 2020).

Berikut adalah kelebihan dari pembelajaran jarak jauh:

a. Pembelajaran jarak jauh menawarkan kepada pengajar cara yang


efisien untuk menyampaikan pelajaran kepada pelajar. Pembelajaran
jarak jauh memiliki sejumlah media seperti video, PDF, podcast, dan
pengajar dapat menggunakan semua media ini sebagai bagian dari
rencana pembelajaran, dengan memperluas rencana pelajaran di luar
buku teks tradisional untuk menyertakan sumber daya online,
pengajar dapat menjadi pendidik yang lebih efisien.
b. Memungkinkan pelajar untuk menghadiri kelas dari lokasi manapun
pilihan pelajar dan juga memungkinkan sekolah untuk menjangkau
jaringan pelajar yang lebih luas dan tidak dibatasi oleh batas
geografis. Selain itu, pembelajaran jarak jauh dapat direkam,
diarsipkan, dan dibagikan untuk referensi di masa mendatang. Hal ini
memungkinkan pelajar untuk mengakses materi pembelajaran pada
saat pelajar merasa nyaman. Dengan demikian, pembelajaran jarak
jauh menawarkan pelajar aksesibilitas waktu dan tempat dalam
pendidikan.

Universitas Indonesia
12

c. Keuntungan lain dari pembelajaran online adalah berkurangnya biaya


finansial. Pendidikan jarak jauh lebih terjangkau dibandingkan
dengan pembelajaran jasmani. Ini karena pembelajaran online
menghilangkan biaya transportasi pelajar dan makan pelajar. Selain
itu, semua kursus atau bahan pelajaran tersedia secara online,
sehingga menciptakan lingkungan belajar tanpa kertas yang lebih
terjangkau, sekaligus bermanfaat bagi lingkungan.
d. Pembelajaran jarak jauh dapat diambil dari rumah atau lokasi pilihan
pelajar, kecil kemungkinan pelajar melewatkan pelajaran.
e. Setiap pelajar memiliki perjalanan belajar yang berbeda dan gaya
belajar yang berbeda pula. Beberapa pelajar adalah pembelajar visual,
sementara beberapa pelajar lebih suka belajar melalui audio.
Demikian pula, beberapa pelajar berkembang pesat di kelas, dan
pelajar lainnya adalah pembelajar tunggal yang terganggu oleh
kelompok besar.

Selain kelebihan dari pembelajaran jarak jauh, ada juga kekurangannya.


Berikut kekurangan dari Pembelajaran Jarak jauh

a. Bagi banyak pelajar, salah satu tantangan terbesar dalam


pembelajaran jarak jauh adalah kesulitan berfokus pada layar untuk
jangka waktu yang lama. Dengan pembelajaran jarak jauh, juga ada
peluang lebih besar bagi pelajar untuk lebih mudah terganggu oleh
media sosial atau situs lain. Oleh karena itu, sangat penting bagi para
pengajar untuk menjaga kelas agar pelajar tetap segar, menarik, dan
interaktif untuk membantu pelajar tetap fokus pada pelajaran.
b. Tantangan utama lainnya dari pembelajaran jarak jauh adalah
konektivitas internet. Meskipun internet telah berkembang pesat
selama beberapa tahun terakhir, di kota-kota kecil, koneksi yang
konsisten dengan kecepatan yang layak menjadi masalah. Tanpa
koneksi internet yang konsisten untuk pelajar atau pengajar, dapat
terjadi kurangnya kontinuitas pembelajaran bagi anak. Ini merugikan
proses pendidikan.

Universitas Indonesia
13

c. Pelajar dapat belajar banyak dengan ditemani teman-temannya.


Namun, dalam pembelajaran jarak jauh, interaksi fisik antara pelajar
dan pengajar sangat minim. Hal ini seringkali menimbulkan rasa
keterasingan bagi para pelajar. Dalam situasi ini, sangat penting
bahwa sekolah memungkinkan adanya bentuk komunikasi lain antara
pelajar, teman sebaya, dan pengajar. Ini dapat mencakup pesan
online, email, dan konferensi video yang memungkinkan interaksi
tatap muka dan mengurangi rasa keterasingan.
d. Pembelajaran jarak jauh menuntut pengajar memiliki pemahaman
dasar tentang penggunaan bentuk pembelajaran digital. Namun, tidak
selalu demikian. Seringkali, para pengajar memiliki pemahaman yang
sangat dasar tentang teknologi. Terkadang, pelajar bahkan tidak
memiliki sumber daya dan media yang diperlukan untuk
menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh.
e. Banyak orang tua khawatir tentang bahaya kesehatan jika anaknya
menghabiskan waktu berjam-jam menatap layar. Peningkatan waktu
layar ini adalah salah satu kekhawatiran dan kerugian terbesar dari
pembelajaran online. Terkadang pelajar juga mengembangkan postur
tubuh yang buruk dan masalah fisik lainnya karena tetap
membungkuk di depan layar.

2.3 Karakteristik Pelajar SMA


Dalam proses pembelajaran, melibatkan dua objek pelajar, yaitu pelajar
laki-laki dan perempuan. Ketika proses pembelajaran jarak jauh, kedua
pelajar tersebut pria maupun wanita saling berkompetisi dalam mencapai
tujuan yang pelajar akan capai. Pelajar SMA merupakan individu yang
sedang mengalami masa pertumbuhan serta perkembangan dalam berbagai
aspek yang penelitian ini kelompokkan dalam pelajar tingkat SMA yang
memiliki dua program jurusan pembelajaran yaitu IPA dan IPS.

2.3.1 Jenis Kelamin


Jenis kelamin adalah suatu konsep analisis yang digunakan untuk
mengidentifikasi adanya suatu perbedaan pada laki-laki dan perempuan

Universitas Indonesia
14

yang dapat dilihat dari sudut nonbiologis, yaitu dari aspek sosial, budaya,
maupun psikologis (Mutmainah,2006). Terdapat beberapa pengaruh dari
perbedaan jenis kelamin terhadap penilaian etis yang dapat dikategorikan
sangat kompleks dan tidak pasti untuk di ketahui. Beberapa penelitian
sebelumnya menyatakan bahwa tidak ada terdapat perbedaan antara
perempuan maupun laki-laki dalam menyikapi suatu perilaku etis maupun
skandal etis yang terjadi di dalam lingkungan pelajar. Penelitian yang
dilakukan oleh Sankaran dan Bui (2003) mengidentifikasi bahwa seorang
perempuan akan lebih condong peduli terhadap penyimpangan perilaku
etis dan pelanggarannya lebih banyak dibandingkan dengan seorang laki-
laki. Pelajar yang berjenis kelamin perempuan akan lebih memiliki ethical
reasoning yang lebih tinggi dibandingkan dengan pelajar laki-laki yang
ada dalam lingkungan sekolah

Gender mengacu pada peran dan tanggung jawab pria dan wanita yang
diciptakan di dalam diri, keluarga, masyarakat dan budaya. Konsep gender
juga mencakup tentang karakteristik, bakat, dan kemungkinan tingkah laku
keduanya wanita dan pria. Menurut Wade dan Tavris (2007), pengertian
jenis kelamin dengan gender memiliki arti yang berbeda, yaitu jenis
kelamin adalah atribut-atribut fisiologis dan anatomis yang dibedakan
menjadi laki-laki dan perempuan, sedangkan gender digunakan untuk
menunjukan perbedaan-perbedaan antara laki-laki dan perempuan yang di
pelajari untuk mengetahui perbedannya. Gender merupakan bagian dari
sistem sosial, seperti status sosial, usia, dan etnis, merupakan faktor
penting dalam mengetahui peran, hak, tanggung jawab dan hubungan
antara pria dan wanita. Penampilan, sikap, kepribadian tanggung jawab
sebuah perilaku yang membentuk gender.

2.3.2 Program Peminatan


Program peminatan SMAN di Indonesia sejak tahun 1975 Kurikulum
menetapkan, jenjang pendidikan SMA menyedikan tiga jurusan, yaitu:
jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan
jurusan Bahasa. Tetapi untuk saat ini di SMAN menetapkan kurikulum

Universitas Indonesia
15

penjurusan IPA dan IPS saja dan Bahasa menjadi umum untuk semua
jurusan di SMAN. Melalui program peminatan, pelajar harus memilih
program peminatan yang diambilnya. Tentu hal ini akan mempengaruhi
tingkat antusiasme pelajar dalam mengikuti pembelajaran. Antusiasme
belajar pelajar dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh melalui
ulangan tengah semester dan akhir semester. Ketuntasan pelajar dalam
mencapai kompetensi belajar dapat dilihat melalui nilai diatas KKM (Syah
2015). Semakin tinggi tingkat antusiasme pelajar, maka untuk mencapai
prestasi tinggi akan semakin besar, begitupun sebaliknya.

Istilah program peminatan sama artinya dengan program penjurusan yang


ada pada kurikulum KTSP 2006 yang diberlaku di tingkat SMA, namun
yang membedakannya terdapat pada sistem penempatan/pelaksanaan dan
perubahan namanya saja yang sudah disesuaikan dengan perubahan
kurikulum baru 2013. Menurut Ruslan (1986) program penjurusan
merupakan suatu proses penempatan dan pemilihan program studi para
pelajar yang sesuai dengan minat pelajar masing masing. Penjurusan
adalah langkah awal dari suatu proses yang akan menentukan keberhasilan
para pelajar dalam menempuh pendidikan, baik pada waktu belajar di
SMA maupun setelah di perguruan tinggi yang nanti nya akan terpakai
dalam industri usaha/kerja. Maka dibutuhkan suatu bimbingan khusus
yaitu bimbingan penjurusan yang akan melihat minat para pelajar.
Sehubungan dengan hal diatas, bahwa dalam sebuah penjurusan dalam
proses pembelajaran terdapat kaitan yang erat antara bimbingan
penjurusan dengan bimbingan karir yang ada dalam proses pembelajaran
yaitu merupakan suatu proses yang bebas, meluas, dan berurutan yang
berkaitan erat dengan dunia pendidikan dan usaha. Para pembimbing
diharapkan untuk dapat membantu mengarahkan pelajar untuk memilih
program jurusan yang sangat sesuai dengan diri pelajar agar tidak salah
pilih. Para pembimbing diharapkan juga untuk memperhatikan setiap
detail dari masing masing pelajar dnegan melihat ciri-ciri kepribadian
pelajar dan pengaruh lingkungan yang terhadap pada setiap diri pelajar
yang bersangkutan untuk menentukan minat. Kepribadian yang dimaksud

Universitas Indonesia
16

menurut pendapat Williamson adalah intelegensi, bakat, minat. Sedangkan


faktor lingkungan adalah peran orang tua dan pendidikan. Pada faktor
pendidikan terdiri dari aspek prestasi akademik, program pilihan jurusan,
keadaan kelas, dan lain sebagainya.

2. 4 Kerangka Teori
Kerangka merupakan bagian dari tinjauan pustaka. Pembuatan kerangka
teori ini bertujuan untuk memudahkan pembaca dalam memahami isi dari
tinjauan pustaka. Kerangka teori ini merangkum struktur tinjauan pustaka
mengenai eustress (Lazarus, 1990) dan karakteristik pelajar ketika
pembelajaran jarak jauh pembelajaran jarak jauh (Kemendikbud RI, 2020).

Karakteristik Pelajar SMA


Faktor yang mempengaruhi
1. Jenis Kelamin Eustress:
 Laki-laki
 Motivasi
 Perempuan
(Wade &Tavris, 2007)  Pola berfikir
(Ambriz, et al., 2011)
2. Jurusan Peminatan
 IPA
 IPS
(Kemendikbud, 2014).

Pembelajaran jarak jauh


(Prayogi, 2020)

Gambar 2. 1 Kerangka Teori

Universitas Indonesia
BAB 3

Kerangka Konsep dan Definisi Operasional

3.1 Kerangka Konsep dan Definisi Operasional

Stres akibat pembelajaran jarak jauh dapat menimbulkan eustress


pada pelajar SMAN terutama jika sedang menghadapi akhir SMAN
karena akan melanjtukan studi ke dunia perkuliahan, sehingga beban
belajar yang dapat menimbulkan stres menjadi eustress dan dapat
dihubungkan dengan karakteristik pelajar yaitu jenis kelamin dan
penjurusan peminatan. Bagan berikut akan menjelaskan kerangka
konsep mengenai penelitian ini.

Variabel Independen Variabel Dependen

Karakteristik Pelajar SMA


Jenis Kelamin
 Laki-laki
 Perempuan Eustres pada PJJ

Jurusan Peminatan
 IPA
 IPS

Gambar 3. 1 Kerangka Konsep

17
Universitas Indonesia
18

3.1.1 Definisi Operasional

Tabel 3. 1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Operasional

Jenis Perbedaan individu Menjawab Kuesioner 1. Laki- Nominal


Kelamin berdasarkan pertanyaan laki
seksualitas. Kuesioner
2. Peremp
uan
pilihan jawaban
laki- laki atau
perempuan

Jurusan Peminatan bidang Menjawab Kuesioner 1. IPA Nominal


yang dipilih. pertanyaan
2. IPS
kuesioner dengan
pilihan jawaban IPA
atau IPS

Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Operasional

Eustress Orang yang Menjawab pertanyaan Kuesioner 10-60 Interval


mengalami kuesioner dengan skala
tingkat stres likert
tertentu
sebenarnya bisa Tidak Pernah : 1
lebih produktif

Universitas Indonesia
19

dan berproduksi Hampir Tidak Pernah : 2


lebih efektif
daripada jika Terkadang Sering : 3
stres itu
Sering : 4
dihilangkan
Sangat Sering : 5
Selalu : 6

3.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan pernyataan mengenai sesuatu yang bersifat


sementara dan kebenarannya perlu untuk dibuktikan dengan
melakukan penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2010). Hipotesis
yang akan dibuktikan dalam penelitian ini adalah hipotesis
alternatif (Ha). Menurut Swarjana (2012), hipotesis alternatif
merupakan pernyataan sementara mengenai adanya perbedaan,
pengaruh, atau hubungan antara dua atau lebih variabel. Hipotesis
alternatif yang dimaksud oleh peneliti adalah adanya hubungan
karakteristik pelajar SMA dengan esutress ketika pembelajaran
jarak jauh.

3.3 Metode Penelitian


Metode penelitian adalah rangkaian sistematis guna memperoleh ilmu
pengetahuan dan mengacu pada bentuk-bentuk penelitian (Suryana, 2010).

3.3.1 Desain Penelitian


Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain
deskriptif korelasional dengan pendekatan crossectional. Desain penelitian
ini tidak melakukan intervensi dari peneliti. Penelitian ini bertujuan untuk
melihat, mendeskripsikan, dan menggambarkan suatu fenomena kesehatan

Universitas Indonesia
20

yang terjadi di masyrakat dan menghubungan komponen setiap variabel


seperti jenis kelamin dan jurusan peminatan dengan eustress
(Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
karakteristik pelajar SMAN 39 Jakarta dengan eustress ketika
pembelajaran jarak jauh.

3.3.2 Populasi dan Sampel


Populasi yang digunakan adalah seluruh pelajar SMAN 39 Jakarta. Sampel
penelitian ini pelajar SMAN 39 Jakarta yang memenuhi kriteria inklusi.
Diperoleh menggunakan metode purposive sampling. Pengambilan sampel
dihitung menggunakan rumus berikut:

N
n=
1+ N ¿ ¿

Dimana:

n= ukuran sampel

N= ukuran populasi

d= tingkat kesalahanyang dipilih (5%)

1080
n=
1+1080( 0,05 x 0,05)
n=291,89189189

n=292

Berdasarkan perhitungan tersebut, didapatkan bahwa sampel penelitian


yang dibutuhkan 292 responden.

Universitas Indonesia
21

Peneliti juga melakukan koreksi besar sampel untuk meminimalisir apabila


terjadi risiko kesalahan atau kekeliruan pada saat proses pengambilan data,
dengan menghitung menggunakan rumus koreksi besar sampel :

1 n
n=
(1−f )

Keterangan rumus:
n1 : Jumlah yang dikoreksi
n : Besar sampel yang akan dihitung
f : perkiraan proporsi drop out (0,1)

292
n1= (1−0,1)

292
= (1−0,1) =328

Pada penelitian ini jumlah responden yang akan di teliti sebanyak 328
pelajar

3.3.3 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi merupakan kriteria atau persyaratan yang perlu penuhi


oleh setiap anggota populasi yang dapat dijadikan sampel penelitian
(Notoatmodjo, 2010). Kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu:

Pelajar SMAN 39 Jakarta yang sudah mengisi kuisioner Educational


Stress Scale for Adolescents (ESSA) dan mendapatkan hasil nilai rendah
atau sedang.

3.3.4 Tempat Penelitian


Tempat penelitian ini adalah di SMAN 39 Jakarta karena SMAN 39
Jakarta termasuk kedalam SMA unggulan dan mempunyai pelajar yang

Universitas Indonesia
22

mampu berprestasi walaupun didalam keadaan pembelajaran jarak jauh.


Diantara SMAN unggulan lainnya, SMAN 39 Jakarta memiliki jalur
PPKB UI dan jika ada olimpiade nasional pihak sekolah memberikan
kesempatan untuk semua pelajar SMAN 39 Jakarta mengikuti latihan
olimpiade bersama dan dipilih salah satu untuk menjadi perwakilan
sekolah. Lain hal nya dengan SMAN unggulan lainnya yang hanya
memperbolehkan pelajar berprestasi untuk mengikuti pelatihan olimpiade
tersebut.

3.3.5 Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan dari bulan September 2020 sampai dengan bulan
Juli 2021. Agenda penelitian terdiri dari penyusunan proposal penelitian
yang dilakukan dari awal September sampai Desember 2020, Lalu seminar
proposal penelitian yang dilaksanakan tanggal 4 Januari 2021.
Pengambilan data dilakukan pada bulan Maret sampai April 2021. Analisis
dan penyusunan hasil penelitian dimulai bulan Mei sampai Juni 2021 dan
sidang akhir penelitian di bulan Juli 2021. Jadwal penelitian secara
detailnya disertakan dalam lampiran 1.

3.3.6 Etika Penelitian


Peneliti harus memegang teguh sikap ilmiah dan etika penelitian yang
menunjuk pada prinsip-prinsip etis selama melakukan penelitian. Etika
penelitian adalah aspek yang digunakan untuk menjamin hak-hak respoden
pada suatu penelitian, menurut Notoatmodjo (2010) ada empat prinsip
utama etika penelitian

3.3.6.1 Menghormati harkat dan martabat manusia

Menghormati harkat dan martabat penelitian harus dilaksanakan dengan


menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Subjek penelitian
memiliki hak asasi dan kebebasan untuk menentukan pilihan ikut atau
menolak sebuah penelitian (autonomy). Tidak boleh ada paksaan atau
penekanan dari pihak manapun agar subjek bersedia ikut dalam penelitian.
Subjek dalam sebuah penelitian juga berkesempatan/ diberikan informasi
yang terbuka dan lengkap tentang pelaksanaan sebuah penelitian itu

Universitas Indonesia
23

meliputi tujuan dan manfaat penelitian, prosedur penelitian, resiko


penelitian, keuntungan yang mungkin didapat dan kerahasiaan informasi
dalam sebuah penelitina. (Dharma, 2017).

Pada penelitian ini peneliti memberikan kebebasan kepada responden


untuk memutuskan mengisi kuesioner yang disediakan atau tidak dalam
pengisian kuesioner tanpa adanya paksaan, pelakuan menghakimi atau
merugikan responden. Responden pun diberikan hak untuk bertanya,
meminta penjelasan, menolak untuk memberikan informasi, atau berhak
untuk menghentikan pengisian kuesioner. Peneliti menjelaskan mengnai
hakekat penelitian, hak untuk menolak untuk mengisi kuesioner, tanggung
jawab peneliti, serta risiko dan manfaat penelitian. Selain itu responden
mempunyai hak untuk mendapatkan informasi singkat mengenai hasil
penelitian setelah analisis data. Penjelasan ini terdapat pada bagian
halaman pertama kuesioner.

3.3.6.2 Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian

Manusia sebagai bagian dari subjek penelitian mempunyai sebuah privasi


dan hak asasi yang berbeda untuk mendapatkan kerahasiaan informasi
yang di inginkan. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa sebuah penelitian
dapat membuat terbukanya sebuah informasi tentang subjek yang di teliti.
Sehingga peneliti perlu merahasiakan semua jenis informasi yang
menyangkut privasi suatu subjek yang tidak ingin identitas dan segala
informasi tentang dirinya diketahui oleh orang lain. Prinsip ini dapat
digunakan dengan cara menghilangkan suatu identitas subjek seperti nama
dan alamat subjek kemudian diganti dengan kode tertentu yang di jaga
kerahasian nya. Dengan demikian segala bentuk informasi yang
menyangkut identitas dari subjek tidak terekspos secara luas dan salah di
gunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab (Dharma, 2017).

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan kuesiner online yang hasilnya


terhubung oleh email peneliti. Hasil partisipan responden dalam pengisian
kuesioner yang meliputi informasi identitas atau data diri tidak dapat

Universitas Indonesia
24

disalah gunakan oleh orang lain karena hanya peneliti yang dapat
membuka hasil kuesioner yang terhubung oleh email peneliti.

3.3.6.3 Keadilan dan inklusivitas/keterbukaan

Suatu prinsip keterbukaan dalam sebuah penelitian mengandung arti


bahwa penelitian dapat dilakukan secara jujur, tepat, cermat, hati-hati dan
dilakukan secara profesional untuk mendapatkan sebuah informasi yang
akurat. Sedangkan prinsip keadilan memiliki makna bahwa sebuah
penelitian dapat memberikan sebuah keuntungan dan beban yang tidak
merata sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan subjek yang ada
(Dharma, 2017).

Pada penelitian ini, responden mendapatkan perlakukan yang adil


sebelum, selama, dan setelah menjadi responden dalam penelitian ini.
Perlakukan yang adil meliputi; adil dan tidak mendapatkan diskriminasi
dalam seleksi responden: responden diseleksi berdasarkan kebutuhan
penelitian dan tidak berdasarkan prestasi responden disekolah. Seluruh
informasi untuk responden tercantum dalam informed concent. Semua
responden mendapatkan kekuasaan untuk menjadi reponden atau tidak. Isi
dari informed concent dalam penelitian ini antara lain karakteristik
responden, tujuan penelitian, prosedur pengumpulan data, menjaga
kerahasiaan, serta informasi kontak peneliti agar dapat dihubungi jika
responden hendak mengajukan pertanyaan atau komentar.

3.3.6.4 Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan

Suatu prinsip dapat mengandung sebuah arti dari setiap penelitian yang di
lakukan harus mempertimbangkan sebuah manfaat yang sebesar-besarnya
bagi suatu subjek penelitian dan populasi yang dipilih dimana hasil
penelitian akan diterapkan (beneficience) untuk menghasilkan sebuah
infromasi yang dapat meminimalisir resiko /dampak yang akan terjadi bila
merugikan bagi subjek penelitian (nonmaleficience) (Dharma, 2017).

Penelitian ini meneliti mengenai hubungan karakteristik pelajar SMA


dengan eustress ketika pembelajaran jarak jauh, yang didalam kuesioner

Universitas Indonesia
25

berisi pertanyaan yang tidak menimbulkan bahaya maupun


ketidaknyamanan kepada responden. Selain itu, manfaat dari penelitian ini
yaitu responden dapat mengetahui hubungan karakteristik pelajar SMA
dengan eustress ketika pembelajaran jarak jauh.

3.3.7 Alat Pengumpulan Data


Pengumpulan data merupakah langkah yang penting dalam suatu
penelitian. Pada penelitian ini, alat pengumpulan data yang digunakan
adalah kuisioner yang disusun terdiri dari dua bagian, yaitu data demografi
dan eustress pada pelajar SMAN 39 Jakarta.
a. Bagian A untuk data umum responden dan data karakteristik
responden. Meliputi data tentang usia, jenis kelamin, Jurusan
peminatan yang dipilih
b. Bagian B dipergunakan untuk mengukur eustress, terdiri atas 15 butir
menggunakan skala Likert enam poin 1 (Tidak Pernah), 2 (Hampir
Tidak Pernah), 3 (Kadang-kadang), 4 (Sering), 5 (Sangat Sering), dan
6 (Selalu).

3.3.8 Uji Instrumen Penelitian


Untuk menguji validitas dan reliabilitas ukuran eustress, peneliti
melakukan analisis statistik eustress pada pelajar SMAN 99 Jakarta Timur.
Uji validitas yang digunakan yaitu person product moment dengan n=30
dan derajat kepercayaan 95%. Dalam uji validitas apabila r hitung > r tabel
maka pernyataan dalam instrumen dikatakan valid. Uji reliabilitas akan
menggunakan alpha cronbach. Instrumen dikatakan reliabel apabila
memiliki nilai alpha cronbach > 0,70.

Hasil menunjukkan semua item pernyataan dapat dikatakan valid karena


nilai r hitung lebih besar daripada nilai r tabel. Hasil didapatkan bahwa uji
validitas r hitung berkisar antara 0,365-0,585 yang berarti melebihi nilai r
tabel yaitu 0,361. Sedangkan uji reliabilitas didapatkan hasil nilai alpha
cronbach 0,776 maka dapat dikatakan bahwa kuesioner ini telah reliabel.

Universitas Indonesia
26

3.3.9 Prosedur Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan salah satu langkah metode yang ada
di dalam pengumpulan data dengan menggunakan  teknik atau cara yang
digunakan oleh para peneliti untuk mengumpulkan data sesuai prosedur
yang sistematis dengan cara memperoleh data yang telah dinilai penting
(Riduwan, 2010). Teknik pengumpulan data adalah suatu metode
penelitian yang digunakan untuk menilai hasil strategis dalam sebuah
penelitian, karena mempunyai sebuah tujuan utama yang ada didalam
sebuah penelitian dalam memperoleh data untuk hasil sebuah penelitian
(Sugiyono, 2016)

Dalam teknik pengumpulan data pada suatu penelitian dipergunakan


berbagai macam metode, yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi.
Ketiga metode tersebut dipergunakan untuk mendapatkan sebuah hasil
data dan informasi yang saling menunjang dan melengkapi tentang tingkat
eustress pada pelajar SMAN 39 Jakarta.

3.3.9.1 Prosedur Teknis

Peneliti memberikan surat izin penelitian kepada pihak sekolah lalu


menghubungi guru bimbingan konseling (BK) untuk meminta data pelajar
serta kontak ketua angkatan SMAN 39 Jakarta dan masing-masing ketua
kelas agar peneliti dapat bergabung di masing-masing grup kelas untuk
menyebarkan kuisioner Educational Stress Scale for Adolescents (ESSA)
untuk menentukan kriteria inklusi peneliti. Bagi yang mendapatkan hasil
kuisionernya sedang atau rendah akan bergabung dengan grup baru
bersama kriteria inklusi lainnya. Karena pihak sekolah tidak mengizinkan
peneliti untuk gabung kedalam grup masing-masing kelas, peneliti
menitipkan google form kepada guru BK untuk disebarkan ke masing-
masing kelas. Setelah pelajar mengisi kuisioner Educational Stress Scale
for Adolescents (ESSA) dalam bentuk google form. Selanjutnya peneliti
menentukan pelajar yang akan mengisi kuesioner Academic Eustress
Scale (AES) dengan melihat nilai akhir dari Educational Stress Scale for
Adolescents (ESSA) yang sedang dan rendah. Selanjutnya peneliti

Universitas Indonesia
27

berkordinasi dengan guru BK dengan cara memberikan nomor absen


pelajar yang memiliki nilai stres rendah atau sedang untuk menjadi
responden dalam penelitian ini. Mempersilahkan responden untuk
membuka tautan, memberikan persetujuan untuk menjadi responden,
membaca tata cara pengisian dengan cermat, mengisi seluruh pertanyaan
dalam kuesioner, dan mengirimkan tanggapan. Apabila ada hal yang
kurang jelas, responden dapat bertanya melalui personal chat peneliti.
Pada saat pengisian kuesioner, apabila responden merasa ada hal yang
membuatnya tidak bisa melanjutkan mengisi kuesioner, maka responden
berhak menghentikan sementara pengisian kuesioner atau mengundurkan
diri dalam penelitian ini tanpa sanksi apapun. Setelah para responden
mengirimkan tanggapan, seluruh tanggapan akan tersimpan dalam google
form yang dibuat peneliti dan kemudian dapat diunduh, diolah melalui
analisis data.

3.3.10 Manajemen Data


Setelah pengambilan data dengan kuisioner, tahap selannjutnya adalah
pengolahan data agar analisa yang dihasilkan memberikan informasi yang
benar. Tahap-tahap pengolahan data yang dilakukan adalah:

a. Editing
Editing dilakukan untuk memeriksa data yang telah masuk kedalam
google dokumen.
b. Coding
Peneliti memberikan kode atau tanda pada setiap kategori hasil ukur
agar menjadi mudah bagi peneliti.
c. EntryData
Peneliti memasukan data jawaban responden yang telah diberi kode
dan memasukan kedalam program komputer.
d. Cleaning

Peneliti akan mengecek kembali semua data yang telah dimasukkan


ke dalam program komputer, apabila ditemukan kesalahan dalam

Universitas Indonesia
28

pemberian kode atau data dari responden tidak lengkap maka peneliti
akan melakukan cleaning data.

3.3.11 Rencana Analisis Data


Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini terbagi menjadi analisis univariat
dan analisis bivariat.

a. Analisis univariat
Analisis univariat atau analisis deskriptif menampilkan hasil
distribusi frekuensi dari subjek penelitian berdasarkan usia, jenis
kelamin, tingkat pendidikan, dan lainnya. Analisis univariat bertujuan
untuk mendeskripsikan karakteristik dari masing-masing variabel
penelitian. Bentuk analisis univariat beragam bergantung pada jenis
data (Notoatmodjo, 2010). Analisis univariat pada penelitian ini
meliputi variabel dengan data kategorik yaitu jenis kelamin, jurusan
peminatan dan eustress dilakukan dengan menggunakan ukuran
persentase atau proporsi dan tendensi sentral.
Tabel 3. 2 Analisis Univariat

No Variabel Jenis Data Uji Statistik

1. Jenis Kelamin Kategorik Proporsi

2. Jurusan peminatan Kategorik Proporsi

3. Eustress Numerik Tendensi sentral

b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel
yang satu dengan variabel yang lain. Dalam penelitian ini akan dilihat
hubungan antara karakteristik pelajar dengan eustress menggunakan
uji statistik yaitu uji T independensi. Uji T independensi bertujuan
untuk menguji perbedaan mean 2 kelompok antara variabel kategorik
yaitu jenis kelamin dan jurusan peminatan, serta numeriknya yaitu

Universitas Indonesia
29

eustress dengan menghitung hasil kemaknaan perhitungan statistik


digunakan batas kemaknaan 0,05.

Tabel 3. 3 Analisis Bivariat

Variabel Jenis Variabel Jenis Data Uji Statistik

Karakteristik Pelajar Independen Kategorik

 (Jenis
kelamin)
Uji T Independen
1. Laki – laki
2. Perempuan

Eustress Dependen Numerik

Variabel Jenis Variabel Jenis Data Uji Statistik

Karakteristik Pelajar Independen Kategorik

 Jurusan
Peminatan
Uji T Independen
1. IPA
2. IPS

Eustress Dependen Numerik

Universitas Indonesia
BAB 4

Hasil Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian mengenai hubungan karakteristik
pelajar SMA dengan eustress ketika pembelajaran jarak jauh di SMAN 39 Jakarta.

4.1 Pelaksanaan Penelitian


Pengambilan data dilakukan secara online dari tanggal 6 April sampai 6 Mei
di SMAN 39 Jakarta. Pengambilan data dilakukan dengan pengisian
kuesioner oleh responden yaitu pelajar SMAN 39 Jakarta. Peneliti
menitipkan kuesioner online kepada guru Bimbingan Konseling dan
disebarkan keseluruh pelajar SMAN 39 Jakarta untuk dilakukan skrining
stress dengan menggunakan instrumen Educational Stress Scale for
Adolescents (ESSA), kemudian yang mendapatkan hasil skrining rendah
dan sedang akan mengisi kuesioner Academic Eustress Scale (AES).
Populasi pelajar di SMAN 39 Jakarta sejumlah 1.080 yang terdiri dari 7
kelas IPA dan 3 kelas IPS, data yang terkumpul sejumlah 817 pelajar yang
mengisis skrining tes dan didapatkan hasil 632 yang rendah dan sedang.
Nilai rendah skrining 402 pelajar dan 230 benilai sedang. Setelah dilakukan
skrining terdapat 328 responden yang dipilih untuk datanya diolah dan
dianalisis.

4.2 Penyajian Hasil Penelitian


Hasil penelitian disajikan dalam analisis univariat dan bivariat sesuai
dengan tujuan penelitian. Analisis univariat dilakukan untuk
mendeskripsikan masing-masing karakteristik pelajar yaitu jenis kelamin
dan jurusan peminatan. Analisis ini menggunakan frekuensi dari seluruh
karakteristik responden dan tendensi sentral untuk eustress. Anlaisis bivariat
digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel. Variabel yang
dihubungkan dalam penelitian ini yaitu antara variabel bebas (independen)
yaitu karakteristik pelajar SMAN 39 dengan variabel terikat (dependen)
yaitu eustress dengan skala data numerik.

30
Universitas Indonesia
31

4.2.1 Distribusi Karakteristik Pelajar SMAN 39 Jakarta


Peneliti membagi karakteristik responden pelajar SMAN 39 Jakarta yaitu
jenis kelamin dan jurusan peminatan serta eustress. Berikut ini tabel
distribusi karakteristik responden pelajar SMAN 39 Jakarta.

Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Pelajar


n= 328

Karakteristik Frekuensi Persentase (%)


Responden
Jenis Kelamin
Laki laki 150 46%
Perempuan 178 54%
Total 328 100%
Jurusan Peminatan
IPA 174 53%
IPS 154 47%
Total 328 100%

Berdasarkan tabel 4.1, jenis kelamin perempuan memiliki responden lebih


banyak yaitu (54%) daripada laki- laki (46%). Selain itu untuk jurusan IPA
dengan responden (53%) dan IPS (47%).

4.2.2 Distribusi Eustress Pelajar SMAN 39 Jakarta


Berdasarkan hasil kuesioner eustress maka dapat diperoleh gambaran mengenai
data penelitian yang berisi fungsi-fungsi dasar statistik. Deskripsi data penelitian
dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.2 Distribusi Eustress Pelajar


n=328

Variabel Mean Median SD Minimal- 95% CI


Maksimal

Eustress 42,4 42 5,7 30-58 41,7 – 43

Universitas Indonesia
32

Berdasarkan hasil analisis didapatkan rata-rata (mean) eustress responden yang


diukur dengan kuesioner Academic Eustress Scale (AES) adalah 42,4 (95% CI:
41,7-43), dengan standar deviasi 5,7. Skor terendah eustress adalah 30 dan
tertingginya adalah 58.

4.2.3 Distribusi Rata-rata Eustress Pelajar menurut Jenis Kelamin


Pada bagian ini, akan ditampilkan hasil analisa data dengan melihat
distribusi rata-rata eustress pelajar menurut jenis kelamin.

Tabel 4. 2 Distribusi Rata-rata Eustress Pelajar menurut Jenis Kelamin


n= 328
Variabel n Mean SD SE P-value
Jenis
Kelamin
Laki-laki 150 40.70 5.16 .421 .000
Perempuan 178 43.84 5.83 .436

Rata-rata laki-laki dengan eustress adalah 40.70 dengan standar deviasi


5.16. Sedangkan rata-rata untuk perempuan dengan eustress adalah 43.84
dengan standar deviasi 5.83. Hasil uji statistik didapatkan nilai p=.000,
berarti pada alpha 5% terlihat adanya perbedaan yang signifikan rata-rata
laki-laki dengan perempuan dengan eustress.

4.2.4 Distribusi Rata-rata Eustress Pelajar menurut Jurusan


Pada bagian ini, akan ditampilkan hasil analisa data dengan melihat
distribusi rata-rata eustress menurut jurusan peminatan.

Tabel 4. 3 Distribusi Rata-Rata Eustress Pelajar Menurut Jurusan


n= 328
Variabel n Mean SD SE P-value
Jurusan
Peminatan
IPA 174 42.98 6.1 .46 .052
IPS 154 41.75 5.2 .42

Rata-rata pelajar SMA dengan jurusan peminatan IPA dengan eustress adalah
42.98 dengan standar deviasi 6.1. Sedangkan rata-rata untuk pelajar SMA

Universitas Indonesia
33

jurusan peminatan IPS dengan eustress adalah 41.75 dengan standar deviasi
5.2. Hasil uji statistik didapatkan nilai p=.052, berarti pada alpha 5% terlihat
tidak adanya perbedaan yang signifikan rata-rata jurusan peminatan dengan
eustress.

Universitas Indonesia
BAB 5

PEMBAHASAN

Bab ini akan menguraikan pembahasan mengenai hasil penelitian yang betujuan
mengidentifikasi adanya hubungan karakteristik pelajar SMA dengan eustress
ketika pembelajaran jarak jauh di SMAN 39 Jakarta. Penjelasan hasil penelitian
dibagi menjadi dua bagian yaitu hubungan jenis kelamin dengan eustress dan
jurusan peminatan dengan eustress di SMAN 39 Jakarta. Selain itu, pada
pembahasan bab ini akan dijelaskan secara rinci mengenai apa saja keterbatasan
peneliti dalam melakukan penelitian.

5.1 Gambaran Karakteristik Responden


5.1.1 Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penelitian, jumlah pelajar laki-laki 46 % dan perempuan


54 % dengan jumlah pelajar perempuan lebih banyak dari jumlah pelajar
laki-laki. Jenis kelamin dianggap sebagai salah satu faktor yang
mempengaruhi dalam pembelajaran. Jika faktor ini diabaikan maka akan
berdampak pada penciptaan lingkungan dan materi belajar yang tidak tepat
khususnya untuk pemilihan bahasa pada pelajar laki-laki dan perempuan.
Di sisi lain, jenis kelamin dapat membantu pengajar dalam merencanakan
kelas yang sesuai dan mengembangkan strategi yang efektif dalam
pembelajaran, melakukan kegiatan kelas yang sesuai serta meningkatkan
motivasi pelajar (Becirovic, 2017). Hal ini sejalan dengan penelitian oleh
Adilla (2016) menunjukkan responden terbanyak pada pelitiannya adalah
berjenis kelamin perempuan (83,1%). Berdasarkan penelitian oleh
Becirovic (2017), didapatkan hasil penelitian menunjukkan bahwa
perempuan lebih mempunyai motivasi yang tinggi daripada laki-laki. Jenis
kelamin merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar. Laki-laki dan perempuan mempunyai perbedaan yang
mempengaruhi pencapaian mereka. Jenis kelamin secara tidak langsung
dapat mempengaruhi pembentukan sikap. Karakteristik laki-laki berbeda

34
Universitas Indonesia
35

dengan perempuan. Perbedaan-perbedaan tersebut menjadi sesuatu yang


memberikan pengaruh pada aspek motivasi belajar yang siswa miliki.
Hasil penelitian oleh Dinata dan Suryani (2018) terdapat perbedaan yang
signifikan antara motivasi belajar pada siswa dengan berjenis kelamin
perempuan dan laki-laki. Siswa yang mempunyai jenis kelamin
perempuan mempunyai skor rata-rata motivasi belajar yang lebih tinggi
dibandingkan dengan siswa yang berjenis kelamin laki-laki. Jenis kelamin
merupakan salah satu faktor yang dapat memberikan pengaruh terhadap
perbedaan belajar dan hasil pembelajaran. Penelitian oleh Chung dan
Chang (2017) menunjukkan bahwa perbedaan jenis kelamin mempunyai
tujuan pencapaian yang berbeda yang mempengaruhi hasil belajar. Laki-
laki lebih berfokus pada pencapaian prestasi, sehingga mereka lebih
memilih berfokus pada kinerja serta tujuan mereka. Sementara perempuan
lebih menyukai hubungan belajar dengan teman sebaya serta lebih
mengutamakan kepentingan diri sendiri

5.1.2 Jurusan Peminatan

Berdasarkan hasil penelitian, jumlah pelajar jurusan peminatan IPA 53 %


dan IPS 47 % dengan jumlah pelajar IPA lebih banyak daripada IPS.
Jurusan peminatan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
dalam pembelajaran. Pemilihan jurusan di SMA adalah memilih jurusan
yang pelaksanaannya ditetapkan oleh berbagai pihak. Ada yang ditetapkan
oleh pihak sekolah, kemampuan pelajar yang bersangkutan, ataupun dari
pihak orang tua sendiri yang meminta kepada pihak sekolah. Pihak
sekolah biasanya menetapkan jurusan berdasarkan nilai yang diperoleh
pelajar atas mata pelajaran yang diberikan. pelajar sendiri biasanya
menentukan jurusan yang diinginkan berdasarkan kemampuan sendiri.
Kecenderungan pemilihan dari teman dekat atau pun arahan dari orang tua
atau keluarga. Sedang pihak orang tua biasanya berdasarkan dari
pengalaman pekerjaan atau gengsi maupun trend yang sedang terjadi
(Irawati, 2008). Selain itu, di SMAN 39 terdapat 7 kelas untuk IPA dan 3
kelas untuk IPS sehingga pelajar dengan jurusan IPA lebih banyak dari

Universitas Indonesia
36

IPS. Keputusan untuk memilih jurusan IPA berdasarkan minat, cita-cita,


bakat, hasil prestasi, motivasi, harapan orang tua, pengaruh teman sebaya,
dan pendidik sekolah cukup mempengaruhi pelajar dalam memilih
jurusan.

Pandangan dan sikap dikomunikasikan kepada anak didik oleh staf


petugas bimbingan dan tenaga pengajar mengenai nilai-nilai yang
terkandung dalam pekerjaan yang banyak menggunakan teknologi sains,
tinggi rendahnya status sosial jabatan, dan kecocokan jabatan tertentu
untuk anak laki-laki atau anak perempuan menyebabkan banyak pelajar
tertarik untuk memilih jurusan IPA (Allolayuk, 2016). Selain itu,
pemilihan jurusan yang dilakukan harus berdasarkan minat dan bakat
pelajar itu sendiri, agar tidak menghambat proses kegiatan pembelajaran
karena pelajar memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan bakat pelajar
masing-masing.

5.2 Gambaran Eustress Pelajar SMAN 39


Berdasarkan hasil penelitian terdapat hasil rata-rata eustress 42,4 dari total
skor 10-60, dengan kategori 10 paling rendah dan 60 paling tinggi. Pada
instrumen eustress tidak menjelaskan tingkatan eustress dari tinggi, sedang,
rendah. Hasil yang semakin tinggi menunjukan bahwa eustress yang tinggi,
begitu pula sebaliknya. Dari hasil 42,4 dapat dikatakan pelajar SMAN 39
mempunyai eustress yang cukup baik. Eustress bisa diartikan sebagai motivasi
dalam belajar. Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak yang ada
dalam diri seseorang yang dapat menimbulkan, menjamin kelangsungan dan
memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dalam suatu
proses belajar mengajar dapat tercapai. Kemampuan memotivasi diri sendiri
akan lebih cenderung dapat memberikan pandangan positif saat menilai segala
sesuatu. Munculnya motivasi ini adalah faktor eksternal yang ditimbulkan
oleh lingkungan keluarga atau sekolah, merupakan hal penting dalam
menumbuhkan motivasi belajar agar pelajar dapat mencapai prestasi akademik
yang baik (Harianti, 2016). Potensi yang seseorang miliki akan terus tetap
kurang berkembang jika tidak cukup diimbangi dengan suatu motivasi yang
baik. Individu dengan motivasi yang lebih tinggi akan mempunyai daya juang

Universitas Indonesia
37

yang lebih tinggi dalam mencapai tujuan dan tidak akan mudah menyerah
pada kemampuannya untuk memecahkan masalah. Kemampuan motivasi diri
cenderung memiliki pandangan yang positif saat mengevaluasi segala sesuatu.
Seorang pelajar akan yang mempunyai eustress cenderung akan berprestasi di
sekolah, sehingga seringkali mereka meraih prestasi yang tinggi.

5.3 Hubungan Karakteristik Pelajar SMAN 39 Jakarta dengan esutress


ketika pembelajaran jarak jauh
Karakteristik responden pada penelitian ini meliputi jenis kelamin dan
jurusan peminatan pelajar SMAN 39 Jakarta.

5.3.1 Hubungan Karakteristik Jenis Kelamin Pelajar SMA dengan Eustress


Berdasarkan hasil penelitian terdapat hasil rata-rata laki-laki dengan
eustress adalah 40.70 sedangkan rata-rata untuk perempuan dengan
eustress adalah 43.84 Hasil uji statistik didapatkan nilai p=.000,
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan ditemukan hasil yang
signifikan hubungan antara jenis kelamin dengan eustress, yaitu
perempuan lebih banyak eustress dibanding dengan laki-laki. Hasil dari
penelitian didukung oleh sebuah penelitian yang pernah dilakukan di
University of Buffalo berisi tentang sebuah hasil yang menjelaskan tentang
perempuan lebih mampu mengendalikan stress positif. Kemapuan ini
dapat disebabkan oleh faktor hormon, yaitu dalam bentuk berupa tingginya
hormon estrogen didalam tubuh seorang perempuan. Hormon esterogen
didalam seorang perempuan dapat memperkuat efek oksitosin beberapa
kali lipat jumlahnya, sedangkan pada seorang laki-laki hormon testosteron
yang bekerja yaitu meminimalkan hormon oksitosin di dalam tubuh
seseorang. Hormon oksitosin dapat berguna untuk mempengaruhi emosi
seseorang yang dapat menimbulkan sebuah perasaan senang, bahagia,
tenang, damai, penyayang, dan bersahabat dengan orang sekitar. Oksitosin
merupakan sebuah respon dari emosi atau stres positif yang akan direspon
oleh hipotalamus (Asiyah, 2010). Dalam sebuah penelitian yang pernah
dilakukan Norkasiani dan Tamher (2009) menunjukan bahwa perempuan
lebih siap untuk menghadapi stres dibandingkan laki-laki, karena laki-laki

Universitas Indonesia
38

cenderung lebih besar mempunyai tingkat emosional dalam menyelesaikan


sebuah masalah.

Selain itu bisa dikaji berdasarkan ciri biologis perempuan dan laki-laki
Manusia juga mempunyai 23 kromsom dari sel ibu dan 23 kromosom dari
sel sperma ayah. Dua diantara terdapat kromosom yang hadir dalam
bentuk berbeda yang bisa disebut dengan kromosom X dan kromosom Y.
Telur dan dua kromosom X dapat berkembang menjadi wanita, sementara
telur dan kromosom X dan Y berkembang dapat berkembang menjadi pria.
Terdapat banyak gen yang ada pada kromosom X yang melibatkan
berbagai fungsi-fungsi pada otak seperti sebuah pemerosesan kognitif
tingkat tinggi dan faktor lainnya yang berhubungan dengan tingkat
kecerdasan. Artinya jika sebuah kromosom X seorang pria dikatakan
sudah rusak, maka selamanya dapat di katakan seorang pria tersebut harus
menanggung akibatnya. Sebaliknya jika kromosom X pada seorang wanita
dikatakan sudah rusak, ada baik nya kerusakan tersebut dapat diabaikan
karena terdapat cadangan pada sebuah kromosom pasangannya. Karena
sebuah perbedaan ini dapat membuat perbedaan antara anak laki-laki
dengan anak perempuan. Anak perempuan biasanya lebih suka
menghabiskan banyak waktu dalam ruangan dan lebih sadar terhadap
waktu karena ada jam. Di sisi lain anak laki-laki lebih banyak untuk
menghabiskan banyak waktu diluar yang tidak terstruktur, pelajar lebih
banyak yang bergantung terhadap ruang dari pada waktu (Sousa, 2012).
Perbedaan ini juga akan berdampak dengan keberadaan pelajar perempuan
dan pelajar laki-laki disekolah. Sekolah adalah lingkungan terstruktur yang
dapat berjalan berdasarkan jadwal waktu, peraturan-peraturan dengan pola
tertentu, serta menyampaikan sistem pengajaran.

Penelitian lain mengenai eustress adalah yang dilakukan oleh Faizan pada
tahun 2009 dengan hasil bahwa perempuan mengalami eustress yang lebih
tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Laki-laki lebih mudah untuk
mengalami stres kronis karena kegagalan untuk menangani stressor,
sementara perempuan dapat menangani stressor dari dukungan sosial dan

Universitas Indonesia
39

mekanisme koping pada diri yang tinggi. Jika dikaitkan eustress dengan
motivasi, pelajar yang mempunyai jenis kelamin perempuan memiliki
sebuah motivasi dalam belajar yang berada pada level kategori tinggi.
pelajar berjenis kelamin perempuan memiliki lebih tinggi motivasinya
dibandingkan pelajar yang berjenis kelamin laki-laki, hal tersebut
diungkap oleh hasil penelitian Saragi dan Suryani (2018). Penelitian ini
mendukung hasil bahwa pelajar perempuan di SMAN 39 memiliki
eustress yang tinggi dibanding laki-laki karena berkaitan dengan motivasi
belajar pelajar.

Eustress juga mengakibatkan peningkatan kemampuan akademik dan


kreativitas. Perbandingan dalam sebuah kreativitas yang telah dilakukan
Munandar (1977) pada pelajar sekolah tingkat menengah di Indonesia
yang menemukan bahwa tingkat kreativitas pelajar berjenis kelamin
perempuan cenderung lebih tinggi dari pelajar berjenis kelamin laki-laki
dengan perbandingan 58% berbanding 42%. Hasil yang sama juga telah
ditemukan Aziz (2006) yang berdasarkan hasil dari sebuah penelitiannya
yang telah dilakukan pada 82 anak yang mempunyai tingkat kreativitas
tinggi ternyata lebih banyak diperoleh anak berjenis kelamin perempuan
dibanding anak berjenis kelamin laki-laki dengan perbandingan 35 (53%)
berbanding 31 (47%). Adanya perbedaan antara anak berjnenis kelamin
laki-laki dan anak berjenis kelamin perempuan dalam berbagai aspek
psikologis anak, sebuah kreativitas bisa dipahami dari berbagai sudut
pandang. Brizendine (2006) mengkaji fungsi dari otak perempuan dapat
menunjukan bahwa memang secara struktur terdapat ada perbedaan antara
otak laki-laki dan perempuan, hal ini berakibat adanya perbedaan yang
terdapat pada keduanya dalam cara berpikir serta cara untuk memandang
sesuatu. Pada penelitian Purwati tahun 1993 menemukan bahwa seorang
laki-laki cenderung memiliki lebih tinggi dalam orientasi sosial sedangkan
perempuan lebih berorientasi pada personal.

Perbedaan jenis kelamin ini menjadi salah satu faktor yang dapat
mendukung pelajar perempuan untuk mempunyai eustress yang lebih

Universitas Indonesia
40

tinggi daripada pelajar dengan jenis kelamin laki-laki. Hal ini juga sejalan
dengan penelitian sebelumnya oleh Adilla (2016) menunjukkan responden
paling banyak mempunyai prestasi belajar yang baik dengan jenis kelamin
perempuan yaitu sebanyak 33 responden (55,9%). Perempuan mempunyai
prestasi belajar baik karena perempuan lebih disiplin dalam melakukan hal
pembelajaran.

5.3.2 Hubungan Karakteristik Jurusan Peminatan Pelajar SMA dengan


Eustress
Berdasarkan hasil data penelitian menunjukkan perbedaan eustress
diantara pelajar jurusan IPA dan IPS. Namun, perbedaan tersebut belum
signifikan karena memerlukan pengujian data yang lebih mendalam lagi.
Hal ini akan dijelaskan mengenai beberapa faktor yang mempengaruhi
eustress pada pelajar, yaitu adanya minat belajar, motivasi untuk belajar,
pelajar yang perfeksionisme, dan pola pikir merupakan faktor penting
dalam menentukan eustress.

Minat merupakan pengaruh besar terhadap belajar karena daya tarik yang
menjamin perasaan senang pelajar terhadap materi pembelajaran. Menurut
(Santrock, 2003) minat pelajar terhadap pendidikan sangat dipengaruhi
oleh pekerjaan . Minat adalah sebuah tingkat kecenderungan seseorang
yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa jenis kegiatan.
Suatu kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan secara terus-menerus
yang disertai dengan adanya rasa senang. Remaja lebih menaruh banyak
minat pada sebuah pelajaran-pelajaran yang nantinya akan berguna dalam
bidang pekerjaan yang dipilihnya. Jika pelajar kurang berminat terhadap
materi pelajaran maka perlu adanya sebuah usaha agar pelajar mempunyai
sebuah minat yang lebih besar yang akan tumbuh dengan cara menjelaskan
minat yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta berhubungan
langsung dengan cita-cita serta adanya kaitan dengan bahan pembelajaran
yang dipelajari.

Universitas Indonesia
41

Selanjutnya akan dijelaskan tentang motivasi, untuk pelajar sebuah


motivasi yang dimiliki adalah ketika di sekolah meliputi metode guru
mengajar, relasi guru dan pelajar. Metode mengajar mempengaruhi pelajar
dalam mengikuti pelajaran ketika pembelajaran jarak jauh. Guru yang
kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga
penyampaiannya kurang jelas. Hal ini membawa dampak pelajar menjadi
kurang senang dan malas mempelajari bahan pelajaran yang diajarkan.
Relasi guru dengan pelajar terjalin dengan baik, maka pelajar akan merasa
senang dengan guru dan mata pelajaran serta tercipta suasana yang lebih
aktif dalam proses belajar mengajar. Berbeda hasilnya jika guru kurang
berinteraksi dengan baik akan membawa akibat proses belajar kurang
lancar seperti pelajar kurang memperhatikan saat guru mengajar, malas-
malasan ketika belajar.

Untuk pola pikir menurut Iskandar (2008) terdapat beberapa sumber


kekuatan yang mempengaruhi proses berpikir manusia yaitu orang tua
adalah sebagai tutor atau guru yang pertama yang ada di dunia, orang tua
lah yang akan membentuk suatu pola pikir pelajar untuk yang pertama
kalinya belajar. Setelah dari orang tua pelajar akan dikenalkan dengan
sebuah dunia lain yaitu keluarga, dari keluarga pelajar akan menangkap
sebuah informasi dan pola pikir yang lain untuk di pelajari, yang fungsinya
nanti adalah untuk melengkapi pola pikir yang telah didapat dari orang tua.
Dunia lain yang nanti akan dikenal adalah sebuah lingkungan masyarakat
sekitar, dengan semakin bertambahnya informasi dan akan disatukan
dengan apa yang telah didapat akan membuat proses dari pembentukan
pikiran akan menjadi semakin kuat.

Selain masuk kedalam motivasi, sekolah juga mempunyai tingkat


pengaruh yang cukup besar dalam proses tahapan pembelajaran seseorang,
peraturan-peraturan yang telah diterapkan sekolah maupun perilaku dan
sikap guru dapat memperkaya sebuah proses pembentukan pola pikir
seseorang yang sudah ada. Kemudian berteman merupakan sebuah proses
aktualisasi diri yang pertama dalam menjalani kehidupan, karena dalam

Universitas Indonesia
42

suatu pertemanan, seseorang yang akan menentukan sebuah pilihan akan


berteman dengan siapa, tidak ada larangan dalam menentukan sebuah
pertemanan dan dengan siapa akan berteman. Unsur dari sebuah sumber
media masa juga merupakan faktor pola pikir dimana pengidolaan pada
suatu jenis tontonan dapat menimbulkan peniruan-peniruan yang
dilakukan oleh seseorang baik itu yang sifatnya negatif maupun yang
positif. Contohnya adalah sebuah trend pakaian seorang artis akan ditiru
oleh fans nya. Dalam pola pikir hal terpenting adalah diri sendiri inilah
adalah sebuah faktor penentu dari suatu pola pikir, baik buruknya suatu
pengaruh dan pelajar yang akan dapat menentukan apakah pelajar akan
menjadi pribadi seseorang yang buruk atau akan memilih menjadi pribadi
seseorang yang baik.

Faktor yang mempengaruhi perfeksionisme seorang pelajar adalah pelajar


yang memiliki cita-cita yang tinggi, standar pribadi seseorang yang tinggi
(High Self-expectation) dalam berbagai hal, orang lain memiliki
standar/ekspektasi tinggi, dan ekspektasi tinggi juga terhadap orang lain
yang akan dikelompokkan menjadi karakteristik penetapan standar.
Melakukan suatu usaha terbaik untuk mencapai kesempurnaan atau
standar, dan toleransi yang rendah terhadap kesalahan atau kegagalan
dapat dikelompokkan menjadi karakteristik pencapaian standar yaitu
dengan melakukan suatu usaha yang terbaik untuk mencapai
kesempurnaan atau standar, dan toleransi rendah terhadap suatu kesalahan
atau kegagalan.

Kebanggaan terhadap setiap usaha sendiri, menyalahkan diri sendiri atas


adanya sebuah kesalahan atau kegagalan yang berkaitan dengan faktor
yang dapat dikontrol, memiliki suatu ketelitian dan kehati-hatian dalam
mengerjakan sesuatu, keyakinan yang kuat terhadap diri sendiri, tidak suka
untuk dikalahkan oleh orang lain, keinginan yang kuat untuk selalu
dihargai, merasa lebih hebat atau baik dari pada orang lain, merasa selalu
ingin bekerja sendiri meskipun dalam kelompok. Memiliki motivasi tinggi
untuk sempurna, orang lain akan memberikan suatu semangat (support)

Universitas Indonesia
43

untuk mencapai suatu kesempurnaan, dan mengerjakan segala sesuatu


dengan sempurna demi untuk mendapatkan nilai yang sempurna
dikelompokkan menjadi sebuah karakteristik motivasional (Ratna &
Widayat, 2013).

5.4 Keterbatasan Penelitian


Dalam penelitian ini, peneliti menemukan keterbatasan dalam hal mengurus
perizinan pihak sekolah karena SMAN 39 sedang tidak ada kepala sekolah
yang menjabat, sehingga digantikan oleh pelaksana tugas kepala sekolah yang
berdampak sulitnya untuk melakukan komunikasi untuk mengurus surat
perizinan. Selain itu, peneliti melakukan penelitian ini hanya dengan populasi
dan sampel di satu sekolah yang menurut peneliti sesuai dengan kriteria
penelitian.

5.5 Implikasi Keperawatan


Temuan dalam sebuah penelitian ini mempunyai beberapa jenis implikasi
penting untuk perawat baik bagi pelayanan, pendidikan serta penelitian
keperawatan selanjutnya.

5.5.1 Pelayanan Keperawatan


Eustress dapat terjadi akibat adanya motivasi dan pola pikir dari setiap
individu berdasarkan jenis kelamin. Hasil dari sebuah penelitian ini dapat
dijadikan masukan dalam membangun pelajar agar dapat memberikan
stimulus masukan kepada pelajar untuk menjadi pelajar yang memiliki
stress positif (eustress) karena adanya motivasi yang kuat dalam dirinya.
Selain itu, pelayanan keperawatan dapat berperan untuk memberikan
pelajar pola pikir yang berpusat kepada keluarga dan berpikir positif
apabila pelajar mengalami stress.

5.5.2 Pendidikan Keperawatan


Hasil penelitian ini diharapkan juga dapat menambah pengetahuan tentang
hubungan karakteristik pelajar SMA dengan eustress ketika pembelajaran
jarak jauh. Perlu adanya pengembangan edukasi mengenai eustress pada
pelajar SMA ketika pembelajaran jarak jauh. Hasil penelitian ini juga

Universitas Indonesia
44

dapat menjadi pertimbangan dalam pembelajaran keperawatan mengenai


eustress.

5.5.3 Penelitian Keperawatan


Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sebuah informasi baru
mengenai hubungan karakteristik pelajar SMA dengan eustress ketika
pembelajaran jarak latar belakang penelitian selanjutnya. Selain itu,
penelitian ini diharapkan dapat menjadi latar belakang penelitian
selanjutnya mengenai hubungan karakteristik pelajar SMA dengan
eustress ketika pembelajaran jarak jauh.

Universitas Indonesia
Bab 6

Penutup

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai hubungan
karakteristik pelajar sma dengan eustress ketika pembelajaran jarak jauh pada
SMAN 39 Jakarta. Maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut:

6.1.1 Jumlah pelajar perempuan lebih banyak dari jumlah pelajar laki-laki.

6.1.2 Eustress pada pelajar berada pada skor 42,4 dari total skor 58.

6.1.3 Terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin pelajar dengan
eustress ketika pembelajaran jarak jauh. Eustress pada pelajar perempuan
lebih tinggi daripada pelajar laki-laki. Kemampuan ini dapat disebabkan oleh
faktor hormon, motivasi dalam belajar, ciri biologis, dan cara berfikir.

6.1.4 Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara eustress dan jurusan
peminatan. Hal ini menunjukan bahwa jurusan peminatan tidak berpengaruh
terhadap eustress pelajar.

6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan keterbatasan penelitian yang dimiliki
dalam penelitian ini, maka peneliti menyarankan sebagai berikut:

6.2.1. Bagi Sekolah


Bagi pihak sekolah peneliti menyarankan agar pihak sekolah untuk
bekerjasama dengan baik. Peran sekolah dapat dijelaskan melalui berbagai
hal seperti dalam kegiatan belajar mengajar, keadaan dan fasilitas sekolah,
peraturan sekolah, guru, dan cara penyampaian materi pelajaran. Para guru
diharapkan mempunyai pemahaman yang baik mengenai eustress yang
dapat mempengaruhi prestasi pelajar disekolah.

44
Universitas Indonesia
45

6.2.2 Bagi Pelajar


Bagi pelajar berjenis kelamin laki-laki diharapkan dapat meningkatkan
eustress dengan cara meningkatkan mekanisme koping yang dapat dibantu
oleh guru bimbingan konseling sebagai guru perwakilan. Dengan
memberikan edukasi dan bimbingan konseling pelajar laki-laki diharapkan
dapat meningkatnya mekanisme koping agar mempunyai eustress yang
sama dengan perempuan.

6.2.3. Bagi Pelayanan Keperawatan


a. Perawat kesehatan jiwa sebagai edukator kepada pelajar selama
pembelajaran jarak jauh dilakukan agar pelajar menjadikan stres yang
positif (eustress). Melakukan sebuah diskusi online antara pelajar dan
perawat diharapakan dapat menjadikan pelajar yang eustress selama
pembelajaran jarak jauh.
b. Memberikan edukasi cara membangun eustress untuk pelajar pahami
dan dapat di impelementasikan oleh pelajar. Dengan diadakan sebuah
diskusi online antara pelajar dan perawat diharapakan akan ada tumbuh
rasa motivasi belajar yang dapat mendorong siswa menjadi eusstress.
c. Perawat kesehatan jiwa dapat berperan aktif dalam membantu
pelaksanaan pembelajaran jarak jauh dimana ada beberapa pelajar yang
mengalami stress selama pembelajaran jarak jauh dilakukan. Dengan
adanya keperawatan jiwa yang berperan aktif maka siswa yang tadi
nya merasa stress bisa di arahkan menjadi eustress karena adanya
motivasi serta cara bagaimana membangun eustress tersebut.

6.2.4 Bagi Penelitian Selanjutnya


a. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi untuk
penelitian selanjutnya yang berkaitan, seperti hubungan karakteristik
pelajar sma dengan stres ketika pembelajaran jarak jauh dilakukan atau
hubungan karakteristik pelajar sma dengan motivasi minat belajar
ketika pembelajaran jarak jauh dilakukan.
b. Diharapkan penelitian selanjutnya mampu memperluas cangkupan
tempat penelitian dengan metode penelitian yang berbeda, seperti

Universitas Indonesia
46

menggunakan studi perbandingan dan korelasi antar sekolah yang ada


di Jakarta.
c. Diharapkan peneliti selanjutnya mampu menggunakan teknik
pengambilan sampel yang berbeda dan dengan jumlah yang lebih besar
agar hasil penelitian lebih representatif, seperti menggunakan teknik
random sampling dengan melibatkan banyak sekolah yang berbeda.
Diharapakan penelitian dapat melakukan uji validitas dengan berulang
sehingga dapat diperoleh insturmen penelitian dengan tingkat validitas
yang tinggi.

Universitas Indonesia
Daftar Pustaka

A.Gani Ruslan. (1986). Bimbingan Penjurusan. Bandung: Angkasa.

Adilla, H. (2016). Motivasi dan Prestasi Belajar Mahasiswa Keperawatan Gigi


Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. 03.

Allolayuk (2016). Faktor Yang Mempengaruhi Siswa Memilih Jurusan Ipa Pada
Siswa Kelas Xi Sma Negeri 72 Jakarta. FIP UNJ.

Ally, M. (2004), Foundations of educational theory for online learning, Theory


and practice of online learning, Vol. 2

Ambriz, M. G. J., Izal, M., Montorio, I. (2011). Psychological and social factors
that promote positive adaptation to stress and adversity in the adult life
cycle.  Journal of Happiness Studies.

Asiyah. (2010). Belajar psikologi faal. Surabaya: IAIN Press.

Aziz, R. (2006). Studi tentang kreativitas pada siswa Sekolah Menengah Pertama
di kota Malang. Psikoislamika, 239-254

Aziz, R. (2006). Studi tentang kreativitas pada siswa Sekolah Menengah Pertama
di kota Malang. Psikoislamika.

Becirovic, S. (2017). The relationship between gender, motivation and


achievement in learning english as a foreign language. European Journal of
Contemporary Education, 6(2), 210–220.

Benson, A.D. (2002), Using online learning to meet workforce demand: a case
study of stakeholder influence. Quarterly Review of Distance Education, Vol.
3

Brizendine, L. (2006). Female Brain. New York: Morgan Road Books.

Caner, M. (2012), The definition of blended learning in higher education, in


Panagiotes, S. and Anastasiades (Eds), Blended Learning Environments for

47
48

Adults: Evaluations and Frameworks, IGI Global, New York. 19-34.

Chun-Tung Li (2016). Eustress or distress: an empirical study of perceived


Sstress in everyday college life. The Hong Kong Polytechnic University
Hong Kong, China.

Conrad, D. (2002), Deep in the hearts of learners: insights into the nature of
online community, The Journal of Distance Education, Vol. 17.

Dharma, K. (2012). Pendidikan karakter kajian teori dan praktik di sekolah.


Bandung: PT Remaja Rosdakaya.

Diana, P. Z., Wirawati, D., Rosalia, S. (2020). Blended learning dalam


pembentukan kemandirian belajar. Alinea: Jurnal Bahasa, Sastra, dan
Pengajaran.

Edwards, J. R., & Rothbard, N. (2000). Mechanisms linking work and family:
Clarifying the relationship between work and family constructs Work
Home. Academy of Management Review.

Gibbons, C., Martin, D., Moutray, M. (2008). Stress and eustress in nursing


students. Journal of Advanced Nursing. 61 (3): 282–290. 

Gmelch, W.H. dan Burns, J.S. (1994). Sources of Stress for Academic
Department Chairpersons. Journals of Educational Administration, Vol. 32

Harianti, R. (2016). Pola Asuh Orangtua Dan Lingkungan Pembelajaran


Terhadap Motivasi Belajar Siswa. Curricula, 2(2), 20–30.

Hew, K. F., & Cheung, W. S. (2014). Students’ and instructors’ use of massive
open online courses (MOOCs): Motivations and challenges. Educational
Research. 45-58.

Hiltz, S.R. and Turoff, M. (2005), Education goes digital: the evolution of online
learning and the revolution in higher education, Communications of the
ACM, Vol. 48

Irawati. (2008). Penjurusan, Antara Minat dan Obsesi Orang Tua.

Universitas Indonesia
49

Iskandar. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan Dan Sosial (Kualitatif Dan


Kuantitatif). Jakarta: Gaung Persada Press.

J. H. Milsum. (1985), Behavior. Sci. 30, 179.

Kemendikbud, RI. (2020). Panduan Pembelajaran Jarak Jauh. Retrieved from


https://p3gtk.kemdikbud.go.id/publikasi/panduan-pembelajaran-jarak-jauh-
K0012 [Diakses pada 20 Oktober 2020].

Lazarus, R.S. (1990). Emotion and adaptation. New York: Oxford University
Press. 1, 3–13.

Le Fevre, M., Matheny, J., & Kolt, G. (2003). Eustress, distress, and
interpretation in occupational stress. Journal of Managerial Psychology. 18, 726–
744.

Makarova, L. N., & Sartsev, M. V. (2017). Problem zones of teachers and


students’

McGowan, J., Gardner, G., & Fletcher, R. (2006). Positive and negative affective
outcomes of occupational stress. New Zealand Journal of Psychology. 35,
92–98.

Moore, J.L., Dickson-Deane, C. & Galyen, K. (2011), e-Learning, online


learning, and distance learning environments: are they the same?, The
Internet and Higher Education, 129-135.

Munandar, S.C.U. (1977). Creativity and education, Jakarta: Dirjen Pendidikan


Tinggi, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan

Murray H, R., Slee, P. T., Lawson, M. J., Silins, H., Banfield, G., & Russell,
A. (2000). Under stress: The concerns and coping strategies of teacher
education students. European Journal of Teacher Education.

Muthmainah, S. (2006). Studi tentang perbedaan evaluasi etis, intensi etis, dan
orientasi etis dilihat dari gender dan disiplin ilmu: potensi rekruitment

Universitas Indonesia
50

staf profesional pada kantor akuntan publik. Simposium Nasional


Akuntansi IX, Padang.

Nasir & Ideputri (2011), Metodologi Penelitian Kesehatan, Mulia Medika,


Yogyakarta.

Nazerly, M. K. (2020). Implementasi zoom, google classroom, dan whatsapp


group dalam mendukung pembelajaran daring (online) pada mata kuliah
Bahasa Inggris Lanjut (Studi kasus pada 2 kelas semester 2, Jurusan
Administrasi Bisnis, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Bina Sa. Aksara
Publik.

Norkasioni & Tamher. (2009). Kesehatan usia lanjut dengan pendekatan asuhan
keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Norkasioni & Tamher. (2009). Kesehatan usia lanjut dengan pendekatan asuhan
keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Notoatmodjo, S.. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta : PT Rineka


Cipta.

O'Sullivan, G ( 2010). The relationship between hope, eustress, self-


efficacy, and life satisfaction among undergraduates. Social Indicators
Research.

Prayogi. (2020). Efektifitas pembelajaran jarak jauh terhadap pembelajaran


pelajar di sdit cendekia Purwakarta. Jurnal Pendidikan.

Purwati, (1993). Hubungan antara pola asuh orangtua dengan penyesuaian diri
remaja. Yogyakarta: Program Pascasarjana Psikologi Universitas Gadjah
Mada.

Ratna & Widayat. (2013). Perfeksionisme pada Remaja Gifted (Studi Kasus pada
Peserta Didik Kelas Akselerasi di SMAN 5 Surabaya). Fakultas Psikologi
Universitas Airlangg

Universitas Indonesia
51

Razdorskaya, I. M., Urusova, T. I., Reztsova, T. V., & Ulyanov, V. O. (2018).


Ethic aspects of the teachers and students interaction in the process of
education. Journal of Karelian Scientific. 1 (22). 53-56.

Riduwan. (2010). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung:


Alfabeta.

Sankaran, S., & Bui, T. (2003). Ethical attitudes among accounting majors: an
empirical study. Journal of the American Academy of Bussiness. Vol 3 (1)
71-77.

Santrock , John W. (2007). Psikologi Pendidikan. Edisi Kedua. Jakarta: Kencana


Predana Media Group .

Saragi, M.P.D & Suryani, S. (2018). Perbedaan Motivasi Belajar Siswa Berjenis
Kelamin Laki-laki dan Perempuan SMK Swasta Bandung. Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara.

Sears, D.O., Freedman, J.L., & Peplau, L.A. (1985). Psikologi Sosial. Jakarta:
Erlangga.

Selye, H. (1975). Stress without distress. Philadelphia, PA: Lippincott Publishing

Sousa, D.A. (2012). How The Brain Learn. Amerika: Corwin Publisher.

Sugiyono. (2016). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan r&d. Bandung: PT


Alfabet.

Suhardjono & Supardi (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Syah, M. (2015). Psikologi pendidikan. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.

Wade, C & Tavris, C. (2007). Psikologi edisi kesembilan. Jakarta: Erlangga.

Universitas Indonesia
Lampiran 1: Jadwal Penelitian

JADWAL PENELITIAN

Kegiatan 2020 2021


Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
Penyusunan
proposal
Pengumpulan
proposal
Seminar
proposal

Revisi
proposal
penelitian
Pengambilan
data
Analisis data

Penulisan
laporan akhir
Sidang hasil
penelitian
Penyerahan
skripsi yang
telah direvisi

52
53

Lampiran 2: Halaman Judul Kuesioner

UNIVERSITAS INDONESIA

Kuesioner Penelitian Hubungan Karakteristik Pelajar SMAN


Dengan Eustress Ketika Pembelajaran Jarak Jauh

PENELITI:

DINDA NOVIARMACHDA

1706977992

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI REGULER S1 KEPERAWATAN

DEPOK

2020

Universitas Indonesia
Lampiran 3: Penjelasan Penelitian

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

Assalamu’alaikum wr wb. Selamat pagi/ siang/ sore.

Saya Dinda Noviarmachda sebagai mahasiswi tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia 2017. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang
Hubungan Karakteristik Pelajar SMAN 39 Jakarta dengan Eustress ketika Pembelajaran
Jarak Jauh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan karakteristik
pelajar SMAN 39 Jakarta dengan eustress ketika pembelajaran jarak jauh dan
bermanfaat memotivasi pembelajaran jarak jauh tidak hanya berdampak stres yang
negatif, tetapi juga menjadi stres positif (eustress).

Saya mengharapkan kesediaan Anda untuk menjadi responden dalam penelitian saya
dengan meluangkan waktu selama 10-20 menit. Kuesioner ini terdiri dari dua bagian,
bagian pertama tentang karakteristik pelajar, bagian kedua berisi kuesiner eustress. Pada
kuesioner ini tidak ada jawaban yang benar ataupun salah sehingga Anda diharapkan
mengisi kuesioner ini dengan sejujur-jujurnya dan sesuai dengan kondisi Anda.
Sebelum Anda mengerjakan, bacalah petunjuk terlebih dahulu untuk menghindari
kekeliruan dalam menjawab pertanyaan. Setelah selesai menjawab, mohon periksa
kembali jawaban Anda dan memeriksa kelengkapannya.

Data penelitian ini hanya digunakan untuk kepentingan penelitian ini saja sehingga
tidak memiliki risiko yang akan terjadi pada Anda dan identitas Anda akan saya
rahasiakan sehingga data Anda tidak dapat diketahui oleh orang lain. Anda sebagai

54
55

responden berhak menolak atau mengundurkan diri dalam penelitian ini tanpa risiko
apapun. Atas kesediaan dan kerja samanya saya ucapkan terima kasih.

Hormat Saya,

Dinda Noviarmachda

(088290626717)

dinda.noviarmachda@ui.ac.id

* Required

Universitas Indonesia
Lampiran 4: Lembar Persetujuan Responden

LAMPIRAN PERSETUJUAN RESPONDEN

(INFORMED CONSENT)

Saya telah membaca dan memahami informasi yang diberikan sehingga saya akan
berpartisipasi menjadi responden penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan karakteristik pelajar SMAN 39 Jakarta dengan eustress ketika
pembelajaran jarak jauh. Saya yakin penelitian ini tidak menimbulkan kerugian,
menjaga privasi, dan menghormati hak-hak saya sebagai responden penelitian 

Ya, Saya Bersedia

Tidak Bersedia

Nomor telepon untuk undian Gopay 

56
Lampiran 5: Lembar Instrumen

LAMPIRAN INSTRUMEN

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN

A. DATA DEMOGRAFI
1. Usia/U :___tahun
2. Jenis Kelamin/JK : Laki-laki Perempuan
3. Jurusan Peminatan: IPA
IPS

B. Eustress

Petunjuk Pengisian:

Di bawah ini, terdapat 15 pernyataan mengenai eustress pada pelajar, Terdapat 5


pertanyaan isian dan 10 pertanyaan pilihan. Anda diminta untuk memilih jawaban yang
jujur dan paling menggambarkan keadaan diri Anda.

No Pernyataan Tidak Hampir Terkadanag Sering Sangat Selalu


Pernah Tidak sering
Pernah

1 Seberapa sering Anda secara


efektif menanggulangi
perubahan stres yang terjadi
di kehidupan akademik Anda
?

57
58

No Pernyataan Tidak Hampir Terkadanag Sering Sangat Selalu


Pernah Tidak sering
Pernah

2 Seberapa sering Anda tidak


mengalami hambatan
akademik yang
mengganggu ?

3 Apakah Anda membaca


buku demi kesenangan?
Buku apa yang dibaca ?
(diisi)

4 Seberapa sering Anda


merasa bahwa stres secara
positif berkontribusi terhadap
kemampuan Anda
menangani masalah
akademik ?

5 Secara umum, seberapa


sering Anda termotivasi oleh
stres yang Anda miliki?

6 Apakah Anda pergi bersama


teman-teman pekan ini? Jika
iya, pergi kemana? (diisi)

7 Secara umum, meskipun


Anda berhasil
mengendalikan gangguan
dalam kehidupan akademik

Universitas Indonesia
59

No Pernyataan Tidak Hampir Terkadanag Sering Sangat Selalu


Pernah Tidak sering
Pernah

Anda?

8 Secara umum, apapun Anda


berbincang dengan keluarga
Anda? Seberapa sering
dalam seminggu? (diisi)

9 Secara umum, sering kali


Anda gagal mengerjakan
tugas akademik ketika
berada dalam tekanan?

10 Secara umum, seberapa


sering Anda tidak dapat
mengendalikan cara Anda
menghabiskan waktu
mengerjakan tugas sekolah?

11 Seberapa sering Anda


merasa nyaman dengan
lingkungan sekitar Anda?
Hal apa yang membuat anda
nyaman dengan lingkungan?
(diisi)

12 Ketika menghadapi stres


akademik, seberapa sering
Anda mengetahui bahwa

Universitas Indonesia
60

No Pernyataan Tidak Hampir Terkadanag Sering Sangat Selalu


Pernah Tidak sering
Pernah

tekanan tersebut membuat


Anda lebih produktif?

13 Seberapa sering Anda


merasa bahwa Anda
melakukan tugas lebih baik
ketika berada dalam tekanan
akademik?

14 Seberapa sering Anda


berlatih meditasi? Berapa
kali dalam seminggu? (diisi)

15 Seberapa sering Anda


merasa bahwa stres terkait
ujian memilki dampak positif
pada hasil ujian Anda?

Universitas Indonesia
61

Universitas Indonesia
Lampiran 6: Perizinan Penelitian

57
58

Universitas Indonesia
Lampiran 7: Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Dinda Noviarmachda

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 07 November 1998

Alamat Rumah : Jl. Mawar Sari II, Rt.007/011, Kalisari, Jakarta Tiumur

Nomor Handphone : 088290626717

Email : dindanoviarmchd@gmail.com

Instansi : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Alamat Instansi : Jl. Prof. Dr. Bahder Djohan. Depok. 16421

Riwayat Pendidikan :

No. Nama Sekolah Tahun

1. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia 2017-Sekarang

2. SMA Negeri 106 Jakarta 2014-2017

3. SMP Negeri 217 Jakarta 2011-2014

4. SD Negeri Kalisari 010 PT 2005-2011

58

Anda mungkin juga menyukai