Anda di halaman 1dari 17

BAB II

JUAL BELI SALAM DALAM HUKUM ISLAM


A. Tinjauan Pustaka

Pada tinjauan pustaka ini, peneliti akan memaparkan beberapa sumber

dari peneliti terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini, antara lain:

1. Akhmad Syahid ( Dosen Fuad Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro,

2018) dengan jurnal berjudul Go-food Dalam Tinjauan Cendikiawan Muslim.

Dalam jurnal ini penulis menyatakan bagaimana transaksi hukum Islam yang

di lakukan tentang jasa pelayanan pemesanan makanan lewat fitur Go-food

pada pandangan para ulama dan mekanisme pemesanan makanan oleh

customer lewat cara bayar Go-Pay dalam aplikasi Go-Jek. Bisnis ini

merupakan model bisnis modern seiring dengan perkembangan teknologi

digital yang belum ada kejelasan hukumnya, baik menurut ahli-ahli fiqh

klasik maupun kontemporer. Oleh sebab itu, Argumen dari para tokoh dalam

transaksi dengan layanan Go-food yang keberadaannya sangat di butuhkan

oleh para konsumen khususnya masyarakat perkotaan yang memiliki

aktifitas padat dan mulai tergantung dengan layanan transaksi Go-Food,

maka sangat di perlukan ketegasan dari para ulama. Namun, semua pihak

baik yang menghukumi transaksi jual beli Go-jek haram maupun pihak yang

13
14

menyatakan kehalalan menghormati perbedaan sikap terhadap halal dan

haramnya Go-food.1

2. Muhammad Yunus, Fahmi Fatwa Rosyadi Satria Hamdani, Gusti Khairina

Shofia ( Universitas Islam Bandung, Fakultas Syariah, 2018) dengan jurnal

berjudul Tinjauan Fikih Muamalah Terhadap Akad Jual Beli Dalam

Transaksi Online Pada Aplikasi Go-food. Penulis jurnal menggunakan

pendekatan multi akad, apakah akad yang bergabung dalam sistem jual beli

makanan pada aplikasi Go-Jek sesuai dengan hukum Islam atau tidak. Dalam

menentukan multi akad pada aplikasi Go-Jek ini, Penulis akan meneliti,

apakah akad-akad muamalah yang bergabung dalam aplikasi Go-jek itu

sudah sesuai dengan rukun dan syarat sah masing-masing akad.2

3. Indah Khoirotun Nisa‟ (Universitas Islam Negera Walisongo, Fakultas

Syari‟ah 2018) dengan skripsi yang berjudul Analisis Hukum Ekonomi

Syariah Terhadap Praktik Aqad Jual Beli Online Dalam Sistem Go-food

(Studi Kasus di Wilayah Ngaliyan Kota Semarang). Dalam skripsi ini

menyatakan praktik jual beli online via Go-food bisa di lakukan melalui

beberapa palur atau proses yaitu pertama pembeli memesan makanan lewat

Go-food aplikasi Go-jek di smartphone. Driver go-jek menerima pesanan

tersebut kemudian membelikanya diwarung sesuai permintaan pembeli.

1
Akhmad Syahid, Go-food Dalam Tinjauan Cendikiawan Muslim. (Jurnal, Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Metro, 2018)
2
Yunus Muhammad dkk. Tinjauan Fikih Muamalah Terhadap Akad Jual Beli Dalam
Transaksi Online Pada Aplikasi Go-jek. (jurnal, Universitas Islam Bandung, 2018)
15

Driver menalangi pembeli terlebih dahulu untuk membeli pesanan customer.

Customer membayar biaya makanan dan ongkos kirim sebagai uang ganti

makanan dan ongkos kirim atas jasa driver go-jek kedua terdapat beberapa

akad yang di gunakan di antaranya akad qard, akad wakalah, akad sewa

menyewa dan akad jual beli tunai. Terkumpulah beberapa akad menjadi satu

dalam praktek pemesanan makanan via Go-food tersebut ke dalam multiakad

(al-uqud al-murakkabah).3

4. Ismawati (Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, Fakultas

Syari‟ah, 2018) dengan skripsi berjudul Tinjauan Hukum Islam Terhadap

Perbedaan Pembayaran Jasa Ojek Online secara Tunai dan Gopay (Studi

Kasus Pada Driver Go jek Online Di bandar Lampung). Skripsi tersebut

menyatakan Pembayaran upah pada jasa online berbeda dengan angkutan

lain. Bayar upah ojek online lebih murah untuk aplikasi gojek yang ada pada

fitur pembayaran melalui gopay dengan ini pembayaran akan lebih mudah

dan murah, kalangan masyarakat bandar lampung lebih menggunakan

layanan ojek online dan membayar ongkos bisa melalui gopay dan tunai

sesuai keinginan konsumen. Pelaksanaan upah jasa ojek online adalah di

bolehkan dalam Islam karena sesuai dengan Ijarah Dzimmah, yaitu sewa atas

manfaat. Terjadinya perbedaan pembayaran tunai dan gopay yaitu untuk

memudahkan konsumen membayar biaya pengguna layanan aplikasi gojek,

3
Indah Khoirotun Nisa‟, Analisis Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Praktik Aqad Jual Beli
Online Dalam Sistem Go-food (Studi Kasus Di Wilayah Ngaliyan Kota Semarang). (Skripsi,
Universitas Islam Negeri Walisongo, 2018)
16

dan akan simpel dan praktis menggunakan go-pay karena akadnya ijarah

dzimmah, menjadi hak pihak yang menyewakan jasa untuk memberikan

discount sebagai athaya, pemberian yang dibolehkan oleh syara‟, dan tidak

merugikan pihak driver ataupun konsumen.4

Berdasarkan tinjauan pustaka pada penelitian terdahulu lebih

cenderung menggunakan jasa aplikasi Go-jek dengan pembayaran non tunai

maupun tunai. Sedangkan peneliti belum menemukan yang membahas

secara spesifik dalam aplikasi grab yang menggunakan layanan transaksi

pembelian makanan dengan cara bayar OVO dan yang menjadi perbedaan

pendekatan dari peneliti terdahulu, dalam paparan penelitian terdahulu

seperti penelitiannya Indah Khoirunnisa dan Muhammad Yunus, Fahmi

Fatwa Rosyadi Satyria Hamdani dan Gusti Khairina Shofia menggunakan

pendekatan teori Multi Akad. Penelitian dari Ahmad Syahid lewat

pendekatan pandangan cendikiawan Muslim. ada pula dengan pendekatan

akad Ijarah Dhimmah Sewa atas manfaat, seperti penelitiannya Ismawati.

Maka dalam penelitian ini, peneliti ingin menelaah tentang Jual Beli Jasa

Lewat Fitur Grabfood Dengan Cara bayar OVO Dalam Aplikasi Grab

menggunakan teori akad Salam dengan fokus kajian pada Aplikasi Grab

sebagai pihak penjual jasa transportasi pembelian makanan dan

mengantarkannya kepada Customer sebagai pihak pembeli jasa dengan cara

4
Ismawati, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Perbedaan Pembayaran jasa Ojek Online
Secara Tunai Dan Gopay (Studi Kasus Pada Driver Go jek Online Di Bandar Lampung). (Skripsi,
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2018)
17

pembayarannya secara tunai di awal Tup Up Saldo OVO) ketika customer

mengaktifkan OVO di dalam aplikasi grab.

B. Tinjauan Teoritik

1. Pengertian Jual beli Salam

Istilah Salam sering disebut taslif secara literal berarti pembayaran di

muka, selain taslif, Salam di gunakan juga dengan istilah salaf di pakai

dalam arti saling menggantikan atau memberikan sesuatu dengan

mengharapkan hasil di kemudian hari. Di katakan salam karena ia sebelum

menerima dagangannya terlebih dahulu memberikan uangnya.5

Menurut mazhab Asy-Syafi‟i, tidak mensyaratkan penyerahan dalam

sesuatu yang diperjual-belikan di saat itu atau kemudiah hari. Yang

terpenting menurut mereka, penyerahan uang pembayarannya di lakukan

saat akad. Jadi penyerahan uangnya harus saat akad, sedangkan barangnya

boleh langsung diserahkan ataupun bisa juga diserahkan kemudian. Dalam

kitab Raudhatul-Thalibin, Al-Imam An-Nawawi rahimahullah menyebutkan

akad salam adalah sebuah akad benda yang disebutkan sifatnya dalam

tanggungan dengan imbalan yang dilakukan saat itu juga. Pendapat Asy-

Syafi‟I inilah yang membedakan bahwa tidak ada ketentuan barang itu harus

diserahkan kemudian atau saat itu juga.6

5
Harun, Fiqh Muamalah (Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2017), hlm. 91.
6
Ahmad Sarwat, Jual-beli Akad Salam (Kuningan Setiabudi Jakarta Selatan: Rumah Fikih
Publishing, 2018), hlm. 24.
18

Menurut pendapat Al-Jazairi (2005: 510), ia mengemukakan bahwa

jual beli dengan sistem salam adalah jual beli sesuatu dengan karakter

tertentu yang akan diserahkan pada waktu tertentu. Contohnya, orang

muslim membeli dagangan dengan karakter tertentu, misalnya beli makanan

yang akan diterimanya pada waktu tertentu. Ia bayar harganya dan

menunggu waktu yang telah disepakati untuk menerima karakter dagangan

tersebut. Jika waktunya telah tiba, penjual menyerahkan karakter tersebut

kepada pembeli.7

Adapun menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, salam adalah

jasa pembiayaan yang berkaitan dengan jual beli pembiayaannya di lakukan

bersamaan dengan pemesanan barang.8

Secara sederhana pengertian jual beli salam adalah pembelian barang

di serahkan d kemudian hari, sedangkan pembayaran di lakukan secara tunai

di muka.

2. Dasar Hukum Salam

7
Ismail Nawawi, Fikih Muamalah Klasik Dan Kontemporer (Bogor: Ghalia Indonesia, 2012),
hlm. 125.
8
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah Fiqh Muamalah Edisi pertama (Jakarta: Kencana, 2012),
hlm. 113.
19

Jual beli salam merupakan akad yang diperbolehkan oleh hukum

Islam. Adapun landasan hukum disyari‟atkannya jual beli salam terdapat

dalam Al-Quran dan Hadits.

a. Firman Allah Swt dalam surat al-Baqarah (2): 282:

‫ٌَاأٌََُّٓاانَّ ِزٌٍَ آ َيُُٕا إِ َرا تَذَاٌَ ُْتُ ْى بِ َذ ٌْ ٍٍ إِنَى أَ َج ٍم ُي َّس ًَى فَا ْكتُبُُِٕ َٔ ْنٍَ ْكتُبْ بَ ٍَُْ ُك ْى َكاتِبٌ بِا ْن َع ْذل‬

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu‟amalah tidak

secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaknya kamu

menuliskannya dengan benar.”

Makna hukum dari Al-Quran Surat al-Baqarah (2): 282 adalah

anjuran untuk ditulis, ketika melakukan hutang pihutang, karena dengan

ditulis untuk menghindari kemungkinan terjadi kelupaan atau kesalahan.

Dalam penulisan antara kedua pihak yang bermuamalah dengan adil

tidak boleh condong kepada salah satu pihak karena faktor keluarga atau

memusuhi salah satunya karena suatu dendam atau semacamnya.

Ayat ُُِٕ‫ إِ َرا تَذَاٌَ ُْتُ ْى بِ َذ ٌْ ٍٍ إِنَى أَ َج ٍم ُي َّس ًَى فَا ْكتُب‬tidak hanya dimaknai hutang

pihutang, tetapi dapat pula mencakup transaksi jual beli Salam, di mana

dalam jual beli Salam, meskipun cara bayarnya dengan tunai di muka,

tetapi penyerahan barangnya di tangguhkan untuk waktu yang

ditentukan. Oleh sebab itu jual beli salam dianjurkan pula untuk dicatat

atau ditulis.

b. Hadits Nabi Saw sebagai berikut:


20

‫ قَ ِذ َو انَُّبِ ًُ اَ ْن ًَ ِذ ٌَُْةَ َُْٔ ْى‬:‫ قَ ِذ ِو اَنُّبِ ًُّ صهًّ هللا َعهَ ٍْ ِّ َٔ َسهَّ َى قَا َل‬:‫ض ًَ هللا َع ُُّْ قَا َل‬ ِ ‫ط َس‬ ٍ ‫ع ٍَْ ابٍُْ َعبَّا‬
ٍَْ ‫" ع‬.‫ًَ ٍء فَفِ ًْ َك ٍْ ٍم َي ْعهُْٕ ٍو َٔ َٔ ْص ٌِ َي ْعهُْٕ ٍو‬ ْ ‫ ( َي ٍْ اَ ْسهَفَ فِ ًْ ش‬:‫ فَقَا َل‬.‫ث‬ َ َ‫ٌُ ْسهِفُْٕ ٌَ بِانثَّ ًْ ِشان َّسَُتَ ٍْ ٍِ َٔانثَّال‬
،‫ اَ ْنبَ ٍْ ُع إنَى أَ َج ٍم‬:ُ‫ ثَالَثَةُ فٍِْ ِٓ ٍَّ ْانبَ َش َكة‬:‫صهَّى هللاُ َعهَ ٍْ ِّ َٔ َسه َّ َى قَا َل‬
َ ًُّ ِ‫ض ًَ هللا َع ُُّْ أَ ٌَّ انَُّب‬ ٍ ٍْ َٓ‫ُس‬
ِ ‫ب َس‬
.‫ت الَ نِ ْهبٍَ ِْع‬
ِ ٍْ َ‫ َٔ ُخ ْهطُ ْانبَشِّ بِان َّش ِعٍ ِْش نِ ْهب‬، ُ‫ضة‬
َ ‫َٔ ْان ًُقَا َس‬

)‫(سٔاِ ابٍ ياجّ عٍ صٍٓب‬

“Ibnu Abbas meriwayatkan, bahwa Rasullullah SAW datang

buah-buhan (untuk jangka waktu) satu, dua, dan tiga tahun. Beliau

berkata “barangsiapa yang melakukan salaf (salam), hendaknya ia

melakukan dengan takaran yang jelas dan timbangan yang jelas pula,

untuk jangka waktu yang ditentukan.” Dalam hadits lain: “Dari Shihab

r.a, bahwa Rasullulah SAW bersabda: “Tiga hal yang di dalamnya

terdapat keberkahan: jual beli secara tangguh, Muqaradhah (mudarabah),

dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan

untuk di jual.” (HR. Ibnu Majah).9

Berdasarkan hadits dari Ibnu Abbas bahwa obyek jual beli salam

di zaman Nabi adalah buah-buahan, dalam konteks zaman sekarang,

objek salam dapat pula dikembangkan dengan barang-barang komoditas

lainnya. Sedangkan dari hadits riwayat ibnu majah dari Shihab, makna

jual beli secara tangguh, mencakup jual beli salam.

c. Ijma‟

9
Ibid., hlm.115.
21

Ibnu Al-Munzir menyebutkan bahwa semua orang yang dikenal

sebagai ahli ilmu telah sepakat akad salam merupakan akad yang

dibolehkan.10

3. Rukun Salam

Sebagaimana jual beli, dalam akad salam harus terpenuhi Adapun

rukun salam antara lain sebagai berikut:

a. Siqhot (ijab dan qabul).

b. Pembeli (muslam) dan penjual (muslam ilaih) yaitu orang yang

memesan dan orang yang menerima pesanan (dua orang melakukan

transaksi).

c. Objek transaksi, yaitu harga barang yang di pesan (muslamfih).11

4. Syarat Salam

Adapun syarat-syarat dalam salam sebagai berikut:

a. Bayar tunai di awal akad.

b. Pembeli (pemesan) tidak boleh menjual barang pesanan sebelum

menerimanya.

c. Kesepakatan atau perjanjian antara dua belah pihak bahwa waktu dan

tempat barang tersebut harus sudah ada.

10
Ahmad Sarwat, Jual-beli Akad Salam, hlm. 12.
11
Harun, Fiqh Muamalah, hlm. 92.
22

d. Barang diberikan sesuai waktu yang dijanjikan. Berarti perjanjian pada

waktu itu barangnya ada. Oleh sebab itu, men-salam buah-buahan yang

waktunya ditentukan bukan pada muslimnya tidak sah.

e. Sekiranya barang itu jelas ukurannya, bilanganya, ataupun takarannya.

f. Sebutkan dan ketahui sifat dan macam jelas pada barangnya.12

5. Ketentuan Pembayaran

Alat pembayaran harus diketahui pada saat kontrak disepakati dari

awal yang berbentuk total dan format baik berupa uang, barang atau manfaat,

pembayaran tidak boleh dalam bentuk pembebasan utang.13

6. Ketentuan Barang

Barang harus jelas spesifikasinya, harus jelas karakternya, dan dapat

di akui sebagai utang, penyerahan dilakukan kemudian, kesepakatan di awal

bahwa waktu dan tempat penyerahan barang jelas, pembeli tidak boleh

menjual barang sebelum menerimanya, kesepakatan diawal yang mana tidak

boleh menukar barang kecuali dengan barang sejenis. 14 Pemilik barang

secara prinsip berhak menentukan harga, dan perhak pula memberikan

diskon bagi pembeli yang membeli dengan pembayaran cash di muka

sebelum barang diserahkan. Perlu ditegaskan bahwasannya jika penyerahan

berlaku pada barang, tentu berlaku pula untuk jasa, karena keduanya
12
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah Fiqh Muamalah Edisi Pertama, hlm. 114. Lihat Harun,
Fiqh Muamalah, hlm.92
13
Veithzal Rivai dkk, Islamic Bangking and Finance Dari Teori Ke Praktik Bank dan
Keuangan Syari’ah Sebagai Solusi dan Bukan Alternatif (Edisi Pertama), (Yogyakarta: BPFE, 2012),
hlm. 424.
14
Ibid.,hlm. 425.
23

dipandang sebagai harta dengan mengacu pendapat Jumhur Ulama yang

menyatakan sesuatu yang dipandang sebagai harta adalah sesuatu yang

benilai, baik yang bersifat materi (benda) maupun yang non materi,seperti

manfaat, hak atau jasa.15

7. Penyerahan Barang Sebelum Atau Pada Waktunya

a. Kesepakatan di awal, penjual harus memberikan barang tepat pada

waktunya dengan kualitas dan jumlahya.

b. Penjual tidak boleh meminta tambahan barang jika memberikan barang

dengan kualitas yang tinggi.

c. Jika penjual memberikan barang dengan kualitas lebih rendah, dan

penjual rela menerimanya maka ia tidak boleh menuntut pengurangan

harga.

d. Penjual dapat menyerahkan barang lebih cepat dari waktu yang di

sepakati dari awal, syarat kualitas dan jumlah harga barang sesuai

dengan kesepakatan, ia tidak boleh menuntut tambahan harga.

e. Jika sebagian barang tidak tersedia pada waktu penyerahan atau

kualitasnya lebih rendah dan pembeli tidak rela menerimanya maka ia

mempunyai dua pilihan yaitu membatalkan kontrak dengan meminta

kembali uangnya atau menunggu sampai barang tersedia. Pada dasarnya

15
Harun, Fiqh Muamalah, hlm. 11-12.
24

pembatalan salam boleh di lakukan selama tidak merugikan kedua belah

pihak.16

8. Fatwa DSN Tentang Jual Beli Salam

Fatwa DSN MUI Nomor: 05/DSN-MUI/IV/2000 tentang jual beli

salam, DSN setelah

Menimbang : a. bahwa jual beli barang dengan cara pemesanan dan

pembayaran harga lebih dahulu dengan syarat-syarat tertentu,

disebut dengan salam, kini telah melibatkan pihak perbankan;

b. bahwa agar cara tersebut di lakukan sesuai dengan ajaran

islam, DSN memandang perlu menetapkan fatwa tentang

salam untuk di jadikan pedoman oleh lembaga keuangan

syariah.

Mengingat : 1. Firman Allah QS. Al-baqarah [2]: 282:

ُُِٕ‫ٌَأ َ ٌَُّٓاءانَّ ِزٌٍَ َءا َيُُٕ ْا إِ َرا تَذَاٌَُتُى بِ َذ ٌْ ٍٍ إنَى أَ َج ٍم ُّي َس ًًّّى فَا ْكتُب‬

Hai orang yang beriman! Jika kamu bermuamalah tidak secara

tunai sampai waktu tertentu, buatlah secara tertulis…

2. Firman Allah QS. Al-Ma‟idah [5]: 1:

‫ٕابِ ْان ُعقُٕ ِد‬


ْ ُ‫ٌَأٌََُّٓا انَّ ِزٌٍَ َءا َيُُٕ ْا أَْٔ ف‬

Hai orang yang beriman! Penuhilah akad-akad itu…

3. Hadits Nabi SAW:


16
Ibid.,hlm. 425.
25

َ ِ‫ض ًَ هللاُ َع ُُّْ أَ ٌَّ َسسُْٕ َل هللا‬


‫صهَّى هللاُ َعهَ ٍْ ِّ َٔانِ ِّ َٔ َسهَّ َى‬ ِ ‫ع ٍَْ أَبِ ًْ َس ِع ٍْ ٍذ ْان ُخ ْذ ِسيْ َس‬
ْ ًَ ََِّ‫إ‬:‫قا َل‬
ٍ ‫اانبَ ٍْ ُع ع ٍَْ تَ َش‬
)ٌ‫(سٔاِ انبٍٓقً ٔابٍ ياجّ ٔصححّ ابٍ حبا‬,‫اض‬

“Dari Abu Sa‟id al-khudri bahwa Rasulullah SAW

bersabda,‟Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka

sama suka.‟ (HR. al-Baihaqi dan Ibnu Majah, serta dinilai

shahih oleh Ibnu Hibban).

4. Hadits Riwayat Bukhari dari Ibn Abbas, Nabi bersabda:

ٍ ُ‫ٕو إنَى أَ َج ٍم َي ْعه‬


.‫ٕو‬ ٍ ُ‫ٕو َٔ َٔ ْص ٌٍ َي ْعه‬ ْ ‫َي ٍْ أَ ْسهَفَ فًِ ش‬
ٍ ُ‫ًَ ٍءفَفِ ًْ َك ٍْ ٍم َي ْعه‬

“barang siapa melakukan salaf(salam), hendaknya ia

melakukan dengan takaran yang jelas dan timbangan yang jelas,

untuk jangka waktu yang diketahui” (HR.Bukhari, Sahih al-

Bukhari [Beirut: dar al-Fikr, 1955], jilid 2, h. 36).

5. Hadits Nabi Riwayat Jama‟ah:

ْ ‫َي‬
...‫ط ُم ْان َغُِ ًِّ ظُ ْه ٌى‬

“Menunda-nunda (pembayaran) yang di lakukan oleh orang

mampu adalah suatu kezaliman…”

6. Hadits Nabi Riwayat Nasa‟i, Abu Dawud, Ibu Majah, dan

Ahmad:

.َُّ‫ضُّ َٔ ُعقُْٕ بَت‬ ِ َٕ ‫نَ ًُّ ْان‬


َ ْ‫اج ِذٌُ ِحمُّ ِعش‬

“Menunda-nunda (pembayaran) yang dilakukan oleh orang

mampu menghalalkan harga diri dan pemberian saksi

kepadanya.”
26

7. Hadits Nabi Riwayat Tirmidzi:

ًٌَُٕ ِ‫اَنصُّ هْ ُح َجائِ ٌضبَ ٍٍَْ ْان ًُ ْسهِ ًِ ٍٍَْ إِالَّ ص ُْه ًّحا َح َّش َو َحالَالًّأَْٔ أَ َح َّم َح َشا ًّيا َٔ ْان ًُ ْسه‬

ٍ‫َعهَىى ُششُٔ ِط ِٓ ْى إِالَّشَشْ طًّا َح َّش َو َحالَالًّأَْٔ أَ َح َّم َح َشا ًّيا(سٔاِ انتشيزي ع‬

.)‫عًشٔبٍ عٕف‬

“Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum Muslimin kecuali

perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan

yang haram; dan kaum Muslimin terikat dengan syarat-syarat

mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau

menghalalkan yang haram. (Tirmidzi dari „Amr bin „Auf).

8. Ijma.

Menurut Ibnu Munzir, ulama sepakat (ijma‟) atas kebolehan

jual beli dengan cara salam. Di samping itu, cara tersebut juga

diperlukan oleh masyarakat (Wahbah, 4/598).

9. Kaidah Fiqh:

.‫اإبَا َحةُإِالَّأَ ٌْ ٌَ ُذ َّل َدنِ ٍْ ٌم َعهَى تَحْ ِش ٌْ ًَِٓا‬


ِ ْ ِ َ‫اَ ْلَصْ ُم فِى ْان ًُ َعا َيال‬

“pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan

kecuali ada dalil yang mengharamkannya.”

Memperhatikan : Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syariat Nasional

pada hari selasa, tanggal 29 Zulhijah 1420 H/4 April 2000.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : FATWA TENTANG JUAL BELI SALAM

Pertama : Ketentuan tentang pembayaran:


27

1. Alat bayar diketahui jumlah dan bentuknya, baik berupa

uang, barang ataupun manfaat.

2. Pembayaran harus dilakukan pada saat kontrak

disepakati.

3. Pembayaran tidak boleh dalam bentuk pembebasan

utang.

Kedua : Ketentuan tentang Barang:

1. Harus jelas ciri-cirinya dan dapat diakui sebagai utang.

2. Harus dapat dijelaskan spesifikasinya.

3. Penyerahannya dilakukan kemudianWaktu dan tempat

penyerahan barang harus.

4. di tetapkan berdasarkan kesepakatan.

5. Pembeli tidak boleh menjual barang sebelum

menerimanya.

6. Tidak boleh menukar barang, kecuali dengan barang

sejenis sesuai kesepakatan.

Ketiga : Ketentuan tentang Salam Paralel:

a. Akad kedua terpisah dari akad pertama, dan

b. Akad kedua dilakukan setelah akad pertama sah.

Keempat : Penyerahan Barang Sebelum atau pada Waktunya:

1. Penjual harus menyerahkan barang tepat pada waktunya

dengan kualitas dan jumlah yang telah disepakati.


28

2. Jika penjual menyerahkan barang dengan kualitas yang

tinggi, penjual tidak boleh meminta tambahan harga.

Jika penjual menyerahkan barang dengan kualitas yang

rendah, dan pembeli rela menerimanya, maka ia tidak

boleh menuntut pengurangan harga (diskon).

Penjual dapat menyerahkan barang lebih cepat dari

waktu yang disepakati dengan syarat kualitas dan

jumlah barang sesuai dengan kesepakatan, dan ia tidak

boleh menuntut tambahan harga.

Jika semua atau sebagian barang tidak tersedia pada

waktu peyerahan atau kualitasnya lebih rendah dan

pembeli tidak rela menerimanya, maka ia memiliki dua

pilihan:

a. Membatalkan kontrak dan meminta kembali

uangnya.

b. Menunggu sampai barang tersedia.

Kelima : Pembatalan Kontrak:

Pada dasarnya pembatalan salam boleh dilakukan

selama tidak merugikan kedua belah pihak.

Keenam : Perselisihan:

Jika terjadi perselisihan di antara kedua belah pihak hak,

maka persoalannya diselesaikan melalui Badan


29

Arbitrase Syariah setelah tidak tercapai kesepakatan

melalui musyarwarah.17

17
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah Fiqh Muamalah Edisi Pertma, hlm. 117-121.

Anda mungkin juga menyukai