Anda di halaman 1dari 2

NAMA : ZEFINANDA DWI AURELITA

NIM/KELAS : 05010221028/4A
PRODI : HUKUM EKONOMI SYARI’AH

TUGAS UAS KAIDAH FIQH


KAJIAN HUKUM FIQH TERHADAP PENGEMBALIAN UANG SISA BELANJA
DALAM BENTUK PERMEN
Dengan perkembangan yang lebih maju dan modern. Kegiatan komersial juga
dikembangkan dalam bentuk yang lebih modern. Banyak bentuk perdagangan modern yang
ada pada saat ini. Salah satunya adalah supermarket atau pasar swalayan, yang ternyata
terdapat metode transaksi (akad) baru, salah satunya yaitu saat mengembalikan uang sisa
belanja terkadang diganti dengan permen.

Namun, seiring berjalannya waktu, praktek tersebut dilakukan juga di warung dan
toko kelontong. Sering kali saat pembeli berbelanja mendapat permen sebagai uang
kembalian, yang pada kenyataanya kita tidak menginginkan permen tersebut. Dengan
kejadian tersebut sering menimbulkan tanda tanya di kalangan masyarakat. Tetapi, dengan
perlahan masyarakat memaklumi hal tersebut dikarenakan preaktek pengalihan uang sisa
belanja dengan koin terjadi karena situasi yang mendorong.1

Terkait dengan hal diatas, hukum islam harus dapat menjawab berbagai macam
persoalan yang terjadi di kalangan umat. Persoalan tersebut dapat dihubungkan dengan fiqh
muamalah yang dikembangkan untuk menjawab persoalan bentuk transaksi ekonomi
kontemporer pada saat ini.

Jual beli (al-bai wal syira’) yaitu pertukaran antara barang atau benda dengan uang
dalam islam, harus dilakukan dengan sukarela (Ridha) diantara para pihak menggunakan cara
yang dibenarkan dan sesuai dengan aturan syara. 2 Yang artinya dimana harus ada persetujuan
dan kesepakatan jual beli diantara kedua belah pihak, yaitu pihak penjual serta pihak pembeli
setuju melakukan transaksi jual beli tanpa adanya keterpaksaan.3

Dalam hal ini, pengembalian sisa pembelian atau belanja dapat menimbulkan
penyimpangan dari kaidah hukum islam yang sudah ditentukan, karena kegiatan tersebut
merugikan pembeli jika pembeli menerimanya dengan tidak sukarela atau Ikhlas (ridha). Dan
1
Yuliana Saputri, Fakultas Syariah Dan Ekonomi Islam Institut Agama Islam Negeri ( Iain ) Jurai Siwo Metro,
Sc.Syekhnurjati.Ac.Id, 2017.
2
Fathurrahman Djamil, Hukum Ekonomi Syariah, (Jakarta Timur: Sinar Grafika, 2013), hal. 212.
3
7 Zainuddin Ali, Hukum Perdata Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2007), hal. 143
dikhawatirkan menyebabkan gugurnya akad atau batalnya akad karena tidak memenuhi unsur
kaidah hukum islam. Untuk mengetahui penjelasan yang lebih rinci mengenai kejadian
praktik tersebut, maka perlu dikemukakan pandangan hukum islam dan ajaran yang sesuai
disertai sumber dari al-Qur’an dan al-Hadist. Serta dengan landasan fiqh akan dicari tahu
apakah hal-hal tersebut dapat dibenarkan atau tidak ?

Rumusan Masalah

1. Bagaimana jika praktik penggantian uang sisa pembelian belanja dengan permen dan si
pembeli tidak menerima dengan sukarela ?
2. Bagaimana analisa fiqih ekonomi Islam terhadap penggantian uang sisa pembelian belanja
dengan permen ?

Anda mungkin juga menyukai