Anda di halaman 1dari 11

TEORI PERMINTAAN DALAM ISLAM

Naila Julia Rahma, Novi Dianita Sari, Novia Marchelia Putri Az Zahra, Nur Indah
Prastiwi1
Program Studi Ekonomi Syariah 3A
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung
e-mail: nailarah3@gmail.com, novidianita97@gmail.com,
noviamarcheliaputriazzahra@gmail.com, indahtiwi007@gmail.com
Abstrak
Teori ekonomi mikro merupakan salah satu cabang ilmu yang sangat penting dalam
masyarakat, dimana orang untuk memenuhi kebutuhannya akan menciptakan
permintaan. Belajar dari Islam dan perspektif konvensional tentang permintaan, secara
umum, hampir sama. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana teori
permintaan dalam pandangan Islam. Menggunakan metode deskriptif kualitatif, teknik
pengumpulan data dengan melakukan studi literatur dan observasi online. Sumber
utama pada teori permintaan Islam adalah didasarkan pada Al-Qur'an, Al-Hadits, dan
As-Sunnah Nabi Muhammad SAW. Artikel ini berisi tentang pengertian permintaan,
teori permintaan, elastisitas dalam permintaan, konsumsi intertemporal, hukum
permintaan yang semuanya didasarkan pada perspektif Islam, dibahas juga mengenai
perbedaan teori permintaan umum/konvensional dengan permintaan Islam serta
dilengkapi dengan kurva permintaan.

Kata kunci: teori permintaan, permintaan Islam, ekonomi Islam.

Pendahuluan
Permintaan menurut aktivitas ekonomi dalam lingkup mikro memang sangat penting.
Tidak terlepas dari suatu barang atau jasa, seperti saat melakukan jual beli antara pembeli dan
penjual. Banyaknya permintaan dari pembeli/konsumen salah satu faktornya berdasarkan
pertimbangan harga pasar. Pada umumnya teori permintaan hampir sama antara permintaan
konvensional dan Islam. Apabila dikaji dari segi tujuan permintaan menurut perspektif Islam
konsumen melakukan jual beli berdasarkan kebutuhan hidupnya tidak untuk foya-foya atau
sekedar memiliki karena melihat perkembangan zaman.
Belum banyak orang yang mampu seperti itu, apalagi dikalangan mahasiswa.
Beberapa mahasiswa masih terus mengikuti perkembangan zaman sehingga melakukan
permintaan-permintaan, maka semakin mengikuti perkembangan berarti semakin banyak
barang yang telah dikonsumsi tidak terpakai lagi, seperti pakaian, tas, sepatu, dan lain-lain.
Barang yang dikonsumsi juga harus halal dan benar-benar baik, kedua itu dalam
1
Naila Julia Rahma, dkk. adalah mahasiswa program studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
perspektif Islam merupakan suatu kewajiban. Selain itu, sudut pandang Islam orang yang
memiliki banyak harta tidak boleh menghambur-hamburkan uangnya. Seperti dalam
pribahasan ketika memiliki banyak uang berfikirlah seperti hidup kita akan bertahan lama di
dunia ini, karena Islam juga membatasi setiap muslim untuk tidak berlebihan dan hartanya
digunakan untuk kebaikan.
Dalam ajaran Islam, manusia tidak dianjurkan melakukan permintaan berupa barang
untuk tujuan berlebih-lebihan bukan di niatkan ibadah. Ketika harta kita sudah mencapai
nisab justru Islam mengajarkan untuk melakukan zakat, infaq atau shadaqah. Dalam Islam
aturannya sudah sangat jelas, maka apabila tidak sesuai dengan yang ditetapkan sudah dapat
dibuktikan bukan sesuai permintaan menurut Islam.2
Bertolak dari uraian di atas, dalam upaya memahami lebih tentang teori permintaan
dalam Islam, dalam artikel ini akan membahas tentang (a) pengertian permintaan, (b) teori
permintaan Islam, (c) elastisitas dalam permintaan, (d) konsumsi intertemporal dalam
ekonomi Islam, (e) hukum permintaan, (f) perbedaan teori permintaan umum dengan
permintaan Islam, (g) kurva permintaan. Tujuan dari pembuatan artikel ini adalah untuk
menambah wawasan pembaca mengenai teori permintaan dalam Islam.

Pengertian Permintaan
Permintaan adalah keterkaitan dengan jumlah permintaan berupa harga, permintaan
menunjukkan tinggi atau rendahnya permintaan mengenai suatu barang dan jasa dari pembeli.
Banyaknya komoditas barang yang diminta di pasar dengan harga yang telah ditentukan pada
jumlah pendapatan tertentu serta pada periode tertentu disebut permintaan.3 Permintaan
adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga selama
periode waktu tertentu.4 Pengertian permintaan yang dikutip dari pendapat Muhammad,
permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dan
dalam periode tertentu.5
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa permintaan adalah jumlah
barang atau jasa yang ingin dan mampu dibeli seseorang atau individu pada berbagai tingkat
harga dan pada waktu tertentu.

2
Nine Haryanti, “Teori Permintaan dalam Perpektif Islam dan Konvensional” dalam https://core.ac.uk, diakses
11 September 2022
3
Ibid., hlm. 217
4
Yopi Nisa Febianti, “Permintaan dalam Ekonomi Mikro” dalam https://media.neliti.com, diakses 11 September
2022
5
Muhammad, Ekonomi Mikro dalam Perspektif Islam, (Yogyakarta: BPFP, 2004), hlm. 113
Teori Permintaan Islam

Keinginan hasrat terhadap sesuatu barang atau jasa yang sesuai dengan batasan
syariah dan halal thoyyib merupakan permintaan menurut pendapat Ibnu Taimiyah. Konsep
yang digunakan dalam teori permintaan perspektif Islam ialah ketika menilai atau
menentukan komoditi (barang atau jasa) bahwa tidak semua bisa digunakan atau dikonsumsi,
alasannya karena harus bisa membedakan antara kmoditi (barang atau jasa) yang halal dan
haram.
Pendapat Ibnu Taimiyah ada hal-hal yang mempengaruhi permintaan, yaitu:
keinginan dari masyarakat mengenai suatu barang yang bermacam-macam jenisnya, dan
keinginan selalu tidak sama, jumlah dari calon pembeli pada suatu barang, kualitas konsumen
yang mana memiliki pendapatan atau gaji menjadi salah satu ciri kualitas konsumen yang
baik, tingkat kebutuhan suatu barang, metode dalam pembayarannya tunai atau angsuran,
besarnya dalam transaksi ketika biaya transaksi dari suatu barang mengalami penurunan
maka akan terjadi permintaan menjadi naik. 6
Menurut muhamad teori permintaan adalah perbandingan lurus antara permintaan
terhadap harganya, yaitu apabila permintaan naik, maka harga relative akan naik, sebaliknya
bila permintaan turun, maka harga relative akan turun.7 Menurut sadono sukirno teori
permintaan menerangkan tentang ciri hubungan antara jumlah permintaan dan harga.8 Jadi
teori yang menerangkan adanya hubungan antara permintaan terhadap harga ini merupakan
pernyataan positif, yang biasanya kita kenal dengan teori permintaan.
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa teori permintaan itu ialah
perbandingan lurus antara permintaan terhadap harganya, apabila permintaan itu naik, maka
harga itu juga relatif akan naik, begitupun sebaliknya, apabila permintaan itu turun, maka
harga itu relatif juga akan turun. Jadi dalam permintaan kita harus menyesuaikan dengan
kebutuhan kita bukan hanya sekedar menuruti segala keinginan kita, karena semakin besar
permintaan kita terhadap suatu produk, otomatis sumber dayanya pun bisa mengakibatkan
kelangkaan bahan produksi.

Elastisitas dalam Permintaan (Elasticity of Demand)


Elastisitas permintaan merupakan istilah dalam dunia ekonomi untuk menggambarkan
perubahan jumlah permintaan barang terhadap perubahan harga dari barang tersebut. Konsep

6
Nine Haryanti, Teori Permintaan…, hlm. 220
7
Ibid., hlm. 115
8
Sadono Sukimo, Mikroekonomi Teori Pengantar, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2016), hlm. 75
elastisitas memiliki peran penting dalam menganalisa masalah-masalah bisnis. Banyak
keputusan bisnis yang diambil dengan keputusan elastisitas, seperti elastisitas permintaan.
Selama hukum permintaan berlaku bagi produk yang dihasilkan, maka jika perusahaan
menentukan harga barang terlalu tinggi, maka perusahaan itu akan kesulitan mencapai tingkat
penjualan yang tinggi. Menurut hukum permintaan, semakin tinggi harga, maka jumlah
permintaan akan barang tersebut akan sedikit. Dalam menentukan kebijakan harga pokok
produk yang dihasilkan, perusahaan tersebut harus mampu mengenali karakteristik
permintaan harga pasar terhadap barang produk yang dihasilkan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan: 9
1. Harga produk. Konsumen mau dan mampu membeli produk dengan jumlah yang
banyak pada tingkat harga yang lebih rendah.
2. Harga produk lain yang berhubungan. Perubahan harga produk lain yang memiliki
hubungan saling mengganti mempengaruhi permintaan pasar produk dengan arah
yang berlawanan.
3. Penghasilan konsumen. Kenaikan penghasilan konsumen mengakibatkan daya beli
konsumen meningkat dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan pasar terhadap
barang produk.
4. Selera dan preferensi konsumen. Peningkatan selera dan preferensi konsumen
terhadap suatu produk akan meningkatkan permintaan pasar terhadap produk tersebut.
5. Harapan. Konsumen mempunyai harapan bahwa masa yang akan datang akan terjadi
kenaikan harga, atau kenaikan pendapatan konsumen, atau kelangkaan produk
tersebut dipasar akan mendorong konsumen membeli produk tersebut akan lebih
banyak.
6. Jumlah konsumen. Permintaan pasar merupakan penjumlahan dari permintaan
individual. Dengan demikian, semakin banyak konsumen, akan jumlah permintaan
pasar terhadap barang produk tersebut akan semakin banyak pula.

Adapun beberapa jenis elastisitas, antara lain: 10


1. Elastisitas permintaan silang
adalah koefisien yang menunjukkan sampai dimana besarnya perubahan permintaan
terhadap suatu barang apabila terjadi perubahan terhadap harga barang lain. Besarnya

9
Muhammad Farid, “Teori Permintaan dalam Pandangan Islam” dalam https://ejournal.staim-
tulungagung.ac.id, diakses 11 September 2022
10
Ibid., hlm. 113
elastisitas silang (Ec) dapat dihitung berdasarkan kepada rumus berikut:
Presentase perubahan jumlah barang X yang diminta
EC =
Presentase perubahan harga barang Y

2. Elastisitas permintaan pendapatan, adalah koefisien yang menunjukkan sampai


dimana besarnya perubahan permintaan terhadap suatu barang sebagai akibat daripada
perubahan pendapatan pembeli. Besarnya elastisitas permintaan pendapatan (Ey)
dapat ditentukan menggunakan rumus berikut:
Presentase perubahan jumlah barang yang diminta
EY =
presentase perubahan pendapatan

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa elastisitas permintaan


merupakan perubahan jumlah permintaan barang terhadap perubahan harga dari barang
tersebut. Terdapat dua jenis elastisitas yaitu elastisitas permintaan silang dan elastisitas
permintaan pendapatan.

Konsumsi Intertemporal dalam Ekonomi Islam


Konsumsi intertemporal adalah konsumsi yang dilakukan dalam dua waktu, yaitu
pada masa sekarang (periode pertama) dan masa yang akan datang (periode kedua).
Konsumsi intertemporal dalam Islam merujuk pada Monzer Kafh yang mengembangkan
pemikiran ini, dengan membuat asumsi sebagai berikut: (1) Islam adalah agama yang
dilaksanakan masyarakat, (2) kewajiban berzakat, (3) tidak ada riba dalam perekonomian, (4)
mudharabah wujud dalam perekonomian, (5) para pelaku ekonomi harus bersikap rasional
dan bisa memaksimalkan kemaslahatan.11
Dalam konsep Islam, konsumsi intertemporal dijelaskan oleh hadits Rasulullah SAW
yang maknanya adalah “yang kamu miliki adalah apa yang telah kamu makan dan apa yang
telah kamu infakkan.”12
Sehingga persamaannya dapat ditulis sebagai berikut:
Y = (C+I)+S
Y = Pendapatan
C = Konsumsi
I = Infak, Shodaqoh
S = Saving (tabungan)

11
Hanik Fitriani, Ekonomi Mikro: Menakar Paradigma melalui Perspektif Islam, (Pekalongan: NEM, 2021),
hlm. 51
12
Fahmi Medias, Ekonomi Mikro Islam, (Magelang: Unimma Press, 2018), hlm. 37
Untuk mempermudah dalam melakukan analisis, maka persamaan di atas dapat
disederhanakan menjadi: Y = FS+S, dengan FS = C+Infak, FS adalah Final Spending
(konsumsi akhir di jalan Allah). 13
Dimana FS (Final Spending) adalah konsumsi yang dibelanjakan untuk keperluan
konsumtif ditambah dengan pembelanjaan untuk infak. Sehingga FS adalah pembelanjaan
akhir seorang konsumen muslim. 14
Penyederhanaan ini memungkinkan untuk menggunakan alat analisis grafis yang
biasa digunakan dalam teori konsumsi yaitu memaksimalkan utility function (fungsi utilitas)
dengan budget line (garis anggaran) tertentu atau meminimalkan garis anggaran dengan
fungsi utilitas tertentu.15
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa konsumsi intertemporal
adalah konsumsi yang dilakukan dalam dua waktu, yaitu pada masa sekarang (periode
pertama) dan masa yang akan datang (periode kedua). Konsumsi intertemporal memiliki
persamaan Y = (C+I)+S, dengan I adalah infak.

Hukum Permintaan
Dalam Islam diharuskan setiap orang untuk mengkonsumsi barang yang halal, selain
itu dalam ajaran Islam, orang yang memiliki uang banyak tidak diperbolehkan untuk
membelanjakan uangnya untuk membeli apa dalam jumlah berapapun yang diinginkan secara
berlebihan. Bahkan Islam tidak menganjurkan permintaan terhadap suatu barang dengan
tujuan kemegahan, kemewahan atau lainnya, di sisi lain bagi seseorang yangtelah mencapai
nisabnya dianjurkan untuk menyisihkan dari anggarannya untuk membayar zakat, infak, dan
shodaqah. Dari hal tersebut menimbulkan adanya hukum permintaan. 16
Menurut Dogde hukum permintaan adalah ketika terjadi suatu keadaan dengan
kondisi yang mana semua hal itu dianggap sama, apabila terjadi kenaikan harga suatu barang,
hal itu konsumen akan mengurangi kuantitas dalam permintaannya. 17
Hukum permintaan adalah hukum yang menjelaskan mengenai hubungan yang
bersifat negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang yang diminta, dapat disimpulkan
bahwa:

13
Darwis Harahap dan Ferri Alfadri, Ekonomi Mikro Islam, (Medan: Merdeka Kreasi Group, 2021), hlm. 83
14
Fahmi Medias, Ekonomi Mikro..., hlm. 37
15
Ibid.
16
Muhammad Farid, Teori Permintaan…, hlm. 110
17
Nine Haryanti, Teori Permintaan…, hlm. 218
a. Apabila harga suatu barang naik, maka pembeli akan mencari barang lain yang dapat
digunakan sebagai pengganti barang tersebut, dan sebaliknya apabila barang tersebut
turun, konsumen akan menambah pembelian terhadap barang tersebut.
b. Kenaikan harga membuat pendapatan riil konsumen berkurang, sehingga memaksa
konsumen mengurangi pembelian, terutama barang yang akan naik harganya.
Pada hukum permintaan berlaku asumsi ceteris paribus yang artinya hukum
permintaan tersebut berlaku jika keadaan atau faktor-faktor selain harga tidak berubah
(dianggap tetap/ceretis paribus). Kemudian dalam hukum permintaan terhadap barang mahal
sama dengan permintaan dalam ekonomi pada umumnya, yaitu berbanding terbalik tehadap
harga, apabila harga naik, maka permintaan terhadap barang halal tersebut berkurang, dan
sebaliknya, dengan asumsi Cateris Paribus. 18
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa hukum permintaan adalah
hukum yang menjelaskan mengenai hubungan yang bersifat negatif antara tingkat harga
dengan jumlah barang yang diminta, maksutnya yaitu jika harga barang naik maka
permintaan akan barang tersebut turun dan sebaliknya jika harga barang turun maka
permintaan akan barang tersebut naik.

Perbedaan Teori Permintaan Umum dengan Permintaan Islam


Beberapa perbedaan dari teori permintaan konvensional dan permintaan Islami,
yakni:19
1. Dasar hukum dan batasan-batasan menurut Islam dalam pandangan permintaan yang
Islami, dengan berprinsip agama Islam dijadikan sandaran hidup setiap manusia
dengan mempercayai adanya Allah SWT. Sumber ilmunya jelas dari al-Qur’an bahwa
ekonomi islam mayoritas berdasarkan keyakinan religisiusitas dalam sistem
mekanismenya.
2. Teori ekonomi analisisnya dibatasi oleh cara manusia untuk bertahan hidup dengan
memenuhi keinginannya, serta nilai-nilai moral dan sosial belum ada yang
menggunakan. Dalam teori ekonomi umum terfokus pada tujuan keuntungan dan
materialisme. Dalam aktivitas ekonomi hanya dibatasi oleh variabel pasar yakni,
harga, pendapatan dan sebagainya. Teori umum bersumber dari akal manusia yang
kadangkala bisa saja tidak rasional dalam membelu suatu komoditas.

18
Muhammad Farid, Teori Permintaan…, hlm. 111
19
Nine Haryanti, Teori Permintaan…, hlm. 221-222
3. Konsep dari permintaan menurut pandangan Islam bahwa jumlah barang tidak
semuanya dapat digunakan atau dimakan, harus mampu membedakan antara yang
boleh menurut Islam dengan yang tidak boleh menurut Islam. Sesuai dengan firman
Allah Q.S Al-Maidah ayat 87-88. Maka dari itu, dalam pandangan permintaan secara
Islami menekankan pada permintaan barang yang boleh dan yang tidak boleh.
Sedangkan menurut teori permintaan umum menganggap semua barang yang
dikonsumsi itu dinilai tidak berbeda dan bisa digunakan kapan saja.
4. Pandangan menurut teori permintaan secara Islami lebih memperhatikan pada total
jumlah kebutuhan pembeli pada sejumlah barang tertentu, dalam pandangan teori
umum mayoritas lebih memperhatikan nilai-nilai kepuasan.
5. Tujuan dari teori permintaan Islami adalah mendapatkan kesejahteraan di dunia dan
akhirat yang menjadi sebagai keyakinan bahwa adanya yang abadi setelah kematian,
maka harta yang dimiliki harus diprioritaskan untuk investasi di akhirat kelak. Karena
motif permintaan secara umum lebih didominasi oleh kepuasan dunia sehingga dalam
membeli suatu komoditas lebih mengutamakan keinginan daripada kebutuhan.
Sedangkan teori permintaan Islami lebih terfokus pada bagaimana bisa meraih
maslahah sehingga dalam membeli suatu komoditas lebih mengutamakan kebutuhan,
tidak berlebihan dalam membeli suatu komoditas, dan mengikuti batasan-batasan
syari’ah.
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa perbedaan utama dari teori
permintaan konvensional dan permintaan Islam adalah motif permintaan secara umum lebih
didominasi oleh kepuasan dunia sehingga dalam membeli suatu komoditas lebih
mengutamakan keinginan daripada kebutuhan. Sedangkan teori permintaan Islami lebih
terfokus pada bagaimana bisa meraih maslahah sehingga dalam membeli suatu komoditas
lebih mengutamakan kebutuhan, tidak berlebihan dalam membeli suatu komoditas, dan
mengikuti batasan-batasan syari’ah.

Kurva Permintaan
Berdasarkan hukum dan teori permintaan atas barang yang sudah dijelaskan
sebelumnya, bahwa seorang individu di pasar ini dipengaruhi oleh adanya harga ataupun
sebaliknya pembelian barang ini akan mempengaruhi harga barang di pasar. Maka dapat
diketahui berapa besar perubahan permintaan terhadap perubahan harga atau sebaliknya.
Apabila kita amati bahwa besarnya suatu perubahan terhadap permintaan ini sebagai akibat
dari adanya perubahan harga yang tidak sama dari satu titik ke titik berikutnya. 20
Kurva permintaan dapat didefinisikan sebagai suatu kurva yang menggambarkan sifat
hubungan antara harga suatu barang tertentu dengan jumlah barang tersebut yang diminta
para pembeli. Kurva permintaan berbagai jenis barang pada umumnya menurun dari kiri ke
kanan bawah. Kurva yang demikian disebabkan oleh sifat hubungan antara harga dan jumlah
yang diminta yang mempunyai sifat hubungan terbalik.21 Sebagai contoh:
Tabel 1 Permintaan Barang

P (Harga) Q (Kuantitas)
100 2000
200 1500
300 1000
400 500
500 0

Kurvanya adalah sebagai berikut:


Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa kurva permintaan yaitu
suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan antara harga suatu barang tertentu dengan
jumlah barang yang diminta oleh pembeli. Kurva permintaan memiliki slope negatif.

Penutup
Permintaan adalah keterkaitan dengan jumlah permintaan berupa harga, permintaan
menunjukkan tinggi atau rendahnya permintaan mengenai suatu barang dan jasa dari pembeli.
Banyaknya komoditas barang yang diminta di pasar dengan harga yang telah ditentukan pada
jumlah pendapatan tertentu serta pada periode tertentu disebut permintaan.
Teori permintaan itu ialah perbandingan lurus antara permintaan terhadap harganya,
apabila permintaan itu naik, maka harga itu juga relatif akan naik, begitupun sebaliknya,
apabila permintaan itu turun, maka harga itu relatif juga akan turun. Jadi dalam permintaan

20
Muhammad, Ekonomi Mikro…, hlm. 115-116
21
Muhammad Farid, Teori Permintaan…, hlm. 114
kita harus menyesuaikan dengan kebutuhan kita bukan hanya sekedar menuruti segala
keinginan kita, karena semakin besar permintaan kita terhadap suatu produk, otomatis sumber
dayanya pun bisa mengakibatkan kelangkaan bahan produksi.
Elastisitas permintaan merupakan perubahan jumlah permintaan barang terhadap
perubahan harga dari barang tersebut. Terdapat dua jenis elastisitas yaitu elastisitas
permintaan silang dan elastisitas permintaan pendapatan.
Konsumsi intertemporal adalah konsumsi yang dilakukan dalam dua waktu, yaitu
pada masa sekarang (periode pertama) dan masa yang akan datang (periode kedua).
Konsumsi intertemporal memiliki persamaan Y = (C+I)+S
Hukum permintaan adalah hukum yang menjelaskan mengenai hubungan yang
bersifat negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang yang diminta, maksutnya yaitu
jika harga barang naik maka permintaan akan barang tersebut turun dan sebaliknya jika harga
barang turun maka permintaan akan barang tersebut naik.
Perbedaan utama dari teori permintaan konvensional dan permintaan Islam adalah
motif permintaan secara umum lebih didominasi oleh kepuasan dunia sehingga dalam
membeli suatu komoditas lebih mengutamakan keinginan daripada kebutuhan. Sedangkan
teori permintaan Islami lebih terfokus pada bagaimana bisa meraih maslahah sehingga dalam
membeli suatu komoditas lebih mengutamakan kebutuhan, tidak berlebihan dalam membeli
suatu komoditas, dan mengikuti batasan-batasan syari’ah.
Kurva permintaan yaitu suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan antara
harga suatu barang tertentu dengan jumlah barang yang diminta oleh pembeli. Kurva
permintaan memiliki slope negatif.

Daftar Rujukan
Fitriani, Hanik. 2021. Ekonomi Mikro: Menakar Paradigma melalui Perspektif Islam.
Pekalongan: NEM.
Harahap, Darwis dan Ferri Alfadri. 2021. Ekonomi Mikro Islam. Medan: Merdeka Kreasi
Group
Medias, Fahmi. 2018. Ekonomi Mikro Islam. Magelang: Unimma Press.
Muhammad. 2004. Ekonomi Mikro dalam Perspektif Islam. Yogyakarta: BPFP.
Sukimo, Sadono. 2016. Mikroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Farid, Muhammad. 2014. “Teori Permintaan dalam Pandangan Islam”. Jurnal Eksyar,
(Online), 1 (2): 105-115, (https://ejournal.staim-tulungagung.ac.id), diakses 11
September 2022.
Febianti, Yopi Nisa. 2014. “Permintaan dalam Ekonomi Mikro”. Jurnal Edunomic, (Online),
2 (1): 15-24, (https://media.neliti.com), diakses 11 September 2022.
Haryanti, Nine. 2019. “Teori Permintaan dalam Perpektif Islam dan Konvensional”. Jurnal
Ilmu Akuntansi dan Bisnis Syariah, (Online), 1 (2): 215-224, (https://core.ac.uk),
diakses 11 September 2022.

Anda mungkin juga menyukai