Anda di halaman 1dari 17

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Teori Permintan Islam” ini tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Mikro Islam.
Sehubungan dengan tersusunnya makalah ini kami menyampaikan terima kasih kepada Ibu
Putri Catur Ayu Lestari S. EI., M.A selaku dosen pembimbing mata kuliah Ekonomi Mikro
Islam. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan pembaca. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih terdapat kekurangan dan kelemahan. Bagi kami sebagai penyusun merasa
masih sangat bahwa banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman kami. Maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jember, 05 April 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................................ 1

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... 2

DAFTAR ISI .................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 3

1.1 Kata Pengantar ............................................................................................................ 4

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 4

1.3 Tujuan ......................................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 5

2.1 Teori dan Kurva Permintaan ...................................................................................... 5

2.2 Elastisitas Permintaan ................................................................................................. 7

2.3 Kurva Permintaan Barang Halal ............................................................................... 10

BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 15

3.1 Kesimpulan ............................................................................................................... 15

3.2 Saran ......................................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 17

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap kegiatan ekonomi, baik itu dalam skala ekonomi mikro maupun makro, selalu
dimulai dengan adanya interaksi antara produsen dan konsumen. Dalam kegiatan ekonomi
mikro, interaksi antara produsen dan konsumen diwujudkan melalui permintaan dan
penawaran. Dalam teori ekonomi mikro, terdapat teori permintaan dan penawaran. Teori
permintaan menjelaskan sifat permintaan pembeli terhadap suatu barang, sedangkan untuk
teori penawaran menjelaskan adanya sifat penawaran dari para penjual atau produsen.

Dalam studi ekonomi mikro, harga dan permintaan (demand) serta penawaran
(supply) pada dasarnya tergantung pada individu-individu di dalam suatu perekonomian.
Permintaan berasal dari pihak konsumen, sementara penawaran berasal dari pihak produsen.
Kedua hal ini merupakan inti dari masalah ekonomi, karena keduanya yang membuat
perekonomian pasar berfungsi. Oleh karena itu, sebelum mempertimbangkan apakah
kebijakan atau peristiwa tertentu dapat mempengaruhi perekonomian, kita harus
mempertimbangkan terlebih dahulu dampaknya terhadap permintaan dan penawaran.

Perspektif ekonomi Islam mengenai permintaan hampir sama dengan ekonomi


konvensional, namun ada batasan-batasan bagi individu dalam melakukan perilaku ekonomi
yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Dalam ekonomi Islam, norma dan moralitas
"Islam" yang menjadi prinsip dalam kegiatan ekonomi, menjadi faktor penentu bagi individu
dan masyarakat dalam menjalankan aktivitas ekonomi mereka sehingga teori ekonomi yang
terbentuk berbeda dengan teori pada ekonomi konvensional.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Teori Permintaan dan Kurva Permintaan?


2. Apakah Konsep Elastisitas Permintaan?
3. Bagaimana Kurva Permintaan Barang Halal?

1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk Mengetahui Teori Permintaan dan Kurva Permintaan


2. Untuk Mengetahui Konsep Elastisitas Permintaan
3. Untuk Mengetahui Kurva Permintaan Barang Halal

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teori dan Kurva Permintaan

Teori Permintaan

Permintaan merupakan suatu hal yang berkaitan erat dengan jumlah permintaan berupa
harga, biasanya permintaan menunjukkan harga yang tinggi atau rendah. Tidak hanya itu saja,
permintaan juga bisa mengenai suatu barang dan jasa dari pembeli. Banyaknya komoditas
barang yang diminta oleh pasar dengan harga yang telah ditentukan pada jumlah pendapatan
tertentu serta pada waktu tertentu juga disebut dengan sebuah permintaan.

Dalam ilmu ekonomi, permintaan merujuk pada jumlah barang yang dapat dibeli
dengan berbagai kemungkinan harga dalam jangka waktu tertentu, dengan asumsi bahwa
barang lain tetap sama. Dengan kata lain, permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang dapat
dibeli dengan berbagai kemungkinan harga selama periode waktu tertentu, dengan asumsi
bahwa faktor-faktor lain tetap konstan atau ceteris paribus.

Manfaat dari teori permintaan adalah untuk menetapkan faktor-faktor yang


mempengaruhi permintaan. Hal ini membuat jumlah permintaan barang akan berbanding
terbalik dengan harga. Hubungan antara harga dengan jumlah permintaan hampir selalu terjadi
dalam kegiatan ekonomi.

Terdapat beberapa faktor yang menentukan permintaan, seperti harga barang, harga
barang terkait, pendapatan rumah tangga dan rata-rata masyarakat, distribusi pendapatan di
masyarakat, selera masyarakat, jumlah penduduk, dan perkiraan kondisi di masa depan.

Menurut Muhamad teori permintaan merupakan perbandingan lurus antara permintaan


terhadap harganya, yaitu apabila permintaan naik, maka harga relative akan naik, sebaliknya
apabila permintaan turun, maka harga relative akan turun.

Dalam garis besar, teori permintaan menyatakan bahwa terdapat hubungan sebanding
antara permintaan dan harga suatu barang atau produk. Jika permintaan meningkat, maka harga
cenderung naik, dan sebaliknya, jika permintaan menurun, maka harga cenderung turun. Oleh
karena itu, dalam melakukan permintaan terhadap suatu produk, kita harus menyesuaikannya
dengan kebutuhan, bukan hanya memenuhi keinginan semata. Karena semakin besar

5
permintaan kita terhadap suatu produk, dapat mengakibatkan kelangkaan bahan baku yang
digunakan dalam produksi barang tersebut.

Kurva Permintaan

Dalam kerangka mikroekonomi konvensional, teori permintaan secara umum serupa


dengan teori permintaan dalam perspektif mikroekonomi Islam. Namun, terdapat batasan-
batasan syariah yang harus diperhatikan oleh setiap Muslim dalam melakukan permintaan atau
pembelian barang-barang tertentu.

Islam mewajibkan seorang Muslim untuk membeli dan menggunakan komoditas yang
halal dan thayyib, serta dapat meninggalkan komoditas yang haram. Agama Islam telah
menjelaskan secara jelas mengenai komoditas halal dan haram, seperti yang disebutkan dalam
firman Allah SWT pada QS. Surah An-Nahl (16):114, QS. Surah Al-Baqarah (2):168 dan 173,
QS. Surah Al-Ma’idah (5):87-88 yang memberikan batasan-batasan dalam membeli dan
menggunakan suatu komoditas.

Hubungan antara faktor-faktor yang menentukan permintaan dengan jumlah


permintaan dapat dijelaskan melalui sebuah kurva permintaan. Kurva ini menggambarkan sifat
hubungan antara harga komoditas dan jumlah komoditas yang diminta oleh pembeli.

Kurva permintaan memiliki kemiringan negatif karena ketika harga naik, jumlah barang yang
diminta akan menurun, sehingga kurva permintaan akan bergerak dari kiri atas ke kanan bawah.

Berdasarkan hukum dan teori permintaan atas barang yang sudah dijelaskan
sebelumnya, apabila seorang individu di pasar akan dipengaruhi oleh adanya harga atau juga
sebaliknya pembelian barang akan mempengaruhi harga barang di pasar. Maka dapat diketahui
berapa besar perubahan permintaan terhadap perubahan harga atau sebaliknya.

Jika diperhatikan dengan seksama, perubahan permintaan dapat bervariasi tergantung pada
perubahan harga yang tidak seragam di setiap titik.

Jika jumlah barang yang diminta semakin banyak, maka harganya akan meningkat, dan
sebaliknya, jika jumlah barang yang diminta berkurang, maka harganya akan turun. Perubahan
harga terkait dengan perubahan jumlah barang yang diminta, tergantung pada tingkat
pendapatan dan waktu tertentu sesuai dengan teori permintaan.

6
Dalam tabel di atas terlihat bahwa jika jumlah barang yang diminta meningkat, maka harganya
juga akan meningkat. Sebaliknya, jika jumlah barang yang diminta berkurang, maka harganya
akan turun. Secara visual, perilaku barang yang diminta, harga, dan waktu sesuai dengan teori
permintaan dapat digambarkan dalam gambar berikut.

Kurva permintaan di atas menunjukkan bahwa kurva permintaan bergerak dari kiri atas ke
kanan bawah dan sebaliknya, menunjukkan bahwa kemiringan, gradien atau slope-nya positif.
Hal ini terjadi karena adanya hubungan terbalik antara permintaan dan harga.

2.2 Elastisitas

Elastisitas adalah ukuran seberapa besar perubahan suatu variabel (seperti permintaan
atau penawaran) sebagai respons terhadap perubahan variabel lainnya (seperti harga atau
pendapatan). Dalam konteks bisnis, elastisitas memiliki peran penting dalam memahami
perilaku konsumen dan pasar. Salah satu contoh penting dari elastisitas adalah elastisitas

7
permintaan, yang mengukur seberapa sensitif konsumen terhadap perubahan harga suatu
produk.

Hukum permintaan menyatakan bahwa semakin tinggi harga suatu produk, maka
jumlah permintaan akan cenderung menurun. Dalam hal ini, elastisitas permintaan yang tinggi
menunjukkan bahwa konsumen sangat sensitif terhadap perubahan harga, dan penurunan harga
dapat meningkatkan penjualan. Sebaliknya, jika elastisitas permintaan rendah, artinya
perubahan harga hanya memiliki sedikit atau bahkan tidak ada pengaruh pada jumlah
permintaan, sehingga menurunkan harga tidak akan memberikan manfaat yang signifikan bagi
perusahaan.

Dalam memutuskan harga produk, perusahaan perlu memperhitungkan elastisitas


permintaan dan menjaga harga pada tingkat yang memungkinkan penjualan optimal. Dengan
demikian, pemahaman yang baik tentang elastisitas sangat penting dalam membuat keputusan
bisnis yang cerdas dan memastikan kesuksesan jangka panjang bagi perusahaan.

Dalam menentukan kebijakan harga pokok produk yang dihasilkan, perusahaan harus
memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan pasar terhadap produknya.
Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan
pasar:

1. Harga produk: Harga produk yang ditawarkan akan mempengaruhi tingkat permintaan
pasar. Konsumen cenderung akan membeli lebih banyak produk pada harga yang lebih
rendah, dan sebaliknya. Oleh karena itu, perusahaan harus mempertimbangkan harga
yang kompetitif agar dapat mempengaruhi permintaan pasar terhadap produknya.
2. Harga produk lain yang berhubungan: Harga produk lain yang memiliki hubungan
saling mengganti dapat mempengaruhi permintaan pasar terhadap produk perusahaan.
Misalnya, jika harga produk pesaing turun, maka permintaan pasar terhadap produk
perusahaan bisa menurun karena konsumen akan beralih ke produk pesaing yang lebih
murah.
3. Penghasilan konsumen: Tingkat penghasilan konsumen juga mempengaruhi
permintaan pasar terhadap produk. Kenaikan penghasilan konsumen dapat
meningkatkan daya beli konsumen dan selanjutnya meningkatkan permintaan pasar
terhadap produk perusahaan.
4. Selera dan preferensi konsumen: Selera dan preferensi konsumen terhadap suatu
produk dapat mempengaruhi permintaan pasar terhadap produk tersebut. Jika

8
konsumen semakin menyukai dan memilih produk perusahaan, maka permintaan pasar
terhadap produk tersebut akan meningkat.
5. Harapan konsumen terhadap kenaikan harga, kenaikan pendapatan, atau kelangkaan
produk di masa depan juga dapat mempengaruhi permintaan pasar terhadap produk.
Jika konsumen memperkirakan bahwa harga produk akan naik atau produk akan langka
di masa depan, maka mereka cenderung akan membeli lebih banyak produk sekarang.
6. Jumlah konsumen juga mempengaruhi permintaan pasar terhadap produk. Semakin
banyak konsumen yang tertarik dengan produk perusahaan, maka permintaan pasar
terhadap produk tersebut akan semakin meningkat.

Dalam menentukan harga pokok produk, perusahaan harus mempertimbangkan faktor-faktor


tersebut dan menyesuaikan harga produknya agar dapat memenuhi permintaan pasar dengan
baik

Terdapat beberapa jenis elastisitas dalam ekonomi, antara lain elastisitas permintaan silang dan
elastisitas permintaan pendapatan.

1. Elastisitas permintaan silang (cross-price elasticity of demand) adalah koefisien yang


menunjukkan seberapa besar perubahan persentase dalam permintaan suatu barang X
sebagai akibat dari perubahan harga barang Y. Besarnya elastisitas permintaan silang
dapat dihitung menggunakan rumus berikut:
EC = ((Qx2 - Qx1) / ((Qx1 + Qx2) / 2)) / ((Py2 - Py1) / ((Py1 + Py2) / 2))

9
dengan:
• Qx1 dan Qx2 adalah jumlah barang X yang diminta sebelum dan setelah perubahan
harga barang Y
• Py1 dan Py2 adalah harga barang Y sebelum dan setelah perubahan harga tersebut

Jika nilai elastisitas permintaan silang (Ec) > 0, maka barang X dan Y dianggap sebagai barang
substitusi (jika harga barang Y naik, maka permintaan barang X akan meningkat), sedangkan
jika Ec < 0, maka barang X dan Y dianggap sebagai barang komplementer (jika harga barang
Y naik, maka permintaan barang X akan menurun).

Elastisitas permintaan pendapatan (income elasticity of demand) adalah koefisien yang


menunjukkan seberapa besar perubahan persentase dalam permintaan suatu barang sebagai
akibat dari perubahan pendapatan konsumen. Besarnya elastisitas permintaan pendapatan dapat
dihitung menggunakan rumus berikut:

Ey = ((Q2 - Q1) / ((Q1 + Q2) / 2)) / ((Y2 - Y1) / ((Y1 + Y2) / 2))

dengan:

• Q1 dan Q2 adalah jumlah barang yang diminta sebelum dan setelah perubahan
pendapatan konsumen
• Y1 dan Y2 adalah pendapatan konsumen sebelum dan setelah perubahan pendapatan
tersebut
Jika nilai elastisitas permintaan pendapatan (Ey) > 0, maka barang tersebut termasuk barang
normal (jika pendapatan konsumen naik, maka permintaan akan meningkat), sedangkan jika
Ey < 0, maka barang tersebut termasuk barang inferior (jika pendapatan konsumen naik, maka
permintaan akan menurun).

2.3 Kurva Permintaan Barang Halal

➢ Dalam Pilihan Halal Haram

Ketika dihadapkan dengan pilihan antara barang halal dan haram dalam konteks hukum
Islam, solusi opsionalnya adalah solusi sudut atau "corner solution". Hal ini berarti mencapai
kepuasan maksimal pada kurva indiferen dengan tidak mengonsumsi barang haram sama
sekali, atau titik 0, dalam kata lain anggaran seharusnya digunakan untuk mengonsumsi hanya

10
barang halal. Jika Ya (barang haram) dan Xa (barang halal), maka solusi optimal terjadi ketika
konsumsi Ya berada di titik 0. Dalam situasi dimana harus memilih antara barang halal dan
haram, solusinya adalah corner solution.

Sebagai contoh, jika seorang konsumen mempunyai pendapatan I= Rp 1.000.000 per bulan,
pilihan mengkonsumsi barang halal X dan barang haram Y. Harga barang X, Px= Rp 100.000
dan harga barang Y, Py= Rp 200.000. Titik A, A’, A” menunjukkan konsumsi seluruhnya
dialokasikan pada barang X, dan titik B menunjukkan konsumsi seluruhnya dialokasikan pada
barang Y dengan simulasi penurunan harga dari Rp 100.000 ke tingkat Px= Rp 50.000 dan Px=
Rp 25.000.

Tabel corner solution permintaan barang halal pilihan halal-haram

Apabila kita berasumsi tentang perubahan harga barang X, maka terdapat tiga tipe garis
anggaran yang berbeda. Pada harga X sebesar Rp 100.000, garis anggaran berada pada BL1,
sedangkan pada harga X sebesar Rp 50.000, garis anggaran berada pada BL2. Begitu juga
ketika harga X turun menjadi Rp 25.000, garis anggaran berada pada BL3. Dengan
menggunakan simulasi penurunan harga barang X yang halal, kita dapat merumuskan kurva
permintaan barang halal X dalam konteks pilihan halal-haram.

11
Penurunan kurva permintaan, barang X halal dan barang Y haram

➢ Keadaan Darurat Tidak Optimal

Situasi darurat tidak optimal, dalam konsep Islam, hal yang haram dan halal telah jelas
dibedakan. Dalam konteks ekonomi, ketika dihadapkan dengan pilihan antara barang halal dan
barang haram, solusi optimal adalah corner solution, yaitu mengalokasikan seluruh pendapatan
untuk mengkonsumsi barang halal.

Mengonsumsi barang haram akan meningkatkan tingkat ketidaknyamanan (disutility),


sementara mengurangi konsumsi barang haram akan menurunkan tingkat ketidaknyamanan
(disutility). Solusi sudut (corner solution) adalah solusi optimal karena mengonsumsi barang
haram sebanyak nihil akan menghilangkan ketidaknyamanan tersebut. Selain itu,
mengalokasikan seluruh pendapatan untuk mengonsumsi barang halal akan meningkatkan
tingkat kepuasan (utility).

Oleh karena itu, saat memilih produk barang halal haram selalu ada solusi yang optimal corner
solution yaitu mengkonsumsi semua produk halal. Artinya, dalam setiap situasi darurat, yaitu
situasi di mana seseorang terpaksa mengkonsumsi barang illegal, tentu bukan corner solution
dan karenanya tentu bukan solusi yang optimal, situasi darurat seperti itu bukanlah situasi yang
optimal.

Sub-optimality keadaan darurat dengan jelas terlihat bila kita membandingkan titik DP dengan
titik Qx(U2). Optimal solution untuk tingkat utility U2 adalah corner solution pada tingkat

12
QxF. Oleh karena tingkat utility U2 lebih baik dibandingkan tingkat utility U1, jelaslah titik
DP sub-optimal disbanding Qx(U2).

Suboptimal solution, Barang halal X dan baraang Y haram

Supply barang X terbatas di mana kondisi jumlah maksimum pada QxF (Qx pada full capacity)
sehingga kurva U3 tidak dapat dicapai. Pada Darurat Point (DP) terdapat barang Y. jelas di sini
bahwa Darurat Point (DP) bukanlah solusi yang optimal karena titik DP bukanlah merupakan
titik persinggungan. DP selalu tidak optimal. Apabila U2 > U1, maka U2 optimal. Pada U2’
tidak ada permintaan terhadap barang haram.

➢ Permintaan Barang Haram Dalam Kondisi Darurat

Pada dasarnya, seorang Muslim diberikan pilihan hanya untuk mengonsumsi barang yang
halal dan baik, sehingga tidak ada permintaan atas barang haram kecuali dalam keadaan
darurat. Hal ini berlaku terutama untuk keadaan darurat ketika permintaan atas barang haram
meningkat.

Para ulama mendefinisikan keadaan darurat sebagai suatu kondisi yang mengancam
keselamatan jiwa seseorang. Dalam kondisi darurat, permintaan atas barang haram bersifat
insidentil dan sifatnya sementara.

13
Secara matematis, permintaan atas barang haram dalam kondisi darurat tidak
bergantung pada harga barang tersebut. Permintaan atas barang haram terjadi karena adanya
faktor kondisi yang mengancam keselamatan jiwa, bukan karena faktor harga barang haram
tersebut. Oleh karena itu, hukum permintaan tidak berlaku pada barang haram.

Penggunaan adanya konsep darurat terbatas dan harus sesuai dengan syari’ah, sebagaimana
telah dijelaskan dalam QS. Al-Baqarah (2):173

“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi,


dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. tetapi Barangsiapa
dalam Keadaan terpaksa (memakannya) sedang Dia tidak menginginkannya dan tidak
(pula) melampaui batas, Maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Al-Baqarah:173).

Ayat di atas menjelaskan tentang jenis hewan yang diperbolehkan untuk dimakan dan hewan
yang diharamkan untuk dimakan. Namun, jika kita terpaksa harus makan hewan yang
diharamkan karena ingin menyelamatkan nyawa, maka kita boleh memakannya dengan tujuan
hanya untuk mempertahankan hidup. Dalam hal ini, Allah SWT Maha Pengampun dan Maha
Penyayang, dimana artinya bahwa Allah SWT tidak akan menghukum seseorang yang
memakan sesuatu yang diharamkan karena keadaan darurat.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Permintaan dalam ilmu ekonomi mengacu pada jumlah barang atau jasa yang ingin
dibeli oleh konsumen pada berbagai tingkat harga tertentu selama periode waktu tertentu,
dengan asumsi bahwa faktor-faktor lain yang mempengaruhi permintaan (seperti pendapatan
konsumen, harga barang lain, dan preferensi konsumen) tetap konstan. Teori permintaan sangat
penting dalam analisis ekonomi karena dapat membantu para produsen dan pemerintah dalam
mengambil keputusan yang tepat mengenai produksi dan harga. Dalam teori permintaan,
terdapat hukum permintaan yang menyatakan bahwa apabila harga suatu barang naik, maka
jumlah permintaan akan cenderung menurun, sedangkan apabila harga suatu barang turun,
maka jumlah permintaan akan cenderung meningkat. Selain itu, teori permintaan juga
membahas faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan, seperti pendapatan konsumen, harga
barang lain yang terkait, selera dan preferensi konsumen, dan faktor-faktor lainnya seperti iklim
ekonomi dan kebijakan pemerintah. Hal ini membantu produsen untuk menghasilkan produk
yang tepat sasaran dan menjualnya dengan harga yang wajar, serta membantu pemerintah
dalam merumuskan kebijakan yang tepat untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
kesejahteraan masyarakat.

Komoditas halal adalah yang diperbolehkan untuk dikonsumsi atau digunakan oleh
seorang Muslim, sedangkan komoditas haram adalah yang dilarang untuk dikonsumsi atau
digunakan. Beberapa contoh komoditas yang dianggap halal dalam Islam antara lain daging
dari hewan yang disembelih sesuai dengan syariat Islam, makanan yang tidak mengandung
bahan-bahan haram seperti babi, alkohol, atau daging yang tidak halal, serta produk-produk
yang dibuat dengan bahan-bahan halal. Sementara itu, beberapa contoh komoditas yang
dianggap haram dalam Islam antara lain daging babi, alkohol, narkoba, serta produk-produk
yang dibuat dengan bahan-bahan haram. Dalam Islam, ada juga konsep thayyib yang merujuk
pada kebersihan dan kualitas yang baik dari suatu komoditas. Oleh karena itu, selain harus
halal, suatu komoditas juga harus memenuhi standar thayyib untuk bisa dikonsumsi atau
digunakan oleh seorang Muslim. Dalam Islam, membeli dan menggunakan komoditas yang
halal dan thayyib adalah suatu kewajiban bagi setiap Muslim. Ini bertujuan untuk menjaga
kesehatan, keselamatan, dan spiritualitas umat Muslim serta menjaga kebersihan dan keamanan
lingkungan.

15
Dalam keadaan darurat, permintaan atas komoditas haram dapat meningkat karena
faktor-faktor seperti kebutuhan mendesak atau ancaman terhadap keselamatan jiwa. Dalam
situasi seperti itu, hukum permintaan dan penawaran mungkin tidak berlaku sepenuhnya seperti
dalam situasi normal di mana harga adalah faktor utama dalam menentukan permintaan.
Namun, hal ini tidak berarti bahwa hukum permintaan dan penawaran tidak berlaku pada
komoditas haram dalam situasi normal. Pada akhirnya, faktor-faktor lain seperti preferensi
konsumen, ketersediaan barang, dan persaingan pasar juga dapat mempengaruhi permintaan
dan harga komoditas haram di pasar.

3.2 Saran

Dengan adanya materi ini dari Permintaan Islam berharap agar semua pelaku ekonomi dapat
menerapkan permintan sesuai dengan syariat Islam. Selain itu juga diharapkan Permintaan
Islam tetap eksis ditengah-tengah Ekonomi Konvensional.

16
DAFTAR PUSTAKA
Amin, S. M. (2013). Tafsir Ayat Ekonomi: Teks, Terjemah,dan Tafsir. Jakarta: AMZAH.

Gilarso. (2007). Ilmu Ekonomi Mikro Teori Permintaan. Semarang: PT. Angkasa Bhakti.

Muhammad. (2004). Ekonomi Mikro Dalam Perspektif Islam. BPFP, 113.

Nordaus, P. A. (2001). Microekonomic. North America HBI, 47.

Rini, I. (2015). Teori Permintaan (Komparasi Dalam Perspektif Ekonomi Konvensional


Dengan Ekonomi Islam). Jurnal Islamika.

17

Anda mungkin juga menyukai