Anda di halaman 1dari 26

TABEL REVIEW LITERATUR

No. Penulis dan Penerbit Temuan-Temuan Penting Metode yang digunakan Simpulan Utama
(Lengkap dengan volume dalam Literatur
dan tahun terbit)
1 Darmawan, H., Suradinata, E., Pembentukan kebijakan yang ideal Penelitian ini menggunakan Tidak semua orang Indonesia
Lambelanova, R., dan dapat berhasil dilaksanakan jika pendekatan kualitatif dan bisa mendapatkan tempat
Lukman, S. (2021). didukung oleh empat faktor utama, kuantitatif, seperti yang tinggal yang layak. Pendapatan
Strategi Dan Mode yaitu proses perumusan kebijakan, ditunjukkan oleh analisis yang rendah menghalangi untuk
Pemerintah Kota organisasi pelaksana, penduduk mendalam dan kajian pustaka. membeli rumah yang semakin
Palembang Dalam sebagai sasaran kebijakan (kelompok Kajian yang digunakan dalam mahal. Pemerintah Kota
Menerapkan Kebijakan sasaran) dan faktor lingkungannya. penelitian tentang Palembang telah menginisiasi
Pembangunan Rumah Pembangunan rumah murah implementasi Kebijakan program pembuatan hunian
Murah Bagi Masyarakat memberikan peluang-peluang baru Pembangunan Perumahan terjangkau bagi masyarakat
Berpenghasilan Rendah. yang dapat membantu perkembangan Murah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Jurnal Papatung. 4 (1). kota dan penduduknya, seperti berpenghasilan rendah di Kota Namun, strategi ini belum
mengurangi pemukiman kumuh serta Palembang didefinisikan sepenuhnya berhasil.
menciptakan budaya dan daya pikir secara kualitatif.
masyarakat perkotaan yang modern.

2 Muhtadi, Y. (2020). Keberhasilan dari kebijakan Mengunakan metode Implementasi kebijakan


Implementasi Kebijakan Implementasi kebijakan program penelitian deskritif kualitatif. program penyediaan rumah
Program Penyediaan penyediaan rumah layak huni bagi Metode Penelitian ini layak huni bagi masyarakat
Rumah Layak Huni Bagi masyarakat berpenghasilan di Kota menggunakan pendekatan berpenghasilan di Kota
Masyarakat Tangerang disebakan adanya teori model implementasi Tangerang telah berjalan dengan
Berpenghasilan Rendah komitmen yang kuat dari Pemerintah kebijakan dari Merillee S. baik. Dampak dari Implementasi
Di Kota Tangerang. Kota Tangerang serta dukungan Grindle. Peneliti melakukan Kebijakan ini Masyarakat
Pelita: Jurnal Penelitian sumber daya manusia dan juga proses pengumpulan data berpenghasilan rendah di Kota
dan Karya Ilmiah. 20 (2). dukungan anggaran serta sarana dan melalui observasi, wawancara Tangerang telah memiliki
prasarana sangat baik. Partisipasi dari serta studi literature dengan rumah layak huni dalam
seluruh Staekholder terutama dari berbagai sumber untuk lingkungan sehat dan baik.
unsur masyarakat diantaranya Badan mengetahui bagaimana
Keswadayaan Masyarakat dan juga Implementasi kebijakan
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat program penyediaan rumah
dan juga dari kalangan perguruan layak huni bagi masyarakat
tinggi sangat kuat. berpenghasilan rendah.

3 Putra, A. S. dan Manaf, A. 1) 89 % Responden dengan hunian Menggunakan Metode Masih banyak Masyarakat
(2014). Perencanaan berstatus kontrak di Kecamatan Kuantitatif dengan objeknya Berpenghasilan Rendah (MBR)
Perumahan Bagi Banyumanik tergolong adalah Karakteristik MBR yang belum mendapat dukungan
Masyarakat Masyarakat Berpenghasilan Pemerintah dalam memperoleh
Berpenghasilan Rendah Rendah (MBR) dengan Rumah sehingga harus
Di Kecamatan Penghasilan dibawah Rp. memenuhinya secara swadaya.
Banyumanik Kota 3.500.000/bulan dengan ratarata Program dari Pemerintah yang
Semarang. Jurnal Teknik penghasilan seluruh responden berkembang selama ini
PWK (Perencanaan adalah Rp. 1.500.000. cenderung bersifat Top Down
Wilayah Kota). 3 (4). 2) 69 % Responden bekerja di sector dan hanya bisa dirasakan oleh
Informal dengan pekerjaan Buruh, segelintir orang saja. Pihak
Pedagang, Tukang Parkir, dan Swasta berorientasi pada
lainnya) dan rata-rata memiliki keuntungan dan focus dalam
latar pendidikan sampai SMA. penyediaan rumah untuk kelas
3) Masyarakat Berpenghasilan menengah keatas.
Rendah (MBR) cenderung
memilih lokasi untuk bermukim
dengan alasan ekonomi yaitu
lokasi rumah yang dekat dengan
lokasi bekerja mereka, hal ini
dapat dilihat dari lokasi dan
tempat bekerja Responden yang
tidak terlalu jauh dan masih berada
dalam 1 kecamatan.
4) MBR rata-rata membutuhkan 2
Kamar setidaknya yaitu kamar
untuk Orang tua dan Anak.
5) Dari rata-rata penghasilan mereka
yaitu Rp. 1.500.000/bulan, mereka
menyisihkan Rp. 300.000/bulan
atau 20% dari rata-rata
penghasilan mereka.
6) Salah satu strategi dalam
menurunkan harga rumah adalah
adanya Subsidi Silang oleh
Masyarakat Menengah keatas.

4 Setianto, N. dan Amri. (2019). Kebutuhan subsidi perumahan di Kegiatan penelitian bersifat Dengan adanya penelitian ini
Analisis Kebutuhan Kota Banda Aceh bahwa variabel kuantitatif dengan diharapkan masyarakat yang
Subsidi Perumahan Di bebas yaitu, jumlah anggota keluarga menggunakan data primer. berpenghasilan rendah di Kota
Kota Banda Aceh. dan pendapatan berpengaruh secara Data primer dikumpulkan Banda Aceh akan mendapatkan
Jurnal Teknik PWK positif dan signifikan, hanya variable dengan mengumpulkan rumah yang layak huni.
(Perencanaan Wilayah usia yang tidak signifikan terhadap responden dari sampel yang Rata-rata yang ingin menerima
Kota). 1 (4). keinginan menerima subsidi telah ditetapkan melalui subsidi adalah masyarakat yang
perumahan di Kota Banda Aceh. pembagian kuisioner yang masih berusia produktif
Total Economic Value pada telah dipersiapkan sehingga pemerintah tidak perlu
penelitian ini sebesar Rp sebelumnya. Menggunakan khawatir dalam memberikan
7.451.743.000 dan rata-rata keinginan model regresi linear berganda. subsidi perumahan apabila itu
menerima subsidi perumahan dalam bentuk KPR.
masyarakat yang berpenghasilan
rendah di Kota Banda Aceh sebesar
Rp 75.270.130.

5 Sudianing, N. K., Widnyani, 1) Pelaksanaan kebijakan perumahan Penelitian ini menggunakan Dari temuan tersebut
I.A. P. S., dan Winarni, bersubsidi untuk LIC didahului pendekatan kualitatif dengan direkomendasikan hal-hal
L. N. (2019). dengan memastikan persyaratan menggunakan metode analisis sebagai berikut:
Implementasi Kebijakan yang harus dipenuhi oleh dari Creswell (2016). 1) Pelaksanaan aturan harus
Rumah Bersubsidi Bagi pengusaha atau kelompok sasaran. dilakukan secara konsisten;
Masyarakat Implementasinya berhasil 2) RTRW perlu direvisi untuk
Berpenghasilan Rendah ditentukan oleh sinergi antara memenuhi pembangunan
(MBR) Di Kabupaten pemerintah daerah, pengusaha, rumah subsidi;
Buleleng (Studi bank dan kelompok sasaran; 3) Bank yang ditunjuk
Terhadap Pelaksanaan 2) Pengawasan terkait pelaksanaan diharapkan menyediakan
Undang-Undang No. kebijakan secara umum lebih sumber daya manusia yang
1/2011 Tentang ditekankan pada upaya preventif memadai dan prosedur yang
Perumahan Dan melalui proses awal pemberian lebih mudah;
Kawasan Permukiman). tunjangan dan persyaratan 4) Sedangkan pengusaha
Locus: Majalah Ilmiah administrasi yang harus dipenuhi diharapkan menyediakan
FISIP. 11 (1). oleh kelompok sasaran; kebutuhan modal dan
3) Faktor pendukung yang investasi yang sesuai dengan
ditemukan: peraturan yang telah
(1) Banyaknya penduduk yang ditetapkan,
memiliki perumahan yang tidak 5) Penyedia diminta untuk lebih
layak huni; mensosialisasikan
(2) Dukungan yang besar dari perumahan bersubsidi
pemerintah daerah dan pemerintah kepada masyarakat.
daerah;
(3) Lahan yang luas untuk
membangun rumah subsidi; dan
(4) Kerjasama yang baik antar
pemangku kepentingan.

Faktor penghambat:
1) Adanya perubahan peraturan
pelaksanaan yang menimbulkan
kesulitan yang lebih besar di
antara para pemangku
kepentingan yang terlibat;
2) Belum adanya regulasi pendukung
kebijakan perumahan bersubsidi
terhadap LiC di daerah;
3) Keterbatasan lahan di kawasan
perkotaan yang sesuai dengan
Rencana Tata Ruang Wilayah;
4) Terhambatnya proses di bank dan
keterbatasan sumber daya manusia
dan Proses sosialisasi yang belum
optimal.

6 Aminova, Y.F., Malau, H. Hasil penelitian ini ditemukan bahwa Metode penelitian yang Harga rumah yang terus naik
(2020). Implementasi implementasi program kredit digunakan adalah metode membuat masyarakat semakin
Program Kredit perumahan rakyat (KPR) bersubsidi kualitatif. pengumpulan data sulit untuk mendapatkan hunian
Perumahan Rakyat bagi masyarakat berpenghasilan dilakukan dengan cara yang layak dan terjangkau.
(KPR) Bersubsidi Bagi rendah di kota Padang sudah baik, observasi, wawancara dan Pemerintah dalam mengatasi hal
Masyarakat terbukti dari pernyataan masyarakat dokumentasi. Tekhnik pemenuhan rumah memberikan
Berpenghasilan Rendah baik pengguna maupun non pengguna pengumpulan data subsidi untuk pembangunan
di Kota Padang. Jurnal yang mengatakan program ini bagus menggunakan tekhnik perumahan sederhana dan sehat
Perspektif : Jurnal dan sangat bermanfaat bagi triangulasi untuk menyediakan rumah yang
Kajian Sosiologi dan masyarakat. Akan tetapi masih ada layak huni dan terjangkau
Pendidikan, Vol. 3, No. 1. permasalahan yang masih perlu khususnya bagi masyarakat
perhatian seperti kendala pada berpenghasilan rendah (MBR).
fasilitas-fasilitas umum yang masih MBR adalah masyarakat yang
belum memadai. Permasalahan memiliki pendapatan kurang.
penelitian ini yaitu terkait komunikasi Subsidi KPR adalah salah satu
yang masih kurang serta masalah upaya pemerintah dalam
yang dialami para implementor mengatasi hal tersebut.
seperti kendala administrasi dan yang
terakhir kesadaran masyarakat
pengguna rumah KPR yang masih
kurang dalam memahami setiap
aturan yang diterapkan.

7 Athmaja, H.J., Murtiadi, S., Metode Analitycal Hierarchy Process Metode penelitian ini Kabupaten Lombok Barat
Anshari, B. (2020). (AHP) merupakan metode yang baik dilakukan berdasarkan lokasi adalah sebuah Kabupaten di
Tingkat Kepuasan digunakan untuk menentukan penelitian yang digunakan Provinsi Nusa Tenggara Barat
Penghuni Rumah Di kepuasan konsumen. Dari seluruh sebagai studi kasus adalah yang ibu kotanya adalah
Perumahan Bersubsidi rangkaian penelitian serta hasil dan perumahan bersubsidi di Gerung, dengan luas 1.053,92
Kabupaten Lombok pembahasan dengan menggunakan Kabupaten Lombok Barat. Km². Lombok Barat juga
Barat. Jurnal Sistem metode Analitycal Hierarchy Process Jumlah perumahan bersubsidi memiliki masalah keterbatasan
Terbuka, Vol. 15, No. 3. (AHP) terhadap Tingkat Kepuasan yang dijadikan sampel lahan untuk perumahan,
Penghuni Rumah di Perumahan sebanyak 4 (empat) terutama bagi masyarakat
Bersubsidi Kabupaten Lombok Barat perumahan. Tujuannya adalah berpenghasilan rendah. Program
dapat ditarik kesimpulan sebagai agar diperoleh keputusan pembangunan perumahan satu
berikut: terhadap tingkat kepuasan juta rumah yang diprakarsai oleh
1) Kredibilitas pengembang penghuni rumah di perumahan pemerintah adalah salah satu
(developer) memiliki prioritas bersubsidi Kabupaten upaya pemerintah untuk
tertinggi yaitu 0,275, dimana Lombok Barat terwakilkan memenuhi kebutuhan
kredibilitas pengembang oleh sampel tersebut. perumahan bagi masyarakat
(developer) sangat mempengaruhi berpenghasilan rendah (MBR),
terhadap kepercayaan pembeli dimana pemerintah bekerja
rumah terhadap kepuasannya saat sama dengan pengembang
menghuni perumahan bersubsidi. (developer)sebagai pembuat
2) Lokasi perumahan 0,176, dimana perumahan dan perbankkan
lokasi perumahan yang dibangun sebagai penyedia fasilitas kredit.
harus strategis. Penelitian ini bertujuan untuk
3) Kualitas bangunan 0,158, dimana meningkatkan peran pemangku
kualitas bangunan sudah sesuai kepentingan dalam membangun
dengan standar bangunan dari perumahan bersubsidi, yang
Kementrian PUPR dengan desain diukur dengan tingkat kepuasan
bangunannya yang mengikuti penghuni rumah di perumahan
perkembangan jaman dan bersubsidi Kabupaten Lombok
teknologi. Barat. Kesimpulanya,
4) Promosi 0,123, dimana promosi kredibilitas pengembang
yang dibuat harus menarik dan (developer) sangat
mudah dimengerti. mempengaruhi terhadap
5) Pelayanan kredit kepemilikan kepercayaan pembeli rumah
rumah (KPR) Bank 0,105, dimana terhadap kepuasannya saat
pelayanan yang dilakukan dengan
proses cepat dan tepat, dapat menghuni perumahan
memberikan kepastian terhadap bersubsidi.
nasabah.
6) Kelengkapan sarana dan prasarana
perumahan 0,092, dimana
kelengkapan sarana dan prasarana
harus dibuat terlebih dahulu atau
bersamaan dengan saat
pembangunan unit rumah
bersubsidi.
7) Harga jual rumah 0,071, dimana
harga jual rumah sesuai peraturan
pemerintah.

8 Bramantyo., Tyas, W.P., Berdasarkan jurnal yang telah saya Metode penelitian yang Dilatarbelakangi oleh
Argyantoro, A. (2019). baca, hasil yang disampaikan pada digunakan dalam kajian ini permasalahan kualitas rumah
Aspek Kualitas Rumah jurnal ini yaitu penulis dapat adalah metode deskriptif- subsidi yang masih menjadi
Subsidi Pada Program menyimpulkan bahwa aspek kualitas kuantitatif. Melalui metode salah satu hambatan utama bagi
Rumah Murah perumahan subsidi Mutiara Hati di kuantitatif, kajian ini berupaya masyarakat berpenghasilan
Berdasarkan Perspektif Kota Semarang ini dinilai “Cukup untuk mengukur aspek rendah (MBR) untuk
Penerima Manfaat Studi baik”. Penilaian ini dilihat kualitas rumah subsidi dengan memperoleh rumah yang layak
Kasus: Perumahan berdasarkan ukuran rumah, kondisi menggunakan data terukur huni dan terjangkau, maka
Subsidi Mutiara Hati rumah, lokasi rumah, jarak ke tempat berdasarkan penilaian dari kajian ini bertujuan untuk
Semarang. Jurnal kerja, dan ketersediaan fasilitas penerima manfaat rumah menilai aspek kualitas rumah
Permukiman, Vol. 14, umum disekitar lokasi perumahan tersebut (MBR). Sementara subsidi pada program Rumah
No. 1, Hal. 1-9. bersubsidi tersebut. Selain diantara 5 metode deskriptif digunakan Murah berdasarkan perspektif
parameter yang dinilai “Cukup baik” untuk menjelaskan hasil MBR sebagai penerima manfaat
tersebut ternyata terdapat 3 parameter analisis dari data terukur yang program. Kajian ini
yang memiliki penilaian yang dikumpulkan pada lokasi studi menggunakan studi kasus pada
berbeda-beda yakni Kondisi kasus. Adapun pengumpulan Perumahan Mutiara Hati di Kota
lingkungan mendapat penilaian data dalam kajian ini Semarang, dimana data
“Baik”, Kondisi prasarana dasar dilakukan melalui kuesioner dikumpulkan melalui kuesioner
mendapat penilaian “Kurang Baik”, sebagai metode utama, yang terhadap 60 responden, dan
serta Ketersediaan transportasi umum ditunjang oleh observasi di dianalisis dengan deskriptif-
mendapat penilaian “Buruk”. Untuk lapangan. statistik dan pembobotan. Hasil
meningkatkan kualitas rumah subsidi kajian ini menunjukkan bahwa
pada Program Rumah Murah, salah aspek kualitas rumah subsidi di
satu rekomendasi yang dapat lokasi studi kasus memperoleh
diberikan berdasarkan kajian ini bobot total 1.222 poin yang
adalah penetapan kebijakan harga masuk kategori penilaian
rumah subsidi yang lebih realistis, “cukup baik”, meski tingkat
yang tetap terjangkau bagi MBR kepuasan yang didapatkan dari
namun lebih atraktif bagi responden hanya 63,65%.
pengembang swasta. Dengan Pembelajaran dari studi kasus
kebijakan harga rumah yang lebih yang dapat ditarik untuk
realistis, yang ditunjang oleh merepresentasikan kondisi
pengaturan mengenai standar rumah subsidi secara umum
minimum kualitas rumah subsidi pada program Rumah Murah di
yang lebih ketat, diharapkan kualitas Indonesia, yaitu mengenai
rumah subsidi yang dibangun oleh rendahnya kualitas rumah
kalangan pengembang menjadi lebih subsidi terkait dengan kondisi
baik. Selain itu, dengan harga yang fisik bangunan rumah dan
lebih atraktif, diharapkan jumlah kondisi prasarana dasar yang
pengembang yang tertarik untuk disediakan oleh pengembang,
membangun rumah subsidi lebih dan masalah keterbatasan suplai
banyak, sehingga pasar perumahan rumah subsidi pada pasar
subsidi lebih kompetitif dalam perumahan formal akibat
menyediakan rumah subsidi yang minimnya jumlah pengembang
layak huni dan terjangkau. Di sisi swasta yang tertarik untuk
lain, untuk menjamin agar kualitas membangun rumah subsidi.
rumah subsidi yang dihasilkan oleh
pengembang memenuhi standar
rumah layak huni, maka peran
pemerintah daerah perlu
dioptimalkan untuk melakukan
pengawasan yang lebih ketat terhadap
proses perizinan dan konstruksi
rumah subsidi yang dilakukan oleh
pengembang.

9 Kusumastuti, D. (2015). Pemberian subsidi pada bidang Penelitian ini merupakan Tujuan penelitian ini adalah
Kajian Terhadap perumahan merupakan salah satu penelitian hukum normatif, untuk mengetahui
Kebijakan Pemerintah kebijakan dari pemerintah terhadap yaitu penelitian yang perkembangan kebijakan
Dalam Pemberian penyediaan perumahan khususnya dilakukan dengan cara subsidi di bidang perumahan di
Subsidi Di Sektor masyarakat berpenghasilan rendah. meneliti data sekunder Indonesia, dan untuk
Perumahan. Jurnal Dari koreksi harga pasar perumahan (pustaka). Data sekunder mengetahui kendala-kendala
Fakultas Hukum, Vol. 4, yang sangat tinggi tidak memberikan terdiri dari bahan hukum yang menghambat
No. 3 peluang kepada masyarakat primer yang terdiri dari UU pembangunan perumahan
berpenghasilan rendah untuk 1945, Peraturan perundangan bersubsidi di Indonesia.
memiliki rumah. Pemberian subsidi di bidang Perumahan Penelitian ini merupakan
terhadap masyarakat berpenghasilan bersubsidi. Bahan hukum penelitian hukum normatif,
rendah ini diharapkan akan sekunder yang terdiri dari yaitu penelitian yang dilakukan
mewujudkan masyarakat khususnya literatur yang menunjang, baik dengan cara meneliti data
masyarakat berpenghasilan rendah sekunder (pustaka) terdiri dari
untuk memiliki rumah. Kendala yang jurnal maupun hasil :bahan hukum primer; bahan
menghambat pembangunan penelitian. hukum sekunder. Dalam
perumahan bersubsidi adalah penelitian hukum normatif, data
rendahnya jumlah serapan perumahan yang telah terkumpul, baik
bersubsidi apabila dibandingkan melalui inventarisasi bahan-
dengan semakin tingginya kebutuhan bahan hukum primer maupun
terhadap rumah. penyelusuran bahan sekunder,
dilakukan content analysis yang
kemudian diolah menjadi
premis- premis umum tentang
norma-norma umum dalam
peraturan subsidi di bidang
perumahan.Selanjutnya
dianalisis secara deduktif
dengan mempergunakan pola
berfikir silogisme yang tersusun
dari dua buah pernyataan
(premis mayor dan premis
minor) dan sebuah kesimpulan.
Kesimpulan:1)pemberian
subsidi terhadap masyarakat
berpenghasilan rendah ini
diharapkan akan mewujudkan
masyarakat khususnya
masyarakat berpenghasilan
rendah untuk memiliki rumah;
2) rendahnya tingkat serapan
terhadap perumahan bersubsidi.
10 Lopulalan, J.E., Leuwol, N.V. Bertolak dari paparan hasil penelitian Metode penelitian yang Penelitian ini dilakukan dengan
(2019). Jurnal Akrab dan pembahasannya maka dapat digunakan dalam penelitian alasan mendasar yang melatar
Juara, Vol. 4, No.4, Hal. disimpulkan bahwa hanya 40% dari ini adalah penelitian kualitatif belakangi pembangunan yang
111-128. konsumen perumahan bersubsidi yang bersifat induktif dilakukan guna menjawab
yang diadakan melalui Program sebagaimana umumnya masalah kependudukan melalui
Pengadaan Rumah Murah dan digunakan dalam penelitian pembangunan rumah murah
Pengembangan Kawasan yang mengkaji individu, suatu untuk Masyarakat
Permukiman di Kabupaten Sorong kelompok maupun Berpenghasilan Rendah (MBR)
yang memenuhi syarat sebagai masyarakat, lembaga dan pembangunan kawasan
sasaran program yaitu MBR. Dan masyarakat maupun pranata. permukiman di Kabupaten
MBR konsumen rumah bersubsidi Sorong berdasarkan Undang-
dalam penelitian ini telah mengalami Undang Nomor 01 Tahun 2011
perubahan sosial dengan memenuhi 4 tentang Perumahan dan
(empat) fungsi dasar perubahan sosial Pembangunan Permukiman
sesuai teori perubahan sosial oleh yang telah dikembangkan Mulai
Talcot Parson (functionl Pemerintah Kabupaten Sorong
prerequisite). Namun dengan menggandeng pengusaha bidang
kecilnya persentase MBR yang perumahan belum dapat
tersentuh sebagai penerima manfaat dilaksanakan dengan bantuan
dari program ini, maka perubahan peningkatan masyarakat sasaran
sosial yang terjadi ini belum mampu program Masyarakat
memberikan kontribusi yang berarti masyarakat Sorong pada
bagi terjadinya perubahan sosial umumnya. Metode yang
dalam skala besar hingga digunakan dalam penelitian ini
keberlanjutan program ini dapat adalah metode penelitian
dicapai dan tujuan jangka panjang kualitatif dengan subjek
dari program ini yaitu peningkatan penelitian MBR konsumen
perumahan bersubsidi di
kesejahteraan masyarakat miskin wilayah Kabupaten Sorong yang
dapat terpenuhi. telah memiliki unit perumahan.
Hasil penelitian menemukan
bahwa perubahan sosial yang
terjadi pada MBR perlu tidak
cukup untuk mendukung
keberlanjutan program
pembangunan di bidang
perumahan rakyat dengan MBR
sebagai target dari peningkatan
kesejahteraan rakyat ini.

11 Agus, F., Fanny, S., & Ditemukan jumlah kecil penghuni Pendekatan deskriptif Secara umum efektifitas
Muliana, R. (2020). telah pernah memiliki dan telah kualitatif yang didukung oleh Implementasi Program
Efektivitas Implementasi pernah mendapatkan subsidi data dari hasil kuesioner, PerumahanBersubsidi bagi
Program Perumahan perumahan sebelumnya. wawancara, dan observasi MBR mendapat nilai 80% yang
Bersubsidi Bagi lapangan, serta data dari berarti Efektif.
Masyarakat kajian dokumen dan telaah
Berpenghasilan Rendah pustaka.
Kota Pekanbaru (Studi
Kasus : Kecamatan
Tenayan Raya). Jurnal
saintis, 20(02), 101-109.

12 Azaria, V. P., Bela, P. A., & Berdasarkan analisis pasar, Wawancara, dan observasi Rumah menjadi salah satu
Deliyanto, B. (2020). perumahan bersubsidi terbilang lapangan, serta data dari kebutuhan primer bagi
Studi Kelayakan cocok pada objek studi karena objek kajian dokumen dan telaah masyarakat, selain sebagai
Perumahan Bersubsidi studi sendiri berada di Saga, Balaraja pustaka. tempat tinggal rumah juga
Penunjang Kawasan dimana Balaraja merupakansalah satu merupakan tempat berlindung
Industri (Lokasi : Saga, pusat kawasan industri yang ada di dan sebagai tempat berkumpul
Balaraja, Kabupaten Kabupaten Tangerang. sekaligus sebagai barang
Tangerang). Jurnal investasi. Bagi masyarakat
Sains, Teknologi, Urban, berpenghasilan rendah
Perancangan, Arsitektur kesenjangan antara kebutuhan
(Stupa), 2(2), 2589-2602. penyediaan rumah dari tahun ke
tahun masih terus terjadi, hal itu
dikarenakan masih rendahnya
daya beli atau terbatasnya akses
ke sistem pembiayaan rumah.

13 Parmadi, A. N. A. G. (2018). Banyaknya lokasi rumah bersubsidi Deskriptif kualitatif, Belum adanya standar dan
Implementasi Kebijakan yang dibangun dengan pemberian mempergunakan informan sasaran, kurangnya kemampuan
Program Rumah fasilitas lingkungan dan perubahan kunci (key informan) sumber daya, komunikasi dan
Bersubsidi Di Kecamatan bentukbangunan menunjukkan pemahaman rumah bersubsidi
Banjar Kabupaten penghuninya bukan dari masyarakat kurang dipahami, perbedaan
Buleleng. Public berpenghasilan rendah. karakteristik dan sikap para
Inspiration: Jurnal pelaksana dalamproses
Administrasi Publik, memperoleh subsidi
3(1), 34-45.
14 Siswanti, D. D. (2013). Diperlukan pengendalian antisipatif Menggunakan metode Program Gerakan Nasional
Pengendalian (feed forwardcontrol) dan kuantitatif melalui Pembangunan Sejuta Rumah
Kepemilikan RSH pengendalian terhadap kondisi wawancara,kuesioner, survey (GN-PSR) yangdilaksanakan
Subsidi di Kelurahan penghunian yang tidak tepat institusional, dan kajian pemerintahuntuk menyediakan
Meteseh Kota Semarang. (feedback control)untuk melengkapi literatur. rumah bagi masyarakat
Jurnal pembangunan dan memudahkan penyediaan RSH berpenghasilan rendah (MBR)
subsidi. menemui beberapa
wilayah & kota, 9(2), permasalahan. Salah satu
194-204. permasalahan yang muncul
adalah subsidi pemilikan Rumah
Siap Huni (RSH)yang belum
tepat sasaran.

15 Winata, H., & Rahardjo, P. Bahwa desain rumah yang diminati Analisis lokasi, analisis tapak, Besarnya pengembalian yang
(2020). Pengembangan oleh pembeli yakni desain yang analisis legalitan, analisis didapatkan pengembang pada
Perumahan Subsidi menyerupai rumah yang berada di objek studi banding, analisis tahun n, lama pengembaliannya
Untuk Pekerja Industri di Citra Maja Raya dengan desain yang preferensi dan analisis dan persentase keuntungannya
Karawang. Jurnal Sains, modern walupun harganya lebih keuangan
Teknologi, Urban, tinggi dibanding harga rumah subsidi
Perancangan, Arsitektur di Karawang
(Stupa), 2(1), 1189-1200.
Dinamika Ekonomi: Jurnal Ekonomi dan Pembangunan

Vol. XI, No. V, 2020, pp. 1-10

Journal homepage: https://bit.ly/dinamika_ekonomi

ANALISIS PERKEMBANGAN REALISASI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP


PEMBANGUNAN PERUMAHAN BERSUBSIDI BAGI MAYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH
(MBR) DI INDONESIA

Mutia Azzahra1, Rizka Nurul Aulia2 , Tesya Nur Hayatri3

¹ Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan Unisba


2
Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan Unisba
3
Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan Unisba
Corresponding Author Email: mutiazzahra2000@gmail.com

ABSTRAK
Received: 14/06/2021 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa signifikan pengaruh dari
pembangunan rumah bersubsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan juga
Accepted: DD/MM/YYYY bagaimana analisis perkembangan realisasi kebijakan pemerintah terhadap
pembangunan perumahan bersubsidi bagi mayarakat berpenghasilan rendah (MBR)
di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu prosedur
Kata Kunci : Perumahan Bersubsidi, Masyarakat penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
Berpenghasilan Rendah (KPR), Kredit Pemilikan Rumah orang-orang dan prilaku yang dapat diamati, dan juga menggunakan metode jurnal
(KPR). literatur yaitu sebagai rujukan yang digunakan untuk mendapatkan informasi
tertentu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam perkembangan realisasi
kebijakan pemerintah terhadap pembangunan perumahan bersubsidi masih memiliki
sejumlah permasalahan. Mulai dari teknis bangunan, ketidaktepatan sasaran, hingga
masalah perizinan pembangunan rumah subsidi bagi masyarakat berpenghasilan
rendah (MBR) di seluruh Indonesia.

1. LATAR BELAKANG

Rumah merupakan kebutuhan primer bagi manusia ketika telah terpenuhinya sandang dan pangan. Setelah seorang
manusia terpenuhi kebutuhan primernya, maka barulah dapat memenuhi kebutuhan sekunder dan terSiernya. Sehingga
rumah merupakan kebutuhan yang penting bagi manusia karena berfungsi sebagai pelindung dari segala bahaya dan cuaca,
juga sebagai tempat berinteraksinya sebuah keluarga. Pertumbuhan penduduk disetiap tahunnya pasti mengalami
peningkatan yang kemudian menyebabkan kebutuhan rumah bagi manusia terus meningkat, hal ini menyebabkan harga
lahan semakin tinggi. Tingginya harga lahan membuat sebagian orang tidak mampu dalam memenuhi kebutuhan akan
rumah. Terutama di daerah-daerah perkotaan, masyarakat yang berpenghasilan rendah pada umumnya tidak mampu untuk
membeli lahan dan membangun rumah secara mandiri. Maka adanya kebijakan pemerintah dalam penyedian perumahan
yang disubsidi dapat menjadi suatu upaya dalam pemenuhan kebutuhan akan rumah.
Kebijakan rumah bersubsidi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilan
rendah dimana subsidi/bantuan pembiayaan perumahan termasuk dalam bentuk subsidi barang yang diberikan kepada
golongan yang berpendapatan rendah dalam hal pemenuhan kebutuhan rumah, yaitu berupa rumah dengan harga dibawah
harga pasar dan pembayaran menggunakan cara kredit. Untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilan
rendah yang dilakukan oleh Pemerintah melalui undang- undang, peraturan pemerintah dan keputusan menteri serta
pelaksanaannya melalui Departemen Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPERA) dengan skema Fasilitas
Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Fasilitas tersebut diberikan kepada masyarakat sebagai kelompok sasaran dan
pengembang perumahan sebagai penyedia unit rumah bersubsidi.
1 ISSN 1693-0606 | E-ISSN 2598-6287
2. TINJAUAN TEORITIS

2.1 Definisi Rumah


Rumah adalah suatu bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal seseorang, rumah biasanya dibuat untuk
melindungi dari kondisi cuaca yang buruk dan juga sebagai sarana untuk beristirahat. Saat ini, banyak juga masyarakat
menilai rumah bukan hanya sebagai tempat tinggal seseorang saja tetapi rumah juga sebagai alat ukur ekonomi seseorang.

2.2 Definisi Subsidi


Subsidi adalah salah satu bentuk intervensi pemeritah terhadap kegiatan pasar yang pada akhirnya ditujukan tidak
hanya untuk menjaga stabilitas harga pasar tetapi juga untuk menyejahterakan perekonomian masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Subsidi dilakukan dengan memberikan bantuan berupa dana oleh pemerintah kepada masyarakat
sebagai konsumen, melalui produsen suatu barang dan jasa yang pada akhirnya berdampak kepada penurunan harga barang
atau jasa yang akan dinikmati oleh masyarakat.

2.3 Definisi Perumahan Bersubsidi


Perumahan bersubsidi adalah perumahan yang dalam pembuatannya terdapat aliran dana dari pemerintah sehingga
harga rumah bersubsidi mampu dijangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah agar memiliki tempat tinggal yang layak
huni. Definisi lainnya yaitu perumahanbersubsidi adalah salah satu bantuan alternatif yang diberikan oleh pemerintah untuk
Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) agar bisa mendapatkan rumah yang layak dengan harga yang terjangkau.
Perumahan bersubsidi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan juga meringankan masyarakat
berpenghasilan rendah dalam membeli rumah yang layak huni, sehat, dan nyaman.
Seperti yang diketahui, Perumahan bersubsidi ini dibangun oleh pemerintah karena melihat harga rumah yang kini
semakin lama semakin meningkat dan membuat masyarakat semakin sulit untuk mendapatkan rumah yang layak huni dan
terjangkau. Karena sesuai dengan pembahasan sebelumnya bahwa perumahan bersubsidi ini di khususkan untuk Warga
Negara Indonesia (WNI) berpenghasilan rendah saja. Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) ini merupakan
masyarakat yang memiliki pendapatan yang kurang.

2.4 Definisi Masyarakat Berpenghasilan Rendah


Masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR adalah masyarakat yang memiliki keterbatasan daya beli terhadap
barang atau jasa yang menjadi kebutuhannya, sehingga perlu medapatkan dukungan bantuan dari pemerintah dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya.

2.5 Peranan Perumahan Bersubsidi Terhadap Kesejahteraan Masyarakat


Subsidi sangatlah berperan bagi kesejahteraan masyarakat terutama dalam hal ekonomi. Dengan adanya subsidi
maka masyarakat diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pokok hidupnya salah satunya, yaitu kebutuhan tempat tinggal
atau rumah yang layak huni. Masyarakat yang berpenghasilan rendah diharapkan tetap bisa memiliki rumah layak huni
dengan harga yang murah. Pembangunan rumah murah memberikan peluang-peluang baru yang dapat membantu
perkembangan kota dan penduduknya, seperti mengurangi pemukiman kumuh serta menciptakan budaya dan daya pikir
masyarakat perkotaan yang modern.
Pembangunan perumahan bersubsidi memiliki peranan penting terhadap masyarakat, dengan berbagai manfaat
yang ada, masyarakat dapat meraih kesejahteraan dari adanya perumahan bersubsidi. Berdasarkan manfaatnya, dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1) Sebagai tempat tinggal
Saat ini, rumah sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat, rumah digunakan sebagai sarana untuk melindungi
dari kondisi cuaca yang buruk dan juga sebagai sarana untuk beristirahat.
2) Untuk membantu mengurangi angka tuna wisma
Untuk membantu mengurangi angka tuna wisma yang ada, pembangunan rumah bersubsidi ini diharapkan dapat
membantu masyarakat yang bekerja dengan penghasilan yang rendah yang kesulitan dalam hal membeli rumah.
Sehingga, dengan adanya perumahan bersubsidi ini dapat meringankan mereka dalam memiliki sebuah rumah.
Selain itu, tentunya dengan adanya perumahanbersubsidi ini nantinya diharapkan juga dapat mengurangi jumlah
tuna wisma yang ada di Indonesia.

2 ISSN 1693-0606 | E-ISSN 2598-6287


3) Membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat
Seperti yang diketahui bahwa, di Indonesa masih banyak masyarakat yang tidak memiliki rumah, oleh karena itu
perumahan bersubsidi ini hadir untuk diberikan kepada masyarakat berpenghasilan rendah untuk memiliki rumah.
Dengan memiliki rumah sendiri, tentunya dapat membantu masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidupnya,
pasalnya perumahan bersubsidi ini dapat dijadikan sebagai tempat yang nyaman untuk beristirahat dan juga
berkumpul bersama dengan keluarga.

2.5.1 Keuntungan Perumahan Bersubsidi


Perumahan bersubsidi ini menawarkan banyak sekali keuntungan yang bisa dimiliki oleh masyarakat
berpenghasilan rendah, keuntungan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Memiliki harga yang jauh lebih murah
Keuntungan pertama ini merupakan alasan utama mengapa masyarakat memutuskan untuk memilih tinggal di
rumah bersubsidi ini. Harga yang murah ini diberikan berdasarkan kebijakan pemerintah dalam memberikan subsidi
atau bantuan. Dengan harga yang murah perumahan bersubsidi ini tentunya dikenakan bunga yang relatif kecil dan
juga tidak dikenai pajak jika dibandingkan dengan perumahan konvensional.
2) Angsuran dan DP Ringan
Perumahan bersubsidi ini memiliki kisaran harga di angka Rp. 150 Juta, dimana dengan harga tersebut, masyarakat
yang ingin memiliki perumahan bersubsidi ini bisa membayar DP hanya sekitar 5% saja dari harga rumah yang
ditawarkan atau dengan membayar uang muka Rp.7,5 Juta saja. Selain itu, Angsuran KPR subsidi ini bisa dilakukan
paling lama sekitar 20 tahun, dimana dengan cicilan perbulannya1 juta saja bahkan bisa lebih dibawah itu jika
masyarakat mengambil jangka waktu kredit paling lama.
3) Persyaratan Mudah
Perumahan bersubsidi tidak hanya menawarkan dengan harga yang murah serta angsuran dan DP yang ringan saja,
tetapi salah satu yang paling mengikat dari kepemilikan rumah bersubsidi ini yaitu dengan adanya persyaratan yang
mudah, terdapat beberapa persyaratan yang tentunya cukup mudah dan memang harus dipenuhi di awal sebagai
prasyarat dapat memperoleh perumahan subsidi. Persyaratan tersebut seperti dokumen pribadi yang penting untuk
disiapkan sebagai memperlancar proses pengajuan KPR subsidi, dokuman yang disebut antara lain seperti Kartu
Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), akta nikah jika pemohon yang mengajukan rumah subsidi sudah
menikah, surat keterangan kerja dari instansi terkait beserta slip gaji, kemudian dengan melengkapi dokumen
penting lainnya seperti surat belum pernah memiliki rumah dan lain sebagainya. Selain itu, untuk pekerjaannya
sendiri, pemohon yang mengajukan tentunya sudah harus bekerja minimal 1 tahun di perusahaan tertentu. Dengan
begitu, jika syarat-syarat tersebut dapat dipenuhi, maka proses pengajuan kredit pun pasti akan jauh lebih cepat.

2.5.2 Kekurangan Perumahan Bersubsidi


Selain memiliki keuntungan, perumahan bersubsidipun tentunya memiliki kekurangannya tersendiri,
kekurangannya yaitu sebagai berikut :
1) Akses Perumahan Sulit Dijangkau
Tidak hanya memiliki keuntungan saja, Perumahan bersubsidi pun memiliki cukup banyak kekurangannya, salah
satunya yaitu akses perumahan yang sulit dijangkau. Sulitnya menemukan lokasi rumah bersubsidi merupakan salah
satu kelemahan dari proyek pembangunan pemerintah ini. Pemohon yang mengajukan rumah subsidi ini alangkah
baiknya memiliki kendaraan pribadi untuk dapat menjangkau lokasi perumahan tersebut. Pasalnya, kondisi jalan
untuk mencapai lokasi pun masih terbilang kurang bagus.
2) Jauh dari Pusat Kota
Kelemahan selanjutnya yaitu jauh dari pusat kota, hal ini merupakan fakta bahwa rata-rata pembangunan rumah
bersubsidi ditempatkan di tempat yang jauh dari keramaian di kota dari namun perumahan bersubsidi cukup dekat
dengan lokasi industri. Sehingga apabila pembeli rumah bersubsidi ingin mengunjungi pusat kota, tentunya mereka
harus menempuh jarak perjalanan yang jauh dan juga harus menerobos dari kemacetan di kota.
3) Spesifikasi Bangunan Rumah Yang Terlalu Standar, Jauh dari Kata Layak
Berdasarkan informasi yang didapatkan, Perumahan bersubsidi nyatanya tidak memiliki standar bangunan yang
sempurna. Pasalnya, karena perumahan bersubsidi ini hanya memiliki luas bangunan sebesar 36 meter persegi untuk
rumah tapak dan juga 21 – 36 meter persegi untuk rumah susun. Peraturan ini dibuat agar target pemerintah tepat
sasaran. Selain itu,rumah bersubsidi di beberapa lokasi tertentu memiliki struktur bangunan yang kurang baik yang
menyebabkan struktur bangunan rentan terkena berbagai masalah seperti bocor, roboh, dsb.

3 ISSN 1693-0606 | E-ISSN 2598-6287


2.6 Persyaratan Perumahan Bersubsidi
Adapun syarat yang harus dipenuhi untuk mengajukan KPR FLPP dibagi menjadi 2 yaitu sebagai berikut :
1) Syarat Umum
• Warga Negara Indonesia (WNI) dan Domisili Di Indonesia
• Usia Minimal 21 Tahun atau Telah Menikah
• Penerima Maupun Pasangan (Suami/Istri) Belum Pernah Memiliki Rumah dan Belum Pernah Menerima Subsidi
Pemerintah Untuk Pemilikan Rumah Sebelumnya
• Gaji Pokok Tidak Lebih Dari Rp 4 Juta
• Telah Bekerja atau Memiliki Usaha Minimal 1 Tahun
• Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atau Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan
(Pph) Orang Pribadi Sesuai Perundang-Undangan Yang Berlaku.
2) Syarat Dokumen
• Form Aplikasi Kredit, Lengkap Dengan Pasfoto Pemohon dan Pasangan
• Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) Pemohon dan Pasangan, Kartu Keluarga (KK), Serta Surat Nikah/Cerai
• Slip Gaji Terakhir atau Surat Keterangan Penghasilan (SKP), Fotokopi Surat Keputusan (SK) Pengangkatan
Pegawai Tetap atau Surat Keterangan Kerja (khusus pegawai)
• Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Tanda Daftar Perusahaan (TDP) Surat Keterangan Domisili Serta
Laporan Keuangan 3 Bulan Terakhir (Khusus Wiraswasta)
• Fotokopi Izin Praktek (Khusus Profesional)
• Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
• Fotokopi Rekening Koran atau Tabungan 3 Bulan Terakhir
• Surat Pernyataan Belum Memiliki Rumah
• Surat Pernyataan Belum Pernah Menerima Subsidi Untuk Pemilikan Rumah

2.7 Bank Pelaksana Dalam Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Bersubsidi


Bank Pelaksana merupakan bank umum, bank umum syariah, dan unit syariah yang bekerjasama dengan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam rangka penyaluran kemudahan dan/atau bantuan perolehan
rumah bagi Masyarakat berpenghasilan Rendah (MBR).

2.8 Ketepatan Sasaran Penerima Bantuan KPR Bersubsidi


Tepat sasaran adalah sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan oleh Pemerintah. Ketepatan sasaran penerima
KPR Bersubsidi sekurang – kurangnya meliputi :
1) Ketepatan dalam pemenuhan persyaratan dan kriteria MBR penerima KPR Bersubsidi sesuai peraturan perundang
– undangan;
2) Kesesuaian harga jual rumah yang dibeli menggunakan KPR bersubsidi sesuai dengan peraturan perundang -
undangan;
3) Pemanfaatan rumah oleh pemilik sebagai hunian atau tempat tinggal sesuai ketentuan peraturan perundang -
undangan.

2.9 Faktor-Faktor Yang Membuat Rumah Subsidi Tidak Tepat Sasaran


1) Lokasi rumah subsidi yang berada jauh dari pusat kota.
2) Faktanya 30 sampai 40 persen rumah subsidi ditinggalkan kosong pemiliknya karena digunakan untuk investasi.
3) Ada sebanyak 60 persen keluarga di Indonesia berpenghasilan di bawah Rp2,5 juta, artinya bahwa hunian subsidi
dinilai masih tidak terjangkau oleh masyarakat kecil.
4) Moda transportasi yang dibangun pemerintah pun masih belum sepenuhnya berpihak pada rakyat kecil, alhasil
jalur-jalur transportasi yang dibangun APBN lebih banyak dimanfaatkan oleh para pemilik modal untuk
membangun hunian strategis masyarakat kelas atas. Rumah subsidi seharusnya ada di dekat infrastruktur yang
dibangun APBN.
5) Implementasi tata kota tidak bagus, tidak mendukung area lokasi rumah subsidi.

4 ISSN 1693-0606 | E-ISSN 2598-6287


3. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2010, hlm. 4)
mengemukakanbahwa penelitian kualitatif adalah “prosedur penelitian yang menghasilkandata deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang danprilaku yang dapat diamati”. Penelitian kualitatif bertumpu pada latarbelakang
alamiah secara holistik, memposisikan manusia sebagai alatpenelitian, melakukan analisis data secara induktif, lebih
mementingkanproses daripada hasil penelitian.
Selain itu, penelitian ini juga menggunakan metode jurnal- jurnal literatur. Literatur dapat diartikan sebagai sumber
ataupun acuan yang digunakan dalam berbagai macam aktivitas di dunia pendidikan ataupun aktivitas lainnya. Literatur
juga dapat diartikan sebagai rujukan yang digunakan untuk mendapatkan informasi tertentu.

4. HASIL DAN DISKUSI

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam perkembangan realisasi kebijakan pemerintah terhadap
pembangunan perumahan bersubsidi masih memiliki sejumlah permasalahan. mulai dari teknis bangunan, ketidaktepatan
sasaran, hingga masalah perizinan pembangunan rumah subsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di seluruh
Indonesia.
1. Ketentuan Teknis Bangunan
Ketentuan teknis bangunan merupakan persyaratan kelayakan hunian pada rumah subsidi, yakni meliputi
keselamatan; kesehatan; kenyamanan; dan kemudahan. Selain itu, untuk memenuhi persyaratan tata bangunan serta
lingkungan sebagai syarat dalam mewujudkan perumahan yang sehat dan berkelanjutan. Rumah subsidi yang sudah
terbangun faktanya tidak layak untuk ditempati. Pengembang rumah subsidi menolak permintaan penerapan
Sertifikat Laik Fungsi (SLF). Hal tersebut dikarenakan rumah subsidi masuk dalam kategori rumah sederhana
sehingga tidak perlu memakai SLF. Selain itu, masalah lainnya adalah bahwa rumah subsidi yang belum dibangun,
sementara konsumen sudah menandatangani akad kredit atas pembelian rumah subsidi yang belum dibangun
tersebut.
SLF itu sendiri memiliki banyak tujuan yang di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Mewujudkan bangunan sesuai fungsinya
Dengan SLF maka akan diperhitungkan kelayakan rumah, seperti ada/tidaknya ketersediaan listrik dan air yang
berfungsi dengan baik. Selain itu, suatu gedung juga harus mencakup persyaratan kesehatan yang meliputi
sistem pencahayaan, air bersih, pengembangan limbah, penyaluran air hujan, dan sebagainya.
b. Memberikan kepastian hukum
SLF memberikan kepastian hukum yang berlaku selama proses dan penyelenggaraan pembangunan hunian
c. Meningkatkan kenyamanan penghuni
Bangunan hunian akan dianggap lebih tertib secara administratif dan juga dianggap handal secara teknis serta
mampu menjamin keselamatan penghuni.
2. Sulitnya MBR mendapatkan KPR (Kredit Kepemilikan Rumah)
Hal ini masih menjadi persoalan klasik terkait MBR yang sulit mendapatkan KPR. Adanya keterbatasan anggaran
subsidi perumahan menyebabkan jumlah rumah subsidi setiap tahun dinilai tidak pasti dan sangat kecil. Kemudian,
biaya perizinan dan sertifikasi perumahan yang masih tergolong tinggi. Masih banyak masyarakat MBR terutama
pekerja informal yang belum terakomodir oleh perbankan karena penghasilan pekerja informal tidak tertulis. Dan
banyaknya syarat mendapatkan rumah subsidi yang menyulitkan masyarakat MBR.
3. Hambatan Teknis Kementrian PUPR
Dalam teknis yang dilakukan oleh Kementrian PUPR terkait penyaluran rumah subsidi telah meluncurkan aplikasi
bernamakan Sikasep yang diharapkan dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat dalam permintaan rumah
subsidi. Namun, faktanya tidak semua masyarakat bisa mengakses aplikasi Sikasep tersebut dikarenakan tidak
seluruh daerah terjangkau oleh internet. Kemudian banyak pekerja yang di lapangan misalnya di kebun, nelayan,
ini juga tidak terjangkau oleh teknologi tersebut sehingga ada ketidakadilan terhadap masyarakat yang lainnya.
Adapun aplikasi lainnya, yaitu Sikumbang (Sistem Informasi Kumpulan Pengembang) yang diberikan PUPR
melalui PPDPP yang diharapkan bertujuan untuk memudahkan MBR memperoleh data perumahan yang akan
dipilih. Namun, sayangnya aplikasi tersebut sering mengalami kendala error dikarenakan belum siap digunakan,
sehingga menyulitkan masyarakat mendapatkan verifikasi dari perbankan.

5 ISSN 1693-0606 | E-ISSN 2598-6287


4. Sangat Ketatnya Aturan Perbankan
Sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi cukup menyulitkan MBR.
Demikian terkait pembangunan perumahan bersubsidi masih saja mengalami masalah-masalah tersebut. Terlebih
lagi di masa pandemi Covid-19 telah mengganggu pengembang perumahan subsidi karena terpuruknya industri properti
yang tentu terlibat dalam pembagunan perumahan. Hal ini tentu perlu dukungan dari pemerintah untuk membangkitkan
kembali industri property yang terpuruk tersebut. Setidaknya dukungan yang dibutuhkan guna penundaan cicilan KPR,
sebab tidak sedikit debitur yang mampu membayar cicilan karena status kepegawaian mereka dirumahkan hingga
pemutusan hubungan kerja (PHK).
Dengan kebijakan pembangunan perumahan bersubsidi yang dikeluarkan oleh pemerintah diharapkan dapat
membantu kesediaan tempat tinggal layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Namun, terkait berbagai kebijakan
pemerintah yang dihadirkan untuk memudahkan masyarakat mendapat akses memiliki hunian yang layak masih saja
terdapat kendala-kendala yang menyulitkan masyarakat untuk mendapatkan hunian layak tersebut.
Dengan demikian, pemerintah sebagai penyelenggara kebijakan perumahan subsidi masih kurang persiapan dalam hal
penyaluran sehingga perlu membenahi kembali kebijakan tersebut agar rumah subsidi dapat dikonsumsi selayaknya dan
juga dapat diakses dengan mudah bagi masyarakat berpenghasilan rendah di mana pun MBR itu berada.

Tabel 4.1
Data Realisasi Pembangunan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Rumah Bersubsidi Bagi Masyarakat
Berpenghasilan Rendah (MBR)

Tahun Jumlah Unit Bangunan


2017 225.000 unit
2018 252.000 unit
2019 165.000 unit
2020 170.000 unit
(BisnisTempo.com, 2020)

Tabel 4.2
Data Rata-Rata Penghasilan Penerima KPR

Pekerjaan Penghasilan
Sektor Swasta Rp. 2.700.000
Wiraswasta Rp. 2.000.000
PNS Rp. 2.335.800
TNI Rp. 2.960.700
POLRI Rp. 3.290.500
Sektor Informal Rp. 1.990.170
(Worldbank,2021)

Tabel 4.3
Data Profil Debitur Penerima Subsidi Perumahan

Pekerjaan Persentase Penerima (%)


Sektor Swasta 72,79%
Wiraswasta 10,47%
PNS dan TNI/POLRI 14,9%
Sektor Informal 1,83%
(Kompas.com, 2020)

Tabel 4.4
Kisaran Harga Rumah Bersubsidi

Provinsi Harga
Wilayah Jawa (kecuali Jabodetabek) dan Rp. 150.500.000
Sumatera (kecuali Kep. Riau, Bangka Belitung,
dan Kep. Mentawai)
Kalimantan (kecuali Kab. Murung Raya dan Rp. 164.500.000
Kab. Mahakam Ulu)

6 ISSN 1693-0606 | E-ISSN 2598-6287


Sulawesi, Bangka Belitung, Kep. Mentawai, dan Rp. 156.500.000
Kep. Riau (kecuali Kep. Anambas)
Maluku, Maluku Utara, Bali dan Nusa Tenggara, Rp. 168.000.000
Jabodetabek, Kep. Anambas, Kab. Murung Raya
dan Kab. Mahakam Ulu
Papua dan Papua Barat Rp. 219.000.000
(Rumah123.com, 2020)

Tabel 4.5
Data Subsidi Uang Muka dan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Perumahan

Tahun Pembiayaan
2016 Rp. 8,77 Triliun
2017 Rp. 10,65 Triliun
2018 Rp. 9,18 Triliun
2019 Rp. 11,53 Triliun
2020 Rp. 17,94 Triliun
2021 Rp. 26,47 Triliun
( CNBC Indonesia, 2020)

5. KESIMPULAN

Rumah merupakan kebutuhan primer bagi manusia ketika telah terpenuhinya sandang dan pangan. Setelah seorang
manusia terpenuhi kebutuhan primernya, maka barulah dapat memenuhi kebutuhan sekunder dan tertiernya. Sehingga
rumah merupakan kebutuhan yang penting bagi manusia karena berfungsi sebagai pelindung dari segala bahaya dan cuaca,
juga sebagai tempat berinteraksinya sebuah keluarga. Pertumbuhan penduduk disetiap tahunnya pasti mengalami
peningkatan yang kemudian menyebabkan kebutuhan rumah bagi manusia terus meningkat, hal ini menyebabkan harga
lahan semakin tinggi.
Subsidi sangatlah berperan bagi kesejahteraan masyarakat terutama dalam hal ekonomi. Dengan adanya subsidi
maka masyarakat diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pokok hidupnya salah satunya, yaitu kebutuhan tempat tinggal
atau rumah yang layak huni. Masyarakat yang berpenghasilan rendah diharapkan tetap bisa memiliki rumah layak huni
dengan harga yang murah. Pembangunan rumah murah memberikan peluang-peluang baru yang dapat membantu
perkembangan kota dan penduduknya, seperti mengurangi pemukiman kumuh serta menciptakan budaya dan daya pikir
masyarakat perkotaan yang modern.
Perumahan bersubsidi adalah perumahan yang dalam pembuatannya terdapat aliran dana dari pemerintah sehingga
harga rumah bersubsidi mampu dijangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah agar memiliki tempat tinggal yang layak
huni. Definisi lainnya yaitu perumahanbersubsidi adalah salah satu bantuan alternatif yang diberikan oleh pemerintah untuk
Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) agar bisa mendapatkan rumah yang layak dengan harga yang terjangkau.
Perumahan bersubsidi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan juga meringankan masyarakat
berpenghasilan rendah dalam membeli rumah yang layak huni, sehat, dan nyaman.
Seperti yang diketahui, Perumahan bersubsidi ini dibangun oleh pemerintah karena melihat harga rumah yang kini
semakin lama semakin meningkat dan membuat masyarakat semakin sulit untuk mendapatkan rumah yang layak huni dan
terjangkau. Karena sesuai dengan pembahasan sebelumnya bahwa perumahan bersubsidi ini di khususkan untuk Warga
Negara Indonesia (WNI) berpenghasilan rendah saja. Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) ini merupakan
masyarakat yang memiliki pendapatan yang kurang.

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah, puji syukur atas segala karunia, rahmat, serta nikmat yang telah diberikan Allah SWT sehingga
dapat terselesaikannya penelitian ini dengan tepat waktu. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen, keluarga, serta
teman-teman yang telah memberikan semangat dan motivasi dalam pengerjaan penulisan ini.

7 ISSN 1693-0606 | E-ISSN 2598-6287


DAFTAR PUSTAKA
Agus (2019). Kelebihan Kekurangan Perumahan Subsidi Jokowi. Rumahsitus. https://cimanggucitybogor.com/artikel/kelebihan-kekurangan-
perumahan-subsidi-jokowi

Agus, F., Fanny, S., & Muliana, R. (2020). Efektivitas Implementasi Program Perumahan Bersubsidi Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah Kota
Pekanbaru (Studi Kasus : Kecamatan Tenayan Raya). Jurnal saintis, 20(02), 101-109.

Amalia, D. (2020). 7 Kelebihan Membeli Rumah Bersubsidi Yang Harus Diketahui. Golife.id. https://www.golife.id/kelebihan-rumah-bersubsidi/

Aminova, Y.F., Malau, H. (2020). Implementasi Program Kredit Perumahan Rakyat (KPR) Bersubsidi Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah Di
Kota Padang. Jurnal Perspektif : Jurnal Kajian Sosiologi dan Pendidikan, Vol. 3, No. 1.

Arman (2020). Mengenal Fungsi Hingga Keunggulan dari Perumahan Subsidi. Roomah.1d. https://roomah.id/perumahan-subsidi/

Athmaja, H.J., Murtiadi, S., Anshari, B. (2020). Tingkat Kepuasan Penghuni Rumah Di Perumahan Bersubsidi Kabupaten Lombok Barat. Jurnal
Sistem Terbuka, Vol. 15, No. 3.

Azaria, V. P., Bela, P. A., & Deliyanto, B. (2020). Studi Kelayakan Perumahan Bersubsidi Penunjang Kawasan Industri (Lokasi : Saga, Balaraja,
Kabupaten Tangerang). Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa), 2(2), 2589-2602

Bramantyo., Tyas, W.P., Argyantoro, A. (2019). Aspek Kualitas Rumah Subsidi Pada Program Rumah Murah Berdasarkan Perspektif Penerima
Manfaat. Studi Kasus: Perumahan Subsidi Mutiara Hati Semarang. Jurnal Permukiman, Vol. 14, No. 1, Hal. 1-9.

Darmawan, H., Suradinata, E., Lambelanova, R., dan Lukman, S. (2021). Strategi Dan Mode Pemerintah Kota Palembang Dalam Menerapkan
Kebijakan Pembangunan Rumah Murah Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah. Jurnal Papatung. 4 (1).

Idris, M. (2021). Ini Gaji Rata-rata Karyawan Penerima KPR Subsidi. Kompas.com. https://money.kompas.com/read/2021/03/19/110625926/ini-gaji-
rata-rata-karyawan-penerima-kpr-subsidi

Iqbal, M. (2020) Kenali 8 Kelebihan Dan Kekurangan Rumah Subsidi Sebelum Membeli. Wajib Tahu!. 99.co.
https://www.99.co/blog/indonesia/kelebihan-dan-kekurangan-rumah-subsidi/

Kusumastuti, D. (2015). Kajian Terhadap Kebijakan Pemerintah Dalam Pemberian Subsidi Di Sektor Perumahan. Jurnal Fakultas Hukum, Vol. 4, No.
3

Lopulalan, J.E., Leuwol, N.V. (2019). Perubahan Sosial Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) Konsumen Perumahan Bersubsidi Sebagai
Sasaran Program Pengadaan Perumahan dan Pengembangan Kawasan Permukiman di Kabupaten Sorong. Jurnal Akrab Juara, Vol. 4, No.4, Hal.
111-128.

Muhtadi, Y. (2020). Implementasi Kebijakan Program Penyediaan Rumah Layak Huni Bagi Masyarakat Berbenghasilan Rendah Di Kota Tangerang.
Pelita: Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah. 20 (2).

Nurhikmah, S. (2020). Mengenal Perumahan Subsidi: Syarat, Cara, Harga, dan Plus Minusnya. Rumah123.com.
https://artikel.rumah123.com/mengenal-perumahan-subsidi-syarat-cara-harga-dan-plus-minusnya-63741

Parmadi, A. N. A. G. (2018). Implementasi Kebijakan Program Rumah Bersubsidi Di Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng. Public Inspiration:
Jurnal Administrasi Publik, 3(1), 34-45.

Putra, A. S. dan Manaf, A. (2014). Perencanaan Perumahan Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah Di Kecamatan Banyumanik Kota Semarang.
Jurnal Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota). 3 (4).

Sembiring, L.J (2020). Banyak Orang RI Tak Punya Rumah, Uang Subsidi Rumah Ditambah!. CNBC Indonesia.
https://www.cnbcindonesia.com/news/20201229121146-4-212208/banyak-orang-ri-tak-punya-rumah-uang-subsidi-rumah-ditambah

Setianto, N. dan Amri. (2019). Analisis Kebutuhan Subsidi Perumahan Di Kota Banda Aceh. Jurnal Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota). 3 (4).

Setiawan, K. (2020). Realisasi KPR Rumah Bersubsidi Semester I 2020 Capai 85 Ribu Unit. Bisnis Tempo.com.
https://bisnis.tempo.co/read/1362582/realisasi-kpr-rumah-bersubsidi-semester-i-2020-capai-85-ribu-unit/full&view=ok

Siswanti, D. D. (2013). Pengendalian Kepemilikan RSH Subsidi di Kelurahan Meteseh Kota Semarang. Jurnal pembangunan wilayah & kota, 9(2),
194-204.

Sudianing, N. K., Widnyani, I.A. P. S., dan Winarni, L. N. (2019). Implementasi Kebijakan Rumah Bersubsidi Bagi Masyarakat Berpenghasilan
Rendah (MBR) Di Kabupaten Buleleng (Studi Terhadap Pelaksanaan Undang-Undang No. 1/2011 Tentang Perumahan Dan Kawasan
Permukiman). Locus: Majalah Ilmiah FISIP. 11 (1).

Winata, H., & Rahardjo, P. (2020). Pengembangan Perumahan Subsidi Untuk Pekerja Industri di Karawang. Jurnal Sains, Teknologi, Urban,
Perancangan, Arsitektur (Stupa), 2(1), 1189-1200

8 ISSN 1693-0606 | E-ISSN 2598-6287


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Tabel 4.1 Data Realisasi Pembangunan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Rumah Bersubsidi Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah
(MBR) Sumber : Bisnis Tempo.com............................................................................................................................................................ 6

Lampiran 2 Tabel 4.2 Data Rata-Rata Penghasilan Penerima Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sumber : Worldbank................................................... 6

Lampiran 3 Tabel 4.3 Data Profil Debitur Penerima Subsidi Perumahan Sumber : Kompas.com................................................................................... 6

Lampiran 4 Tabel 4.4 Kisaran Harga Rumah Bersubsidi Sumber : Rumah123.com..................................................................................................... 6

Lampiran 5 Tabel 4.5 Data Subsidi Uang Muka dan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Perumahan Sumber : CNBC Indonesia................................. 7

9 ISSN 1693-0606 | E-ISSN 2598-6287


Intergritas Bebas Dari Plagiarisme

Test plagiarism ini menggunakan situs online yaitu Duplicheker


Abstrak

Pendahuluan

Landasan Teori

Hasil Dan Diskusi

Kesimpulan

10 ISSN 1693-0606 | E-ISSN 2598-6287


Susunan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas

No Nama / NPM Program Studi Uraian Tugas


1 Mutia Azzahra Ekonomi • Mengumpulkan Jurnal-Jurnal Terdahulu
(10090219037) Pembangunan Yang Digunakan Sebagai Literatur Dalam
Penulisan Artikel Ilmiah
• Membuat Kerangka Judul Pada Artikel
Ilmiah
• Menyusun Tinjauan Teoritis Pada Artikel
Ilmiah
• Menyusun Hasil dan Diskusi Pada Artikel
Ilmiah
• Mencari Data-Data Empiris Pada Artikel
Ilmiah
2 Rizka Nurul Aulia Ekonomi • Mengumpulkan Jurnal-Jurnal Terdahulu
(10090219025) Pembangunan Yang Digunakan Sebagai Literatur Dalam
Penulisan Artikel Ilmiah
• Menyusun Tabel Review Literatur
• Membuat Cover Pada Artikel Ilmiah
• Menyusun Tinjauan Teoritis Pada Artikel
Ilmiah
• Membuat Kesimpulan Pada Artikel Ilmiah
• Menyusun Penutup Pada Artikel Ilmiah
• Menyusun Daftar Pustaka Pada Artikel
Ilmiah
• Menyusun Daftar Lampiran Pada Artikel
Ilmiah
• Melakukan Pengecekan Test Plagiarism
Setiap Sub-Bab Pada Artikel Ilmiah
• Menyusun Intergritas Bebas Dari
Plagiarisme Pada Artikel Ilmiah
• Menyusun Susunan Organisasi Tim
Penyusun dan Pembagian Tugas Pada Atikel
Ilmiah
• Menyusun Artikel Almiah Kedalam
Template Of Journal Dinamika Ekonomi
Pembangunan
3 Tesya Nur Hayatri Ekonomi • Mengumpulkan Jurnal-Jurnal Terdahulu
(10090219028) Pembangunan Yang Digunakan Sebagai Literatur Dalam
Penulisan Artikel Ilmiah
• Menyusun Abstrak Pada Artikel Ilmiah
• Menyusun Pendahuluan Pada Artikel Ilmiah
• Menyusun Metode Penelitian Yang Akan
Digunakan Dalam Penulisan Artikel Ilmiah

11 ISSN 1693-0606 | E-ISSN 2598-6287

Anda mungkin juga menyukai